16
a. Dalam kehidupan keluarga; suami-istri, orang tua-anak, antarsaudara.
b. Interaksi sosial; tetangga sesuku, perkumpulan marga.
c. Kegiatan kerohanian gereja; berkhotbah, berdoa.
d. Adat-istiadat, dan sebagainya.
3. Kedwibahasaan
Kedwibahasaan secara umum diartikan sebagai penggunaan dua bahasa oleh seorang penutur dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian
Mackey, 1962: 12, Fishman, 1975 73. Orang yang dapat menggunakan dua bahasa disebut dwibahasawan atau orang yang bilingual. Bloomfield 1933
menyatakan bahwa bilingualisme adalah kemampuan seorang penutur untuk menggunakan dua bahasa dengan sama baiknya; dalam hal ini adalah bahasa ibu
B1 dan bahasa kedua B2.
4. Konsep dan Variabel Penelitian
Untuk penelitian sikap bahasa, variabel yang akan diteliti adalah penggunaan dan sikap bahasa. Untuk penggunaan bahasa, beberapa variabel yang
menjadi perhatian adalah ranah penggunaan bahasa dan mitra bicara interlokur; semuanya dalam bentuk hubungan-peran, lokasi tempat, dan peristiwa bahasa
yang sesuai untuk keperluan penelitian pola penggunaan bahasa. Sementara itu, sikap bahasa dan penutur bahasa adalah variabel yang diteliti dalam penelitian
sikap bahasa.
17 a.
Penggunaan bahasa
Penggunaan bahasa adalah kebiasaan berbahasa seorang penutur di dalam peristiwa bahasa tertentu dengan penuturnya mitra bicara pada ranah-
ranah.
b. Sikap bahasa
Sikap bahasa adalah kepercayaan, penilaian, dan pandangan terhadap bahasa, penutur, atau masyarakatnya serta kecenderungan untuk
berperilaku terhadap bahasa, penutur bahasa atau masyarakatnya dalam cara tertentu.
c. Ranah penggunaan bahasa
Ranah penggunaan bahasa ialah susunan situasi atau cakrawala interaksi yang pada umumnya di dalamnya digunakan satu bahasa. Satu ranah
dikaitkan dengan ragam bahasa tertentu. Dibandingkan dengan situasi sosial, ranah adalah abstraksi dari persilangan antara status dan hubungan-
peran, lingkungan, dan pokok bahasan tertentu. Ranah yang menjadi pusat perhatian di dalam penelitian ini adalah ranah kelas pembelajaran. Namun
demikian, ranah yang lain juga dibicarakan, meskipun tidak sedetail pertanyaan yang diajukan dalam kaitannya dengan ranah kelas
pembelajaran.
d. Hubungan-Peran
Hubungan-peran adalah ikatan hak status dan kewajiban seseorang di dalam lembaga sosiobudaya, yang ditentukan oleh nilai-nilai dan norma
sosiobudaya suatu masyarakat, misalnya dosen-mahasiswa; mahasiswa- mahasiswa.
18 e.
Tempat
Tempat adalah tempat terjadinya peristiwa bahasa seperti kelas pembelajaran, atau di luar rumah, sedangkan peristiwa bahasa merupakan
interaksi fungsional pokok bahasan dan tindak ujaran di dalam suatu interaksi linguistik, misalnya bercakap-cakap, dan berdiskusi. Pemilihan
jenis peristiwa bahasa ini diharapkan dapat membentuk suatu dimensi interaksi yang formal dan informal.
B. Kerangka Konseptual
Pluralitas etnis dalam sebuah konteks sosial menyebabkan pluralitas bahasa sesuai dengan etnis tersebut. Hal itu menyebabkan setiap individu harus
menguasai lebih dari satu bahasa untuk dapat menjalin interaksi dengan individu dari etnis lain. Oleh sebab itu, penguasaan terhadap lebih dari satu bahasa yang
kemudian disebut kedwibahasaan atau bilingualisme secara tidak langsung menuntut penutur untuk menentukan sikap terhadap masing-masing bahasa yang
dikuasai. Sikap tersebut biasanya terbagi atas dua bagian, yakni sikap negatif dan sikap positif.
Mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan calon pendidik yang diharapkan dapat mengarahkan anak didik untuk
menggunakan bahasa nasional, dalam hal ini bahasa Indonesia, yang baik dan benar. Baik artinya sesuai dengan kaidah bahasa yang ditentukan, dan benar
artinya sesuai dengan konteks penggunaan. Namun, sebagai penutur dwibahasawan, mahasiswa dituntut untuk menentukan sikap terhadap bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa daerah sebagai bahasa sehari-hari.