24 Jadi apa yang diperlihatkan dalam tulisan maupun dalam
prakteknya bahwa Bourdieu memang menghendaki bahwa kita harus mempertahankan intelektual untuk melakukan kritik terhadap suatu
kebijakan pemerintah yang meminggirkan kaum minoritas. Jadi kita memiliki suatu perjuangan dengan nilai-nilai sosial, norma,
keberanian, membangun kemunikasi yang efektif, dan dengan melalu gerakan intelektual kolektif collective intellectuals. Kita bermain
imajinasi dalam konteks Indonesia, sambil memahami apa yang digambarkan Bourdieu bahwa benar sekali intelektual kian
dipinggirkan dalam pemahaman kebjakan publik, intelektual tak punya daya untuk mendorong sebuah kebijakan yang berpihak pada
kepentingan publik. Menghadapi semacam itu Bourdieu menawarkan sebuah gerakan untuk mengembalikan otonomi intelektual untuk
melawan dominasi terhadap ketidakadilan, gerakan intelektual ini cara baru dalam menghadapi tantangan zaman.
2.2. Strategi Gerakan Perubahan sosial
Strategi gerakan sosial berkembang secara kreatif sesuai dengan kultur dan kondisi sosial politik yang muncul disuatu daerah.
Pemahaman demikian harus terlebih dahulu disadari oleh setiap pelaku atau aktor penggerak perubahan sosial sebelum ia
memutuskan bekerja dalam dunia gerakan. Muncul gerakan sosial sebagai kekuatan dalam rangka untuk melakukan perubahan
masyarakat tidak lepas dari posisi strategis dari sekelompok kekuatan sosial yang menjadi pioner atau katalisator dari sebuah gerakan.
25 Seperti yang dikemukakan Michel Crozeir dalam Mutahir,
2011:41 bahwa dalam pendekatan strategis, pelaku sosial mempunyai rasionalitas dan sekaligus mempunyai rasionaltas
terbatas, mempunya batas kebebasan yang menjadi dasar kekuasaan mereka, jadi keberhasilan strategis, ditentukan oleh strategi
lawannya. Untuk membangun suatu strategi yang baik kita mempunyai modal sosial yang termanifetasikan melalui hubungan-
hubungan dan jaringan hubungan-hubungan yang merupakan sumber daya yang berguna dalam penentuan dan reproduksi kedudukan-
kedudukan sosial, kemudian yang termasuk modal budaya ialah keseluruhan kualifikasi intelektual yang diproduksi secara formal
maupun warisan keluarga. Tercakup dalam modal ini misalnya, ijazah, pengetahuan yang sudah diperoleh,, kode-kode budaya, cara
berbicara, kemampuan menulis, cara pembawaan, tata krama atau sopan santun, cara bergaul dan sebagainya.
Menurut Fukuyama dalam Hasbullah, 2006:82 menyatakan bahwa Trust: Social virtues and the creation of prosperty rasa percaya
dan saling mempercayai menentukan kemampuan suatu bangsa untuk membangun masyarakat dan institusi-institusi di dalamnya guna
mencapai kemajuan.
Rasa saling
mempercayai juga
akan mempengaruhi semangat dan kemampuan berkompetisi secara sehat
di tengah masyarakat. Rasa saling percaya itu tumbuh dan berakar dari nilai-nilai yang melekat pada budaya kelompok tersebut.
Strategi dalam pandangan Bourdieu merupakan hasil yang harus berlanjut dari interaksi antara disposisi habitus dan kendala serta
26 segala kemungkinannya. Strategi merupakan orientasi spesifik dari
praktik, dalam Bahasa Bourdieu 1990 strategi adalah “The product of the prctical sense as the feel of game. Ada dua tipe strategi menurut
Bourdieu 1984 yaitu: 1.
Strategi reproduksi reproduction strategies strategi ini dirancang
oleh agen
untuk mempertahankan
atau meningkatkan modal ke arah masa depan. strategi ini
merupakan sekumpulan praktik, jumlah dan komposisi modal serta kondisi sarana produksi menjadi patokan utama dalam
strategi ini. 2.
Strategi penukaran kembali reconversion strategies, strategi ini berkenaan dengan pergerakan-pergerakan agen dalam
ruang sosial. Ruang sosial tempat pergerakan agen, terustruktur dalam dua dimensi, yakni keseluruhan jumlah
modal yang terustruktur dan pembentukan jenis modal yang dominan dan yang terdominasi, Mutahir, 2011:71
Selain dua tipe strategi tersebut menurutnya juga ada strategi yang lain strategi-strategi ialah strategi investasi biologis. Strategi
pewarisan, strategi pendidikan, strategi investasi biologi dan strategi investasi simbolis. Strategis biologis terlihat dalam upaya mengontrol
jumlah keturunan. Hal itu dilakukan untuk menjamin pewarisan modal dalam memudahkan kenaikan posisi sosial. Strategi pewarisan
berfungsi untuk menjamin kekayaan terutama material. Strategi pendidikan diarahkan dengan tujuan agar pelaku sosial mempunyai
kecakapan yang sesuai dan yang dibutuhkan dalam struktur sosial agar
27 mampu menerima warisan kelompok atau bahkan mampu
memperbaiki posisi sosial. Sedangkan strategi investasi ekonomi diarahkan untuk mempertahankan untuk menambah berbagai jenis
modal, investasi bukan hanya modal ekonomi tetapi juga modal sosial.
5
Penggunaan strategi oleh agen adalah untuk mempertahankan posisi, memperbaiki posisi, membedakan diri atau untuk memperoleh
posisi baru di dalam arena dalam arena selalu terjadi pertarungan sosial. Rumusan generatif Habitus x Modal+Arena = Praktik
dikemukakan Bourdieu adalah dalam rangka memajukan sebuah pendekatan dalam memahami realitas sosial secara dialektis.
6
Jadi seperti apa yang dikemukakan Bourdieu tidak terlepas dari peran
pendidikan yang menuntun cara berpikir dan bertindak karena semua berasal dari pikiran dan tindakan manusia.
Menengok sedikit terhadap dua bangsa terkenal di dunia Cina dan Yahudi bagaimana mereka bertindak dan berkembang keduanya
mempunyai bersamaan dan perbedaan dalam proses berpikir di dalam dunia usaha untuk bertahan dan berkembang, mereka lebih menyukai
mempercayai dan menjalankan kesatuan unity kelompoknya, menjalankan koneksi dan birokrasi kekuatan-kekuatan pasar dan
aturan hukum, tetapi bangsa Yahudi lebih tertutup dan Unity-nya lebih kuat dari bangsa Cina. Faktor sejarahlah yang membuatnya
5
Intelektual kolektif Piere Bourdieu, sebuah gerakan melawan dominasi. Arizal Mutahir, 2011. hal 72
6
Intelektual kolektif Piere Bourdieu, sebuah gerakan melawan dominasi. Arizal Mutahir, 2011.hal 73
28 mereka sebagai kelompok minoritas yang pernah dikucilkan dan
dibantai. Bagaimana bangsa Yahudi mengembangkan strategi agar tetap bertahan dan menjadi manusia super di muka bumi, hanya satu
kata: pendidikan. Mereka memiliki pengetahuan, dan hal ini menunjukkan bahwa orang-orang Yahudi memiliki pendidikan yang
cukup tinggi dan terarah dengan baik, orang-orang Yahudi tidak hanya mengejar pendidikan untuk semata-mata mendapatkan uang tetapi
juga demi pendidikan serta ilmu pengetahuan itu sendiri,Wang Xiang Jun, 2010:6,9
Jadi setiap strategi dan gerakan sosial berkembang secara kreatif sesuai dengan kultur dan kondisi sosial politik yang muncul disuatu
daerah. Pemahaman demikian harus terlebih dahulu disadari oleh setiap pelaku atau aktor penggerak perubahan sosial sebelum ia
memutuskan bekerja dalam dunia gerakan. Muncul gerakan sosial sebagai kekuatan dalam rangka untuk melakukan perubahan
masyarakat tidak lepas dari posisi strategis dari sekelompok kekuatan sosial yang menjadi pioner atau katalisator dari sebuah gerakan.
Pierre Bourdieu adalah intelektual yang aktif terlibat dalam gerakan-gerakan sosial dan politik, ia memberontak melawan
mekanisme-mekanisme dominasi sosial dan membela kelompok- kelompok terpinggir dan tertindas. Alasan Bourdieu sendiri membela
yang lemah adalah dia sendiri salah satu korban moralisme bebas- nilai, seakan yang ilmiah tidak boleh berimplikasi politik, sehingga
melalui perubahan sikap Bourdieu sendiri untuk memberontak terhadap ketidakadilan yang terjadi di dalam masyarakat. Perubahan
29 ini bukannya tanpa dipengaruhi keprihatinan mendasar Bourdieu
terhadap lingkungan sosial dan hasrat terhadap perubahan. Pengalamannyalah yang menjadi bagian kelompok sosial yang
didominasi mengakibatkan promosi sosial yang diperoleh sekolah, universitas dan intelektual ia membuka segi-segi kehidupan sosial
yang tidak dilihat oleh intelektual lainnya.
7
Pendekatan strategis yang dikemukakan Michel Crozeir dalam Mutahir 2011:40,41 bahwa hubungan-hubungan kekuasaan dan
organisasi-organisasi merupakan tekanan utama bagi analisis realitas sosial. Dalam pendekatan strategi pelaku sosial mempunyai
rasionalitas dan
sekaligus mempunyai
rasionalitas terbatas,
mempunyai batas kebebasan yang menjadi dasar kekuasaan mereka. Keberhasilan strategi ditentukan oleh strategi lawannya. Crozeir
mencoba menjelaskan dialektika antara pelaku dan sistem, disatu sisi struktur-struktur sosial diciptakan, dilanggengkan dan diubah oleh
pelaku-pelaku sosial, sebaliknya disisi lain pelaku sosial meski dikatakan bebas dikondisikan struktur-struktur tersebut, pada
pendekatan ini dimensi dualitas pelaku dan struktur masih sangat kuat.
8
Bourdieu menyatukan kedua unsur yang belum terdamaikan oleh pemikir di atas dengan mencoba mempertemukan pertentangan
7
Lihat Pierre Bourdieu, kritik terhadap neoliberalisme, Basis menembus fakta. Majalah Sciences Humainesrepro no 11-12, tahun ke 52November-Desember 2003 hlm 3-8
8
Lihat Arizal Mutahir 2011: 40,41 Intelektual Kolektif Pierre Bourdieu sebuah gerakan untuk melawan dominasi
30 antara pelaku dan struktur, antara subjektivisme dan objektivisme
9
melalui metode
yang disebut
strukturalis genetis
genetic stucturalism struktur genetis berusaha mendiskripsikan suatu cara
berpikir dan cara mengajukan pertanyaan dengan metode tersebut Bourdieu
mencoba mendeskripsikan,
menganalisis dan
memperhitungkan asal-usul seseorang dan asal-usul berbagai struktur sosial. Dengan demikian menurutnya bahwa asal usul analisis struktur-
struktur objektif tidak bisa dipisahkan dari analisis asal usul struktur- struktur mental dalam individu-individu biologis yang sebagian
merupakan produk dari struktur-struktu sosial itu sendiri. Strukturalisme merupakan cara berpikir yang melihat bahwa
semua masyarakat mempunyai struktur yang sama dan tetap, dalam Mutahir, 2011:42, dan bahasa menekankan utama dalam pendekatan
strukturalisme bahasa merupakan suatu sistem tanda-tanda yang mengekspresikan ide-ide, bahasa adalah paling penting, karena itu
suatu orang dapat membayangkan suatu ilmu yang mempelajari kehidupan tanda-tanda dalam rangka kehidupan sosial Saussure,
dalam Mutahir, 2011: 43, jadi pendekatan strukturalisme merupakan sebuah tanggapan atas demam pendekatan fenomenologi yang
diwakili eksistensialisme dalam ranah intelektual, pendekatan fenomenologi merupakan pendekatan yang menitik beratkan pada
analisis terhadap gejala yang membanjiri kesadaran manusia, kesadaran manusia akan sesuatu, kesadaran selalu terarah kepada
yang lain dari dirinya, dalam Mutahir, 2011: 44-45.
9
Ritzer, 1996, Teori sosiologi modern hlm 536 dalam Arizal Mutahir 2011:41
31 Pendekatan fenomenologi secara garis besar menyatakan bahwa
realitas sosial merupakan keadaan kontingen yang terus dibentuk oleh subjek berdasarkan kreativitasnya dalam kehidupan sehari-hari,
dengan kata lain masyarakat merupakan hasil dari putusan tindakan dan kesadaran pikiran individu dalam dunia yang ditempatinya dan
berarti bagi dirinya. Dengan demikian Bourdieu mengkaji pendekatan strukturalisme dan fenomenologinya bahwa Bourdieu menyebut tiga
metode pengetahuan teoritis dalam ilmu sosial, dalam Mutahir 2011: 46
1. Fenomenologi: atau etnometodologi. Metodologi pengetahuan
teoritis ini
menekankan pada
pencarian kebenaran
pengalaman dasar dunia sosial, atau kebiasaan yang tidak dipertanyakan, atau pengertian tentang dunia sosial yang tidak
dipertanyaankan lagi. 2.
Objektivitas: Ini adalah metode pengetahuan teoritis berusaha menjawab kebenaran objektif pengalaman dasar dan kondisi
yang terkait dengan kemungkinan pengalaman-pengalaman yang terbentuk.
3. Metode pengetahuan teoritis yang berusaha menguji
kemungkinan kondisi-kondisi pengalaman terbentuk sembari menyelidiki batas pertimbangan objektif yang menyatakan
bahwa prosedur eksternal memengaruhi pemahaman tindakan praktis.
Dalam proses pembentukan dan perkembangannya, ketiga pengetahuan teoritis tersebut, secara garis besar Bourdieu
32 menunjukan terjadinya dikotomi dalam ilmu sosial yakni objektivisme
dan subjektivisme Bourdieu 1990 dalam Arizal Mutahir 2011:47. Jadi untuk proses perubahan si agen perubahan memberikan kontribusi
data, ide-ide, fakta, nilai konsep, tegaknya nila-nilai keadilan, kesejahteraan, kebenaran, dan kemajuan peradaban, jadi seorang
agen perubahan sosial adalah seorang agen transformasional dalam kemajuan masyarakat suatu daerah untuk menuju perubahan Edi
Suharto 1997:69. Pemberdayaan masyarakat seringkali melibatkan perencanaan,
pengorganisasian, dan pengembangan aktivitas, pembuatan program, usaha untuk perubahan bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup
atau kesejahteraan sosial social well-being masyarakat. Menurut pengertian yang diberikan oleh PBB, pengertian perencanaan sosial
meliputi Edi Suharto 1997:72. 1.
Perencanaan sosial sebagai perencanaan pada sektor-sektor sosial, seperti sektor kesejahteraan sosial, pendidikan,
kesehatan, kependudukan, dan kekeluargaan berencana. 2.
Perencanaan sosial sebagai perencana lintas sektoral pengertian ini sifatnya lebih menyeluruh dalam arti
perencanaan yang lebih dari sekedar perencanaan ekonomi saja.
3. Perencanaan sosial sebagai perencana pada aspek sosial dari
perencana ekonomi,
dalam pengertian
ini, pertama
perencanaan sosial
memiliki dua
dimensi, pertama
perencanaan dipandang sebagai perencena input sosial bagi
33 perencanaan ekonomi. Kedua, perencanaan sosial dipandang
sebagai perencana bagai akibat sosial yang tidak diharapkan dari adanya pembangunan ekonomi, misalnya keretakan
keluarga, kenalan remaja, polusi, pelacuran dan sebagainya.
2.3. Habitus