Habitus Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gerakan Sosial Perkumpulan Papua Pusaka Bangsa (Pendidikan dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat) T2 092010005 BAB II

33 perencanaan ekonomi. Kedua, perencanaan sosial dipandang sebagai perencana bagai akibat sosial yang tidak diharapkan dari adanya pembangunan ekonomi, misalnya keretakan keluarga, kenalan remaja, polusi, pelacuran dan sebagainya.

2.3. Habitus

Para ahli antropologi menyatakan bahwa kebudayaan merupakan manifestasi dalam lingkungan individu yang bermasyarakat yang kemudian dapat mempengaruhi individu-individu lainnya yang berada dalam lingkungan masyarakat tersebut. Reaksi-reaksi dari pengaruhnya terhadap kehidupan bermasyarakat ini kemudian merubah pola hidup dari lingkungan masyarakat tersebut. Untuk memahami suatu budaya, tindakan dan reaksi masyarakat tersebut kita melihat dari apa yang dikemukakan atau dideskripsikan oleh filsuf Prancis bernama Pierre Bourdieu. Konsepnya yang dia bicarakan adalah Habitus. Menurut Pierre Bourdieu 10 , bahwa habitus adalah struktur mental atau kognitif yang diinternalkan internalized yang melaluinya individu memahami kehidupan sosial. Habitus menghasilkan dan dihasilkan oleh bermasyarakat. Lapangan adalah jaringan hubungan antara berbagai posisi objektif. Struktur lapangan membantu memaksa atau menghambat agen, yang mungkin individual atau kolektif. 10 Pierre Bourdieu, 1977, dalam Ritzer-Goodman, 2008: 102 34 Jadi apa yang dikemukakan Bourdieu di atas mendiskripsikan bahwa manusia sebagai mahluk sosial dimana manusia saling berinteraksi satu sama yang lainnya dengan membentuk jaringan- jaringan sosial. Pembentukan jaringan sosial itu terjadi pada ruang dan waktu, dimana masyarakat itu menjalankan kehidupan. Kehidupan adalah dunia mikro tempat individu berinteraksi dan berkomunikasi. Hal inilah yang dikemukakan Bourdieu betapa akrabnya modal sosial yang dikembangkan dalam komunitas masyarakat diarena atau yang dia sebut dengan lapangan. Karena secara menyeluruh Bourdieu memusatkan perhatiannya pada hubungan habitus dan lapangan dengan menyatakan bahwa lapangan mensyaratkan adanya habitus dan habitus merupakan lapangan jadi ada hubungan dialektis antara habitus dan lapangan. Dia melihat bahwa sistem sosial tumbuh dengan mengembangkan ciri-ciri strukturalnya sendiri. Ketika strukturnya tumbuh dengan bebas dan kuat makinlama makin memaksakan dunia kehidupan. Ketika kita memperhatikan dari kehidupan ini bahwa gerakan kearah integrasi mikro-makro dan agen struktur menguat, gerakan akan meluas dengan mengikuti arus dan gerakan menuju integrasi yang lebih kompak dapat meningkatkan status sosiologis. Kemudian ada usaha untuk membawa ide-ide individu-ke individu atau indivud ke kelompok atau kelompok ke kelompok untuk memperkuat kekuatan kelompok sosial masyarakat untuk suatu gerakan perubahan. Untuk melakukan suatu gerakan perubahan ada aktor, aktor menjadi agen gerakan perubahan, kesadaran dan kemauan agen 35 yang mampu mempengaruhi atau mengendalikan praktek mereka dalam komunitas tersebut. Aktor merupakan representative daripada kelompok tersebut dia mampu membimbing dan mengarahkan anggotanya untuk melakukan suatu gerakan sosial. Maka seperti apa yang dikemukakan Bourdieu bahwa dimana agen berpartisipasi sesuai dengan posisi mereka di dalam ruang sosial dan sesuai dengan struktur mental yang menyebabkan agen dapat memahami ruang sosial. Ruang sosial dipahami sebagai pusat pembentukkan praktik-praktik sosial, misalnya ide-ide, inovatif, kreativitas, dan membentuk struktur masyarakat dan membangun kehidupan sosial. Jadi habitus ada dalam pikiran orang atau di dalam pikiran aktor. Jadi menurut Bourdieu: habitus adalah “struktur mental atau kognitif” yang digunakan aktor untuk menghadapi kehidupan sosial. Aktor dibekali serangkaian skema atau pola yang diinternalisasikan yang mereka gunakan untuk merasakan, memahami, menyadari, dan menilai dunia sosial. Melalui pola-pola itulah aktor memproduksi tindakan mereka dan juga menilainya. Secara dialektika habitus adalah “produk internalisasi struktur “ dunia sosial. 11 Sehingga disini kita bisa memahami apa yang digambarka Bourdieu bahwa habitus yang merupakan produk histrois, hasil ciptaaan kehidupan kolektif yang berlangsung selama periode relatif panjang. Dan habitus menghasilkan dan dihasilakan, oleh kehidupan sosial 11 Dalam Ritzer dan Goodman 2008, hlm 522. 36 dengan artian bahwa kebiasaan individu tertentu diperoleh melalui pengalaman hidupnya dan terjadi melalui kebiasaan itu terjadi. Disatu pihak Bourdieu menyatakan habitus adalah struktur yang menstruktur structuring structure yakni ialah struktur yang strukturisasi oleh dunia sosial. Maka apa yang digambar Bourdieu bahwa tindakanlah yang mengantarai habitus dan kehidupan sosial. Tetapi jelas disini kita juga pahami bahwa apa yang dikemukakan Myles,1999 12 berkaitan dengan habitus bahwa walaupun habitus adalah sebuah struktur yang diinternalisasikan, yang mengendalikan pikiran dan pilihan tindakan, namun habitus tidak menentukannya.

2.4. Modal kapital Menurut Pierre Bourdieu

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Wirausaha Migran Makassar di Papua T2 092010004 BAB II

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Migran dalam Bingkai Orang Papua T2 092011007 BAB II

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gerakan Sosial Perkumpulan Papua Pusaka Bangsa (Pendidikan dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat)

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gerakan Sosial Perkumpulan Papua Pusaka Bangsa (Pendidikan dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat) T2 092010005 BAB I

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gerakan Sosial Perkumpulan Papua Pusaka Bangsa (Pendidikan dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat) T2 092010005 BAB IV

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gerakan Sosial Perkumpulan Papua Pusaka Bangsa (Pendidikan dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat) T2 092010005 BAB V

0 1 119

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gerakan Sosial Perkumpulan Papua Pusaka Bangsa (Pendidikan dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat) T2 092010005 BAB VI

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gerakan Sosial Perkumpulan Papua Pusaka Bangsa (Pendidikan dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat)

0 0 10

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kebijakan Transmigrasi Lokal Pemerintah Provinsi Papua T2 BAB II

0 0 44

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Magister Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana FKIPUKSW T2 BAB II

0 3 18