2.8. Jaminan dalam Kredit Berdokumen
Pada umumnya pihak bank, seperti the Chartered Bank di Jakarta dalam ilustrasi yang telah Penulis kemukakan di atas itu, tidak semata-mata
mengandalkan surat jaminan seperti telah dikemukakan di atas untuk menciptakan suatu mekanisme rasa aman bagi bank tersebut. Namun demikian, bank seperti itu
juga meminta dan menguasai suatu jaminan yang khusus terhadap setiap pengapalan barang-barang yang diimpor oleh si importir dan dibiayai di muka
oleh dana yang disediakan oleh banknya si importir yang diperoleh dari Bank Devisa seperti The Chatered Bank di Jakarta itu.
Ketentuan atau kaedah dan prinsip hukum seperti ini selalu muncul dalam formulir atau blangko kredit yang disediakan oleh pihak bank untuk diisi oleh
pihak seperti si importir tersebut. Kaitan erat dengan pembicaraan mengenai jaminan yang khusus
sebagaimana dikemukakan di atas tersebut, maka bentuk jaminan yang paling banyak dipergunakan oleh bank seperti the Chartered Bank Jakarta adalah
menerima gadai. Dalam hal ini ada pandangan bahwa seolah -
olah “barang” yang dapat digadaikan dalam transaksi itu adalah konosemen bill of lading, serta berbagai
dokumen atau surat lainnya yang berkaitan dengan penggunaan jasa pengangkutan untuk mengangkut barang yang diimpor oleh si importir yang ada di Jakarta
tersebut.
2.9. Gadai Sebagai Jaminan Tambahan
Hukum memberlakukan jaminan berupa gadai yang menggunakan konosemen dan dokumen yang berkaitan dengan pengangkutan sebagaimana
dikemukakan di atas itu sama dengan menerima barang jaminan gadai berupa barang-barang impornya si importir yang dieksport oleh si eksportir dari Australia
tersebut.
9
Syarat yang dibutuhkan hanyalah pencantuman jenis dan jumlah serta detail barang-barang impor tersebut dalam konosemen. Dengan pencantuman
barang-barang impor itu dalam konosemen dan konosemen itu dikuasai oleh banknya si importir sebagai penerima gadai, maka lahirlah penguasaan secara
legal oleh banknya si importir atau si banknya importir mempunyai kepentingan berupa hak untuk menguasai dalam benda-benda impor tersebut.
Gadai atas konosemen itu mulai berlaku sejak penyerahan konosemen beserta dokumen pengangkutan yang berkaitan dengan barang impor tersebut
kepada pihak banknya si importir. Penyerahan itu bisa dilakukan dengan andosemen atau tanpa andosemen in blank. Atau, cara lain yang mungkin
ditempuh untuk maksud itu adalah banknya si importir dapat meminta kepada importir supaya mengusahakan bersama-sama dengan si eksportir di Australia,
agar barang-barang itu dikirim kepada banknya si importir, secara langsung dan oleh sebab itu banknya si importir menjadi consignee, atau pihak yang dituju
dalam pengiriman barang tersebut.
9
Negara eksportir telah Penulis ganti, tidak sama dengan kepustakaan yang Penulis rujuk seluruhnya dalam Bab II ini, yaitu Pustaka dalam catatan kaki no. 1 Bab ini.
Hanya saja, dalam praktek, pada umumnya bank tidak mau menjadi consignee, mengingat bank ingin menghindari tanggung jawab untuk membayar
ongkos kargo freight atau biaya pengiriman yang belum terbayarkan. Menurut pendapat Penulis, Bank seperti PT. Bank Sejahtera Umum
memang bukanlah importir, tetapi suatu bank. Bank yang berkecimpung dalam bisnis seperti di atas pada umumnya hanya berurusan dengan semata-mata
dokumen. Gadai atas konosemen itu terjadi pada saat penyerahan konosemen kepada pihak bank dengan andosemen apabila dibutuhkan, dan tidak dituntut
sama sekali perlunya formalitas lainnya. Si pihak seperti PT. Gespamindo dapat membeli secara kredit dari PT. Bank Sejahtera Umum yang telah membeli
dokumen ekspor dari The Chartered Bank Jakarta.
2.10. Formalitas Jaminan Gadai