Analisis scene dua Analisis scene satu

mengajaknya bicara. Konsep budaya yang ingin ditampilkan bada bagian ini lebih kepada bagaimana kondisi kehidupan masyarakat desa di Indonesia pada umumnya.

4.1.2 Analisis scene dua

Gambar 1 Narasi : “pok pok pok pok” suara Adi, “sore itu”suara narrator Teknik pengambilan gambar : Long Shot Gambar Narasi : “Nenek,... ayam-ayamku mana..?” Teknik pengambilan gambar : Medium Close Up Gambar 3 Narasi : “Sudah makan dulu sana” Teknik pengambilan gambar :Medium Close Up Universitas Sumatera Utara Gambar 4 Narasi : ----- Teknik pengambilan gambar : Medium Close Up Gambar 5 Narasi : “ Ada mie ayam spesial tuh “ Teknik pengambilan gambar : Medium Close Up Gambar 6 Narasi : ----- Teknik pengambilan gambar : Close Up Tataran Denotatif Gambar 1 Pada gambar pertama scene satu ini diperlihatkan Adi yang baru pulang dari sekolah dan terlihat kaget karena melihat ayam-ayamnya tidak ada, teknik pengambilan gambarnya adalah Long Shot. Potongan gambar pertama ini memperlihatkan sosok Adi yang baru pulang dari sekolah dengan pakaian yang agak sedikit berantakan, kesan lelah setelah bersekolah terlihat dari baju sekolah yang sudah tidak rapi lagi seperti pada waktu Universitas Sumatera Utara Adi berangkat sekolah. Pada adegan tersebut terdengar juga Adi yang menirukan suara ayamnya seolah-olah memanggil ayamnya, namun Adi langsung kaget dan berlari masuk rumah setelah menyadari ayamnya tidak ada. Gambar 2 Pada gambar ke 2 ini adegan berada di tangga rumah dan teknik pengambilan gambar adalah Medium Close Up, teknik ini dimaksudkan untuk memperlihatkan secara jelas raut wajah Adi yang khawatir. Gambar ke 2 ini memperlihatkan secara jelas raut wajah Adi yang ketakutan sekaligus khawatir tentang ayam-ayamnya yang menghilang. Terdapat juga narasi “ nenek… ayam-ayamku mana..?” yang semakin mempertegas ketakutan Adi akan hilangnya ayam-ayam peliharaannya. Raut wajah, serta posisi alis mata yang agak sedikit terangkat menunjukkan ketakutan seorang anak kecil akan kehilangan hal-hal yang disayanginya. Aksen bahasa yang digunakan Adi menunjukkan aksen masyarakat Indonesia timur yang khas. Gambar 3 Gambar ke 3 memperlihatkan tokoh nenek yang menyuruh Adi untuk makan setelah pulang sekolah. Teknik pengambilan gambar yang digunakan adalah Medium Close Up, yang tujuannya untuk memperlihatkan wajah dan ekspresi sang nenek secara utuh. Adi yang sepeerti tergesa-gesa menanyakan ayam-ayamnya kepada sang nenek, disambut oleh neneknya dengan tenang dan dengan tersenyum sang nenek malah menyuruh Adi untuk makan dahulu setelah ia pulang sekolah. Latar belakang nenek yang memperlihatkan adanya panci, dan peralatan dapur lainnya menunjukkan kalau si nenek sedang berada di dapur dan sedang mencuci piring pada saat menyuruh Adi untuk makan. Nenek yang memakai baju putih, rambut yang tersisir rapi dan kalung serta giwang anting-anting yang menunjukkan secara jelas penggambaran nenek-nenek yang baik hati. Dengan aksen yang sangat khas yaitu aksen bahasa masyarakat Indonesia Timur si nenek berkata “sudah,.. makan dulu sanah…” menjelaskan bahwa si nenek menyuruh Adi untuk tenang dan melupakan sejenak masalah ayam-ayam Adi yang hilang dengan menyuruh Adi untuk makan. Universitas Sumatera Utara Gambar 4 Pada gambar ke 4 ini memperlihatkan gambar Adi masih pada posisi seperti pada gambar ke 2, hanya saja dengan raut wajah yang berbeda. Teknik pengambilan gambar yang digunakan disini adalah Medium Close Up, masih sama seperti pada gambar ke 2 dan ke 3. Di gambar ini Adi terlihat sedang terengah-engah dan ditambah raut wajah yang seperti hendak menangis. Raut wajah yang diperlihatkan Adi seperti pada umunya anak-anak yang habis kehilangan sesuatu dan bingung untuk mencari kemana. Gamabr 5 Gambar ke 5 ini kembali memperlihatkan nenek yang masih menyuruh Adi untuk makan dan ditambah dengan narasi “ada mie ayam spesial tuh” menjelaskan kalu mie yang sudah dibuat nenek adalah mie yang spesial, dan teknik pengambilan gambar yang digunakan masih sama yaitu Medium Close Up. Pada potongan gambar ke 5 ini nenek yang sedang mencuci piring mengatakan “ ada mie ayam spesial tuh “. Kalimat tersebut menunjukkan kalau si nenek sudah membuatkanmemasak mie untuk si Adi yang sedang cemas karena ayam-ayamnya telah hilang, dan masih dengan aksen masyarakat Indonesia Timur yang khas. Ekspresi dan tutur kata yang lembut dari sang nenek menunjukkan bahwa si nenek adalah orang yang penyayang dan baik hati. Gambar 6 Pada gambar ke 6 ini diperlihatkan semangkuk penuh mie instan yang sudah disajikan lengkap dengan potongan ayam dan sangat menggugah selera. Teknik pengambilan gambar yang digunakan yaitu Close Up, dimaksudkan untuk memperlihatkan secara jelas detail dari semangkuk mie yang sangat mengundang selera. Gambar semangkuk mie yang ditampilkan dengan mangkuk berwarna putih dan dengan sedikit hiasan bunga berwarna kuning dan ungu pada pinggiran mangkuknya. Untuk mienya sendiri di sajikan dengan potongan sayap ayam berwarna coklat mengkilat seperti sudah dimasak dengan kecap atau digoreng lengkap dengan potongan wortel, cabe merah, daun seledri, potongan daun Universitas Sumatera Utara bawang, dan bawang goreng melengkapi taburan dari mie tersebut. Penyajian mie yang menampilkan potongan ayam tanpa meletakkan potongan telur rebus seperti biasanya menunjukkan kalau mie tersebut benar-benar rasa ayam. Tataran Konotatif Dalam scene ke 2 ini menampilkan adegan dimana Adi yang sedang tergesa-gesa karena melihat ayam-ayamnya hilang menunjukkan kalau peliharaan yang sangat disayanginya ini adalah keluarganya juga dan sekarang hal yang disayanginya itu telah hilang. Kebiasaan orang Indonesia yang menganggap hewan peliharaan sendiri seperti keluarga bahkan dengan memberinya nama adalah bentuk dari rasa saling menghormati kepada sesama makhluk hidup yang sudah diajarkan oleh nenek moyang bangsa Indonesia. Penggunaan bahasa dan aksen masyarakat Indonesia Timur yang sangat khas ingin menunjukkan bahwa produk yang dikeluarkan oleh Wings Food ini adalah asli produk dalam negeri dan kita harus bangga dengan hal itu. Pemilihan aksen Indonesia timur pada iklan ini bertujuan ingin menyampaikan dan membuat identitas sendiri untuk iklan ini agar terlihat berbeda dan mempunyai ciri khas dibanding iklan lainnya. Terbukti iklan ini sukses menyampaikan maksudnya sehingga iklan ini begitu dikenal dengan tagline “ayamku mana..?” dengan penyebutan “logat” aksen bahasa Indonesia timur yang khas. Penyampain pesan mengenai kesabaran seorang nenek kepada cucunya juga tersampaikan lewat adegan dimana si nenek dengan begitu sabar menyuruh Adi yang begitu khawatir dan ketakutan karena kehilangan seluruh ayam- ayamnya. Karakter seorang nenek yang penyabar, lembut, dan perhatian kepada cucunya tersampaikan pada iklan ini. Dimana hal tersebut merefleksikan karakter atau tokoh seorang nenek di Indonesia pada umumnya. Dan ketika kita menghadapi atau menemui seorang wanita tua dalam hal ini nenek-nenek maka image yang terbentuk di kepala kita adalah seorang yang baik hati, lembut, ramah, dan penyayang. Universitas Sumatera Utara Pada akhirnya perwujudan tokoh seorang nenek dan seorang anak kecil yang lincah pada iklan ini menunjukkan bagaimana hubungan keduanya menggambarkan kehidupan masyarakat Indonesia pada umumnya.

4.1.3. Analisis scene tiga