PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TAYANGAN SIDANG KOPI SIANIDA (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Persepsi Masyarakat Kelurahan Sei Putih Barat Terhadap Tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV)

(1)

KUESIONER PENELITIAN

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TAYANGAN SIDANG KOPI SIANIDA

(Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Persepsi Masyarakat Kelurahan Sei Putih Barat Terhadap Tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV)

Assalamualaikum Wr Wb

Dengan hormat,

Saya adalah salah satu mahasiswi Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU sedang melakukan penelitian di lingkungan II Kelurahan Sei Putih Barat Medan Petisah. Penelitian yang saya lakukan berjudul “Persepi Masyarakat Terhadap Tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV”. Penelitian ini merupakan rancangan dalam pembuatan skripsi yang menggunakan metode kuantitatif.

Saya memohon kesediaan saudara/i sekalian untuk meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner penelitian ini dengan benar, jujur dan apa adanya. Kuesioner ini merupakan alat pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian saya. Saya selaku peneliti akan menjamin identitas serta informasi yang telah anda berikan akan bersifat rahasia. Atas perhatian dan kesediaan saudara/i sekalian, saya ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Medan, Februari 2017 Hormat saya,

Dara Cornelia PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan seluruh alternative jawaban. 2. Pilihlah alternative jawaban yang paling sesuai menurut Saudara/i.

Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang paling sesuai menurut Saudara/i.

3. Untuk pertanyaan mengenai pendapat Saudara/i, isilah jawaban dengan menggunakan pilihan yang benar, singkat dan jelas.


(2)

5. Jika ada pertanyaan yang kurang dimengerti, tanyakan lansung kepada peneliti. 6. Mohon untuk tidak mengisi kotak yang berada di sebelah kanan (diisi oleh

peneliti).

No. Responden

I. Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin:

a. Pria

b. Wanita

2. Usia:

a. 20 Tahun – 29 Tahun b. 30 Tahun – 40 Tahun 3. Pendidikan Terakhir:

a. SMA/Sederajat b. Perguruan Tinggi

II. Variabel Bebas (X): Tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV

4. Menurut Anda, apakah penampilan pembawa berita tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV menarik?

a. Sangat Menarik b. Menarik

c. Kurang Menarik d. Tidak Menarik

5. Menurut Anda, apakah pembawa berita tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV menguasai kasus tersebut?

a. Sangat Menguasai b. Menguasai

c. Kurang Menguasai d. Tidak Menguasai


(3)

6. Menurut Anda, apakah pembawa berita tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV bersikap ramah saat menyapa pemirsa?

a. Sangat Ramah b. Ramah

c. Kurang Ramah d. Tidak Ramah

7. Menurut Anda, apakah artikulasi pembawa berita tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV sudah jelas?

a. Sangat Jelas b. Jelas

c. Kurang Jelas d. Tidak Jelas

8. Menurut Anda, apakah pembawa berita tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV sudah mampu menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pemirsa? a. Sangat Mampu

b. Mampu

c. Kurang Mampu d. Tidak Mampu

9. Apakah narasumber yang dihadirkan dalam Sidang Kopi Sianida mampu memberikan kesaksian sesuai dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya? a. Sangat Mampu

b. Mampu

c. Kurang Mampu d. Tidak Mampu

10. Apakah narasumber yang dihadirkan dalam Sidang Kopi Sianida dapat dipercaya dalam memberikan kesaksiaannya?

a. Sangat Dipercaya b. Dipercaya c. Kurang Dipercaya d. Tidak Dipercaya


(4)

11. Apakah latar belakang profesi narasumber yang dihadirkan dalam Siang Kopi Sianida sesuai dengan kepentingannya dalam memberikan kesaksian?

a. Sangat Sesuai b. Sesuai

c. Kurang Sesuai d. Tidak Sesuai

12. Apakah topik pembahasan mengenai Kopi Sianida di dalam persidangan menarik bagi Anda?

a. Sangat Menarik b. Menarik

c. Kurang Menarik d. Tidak Menarik

13. Menurut Anda, seberapa seringkah keterangan yang disampaikan dalam tayangan Sidang Kopi Sianida hangat diperbincangkan masyarakat?

a. Sangat Sering b. Sering c. Jarang d. Tidak Pernah

14. Apakah durasi penayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV sudah tepat? a. Sangat Tepat

b. Tepat

c. Kurang Tepat d. Tidak Tepat

15. Menurut Anda, apakah frekuensi Sidang Kopi Sianida di iNews TV yang ditayangkan secara berulang sudah sesuai?

a. Sangat Sesuai b. Sesuai

c. Kurang Sesuai d. Tidak Sesuai


(5)

16. Menurut Anda, apakah pernyataan dalam Sidang Kopi Sianida mampu mencerminkan fakta/kenyataan kasus tersebut?

a. Sangat Mampu b. Mampu

c. Kurang Mampu d. Tidak Mampu

17. Menurut Anda, apakah langkah iNews TV dalam menayangkan secara live dan terkini Sidang Kopi Sianida sudah tepat?

a. Sangat Tepat b. Tepat

c. Kurang Tepat d. Tidak Tepat

18. Menurut Anda, apakah Sidang Kopi Sianida sudah dijalankan dengan seimbang (tidak memihak)?

a. Sangat Seimbang b. Seimbang c. Kurang Seimbang d. Tidak Seimbang

19. Menurut Anda, apakah kronologi kasus Kopi Sianida sudah lengkap dijelaskan ke publik selama persidangan?

a. Sangat gengkap b. gengkap

c. Kurang gengkap d. Tidak gengkap

20. Apakah tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV menarik untuk ditonton? a. Sangat Menarik

b. Menarik

c. Kurang Menarik d. Tidak Menarik


(6)

III. Variabel Terikat (Y): Persepsi Masyarakat Lingkungan II

21. Menurut Anda, apakah penayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV sudah sesuai keinginan Anda?

a. Sangat Sesuai b. Sesuai

c. Kurang Sesuai d. Tidak Sesuai

22. Menurut Anda, apakah informasi yang dihasilkan dari tayangan Sidang Kopi Sianida mampu memenuhi kebutuhan informasi Anda?

a. Sangat Mampu b. Mampu

c. Kurang Mampu d. Tidak Mampu

23. Bagaimanakah anda menanggapi persoalan Kopi Sianida yang ramai diperbincangkan?

_________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ 24. Bagaimanakah persepsi/penilaian Anda secara umum terhadap Sidang Kopi

Sianida?

_________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ 25. Bagaimanakah komentar Anda tentang tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews

TV?

_________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________


(7)

BIODATA PENELITI

Nama / NIM : Dara Cornelia / 130904115 Tempat / Tanggal Lahir : Medan / 05 Juli 1995

Departemen : Ilmu Komunikasi FISIP USU

Alamat : Jln. Jend Gatot Subroto Gang. Johar No.21

Anak : Ke 2 dari 2 bersaudara

Orang Tua

Bapak : Dikhawianto Sjahbrann

Ibu : Masni Harun Lubis

Pendidikan : 1. SD Negeri 060834 Medan (2001-2007) 2. SMP Negeri 19 Medan (2007-2010) 3. SMA Negeri 12 Medan (2010-2013)

4. Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU angkatan 2013


(8)

DAFTAR REFERENSI

Ardianto, Elvinaro dan Erdinay, Lukiati. 2004. Komunikasi Massa:Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Baksin, Askurifai. 2006. Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Bungin, Burhan. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif : Komunikasi Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu – Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Group.

. 2006. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Media Group. Cangara, Hafied H. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Chaplin, J.P. 2006. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Effendy, Onong Uchjana. 2002. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Grob Bernard, Sahat Pakpahan. 1991. Sistem Televisi Radio. Jakarta: Erlangga. Harahap, Arifin S. 2006. Jurnalistik Televisi: Teknik Memburu dan Menulis Berita

TV. Bandung: PT. Indeks Gramedia.

Kriyantono, Rachmat. 2008. Teknik Praktis, Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Masa: Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Liliweri, Alo. 1991. Memahami Peran Komunikasi Massa Dalam Masyarakat. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Martono, Nanang. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder, Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers.


(9)

McQuail, Dennis. 1996. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Morrisan. 2008. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Muda, Dedy Iskandar. 2003. Jurnalistik Televisi, Menjadi Reporter Professional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nawawi, Hadari. 2012. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nazir, Mohammad. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. R, Fadli. 2001. Terampil Wawancara. Jakarta: Grasindo

Rakhmat, Jalaluddin. 1996. Teori-teori Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

. 2002. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

. 2004. Psikologi Komunikasi, Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

. 2013. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Santana K, Setiawan. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Singarimbun, Masri dan Effendi. 2008. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.

Soubur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.


(10)

Tebba, Sudirman. 2005. Jurnalistik Baru. Jakarta: Kalam Indonesia.

Sumber Lain:

www.nielsen.com (Diakses Pada Tanggal 20 Oktober 2016, 19:47 WIB).

https://tirto.id/drama-sidang-kopi-sianida-jessica-bGZw (Diakses Pada Tanggal 22 Oktober 2016, 20.03 WIB)

http://www.i-newstv.com/inewstve (Diakses Pada Tanggal 11 Desember 2016, 13.20 WIB)


(11)

3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 3.1.1. Letak Geografis

Kelurahan Sei Putih Barat merupakan salah satu kelurahan dari beberapa kelurahan yang ada di kecamatan Medan Petisah kota Madya Medan. Kecamatan Medan Petisah terbagi atas 7 kelurahan yaitu:

1. Kelurahan Sei Sikambing D 2. Kelurahan Petisah Tengah 3. Kelurahan Sekip

4. Kelurahan Sei Putih Timur I 5. Kelurahan Sei Putih Timur II 6. KelurahanSei Putih Tengah 7. Kelurahan Sei Putih Barat

Kelurahan Sei Putih Barat berjarak 0,5 Km dari kantor ibu kota kecamatan dengan luas 0,91 Km2 atau 18,46% dari luas keseluruhan kecamatan Medan Petisah. Kelurahan Sei Putih Barat terdiri atas 11 lingkungan. Diantara 11 Lingkungan tersebut Lingkungan II merupakan lokasi penelitian karena dilingkungan inilah masyarakat sering membicarakan kasus kopi sianida.

Untuk lebih jelas batas-batas wilayah administratif Kelurahan Sei Putih Barat Lingkungan II adalah :

1. Sebelah Utara : Jalan Jenderal Gatot Subroto Lingkungan I Kelurahan Sei Putih Barat.

2. Sebelah Timur : Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah.

3. Sebelah Selatan : Jalan Jangka Lingkungan III Kelurahan Sei Putih Barat.

4. 4. Sebelah Barat : Kelurahan Sei Sekambing D Kecamatan Medan Petisah.


(12)

Kelurahan Sei Putih Barat merupakan salah satu dari 151 Kelurahan di wilayah Kota Medan yang memiliki luas wilayah 98 Ha. Kelurahan Sei Putih Barat terdiri dari 11 lingkungan yang merupakan daerah pemukiman penduduk, perdagangan dan perkantoran. Strategi pembangunan yang berorientasi pada pembangunan manusia (people centred development) dalam pelaksanaannya sangat mensyaratkan keterlibatan langsung dari masyarakat penerima program pembangunan (partisipasi pembangunan), karena hanya dengan adanya partisipasi dari masyarakat penerima program, maka hasil pembangunan tersebut akan sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat.

Perkembangan dan pembangunan Kota Medan yang khususnya di Kelurahan Sei Putih Barat sangat berpengaruh pada keterlibatan partisipasi masyarakat yang mana telah terbukti pada penataan wilayah di Kelurahan Sei Putih Barat seperti : pembuatan pot bunga, pembangunan median jalan dan lain-lain.

Lingkungan II sendiri keadaan masyarakatnya sangat harmonis, kegiatan gotong-royong membersihkan lingkungan juga sering diadakan. Kegiatan yang bermanfaat juga sering diadakan oleh kepala lingkungan II, seperti penyemprotan fogging pencengah demam berdarah, gebyar pentas seni oleh para murid sekolah dasar dan menengah pertama, kegiatan safari subuh pada saat bulan ramadhan, dan lain sebagainya. Solidaritas untuk membentuk hubungan baik dan toleransi agama juga terlihat terjadi di lingkungan II, masyarakatnya sangat sopan dan ramah sering berinteraksi satu sama lain dan saling membantu.

3.2 Metode Penelitian

Metode (Yunani: methodos) adalah cara atau jalan dengan kata lain metode adalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atas masalah tersebut. Cara dimaksud dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah yang


(13)

terdiri dari berbagai tahapan atau langkah-langkah. Oleh karena itu, metode merupakan keseluruhan langkah ilmiah yang digunakan untuk menemukan solusi atas suatu masalah (Silalahi, 2009: 12-13).

Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang memiliki fungsi untuk menggambarkan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi/bidang tertentu secara aktual dan cermat (Rakhmat, 2002:98). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, situasi, dan variable yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian tersebut (Bungin, 2005:48). Metode deskriptif adalah suatu metode dalam suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun kelas peristiwa pada masyarakat sekarang (Nazir, 1998:141).

Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Persepsi Masyarakat Kelurahan Sei Putih Barat Terhadap Tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV”. Pengumpulan datanya sendiri dengan cara mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada sampel.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi berasal dari kata bahasa Inggris “ population” yang berarti jumlah penduduk. Namun dalam penelitian, populasi penelitian adalah keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbu-tumbuhan,udara,gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin, 2011: 109).

Definisi lain menyatakan bahwa populasi merupakan wilayah generalisasi yanng terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:130). Populasi dalam penelitian ini ialah masyarakat lingkungan II Kelurahan Sei Putih Barat Kota


(14)

Medan yang menonton tayangan sidang kopi sianida di iNews TV sebanyak 4 kali.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kepala Lingkungan II Kelurahan Sei Putih Barat peneliti telah mengkategorikan penduduk berusia 20-40 tahun sebanyak 437 jiwa. Setelah melakukan observasi di lokasi penelitian maka diperoleh data penduduk yang menonton tayangan kopi sianida minimal 4 kali adalah sebanyak 211 jiwa/orang yang disebut sebagai populasi.

3.3.2 Sampel

Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Dengan kata lain, sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi (Nawawi, 2012:144). Untuk mencapai pada generalisasi yang baik, maka selain tata cara penarikan yang diperhatikan, bobot juga harus dapat dipertanggungjawabkan (Bungin, 2011: 111). Sampel ini lah yang nantinya akan menjadi objek penelitian yang akan diberikan kuesioner.

Dalam penelitian ini, untuk menentukan besar sampel yaitu menggunakan rumus Slovin dengan presisi 90% atau sig. 0,1 dan tingkat kesalahan/penyimpangan yang dikehendaki adalah 10%, melalui rumus sebagai berikut (Riduwan, 2005:65) :

=

( ) + 1

= 211

211(0,1) + 1

=

, = 67,84 = 68 orang

Keterangan:

N = Jumlah Populasi n = Sampel


(15)

Jadi, sampel dalam penelitian ini sebanyak 68 orang masyarakat lingkungan II Kelurahan Sei Putih Barat yang menonton tayangan sidang kopi sianida di iNews TV.

3.4 Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling nonprobabilitas. Teknik sampling nonprobabilitas merupakan teknik sampling yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Martono, 2012:78). Teknik Purposive Sampling merupakan salah satu jenis teknik sampling nonprobabilitas yang menentukan sampel dengan berdasarkan kriteria-kriteria atau pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012:117). Adapun kriteria penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Masyarakat Lingkungan II Kelurahan Sei Putih Barat yang berusia 20-40 tahun.

2. Masyarakat Lingkungan II Kelurahan Sei Putih Barat yang menonton tayangan sidang kopi sianida minimal 4 kali di iNews TV.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Agar diperoleh data yang objektif, maka peneliti menggunakan cara-cara sebagai berikut :

1. Studi Perpustakaan (Library Research)

Studi perpustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir, 1998:111)

2. Teknik Pengamatan (Observation)

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis (Sugiyono, 2012:145).


(16)

3. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan ini diperoleh dengan cara terjun langsung ke lapangan terhadap objek yang telah dipilih yaitu dengan cara mengedarkan kuisioner, yaitu suatu daftar yang berisikan suatu rangkaian pertanyaan mengenai suatu hal atau suatu bidang. Kuisioner ini dimaksudkan sebagai daftar pertanyaan untuk memperoleh jawaban-jawaban dari para responden (Kriyantono, 2008:93)

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasi (Singarimbun, 2008:231). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis tabel tunggal.

Analisis tabel tunggal merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari 2 kolom yaitu sejumlah frekuensi dan kolom presentase untuk setiap kategori (Singarimbun, 2008:266).


(17)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Proses Penelitian Dilapangan

Pada tahap awal, peneliti melihat terlebih dahulu lokasi penelitian untuk melakukan observasi pada bulan desember 2016 dan memperhatikan keadaan sekitar lingkungan penelitian. Setelah melakukan observasi, peneliti mengurus surat permohonan izin kepada Bagian Pendidikan Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU untuk melakukan penelitian di lingkungan II Kelurahan Sei Putih Barat untuk memperoleh data yang dibutuhkan.

Selanjutnya peneliti mengajukan permohonan penelitian ke Kantor Kelurahan Sei Putih Barat. Setelah emndapatkan data dan izin, peneliti mempersiapkan alat untuk melakukan penelitian. Peneliti terjun ke lapangan dimulai pada tanggal 06 Maret 2017 sampai dengan tanggal 17 Maret 2016. Peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data selama penelitian berlangsung.

Sampel pada penelitian ini sudah dipilih terlebih dahulu oleh peneliti berdasarkan data kependudukan yang diterima dari kepala lingkungan lokasi penelitian. Respon yang diterima peneliti selama masa penelitian di lingkungan II sangat baik, dimana mereka cukup antusias mengisi kuesioner mengingat topik penelitian termasuk hal yang menarik dan cukup familiar di kalangan masyarakat lingkungan II.

Berdasarkan jumlah sampel yang didapat melalui proses penarikan sampel, maka banyaknya kuesioner yang dibagikan berjumlah 68 kuesioner. Kuesioner tersebut berisi 3 pertanyaan karakteristik responden, 17 pertanyaan mengenai tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV, 2 butir pertanyaan tertutup serta 3 butir pertanyaan terbuka mengenai persepsi terhadap tayangan tersebut. Peneliti mengawasi serta menjelaskan bagian-bagaian yang kurang dimengerti kepada responden yang memiliki pertanyaan pada saat pengisian


(18)

kuesioner berlangsung sehingga memudahkan responden dalam mengisi pertanyaan dan tidak melewatkan pertanyaan yang disediakan.

4.1.2 Teknik Pengumpulan Data

Tahapan pengumpulan data dalam penelitian ini, meliputi:

a. Teknik Pengamatan (Observasi)

Tahap awal sebelum melakukan penelitian langsung ke lapangan dengan membagikan alat penelitian, peneliti pertama-tama melakukan observasi terhadap masyarakat di lingkungan II Kelurahan Sei Putih Barat, dan melakukan pra survey untuk mendapatkan responden sesuai dengan kriteria responden yang telah ditentukan dalam melakukan penelitian.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Dalam penelitian ini untuk menghimpun data hasil penelitian, peneliti menggunakan kuesioner. Pernyataan melalui kuesioner disusun secara lebih sistematis. Adapun jumlah keseluruhan pertanyaan dalam kuesioner berjumlah 22 pertanyaan dan 3 pernyataan. Adapun tahapan penelitian yang dilakukan di lapangan adalah:

1) Penyebaran kuesioner penelitian akan dimulai pada 06 Maret 2017 s.d selesai.

2) Pemilihan sampel diambil dari masyarakat lingkungan II Kelurahan Sei Putih Barat yang menonton tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV minimal 4 kali.

3) Peneliti memberikan keterangan sepenuhnya tentang kuesioner penelitian. Hampir keseluruhan responden tidak memiliki kesulitan yang berarti dalam mengisi kuesioner penelitian.

c. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan merupakan penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan lainnya


(19)

yang relevan dan berkaitan dengan penelitian. Literatur yang digunakan dapat berupa buku-buku, jurnal, surat kabar, e-book, ataupun website resmi. Peneliti melakukan penelitian kepustakaan untuk menyusun data yang telah i dapatkan dari hasil penelitian.

4.1.3 Teknik Pengolahan Data

Setelah peneliti selesai mengumpulkan data dari 68 orang responden, peneliti melanjutkan dengan proses pengolahan data, di mana tahapan yang dilakukan oleh peneliti, yaitu:

a. Penomoran Kuesioner

Kuesioner yang telah dikumpulkan diberi nomor urat sebagai pengenal, yaitu dari 01-68.

b. Editing

Peneliti melakukan editing pada jawaban-jawaban yang diberikan responden. Editing ini dilakukan untuk memperjelas jawaban yang meragukan sehingga dapat terhindar dari hal-hal yang tidak sesuai dengan data dalam kode yang telah disediakan.

c. Coding

Peneliti melakukan pemindahan jawaban-jawaban responden ke dalam kode yang telah disediakan dalam bentuk angka (score), sehingga memudahkan peneliti dalam mengisi Fortran Cobol (FC).

d. Inventarisasi

Inventasisasi adalah data mentah yang diperoleh dan dimasukkan ke dalam lembar Fortran Cobol (FC), sehingga membentuk satu kesatuan.

e. Tabulasi Data

Variabel responden yang sudah melalui pengkodean dan di interventarisasi dipindahkan ke dalam kerangka tabel. Namun, sebelum data di analisis dengan tabel tunggal terlebih dahulu menggunakan SPSS.16. Data kemudian disajikan dalam bentuk kerangka tabel. Data dirinci ke dalam kategori, frekuensi, dan persentase. Selanjutnya, untuk memperjelas isi tabel, data di analisis melalui deskripsi teks.


(20)

4.1.4 Analisis Tabel Tunggal

Analisa tabel tunggal dimaksudkan untuk melihat distribusi jawaban responden dari setiap variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini, penyajian data tabel tunggal berisi keterangan jumlah dan persentase dari setiap variabel.

Karakteristik Responden

Karakteristik responden perlu disajikan untuk mengetahui latar belakang responden. Adapun karakteristik yang ditetapkan dalam adalah Jenis Kelamin, Usia dan Pendidikan seperti pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1 Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah %

1 Pria 31 45.6

2 Wanita 37 54.4

Total 68 100.0

Sumber: P.2/FC.3

Berdasarkan data yang diperoleh dari tabel diatas menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah 31 orang (45,6%) dan responden berjenis kelamin perempuan berjumlah 37 orang (54,4%). Dengan demikian jumlah responden berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki.

Tabel 4.2 Rentang Usia

No. Usia Jumlah %


(21)

Sumber:P.3/FC.4

Tabel di atas menunjukkan bahwa responden berusia 20-29 tahun berjumlah 46 (67,6%) dan responden berusia 30-40 tahun berjumlah 22 (32,4%). Dengan demikian jumlah responden yang berusia 20-29 tahun lebih banyak dibandingkan dengan usia 30-40 tahun.

Tabel 4.3 Pendidikan

No. Pendidikan Frequency Percent

1 SMA/Sederajat 20 29.4

2 Perguruan Tinggi 48 70.6

Total 68 100.0

Sumber:P.4/FC.5

Berdasarkan data diatas sebagian besar responden merupakan mahasiswa di perguruan tinggi yaitu dengan presentase 70,6% atau sebanyak 48 orang responden sedangkan responden dengan pendidikan SMA/Sederajat dengan presentase 29,4% atau sebanyak 20 orang. Dengan demikian responden yang mengisi kuesioner dalam penelitian ini sebagian besar adalah mahasiswa yang berada di perguruan tinggi dan dianggap memiliki pengetahuan mengenai masalah yang diteliti di lapangan serta dianggap mampu menelaah pertanyaan yang tercantum di dalam kuesioner.

Penilaian Responden Terhadap Pembawa Berita Tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV

Berikut ini merupakan hasil penelitian mengenai penilaian responden terhadap pembawa berita tayangan sidang kopi sianida yang mencakup penampilan, kecerdasan, keramahan, jenis suara dan penguasaan bahasa yang

2 30-40 Tahun 22 32.4


(22)

sesuai dengan syarat menjadi presenter televisi yang baik. Adapun rincian penilaian mengenai kualitas pembawa berita tayangan sidang kopi sianida di iNews TV tersebut dapat dilihat dibawah ini:

Tabel 4.4

Penampilan Pembawa Berita

Sumber: P.5/FC.6

Tabel di atas menunjukkan 61,8% responden menilai penampilan pembawa berita tersebut sudah cukup menarik, sebanyak 27,9% responden menganggap sangat menarik 8.8% yang menganggap kurang menarik dan 1,5% responden mengganggap bahwa penampilan pembawa berita tersebut sama sekali tidak menarik.

Dengan demikian penampilan pembawa berita/anchor yang memandu acara tayangan sidang kopi sianida di iNews TV yang berpakaian rapi, bersih dan fashionable dapat menunjukkan kegagahan serta kredibilitas mereka dalam memandu acara. Hal tersebut disetujui oleh lebih dari 50% responden yang menilai bahwa penampilan pembawa berita tayangan sidang kopi sianida di iNews TV sudah cukup menarik.

Sesuai dengan pernyataan Hartoko, salah satu syarat untuk menjadi presenter televisi yang baik yaitu penampilan yang baik dan perlu didukung oleh watak dan pengalaman (Baksin 2006:157), maka dari itu presenter televisi

No. Indikator Jumlah %

1 Sangat Menarik 19 27.9

2 Menarik 42 61.8

3 Kurang Menarik 6 8.8

4 Tidak Menarik 1 1.5


(23)

haruslah enak dipandang mata didukung oleh watak yang baik serta pengalaman dalam memandu acara yang baik pula.

Tabel 4.5

Kecerdasan Pembawa Berita

Berdasarkan tabel diatas 25% responden atau sebanyak 17 orang responden menyatakan bahwa pembawa berita sangat menguasai materi 64,7% responden atau sebanyak 44 orang responden menyatakan pembawa berita sudah cukup menguasai materi 10,3% responden atau sebanyak 7 orang responden menyatakan bahwa pembawa berita kurang menguasai materi mengenai kasus kopi sianida.

Dengan demikian hasil penelitian menunjukkan 64,7% responden menilai bahwa pembawa berita tayangan sidang kopi sianida di iNews TV sudah cukup menguasai materi berita yang dipandunya.

Menurut Hartoko kecerdasan pikiran yang meliputi pengetahuan umum dan daya ingatan yang kuat yang dimiliki presenter televisi merupakan salah satu karakteristik untuk membentuk seseorang menjadi presenter yang baik (Baksin 2006:157). Pada saat menyajikan acara, presenter televisi harus mengingat informasi-informasi yang akan disampaikan kepada pemirsa yang menonton, maka dari itu dibutuhkan daya ingatan yang kuat dan kecerdasan untuk menghindari reaksi buruk dari penonton.

No. Indikator Jumlah %

1 Sangat Menguasai 17 25

2 Menguasai 44 64.7

3 Kurang Menguasai 7 10.3

4 Tidak Menguasai 0 0

Total 68 100.0


(24)

Tabel 4.6

Keramahan Pembawa Berita

Tabel di atas menunjukkan bahwa 22,1% atau sebanyak 15 orang responden menyatakan bahwa pembawa berita sangat ramah dalam menyapa pemirsa, 75% atau sebanyak 51 orang responden menyatakan sudah cukup ramah, 2,9% atau sebanyak 2 orang responden menyatakan kurang ramah. Dengan demikian hasil penelitian menyatakan bahwa 75% responden setuju menyatakan pembawa berita tayangan sidang kopi sianida di iNews TV sudah cukup ramah terhadap pemirsa pada saat siaran berlangsung.

Sikap yang ramah sudah menjadi ciri khas orang Indonesia. Keramahan seseorang menjadi bukti sopan santun yang dimilikinya dalam berkomunikasi, dalam hal ini menurut Hartoko dalam Rifai Baksin menjadi presenter telvisi harus memiliki keramahan yang diperlukan untuk membangun hubungan baik dan kenyamanan antara penonton dan pembawa acara.

Sikap ramah penyaji sangat dianjurkan agar tidak berlebihan, hal tersebut diperlukan untuk menarik hati penonton tayangan. Keramahan yang dimaksud ialah bagaimana cara pembawa berita menyapa pemirsa, memperkenalkan diri, serta mengucapkan salam perpisahan diakhir acara. Penggunaan bahasa yang sopan dalam hal tersebut sangat dianjurkan pada saat memandu acara di televisi.

NO. Indikator Jumlah %

1 Sangat Ramah 15 22.1

2 Ramah 51 75

3 Kurang Ramah 2 2.9

4 Tidak Ramah 0 0

Total 68 100.0


(25)

Sedangkan keramahan yang sampai over friendly dapat menjengkelkan dan menjadi tidak wajar.

Tabel 4.7

Jenis Suara Pembawa Berita

Tabel di atas menunjukkan bahwa sekitar 38,2% atau sebanyak 26 orang responden mengatakan sudah jelas 48,5% atau sebanyak 33 orang responden menyatakan suara dari pembawa berita tersebut sudah cukup jelas 13,2% atau sebanyak 9 orang responden menyatakan kurang jelas dan 0% dari responden menyatakan bahwa artikulasi dan jenis suara yang dimiliki oleh pembawa berita tidak jelas. Dengan demikian artikulasi dan kejelasan suara pembawa berita tayangan sidanng kopi sianida di iNews TV dinilai sudah cukup jelas.

Sesuai dengan ciri khas tayangan televisi oleh RM Hartoko (Baksin, 2006:157) jenis suara dan artikulasi yang tepat dengan warna suara yang enak untuk didengar menjadi faktor untuk menjadi presenter televisi yang baik. Untuk mendapatkan jenis suara dan artikulasi yang tepat diperlukan latihan yang teratu bagi presenter televisi, seperti pengaturan nafas, kontrol tone suara dan sebagainya.

No. Indikator Jumlah %

1 Sangat Jelas 26 38.2

2 Jelas 33 48.5

3 Kurang Jelas 9 13.2

4 Tidak Jelas 0 0

Total 68 100.0


(26)

Tabel 4.8

Penggunaan Bahasa oleh Pembawa Berita

Tabel di atas menunjukkan bahwa 57,4% atau sebanyak 39 orang responden menyatakan bahwa pembawa berita pada tayangan sidang kopi sianida sudah mampu menggunakan bahasa yang mampu dimengerti oleh penonton, hal ini memudahkan penonton untuk mencerna informasi yang akan diberikan pada saat tayangan berlangsung. Kemudian dengan presentase 27,9% atau sebanyak 19 orang responden menyatakan bahwa pembawa berita sangat mampu menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Lalu diikuti dengan 13,2% atau sebanyak 9 orang responden yang menyatakan bahwa pembawa berita kurang mampu menguasainya, lalu 1,5% atau setara dengan 1 orang menyatakan pembawa berita sama sekali tidak mampu menguasai bahasa yang digunakannya.

Penguasaan bahasa oleh pembawa berita harus disampaikan dengan sopan dan jelas serta mudah dipahami oleh masyarakat luas yang menonton acara dan tidak ambigu agar terhindar dari pro-kontra yang dapat ditmbul ditengah-tengah masyarakat.

No. Indikator Jumlah %

1 Sangat Mampu 19 27.9

2 Mampu 39 57.4

3 Kurang Mampu 9 13.2

4 Tidak Mampu 1 1.5

Total 68 100.0


(27)

Penilaian Responden Terhadap Narasumber yang Dihadirkan dalam Sidang Kopi Sianida

Dibawah ini merupakan hasil penilaian masyarakat terhadap narasumber yang dihadirkan pada saat sidanag kopi sianida yang di tayangkan. Narasumber adalah orang yang menjadi sumber informasi atau yang mengetahui informasi tertentu. Adapun penilain tersebut meliputi, Kapabilitas, Kredibilitas dan Akseptabilitas narasumber. Berikut rinciannya:

Tabel 4.9

Kapabilitas Narasumber

Berdasarkan tabel diatas 26,5% atau sebanyak 18 orang responden menyatakan sangat mampu dan 60,3% atau sebanyak 41 orang responden mengatakan bahwa narasumber yang dihadirkan pada persidangan kopi sianida yang berlangsung mampu memberikan keterangan mengenai kesaksian sesuai dengan kemampuannya dibidang akademis maupun pengalaman yang pernah dimilikinya. Namun sekitar 13,2% atau sebanyak 9 orang responden menyatakan bahwa narasumber kurang memiliki kredibilitas di dalam persidangan.

Dengan demikian narasumber yang dihadirkan di dalam Sidang Kopi Sianida dinilai sudah cukup mampu memberikan pernyataan kesaksiannya sesuai dengan ilmu akademis maupun pengalaman yang ia miliki. Salah satunya merupakan M. Nuh yang sudah beberapa kali menangani permasalahan iptek,

No. Indikator Jumlah %

1 Sangat Mampu 18 26.5

2 Mampu 41 60.3

3 Kurang Mampu 9 13.2

4 Tidak Mampu 0 0

Total 68 100.0


(28)

software dan lain sebagainya yang menyangkut teknologi digital menyatakan kesaksian dalam menganalisis gerak gerik tersangka di dalam CCTV yang ditetapkan sebagai barang bukti dari tempat kejadian perkara berlangsung dan beberapa dokter dokter beda yang sudah banyak mengenyam pendidikan serta memiliki pengalamaan dalam bidang forensik yang menyampaikan kesaksiannya mengenai zat-zat yang ditemukan di dalam organ dalam tubuh korban.

Tabel 4.10

Kredibilitas Narasumber

Tabel di atas menunjukkan bahwa 58,8% atau sebanyak 40 orang responden setuju bahwa narasumber di dalam persidangan memiliki kualitas sehingga dapat dipercaya kesaksian yang diberikannya selama persidangan. Kemudian 17,6% atau sebanyak 12 orang responden mengatakan narasumber sangat bisa dipercaya, 22,1% sebanyak 15 orang responden mengatakan bahwa narasumber kurang dapat dipercaya dan 1,5% ataub sebanyak 1 orang responden mengatakan bahwa narasumber tidak dapat dipercaya. Dengan demikian sebagian besar dari responden menyatakan kepercayaannya terhadap kesaksian yang diberikan oleh narasumber berdasarkan kualitasnya dalam memberikan kesaksian dalam sidang Kopi Sianida.

Menurut R. Fadli (Fadli, 2001:131) narasumber pada suatu peristiwa harus memiliki kredibilitas yang merupakan kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk

No. Indikator Jumlah %

1 Sangat Dipercaya 12 17.6

2 Dipercaya 40 58.8

3 Kurang Dipercaya 15 22.1

4 Tidak Dipercaya 1 1.5

Total 68 100.0


(29)

menimbulkan kepercayaan. Narasumber dengan kualitas yang baik, memiliki latar belakang pendidikan yang memadai, pengalaman yang sesuai, dan kekuatan dalam bidang tertentu terkait dengan peristiwa maupun permasalahan dimana pernyataan/statementnya sangat dibutuhkan untuk membantu memberikan informasi dalam memecahkan masalah yang sedang terjadi.

Tabel 4.11

Akseptabilitas Narasumber

Berdasarkan tabel diatas 16 orang responden (23,5%) menyatakan bahwa profesi yang dimiliki narasumber sangat sesuai serta mampu mencerminkan kemampuannya dalam memberikan kesaksian, 40 orang responden (58,8%) menyatakan profesi narasumber cukup sesuai dengan kesaksian yang diberikannya, 9 orang responden (13,2%) merasa profesi yang dimiliki narasumber kurang sesuai dengan kesaksian yang diberikannya dan 3 orang responden (4,4%) responden menyatakan bahwa profesi yang dimiliki narasumber sama sekali tidak sesuai dengan pernyataan kesaksiannya terhadap kasus kopi sianida.

Dengan demikian profesi narasumber yang dihadirkan dalam Sidang Kopi Sianida dinilai sudah sesuai dengan pernyataanya dalam memberikan kesaksian di dalam sidang. Narasumber dalam sidang merupakan ahli digital forensik yang menganalisis CCTV di tempat kejadian perkara, ahli forensik yang mengambil

No. Indikator Jumlah %

1 Sangat Sesuai 16 23.5

2 Sesuai 40 58.8

3 Kurang Sesuai 9 13.2

4 Tidak Sesuai 3 4.4

Total 68 100.0


(30)

sampel organ tubuh korban untuk menganalisis zat-zat yang terkandung di dalamnya dan lain sebagainya.

Menurut R. Fadli narasumber adalah orang yang menjadi sumber informasi atau yang mengetahui informasi tertentu. Menurut R. Fadli yang digolongkan kepada narasumber yang tidak sembarangan atau special adalah (Fadli, 2001:131). Salah satu narasumber yang spesial yaitu narasumber yang memiliki akseptabilitas yang meliputi latar belakang pribadi maupun profesi seorang narasumber yang sesuai dengan topik pembahasan.

Penilaian Responden Terhadap Materi Acara dalam Sidang Kopi Sianida Topik masalah adalah permasalahan apa yang dibahas dalam diskusi tersebut yang dianggap penting bagi masyarakat untuk dipahami. Aktualisasi kasus ialah masalah yang aktual atau yang sedang hangat di masyarakat.

Dibawah ini merupakan hasil penelitian mengenai penilaian masyarakat terhapadap materi-materi mengenai kasus kopi sianida seperti Topik yang dibahas di dalam persidangan dan Aktualisasi kasus Kopi Sianida di masyarakat. Berikut hasilnya:

Tabel 4.12 Topik Permasalahan

No. Indikator Jumlah %

1 Sangat Menarik 18 26.5

2 Menarik 37 54.4

3 Kurang Menarik 9 13.2

4 Tidak Menarik 4 5.9

Total 68 100.0


(31)

Tabel di atas menunjukkan sekitar 26,5% atau sebanyak 18 orang responden mengatakan bahwa topik yang disampaikan dalam persidangan merupakan topik yang sangat menarik, kemudian 54,4% atau sebanyak 37 orang responden menyatakan bahwa topik yang dipilih pada setiap sesi persidangan sudah cukup menarik perhatian penonton yang ingin memuasakan rasa keingintahuannya mengenai kasus kopi sianida, sekitar 13,2% atau sebanyak 9 orang responden menyatakan bahwa topik yang dibahas kurang menarik dan tidak memenuhi kebutuhan informasinya, dan 5,9% atau sebanyak 4 orang responden mengatakan bahwa topik dalam sidang kopi sianida sama sekali tidak menarik untuk ditonton.

Dengan demikian topik pembahasan dalam sidang tersebut merupakan permasalahan yang penting dan menarik bagi masyarakat dikarenakan kasusnya yang sangat baru terjadi di Indonesia dan hal tersebut membentuk rasa ingin tahu masyarakat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kasus ini dan bagaimana penegak hukum menanganinya.

Tabel 4.13 Aktualisasi Kasus

Tabel di atas menunjukkan sekitar 25 orang responden (36,8%) menyatakan bahwa kasus kopi sianida ini sangat sering dibahas di lingkungan rumahnya. Dan sebagain besar responden yaitu 40 orang responden (58,8%)

No. Indikator Jumlah %

1 Sangat Sering 25 36.8

2 Sering 40 58.8

3 Jarang 3 4.4

4 Tidak Pernah 0 0

Total 68 100.0


(32)

menyatakan bahwa kasus kopi sianida ini cukup sering dibicarakan dan dibahas di lingkungan sekitarnya, namun 3 orang responden (4,4%) menyatakan jarang bergabung dengan orang-orang di lingkungannya.

Dengan demikian, hasil tersebut menunjukkan bahwa kasus kopi sianida merupakan peristiwa yang hangat dan sudah menjadi buah bibir dikalangan masyarakat yang dianggap menarik rasa keingintahuan masyarakat mengenai kebenaran dan kelanjutan kasus tersebut. Dari informasi yang didapatkan dari responden, hal yang biasa dibahas di lingkungannya mengenai kasus kopi sianida ialah mengungkapkan pendapat satu sama lain mengenai siapa yang bersalah, hubungan yang terjadi antara korban dan tersangka, mengenai narasumber yang dihadirkan di dalam persidangan hingga mengenai hukum yang memberatkan tersangka.

Penilaian Responden Terhadap Waktu Tayang Sidang Kopi Sianida di iNews TV

Dibawah ini merupakan penilaian masyarakat mengenai Durasi dan Frekuensi tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV. Durasi tayangan yaitu lamanya tayangan tersebut berlangsung. Frekuensi penayangan yang diperlukan untuk memudahkan penonton mengingat acara tersebut. Durasi dan frekuensi tayangan perlu diperhatikan untuk menghindari penonton dari kebosanan, sebagaimana diketahui bahwa durasi tayangan disiarkan sesuai dengan seberapa lama persidangan itu berlangsung dan frekuensi tayangan yaitu seberapa sering tayangan sidang kopi sianida mengudara melalui stasiun televisi iNews TV. Berikut hasilnya:

Tabel 4.14 Durasi Tayangan

No. Indikator Jumlah %

1 Sangat Tepat 23 33.8


(33)

3 Kurang Tepat 9 13.2

4 Tidak Tepat 0 0

Total 68 100.0

Sumber: P.15/FC.16

Tabel diatas menunjukkan bahwa 52,9% atau sebanyak 36 orang responden menyatakan durasi tayangan persidangan sudah cukup tepat. Kemudian sebanyak 33,8% atau sebanyak 23 orang responden menyatakan bahwa durasi yang panjang untuk menayangakan persidangan merupakan keputusan yang sangat tepat, sebanyak 13,2% atau sebanyak 9 orang responden menyatakan durasi tayangan dirasa kurang tepat.

Durasi tayangan sidang kopi sianida di iNews TV disiarkan secara live selama persidangan berlangsung di pengadilan. Panjangnya durasi yang disediakan stasiun televisi, memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mengetahui bagaimana berjalannya tindakan hukum yang diambil terkait kasus kopi sianida.

Dengan demikian, sesuai dengan hasil yang didapatkan sebagian besar responden setuju dengan durasi yang disediakan iNews dalam menayangkan Sidang Kopi Sianida, lamanya durasi tayangan ini dinilai mampu memberikan cukup informasi yang dibutuhkan oleh penonton untuk memuaskan rasa keingintahuannya.

Tabel 4.15 Frekuensi Tayangan

No. Indikator Jumlah %

1 Sangat Sesuai 13 19.1

2 Sesuai 36 52.9


(34)

4 Tidak Sesuai 2 2.9

Total 68 100.0

Sumber: P.16/FC.17

Tabel diatas menunjukkan 13 orang responden (19,1%) menyatakan frekuensi ataupun jumlah tayangan yang disediakan oleh iNews TV sangat sesuai, lalu 36 orang responden (52,9%) mengatakan frekuensi tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV dianggap cukup sesuai, kemudian 17 orang responden (25%) menyatakan frekuensi tayangan kurang sesuai dan 2 orang responden (2,9%) menyatakan frekuensi tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV sama sekali tidak sesuai.

Dengan demikian keputusan iNews TV untuk menayangkan persidangan berulang-ulang dinilai cukup sesuai dan disukai oleh pemirsa namun ada beberapa responden yang menyatakan bahwa tayangan yang berulang-ulang tersebut menimbulkan kebosanan tersendiri.

Frekuensi penayangan itu sendiri diperlukan untuk memudahkan penonton mengingat acara tersebut. Dengan seringnya tayangan disiarkan maka masyarakat yang menonton dapat dipastikan mengingat acara tersebut. Banyaknya jawaban dari 36 orang responden (52,9%) yang setuju dengan frekuensi yang disediakan iNews TV diartikan sebagai keberhasilan stasiun televisi iNews untuk menarik minat penonton.

Penilaian Responden Terhadap Tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV

Dibawah ini merupakan penilaian masyarakat mengenai tayangan Sidang Kopi Sianida yang disiarkan di iNews TV yang mengandung syarat-syarat dalam menayangkan berita seperti fakta berita haruslah berdasarkan kejadian atau peristiwa yang benar–benar nyata, terkini yaitu jarak penyiaran tayangan berita tidak terlalu jauh dengan peristiwa tersebut, berita harus disampaikan dengan seimbang (cover both side) tidak memihak kepada salah satu pihak, informasi yang disampaikan pada berita harus benar-benar lengkap dan berita harus


(35)

menarik minat penontonnya, berita harus menarik dan unsur empati, simpati dan bermanfaat bagi penonton, berkaitan dengan tokoh terkenal, peristiwa penting, luar biasa, atau bersifat konflik.

Untuk mencapai keberhasilan untuk memberikan informasi berita kepada masyarakat banyak, diharuskan untuk memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan diatas. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam sebuah berita dalam memberikan informasi, berikut hasil penelitian yang didapat melalui jawaban pada kuesioner yang dibagikan kepada responden untuk mengetahui bagaimana penilaian responden terhadap unsur berita yang terkandung di dalam tayangan sidang kopi sianida di iNews TV:

Tabel 4.16 Fakta Kasus

No. Indikator Jumlah %

1 Sangat Mampu 7 10.3

2 Mampu 39 57.4

3 Kurang Mampu 21 30.9

4 Tidak Mampu 1 1.5

Total 68 100.0

Sumber: P.17/FC.18

Tabel diatas menunjukkan sekitar 39 orang responden (57,4%) merasa bahwa tayangan ini sudah cukup mampu menayangkan sidang sesuai dengan keadaan dan fakta persidangan yang sedang berlangsung, kemudian 7 orang responden (10,3%) menyatakan tayangan ini sangat sesuai dengan fakta peristiwanya, lalu 1 orang responden (1,5%) menyatakan bahwa tayangan ini sama sekali tidak menggambarkan fakta dari peristiwa, dan 21 dari 68 orang (30,9%) menyatakan bahwa tayangan sidang kurang mampu mencerminkan fakta peristiwa tersebut.


(36)

Dengan demikian lebih dari setengah responden setuju akan sesuainya tayangan ini dengan fakta peristiwa yang terjadi, namun beberapa responden mengaku bahwa tayangan sidang ini dirasa masih banyak yang ditutup-tutupi kebenaran dari peristiwa tersebut dengan alasan yang personal.

Kasus kopi sianida merupakan peristiwa yang benar-benar nyata dan bukan termasuk berita bohong/hoax, tayangan sidang kopi sianida di iNews TV menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mengungkapkan kebenaran mengenai kasus kopi sianida. Persidangan yang digelar juga menjadi bukti untuk mengupas kebenaran yang belum terungkap mengenai kasus ini.

Tabel 4.17 Jarak Penyiaran Berita

No. Indikator Jumlah %

1 Sangat Tepat 26 38.2

2 Tepat 34 50

3 Kurang Tepat 7 10.3

4 Tidak Tepat 1 1.5

Total 68 100.0

Sumber: P.18/FC.19

Berdasarkan tabel diatas sekitar 50% atau sebanyak 34 orang responden menyatakan jarak penyiaran tayangan berita tidak terlalu jauh dengan peristiwa dianggap cukup tepat, kemudian 38,2% atau sebanyak 26 orang responden jarak penayangan sidang dengan peristiwa itu terjadi sangat tepat, lalu 10,3% atau sebanyak 7 orang responden mengenai jarak tayangan dan peristiwa itu terjadi dirasa kurang tepat, dan 1 orang responden (1,5%) menilai jarak tayangan dan peristiwa itu terjadi tidak tepat.

Dengan demikian jarak tayangan dan peristiwa itu terjadi merupakan keputusan yang sudah cukup tepat agar penonton juga tidak merasa ketinggalan


(37)

kabar baru mengenai peristiwa yang menarik perhatian mereka. Fungsi dari jarak penayangan agar masyarakat yang menonton mendapatkan informasi yang diinginkan mengenai peristiwa yang terjadi melalui tayangan yang disiarkan, dengan hal ini maka masyarakat tidak akan merasa ketinggalan informasi. Informasi yang didapat bisa dinikmati dan diketahui dengan mudah melalui tayangan berita yang disiarkan secara terkini.

Tabel 4.18 Keseimbangan Berita

No. Indikator Jumlah %

1 Sangat Seimbang 15 22.1

2 Seimbang 41 60.3

3 Kurang Seimbang 9 13.2

4 Tidak Seimbang 3 4.4

Total 68 100.0

Sumber: P.19/FC.20

Tabel diatas menunjukkan 41 orang responden (60,3%) setuju persidangan kopi sianida yang ditayangakan di iNews TV disajikan seimbang dan tidak memihak, kemudian 15 orang responden (22,1%) menyatakan bahwa persidangan kopi sianida yang ditayangakan sangat seimbang, lalu 9 orang responden (13,2%) menganggap persidangan kopi sianida yang ditayangakan kurang seimbang dan 3 orang responden (4,4%) menyatakan persidangan kopi sianida yang ditayangakan sama sekali tidak seimbang.

Dengan demikian 60,3% responden setuju bahwa persidangan kopi sianida yang ditayangkan sidang kopi sianida di iNews TV bersifat netral, seimbang dan tidak memihak pada salah satu pihak untuk mendapatkan keuntungan pribadi yang dapat menimbulkan pro dan kontra. Pro dan kontra suatu masalah dapat ditimbulkan apabila pihak yang seharusnya netral seperti stasiun televisi dan


(38)

juga penegak hukum memberikan dukungannya secara jelas kepada salah satu pihak yang tersangkut masalah. Keseimbangan ini sangat diperlukan untuk menciptakan suasana yang harmonis dan memberikan hak kepada masyarakat untuk menilai sendiri kasus yang terjadi. Dengan demikian hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman masyarakat.

Tabel 4.19 Kelengkapan Berita

No. Indikator Jumlah %

1 Sangat Lengkap 11 16.2

2 Lengkap 38 55.9

3 Kurang Lengkap 15 22.1

4 Tidak Lengkap 4 5.9

Total 68 100.0

Sumber: P.20/FC.21

Tabel diatas menunjukkan sekitar 16,2% atau sebanyak 11 orang responden menyatakan tayangan sidang kopi sinaida sudah sangat lengkap menjelaskan bagaimana kronologi kasus tersebut terjadi mulai dari awal tersangka masuk ke dalam cafe hingga korban dibawa kekual setela menunggak racun, kemudian 55,9% sebanyak 38 orang responden mengatakan bahwa sidang kopi sianida sudah cukup lengkap menjelaskan kronologi peristiwa itu, lalu 22,1% atau sebanyak 15 orang responden merasa kronologi yang dijelaskan dalam persidangan kurang lengkap dan 5,9% atau sebanyak 4 orang responden menganggap bahwa kronologi yang disampaikan di dalam persidangan sama sekali tidak lengkap dan belum sesuai dengan kebutuhan informasinya akan informasi mengenai kasus tersebut.

Kelengkapan berita haruslah berdasaran 5W+1H (what, who, when, why, where dan how). Kata tanya apa biasanya beriti mengenai permasalahan atau hal


(39)

yang terjadi pada suatu peristiwa seperti, apa yang sebenarnya terjadi, apa yang sedang dilakukan, apa yang dibawa oleh si pelaku, apa yang digunakan oleh si pelaku, apa yang menyebabkan kejadian itu terjadi, dan sebagainya.

Kata tanya mengapa mengandung pertanyaan-pertanyaan mengenai alasan atau motivasi terjadinya suatu peristiwa seperti mengapa hal tersebut bisa terjadi, mengapa dia melakukan itu, mengapa dia dia pergi ke tempat itu, mengapa peristiwa itu menjadi sangat diperbincangkan, mengapa dia memilih melakukan perbuatan itu dan sebagainya.

Kata tanya siapa mengandung pertanyaan mengenai pelaku atau orang lain dari peristiwa tersebut seperti siapa yang melakukan perbuatan itu, siapa yang menjadi korban, siapa yang terlibat dalam peristiwa itu dan sebagainya. Kata tanya kapan berisi pertanyaan mengenai waktu terjadinya peristiwa, berita atau cerita yang terjadi seperti kapan peristiwa itu terjadi, kapan dia melakukan perbuatan itu, kapan dia tiba di lokasi kejadian, kapan dia bertemu dengan si korban dan sebagainya.

Kata tanya dimana mengandung pertanyaan mengenai tempat atau lokasi sebuah peristiwa seperti di mana peristiwa itu terjadi, di mana si pelaku bertemu dengan korban, di mana pelaku menyimpan barangnya dan lain sebagainya. Kata tanya bagaimana memuat pertanyaan sepeti bagaimana peristiwa itu terjadi, bagaimana dia melakukan perbuatan tersebut, bagaimana dia bertemu dengan korban pertama kali, bagaimana kisah mengenai si pelaku dan korban, bagaimana dia menyelesaikan semua perbuatannya dan sebagainya.

Menurut 55,9% responden yang menonton tayangan sidang kopi sianida di iNews TV, persidangan tersebut sudah mampu menunjukkan kelengkapan peristiwa kopi sianida.

Tabel 4.20 Nilai Tayangan

No. Indikator Jumlah %


(40)

2 Menarik 45 66.2

3 Kurang Menarik 11 16.2

4 Tidak Menarik 1 1.5

Total 68 100.0

Sumber: P.21/FC.22

Berdasarkan tabel diatas sekitar 45 orang responden (66,2%) setuju tayangan sidang kopi sianida di iNews TV cukup menarik untuk diikuti dan ditonton, kemudian 11 orang responden (16,2%) merasa sangat tertarik akan tayangan sidang kopi sianida di iNews TV. Namun 11 orang responden (16,2%) merasa kurang tertarik dan 1 orang responden (1,5%) mengaku tidak tertarik sama sekali dengan tayangan sidang kasus sianida di iNews TV.

Tabel 4.21

Informasi dalam Tayangan Terhadap Keingintahuan Responden

No. Indikator Jumlah %

1 Sangat Sesuai 10 14.7

2 Sesuai 45 66.2

3 Kurang Sesuai 10 14.7

4 Tidak Sesuai 3 4.4

Total 68 100.0

Sumber: P.22/FC.23

Tabel diatas menunjukkan bahwa 14,7% atau sebanyak 10 orang responden menyatakan tayangan sidang kopi sianida sangat sesuai dengan ekspetasi mereka untuk memperoleh informasi, kemudian 66,2% atau sebanyak 45 orang responden merasa cukup sesuai dengan ekspetasi mereka, lalu 14,7% atau sebanyak 10 orang responden merasa informasi yang didapat dari tayangan


(41)

sidang kopi sianida di iNews TV kurang sesuai dengan ekspetasi mereka dan 4,4% atau sebanyak 3 orang responden menganggap bahwa tayangan sidang kopi sianida di iNews TV sangat tidak sesuai dengan ekspetasi dan harapan mereka untuk memperoleh informasi.

Dengan demikian lebih dari 50% responden menyatakan informasi yang didapatkan melalui tayangan sidang kopi sianida di iNews TV sudah sesuai dengan ekspetasi dan harapan mereka.

Tabel 4.22

Isi dalam Tayangan Terhadap Kebutuhan Informasi

No. Indikator Jumlah %

1 Sangat Mampu 15 22.1

2 Mampu 42 61.8

3 Kurang Mampu 7 10.3

4 Tidak Mampu 4 5.9

Total 68 100.0

Sumber: P.23/FC.24

Tabel diatas menunjukkan bahwa 15 orang responden (22,1%) menyatakan bahwa tayangan sidang kopi sianida sangat mampu menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhani nformasi yang diinginkannya, 42 orang responden (61,8%) merasa tayangan sidang kopi sianida sudah cukup mampu memenuhi kebutuhan informasi mereka, namun 7 orang responden (10,3%) mengatakan bahwa tayangan tersebut kurang mampu memenuhi kebutuhan informasinya dan mereka belum puas dengan informasi yang disajikan pada persidangan yang ditayangakan dan 4 orang responden (5,9%) menyatakan bahwa sidang kopi sianida sama sekali tidak mampu memberikan informasi yang dibutuhkannya.


(42)

Dengan demikian berdasarkan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa tayangan sidang kopi sianida sudah cukup banyak memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat sesuai dengan jawaban lebih dari setengah responden yang cukup puas terhadap informasi yang didapatkan melalui tayangan ini.

4.2 Pembahasan

Dijelaskan dalam penelitian ini bahwa persepsi masyarakat dapat terbentuk melalui proses seleksi, proses interprestasi dan reaksi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa proses seleksi penyaringan oleh indera terhadap rangsangan/stimuli lalu diinterprestasi melalui proses pengorganisasian informasi yang didapatkan dapat membentuk tingkah laku dan tanggapan terhadap suatu hal yang kemudian disebut sebagai reaksi. Reaksi tersebut sebagai persepsi.

Berdasarkan data yang telah diperoleh melalui penelitian lapangan kepada 68 orang responden, maka terlihat masyarakat menunjukkan ketertarikan yang cukup tinggi untuk menonton tayangan sidang kopi sianida di iNews TV. Dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan kepuasan masyarakat terhadap iNews TV dengan presentasi sebanyak 52,9% responden setuju frekuensi penayangan sidang kopi sianida yang berulang-ulang dinilai sesuai dengan keperluan masyarakat dalam memperoleh informasi mengenai kasus kopi sianida. Kemudian pembawa berita juga termasuk faktor pendukung dalam menonton tayangan sidang kopi sianida di iNews TV. Berikut presentasi penilaian responden memilih menonton tayangan sidang kopi sianida di iNews TV, antara lain: dilihat dari penampilan pembawa berita yang menarik (61,8%) dan kemampuan pembawa berita dalam memandu tayangan dengan bahasa yang mudah dimengerti pemirsa (57,4%). Dilihat dari hasil presentase tersebut dapat ditentukan bahwa frekuensi tayangan sidang kopi sianida di iNews TV dan penyaji yang memandu tayangan tersebut ikut andil dalam ketertarikan masyarakat menonton tayangan sidang kopi sianida di iNews TV.

Disamping itu beberapa hal yang menjadi perhatian masyarakat untuk menonton tayangan sidang kopi sianida yaitu adanya narasumber yang


(43)

mempunyai peran penting untuk menyampaikan kesaksiannya di dalam persidangan. Sesuai dengan hasil penelitian kapabilitas narasumber dalam memberikan kesaksian mendapatkan presentasi sebesar 60,3% dari responden yang menilai pengetahuan yang dimiliki oleh narasumber dan pengalamannya menjadikan sidang kopi sianida menarik untuk ditonton, selain mendapatkan informasi yang berkaitan dengan kasus tersebut penjelasan oleh narasumber ini juga mampu menambah pengetahuan kita mengenai beberapa hal dibidaang kedokteran, kimia, teknologi dan juga hukum.

Sebagian besar masyarakat menganggap penting kasus kopi sianida dalam kehidupannya. Tayangan sidang kopi sianida membantu masyarakat mengerti tahapan-tahapan hukum yang berlaku, informasi-informasi mengenai zat-zat kimia, adapula yang berpendapat bahwa kasus ini mengajarkan kita untuk memilih teman yang sungguh-sungguh, serta berhati-hati dalam menerima sesuatu dari orang baik itu orang asing maupun orang yang sudah lama dikenal. Masyarakat menilai iNews TV sudah bagus menayangkan tayangan sidang tersebut walaupun media ini baru saja dikenal namun ia mampu bersaing untuk menarik perhatian pemirsa melalui untuk keputusan menayangkan ulang tayangan persidangan.


(44)

5.1 SIMPULAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap tayangan sidang kopi sianida di iNews TV. Setelah dilakukan penelitian, hasil analisis data,dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Antusias masyarakat dalam menonton tayangan sidang kopi sianida di iNews TV dapat dilihat dari seringnya masyarakat itu membicarakan mengenai peristiwa kopi sianida. Di lingkungan II masyarakat Kelurahan Sei Putih Barat Kota Medan ini sendiri sudah membuktikan bahwa animo dan rasa keingintahuan lanjutan mengenai kasus kopi sianida meningkatkan antusias masyarakat itu sendiri untuk mengetahui informasi yang dapat diperoleh dari menonton tayangan sidang kopi sianida di iNews TV.

Hal tersebut dapat dilihat melalui hasil penelitian pada tabel 4.1 yang menyebutkan bahwa 40 dari 68 orang responden (58,8%) menyatakan tayangan sidang kopi sianida menjadi topik yang paling dibahas di lingkungan sekitar mereka dan iNews TV menjadi stasiun televisi favorite masyarakat untuk menyajikan informasi mengenai kasus tersebut.

2. Faktor-faktor yang mendorong minat masyarakat dalam menikmati tayangan kopi sianida antara lain frekuensi tayangan yang disediakan iNews TV secara berulang-ulang, dengan adanya intensitas tayangan ini maka masyarakat tidak akan melewatkan informasi yang penting terkait kasus kopi sianida. Selain itu, keinginan masyarakat untuk mengetahui lebih lanjut peristiwa ini dengan lengkap dan juga untuk memenuhi informasi yang dibutuhkannya.

Sesuai dengan hasil penelitian pada tabel 4.15 menunjukkan bahwa 36 dari 68 (52,9%) responden menyatakan bahwa frekuansi yang disediakan iNews TV menjadi salah satu faktor terkuat untuk menarik perhatian pemirsa yang menonton tayangan sidang kopi sianida.


(45)

3. Persepsi masyarakat lingkungan II Kelurahan Sei Putih Barat terhadap tayangan sidang kopi sianida di iNews TV bersifat positif. Pembawa berita/news caster dalam tayangan sidang kopi sianida di iNews TV dinilai sudah tepat dan layak. Pemilihan narasumber yang dihadirkan menjadi saksi kunci dalam persidangan kopi sianida dinilai sudah tepat dan sesuai. Materi acara pada persidangan kopi sianida secara keseluruhan memberikan banyak pengetahuan bagi permirsa melalui informasi yang diberikan. Durasi dan frekuensi yang disediakan iNews TV juga dinilai sudah tepat. Keterangan dan kesaksian yang didapat dari tayangan sidang kopi sianida di iNews TV sangat bermanfaat dan juga disiarka secara terkini. Keseimbangan yang ditampilkan dalam penayangan sidang kopi sianida di iNews TV juga diapresiasi masyarakat untuk menghindarkan pro-kontra serta kelengkapan kronologi peristiwa sudah cukup untuk menarik perhatian yang lebih dari masyarakat.

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dari jawaban kuesioner masyarakat lingkungan II Kelurahan Sei Putih Barat Medan Petisah, maka dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Saran Responden Penelitian

Diharapkan bagi masyarakat lingkungan II kelurahan Sei Putih Barat untuk lebih pintar dalam memilih media ataupun sumber informasi yang diinginkan. Kebijakan memilih program acara untuk dinikmati diperlukan agar informasi yang diterima dapat dimanfaatkan dengan baik di kehidupan bermasyarakat.

2. Saran dalam Kaitan Akademis

Diharapkan bagi mahasiswa-mahasiswi yang tertarik dengan hasil penelitian ini untuk melanjutkan penelitian mengenai Sidang Kopi Sianida Jilid II guna menyempurnakan penelitian menyangkut kasus kopi sianida. Diharapkan juga penelitian ini bisa menjadi referensi untuk penelitan Sidang Kopi Sianida Jilid II yang akan datang.


(46)

3. Saran bagi Kaitan Praktis

Diharapkan bagi iNews TV untuk dapat bersaing dengan stasiun televisi lain dalam menyajikan program-program televisi yang bervariasi serta bermanfaat untuk di konsumsi masyarakat. Diharapkan juga bagi iNews TV untuk menambah program acara dengan materi yang menarik seperti berita luar negeri, tayangan anak, dan program acara pendidikan.


(47)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori

Teori merupakan perangkat yang vital dan menentukan dalam arah sebuah pemecahan masalah dalam penelitian. Peneliti akan mampu memahami, memprediksi atau menjelaskan sebuah permasalahan dengan terlebih dahulu memahami teori yang relevan dengan fenomena terkait. F. N Kerlinger menyatakan teori merupakan serangkaian asumsi, konsep, konstrak,defenisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara menghubungkan antar konsep (Singarimbun, 2008:37).

Setiap penelitian memerlukan kejelasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti masalah-masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang membuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti (Nawawi, 2012:42). Fungsi teori dalam riset adalah membantu periset menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya (Kriyantono, 2008:42).

Adapun teori-teori yang dianggap relevan untuk digunakan dalam penelitian ini antara lain yaitu teori komunikasi, teori komunikasi massa, televisi sebagai media massa, berita dan persepsi.

2.1.1 Komunikasi

Kata komunikasi communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama“. Communico, communication, atau communicare yang berarti “membuat sama“ (to make common) (Mulyana, 2007: 46).

Dalam istilah yang sederhana, komunikasi adalah proses penyampaian pengertian antarindividu. Manusia sebagai mahluk sosial juga dilandasi dengan kapasitas untuk menyampaikan hasrat, maksud, perasaan, pengetahuan, dan pengalaman orang yang satu kepada orang yang lainnya. Pada pokoknya, komunikasi adalah pusat minat dari situasi perilaku dimana suatu sumber


(48)

menyampaikan suatu pesan kepada seorang penerima dengan tujuan memengaruhi perilaku si penerima (Frazier, 2004:86).

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh seorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau merubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari bahasa latin, communicatio dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah kesamaan makna (Effendy, 2003:9).

Definisi lain mengatakan Komunikasi (communication) adalah proses sosial dimana individu- individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka. Diyakini bahwa komunikasi adalah proses sosial dimana komunikasi selalu melibatkan manusia dan interaksi. Keduanya memainkan peran penting di dalam komunikasi. Kemudian komunikasi juga dianggap sebagai proses yang berarti bahwa komunikasi bersifat berkesinambungan dan tidak memiliki akhir. Komunikasi juga dinamis, kompleks, dan senantiasa berubah. (West, 2009:5).

Ada begitu banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli dari berbagai sudut pandang mereka masing-masing. Menurut Carl I. Hovland, komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah prilaku orang lain (komunikan) (Mulyana, 2008: 68).

Menurut Laswell komunikasi adalah : “who says what in which chanell to whom with what effect”. Jadi jika dijabarkan akan terdapat lima unsur atau komponen di dalam komunikasi (Mulyana, 2008: 69), yaitu:

a. Siapa yang mengatakan Komunikator (communicator) b. Apa yang dikatakan Pesan (message)

c. Media apa yang digunakan Media (channel)

d. Kepada siapa pesan disampaikan Komunikan (Communicant) e. Akibat apa yang terjadi Efek (effect)


(49)

Menurut Lasswell, komunikasi yang efektif itu harus memiliki lima unsur yang tertera dalam kalimat “ who says what in which chanel to whom with what effect“. Adapun kelima unsur tersebut adalah:

a. Who : Komunikator (source, sender)

Dalam komunikasi antar manusia, sumber bisa terdiri dari satu orang tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok, misalkan organisasi atau lembaga. Sumber disebut juga sebagai pengirim atau komunikator. Dalam hal ini yang bertindak sebagai komunikator adalah pengajar atau seorang instruktur yang memberi pengarahan, pengetahuan saat di dalam proses pembelajaran di kelas.

b. Says what : Pesan (message)

Pesan dalam komunikasi organisasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau media komunikasi. Dalam hal ini, pesan yang disampaikan adalah pesan yang didominasi oleh pikiran yang disampaikan pada saat proses pembelajaran di kelas.

c. In which chanel : Saluran (media)

Media adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Media bisa bermacam-macam bentuknya yaitu, indera manusia, saluran komunikasi berupa media cetak dan elektronik, dan media komunikasi sosial seperti balai desa, kesenian rakyat, dan pesta rakyat. Dalam proses pembelajaran di kelas, media yang digunakan adalah indera manusia dan media alat tulis.

d. To Whom : Komunikan (receiver)

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih. Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi karena penerimalah yang menjadi sasaran komunikasi. Dalam hal ini, yang bertindak sebagai komunikan adalah peserta diklat yang sedang mengikuti proses pembelajaran di kelas.


(50)

e. With what effect : Efek/dampak

Efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Efek bisa juga diartikan sebagai perubahan perubahan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan (Cangara,1998:23-25). Efek yang akan terlihat berupa termotivasinya para peserta diklat untuk lebih giat lagi belajar dengan meningkatkan prestasi dari setiap peserta diklat.

Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam. Menurut Barnuld Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan dan memperkuat ego. Menurut Weaver komunikasi adalah seluruh prosedur melalui pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya (Fajar, 2009: 30-31).

Charles H. Cooley melalui tulisannya “The Significance of Communication “ menjelaskan bahwa komunikasi adalah mekanisme dimana hubungan manusia terjadi dan berkembang segala lambang dari pemikiran dengan alat-alat penyampaian dan cara menjaganya melalui ruang dan waktu. Ia meliputi ekspresi muka, sikap dan gesture,nada suara, kata- kata, tulisan dan segala apa yang dapat disebut sebagai hasil usaha menaklukkan ruang dan waktu (Lubis,1987 : 9).

Dari definisi-definisi yang dikemukakan diatas, tentu belum mewakili semua definisi para ahli. Namun gambaran dari definisi yang dikemukakan diatas bahwa komunikasi dilakukan mempunyai tujuan yakni untuk mengubah dan membentuk prilaku orang-orang lainnya yang menjadi sasasran komunikasi (Fajar, 2009: 31-33).

2.1.1.1 Karakteristik Komunikasi

Selanjutnya (Fajar, 2009: 33-34) mengemukakan beberapa karakteristik komunikasi, yaitu:


(51)

a. Komunikasi suatu proses

Komunikasi sebagai suatu proses artinya bahwa komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan serta berkaitan satu dengan lainnya dalam kurun waktu tertentu.

b. Komunikasi adalah upaya yang disengaja dan mempunyai tujuan. Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja, serta sesuai dengan tujuan atau keinginan pelakunya. Pengertian sadar disini menunjukkan bahwa kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang sepenuhnya berada dalam mental psikologis yang terkendali bukan dalam keadaan mimpi. Disengaja maksudnya bahwa komunikasi yang dilakukan memang sesuai dengan kemauan dari pelakunya sementara tujuan menunjuk pada hasil atau akibat yang ingin dicapai.

c. Komunikasi menurut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat.

Kegiatan komunikasi berlangsung baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat dan mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang dikomunikasikan.

d. Komunikasi bersifat simbolis

Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambing-lambang (simbol), misalnya bahasa.

e. Komunikasi bersifat transaksional

Komunikasi pada dasarnya menuntut tindakan memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut tentunya perlu dilakukan secara seimbang atau proporsional oleh masing-masing pelaku yang terlibat dalam komunikasi.


(52)

f. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu

Maksudnya adalah bahwa para peserta atau pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama. Dengan adanya berbagai produk teknologi komunikasi ruang dan waktu bukan lagi menjadi hambatan dalam berkomunikasi.

2.1.1.2 Unsur-Unsur Komunikasi

Proses komunikasi terdiri dari berbagai macam unsur, cara pandang atau elemen yang mendukung proses tersebut dapat terjadi. Ada yang menilai bahwa terciptanya proses komunikasi cukup didukung oleh tiga unsur, sementara ada juga yang menambahkan umpan balik dan lingkungan selain kelima unsur yang telah disebutkan. Perkembanga terakhir adalah munculnya pandangan dari Joseph De Vito, K Sereno dan Erika Vora yang menilai faktor lingkungan merupakan unsur yang tidak kalah pentingnya dalam mendukung terjadinya proses komunikasi. Adapun unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:

a. Sumber

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebur source, sender atau Encoder.

b. Pesan

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi yang isinya berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa Inggrisnya biasa diterjemahkan dengan kata message, content atau information.


(53)

c. Media

Media adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca atau mendengarnya. Media dalam komunikasi masa dapat dibedakan menjadi dua jenis yakni media cetak dan elektronik. Media cetak seperti halnya surat kabar, majalah, buku, leaflet, brosur, stiker, hand out dan sebagainya. Sedangkan media elektronik antara lain : radio, televisi dan sebagainya.

d. Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara. Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima akan menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan atau saluran.

e. Pengaruh

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang.

f. Tanggapan balik

Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima.


(54)

g. Lingkungan

Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu. (Cangara, 2006: 22-26).

2.1.1.3 Gangguan Dan Rintangan Komunikasi

Jika melihat hakikat komunikasi sebagai suatu sistem, maka gangguan komunikasi bias terjadi pada semua elemen atau unsur-unsur yang mendukungnya, termasuk faktor lingkungan dimana komunikasi itu terjadi. Menurut Shanon dan Weaver, gangguan komunikasi terjadi jika terdapat intervensi yang menganggu salah satu elemen komunikasi, sehingga proses tidak dapat berlangsung secara efektif. Sedangkan rintangan komunikasi dimaksudkan adalah adanya hambatan yang membuat proses komunikasi tidak dapat berlangsung sebagaimana harapan komunikator dan penerima (Cangara, 2006: 131).

Gangguan atau rintangan komunikasi pada dasarnya dapat dibedakan atas tujuh macam, yakni (Cangara, 2006: 131-134):

a. Gangguan Teknis

Gangguan teknis terjadi jika salah satu alat komunikasi yang digunakan dalam berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga informasi yang ditransmisi melalui saluran mengalami kerusakan (chanel noise), misalnya gangguan pada stasiun radio atau televisi sehingga suara menjadi berisik dan semacamnya.

b. Gangguan Semantik

Gangguan semantik adalah gangguan komunikasi yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa yang digunakan. Gangguan semantik sering terjadi karena:

i. Kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon bahasa asing sehingga sulit dimengerti oleh khalayak tertentu.


(55)

ii. Bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh penerima.

iii. Struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana mestinya, sehingga membingungkan penerima.

iv. Latar belakang budaya yang berbeda sehingga menyebabkan salah persepsi terhadap simbol-simbol yang digunakan.

c. Gangguan Psikologis

Gangguan psikologis terjadi karena adanya gangguan yang disebabkan oleh persoalan-persoalan dalam diri individu. Misalnya rasa curiga penerima kepada sumber, situasi berduka atau karena gangguan kejiwaan sehingga dalam penerimaan dan pemberian informasi tidak sempurna.

d. Rintangan Fisik

Rintangan fisik adalah rintangan yang disebabkan kondisi geografis misalnya jarak yang sangat jauh sehingga sulit dicapai, tidak hanya sarana kantor pos, kantor telepon, jalur trasportasi dan sebagainya.

e. Rintangan Status

Rintangan status adalah rintangan yang disebabkan karena jarak sosial diantara peserta komunikasi, misalnya perbedaan status antara senior dan junior atau antara atasan dan bawahan.

f. Rintangan Kerangka Berfikir

Merupakan rintangan yang disebabkan adanya perbedaan persepsi antara komunikator dan khalayak terhadap pesan yang digunakan dalam komunikasi. Ini disebabkan karena adanya latar belakang dan pengalaman yang berbeda.

g. Rintangan Budaya

Rintangan budaya adalah rintangan yang terjadi disebabkan karena adanya perbedaan norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proses komunikasi


(1)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Pembatasan Masalah ... 6

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori ... 8

2.1.1 Komunikasi ... 8

2.1.1.1 Karakteristik Komunikasi ... 11

2.1.1.2 Unsur-unsur Komunikasi... 13

2.1.1.3 Gangguan dan Rintangan Komunikasi ... 15

2.1.1.4 Tujuan dan Fungsi Komunikasi... 17

2.1.1.5 Dampak Komunikasi ... 18

2.1.2 Komunikasi Massa ... 19

2.1.2.1 Unsur-Unsur Komunikasi Massa ... 19

2.1.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa ... 21


(2)

xi

2.1.2.4 Fungsi Komunikasi Massa ... 23

2.1.2.5 Efek Komunikasi Massa ... 25

2.1.3 Televisi sebagai Media Massa ... 25

2.1.3.1 Fungsi Media Massa ... 26

2.1.3.2 Efek Media Massa ... 28

2.1.4 Berita (News) ... 31

2.1.4.1 Tayangan Berita Televisi ... 33

2.1.5 Persepsi ... 33

2.1.5.1 Proses Persepi ... 35

2.1.5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 37

2.2 Kerangka Konsep ... 39

2.3 Model Teoritis ... 40

2.4 Variabel Penelitian ... 41

2.5 Definisi Operasional ... 42

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 45

3.1.1 Letak Geografis ... 45

3.2 Metode Penelitian ... 46

3.3 Populasi dan Sample ... 47

3.3.1 Populasi ... 47

3.3.2 Sampel ... 48

3.4 Teknik Penarikan Sample ... 49

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 49

3.6 Teknik Analisis Data ... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... 51

4.1.1 Proses Penelitian Lapangan ... 51

4.1.2 Teknik Pengumpulan Data ... 52

4.1.3 Teknik Pengolahan Data ... 53

4.1.4 Analisis Tabel Tunggal ... 54

4.2 Pembahasan ... 76


(3)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 78 5.2 Saran ... 79

DAFTAR REFERENSI ... 81 LAMPIRAN


(4)

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Variabel Penelitian ... 41

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Rentang Usia ... 54

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 55

4.4 Penampilan Pembawa Berita... 56

4.5 Kecerdasan Pembawa Berita ... 57

4.6 Keramahan Pembawa Berita ... 58

4.7 Jenis Suara Pembawa Berita ... 59

4.8 Penggunaan Bahasa oleh Pembawa Berita... ... 60

4.9 Kapabilitas Narasumber ... 61

4.10 Kredibilitas Narasumber ... 62

4.11 Akseptabilitas Narasumber ... 63

4.12 Topik Permasalahan ... 64

4.13 Aktualisasi Kasus ... 65

4.14 Durasi Tayangan ... 66

4.15 Frekuensi Tayangan ... 67

4.16 Fakta Kasus ... 68

4.17 Jarak Penyiaran Berita... 70

4.18 Keseimbangan Berita ... 71

4.19 Kelengkapan Berita ... .. 72

4.20 Nilai Tayangan .. ... ...73

4.21 Informasi Tayangan terhadap Keingintahuan Responden ... 74

4.22 Isi Tayangan terhadap Kebutuhan Informasi ... 75


(5)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman 2.1 Model Teoritis Penelitian...40


(6)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Tabel Fortran Cobol

2. Kuesioner

3. Lembar Catatan Bimbingan Skripsi

4. Biodata


Dokumen yang terkait

Persepsi Mahasiswa Terhadap Tayangan “Stand Up Comedy”(Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya USU Terhadap Tayangan “Stand Up Comedy” di Metro TV)

14 154 130

Persepsi Masyarakat Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar Terhadap Televisi Lokal DELI TV (DTV) Medan (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Masyarakat Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar Terhadap Televisi Lokal Deli TV (DTV) Medan)

5 51 141

Tayangan Stand Up Comedy Terhadap Persepsi Mahasiswa (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Tayangan Stand Up Comedy di Metro TV terhadap Persepsi Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

1 12 84

MOTIF MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN TALK SHOW DR.OZ INDONESIA DI MEDIA TV ( Studi Analisis Kuantitatif Deskriptif Tentang Motif Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan Talk show DR.OZ Indonesia di TRANS TV ).

0 0 86

PERSEPSI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP “MAKNA RAMADHAN” DALAM TAYANGAN “YUK KITA SAHUR” DI TRANS TV (Studi Deskriptif Kualitatif Persepsi Masyarakat Surabaya Terhadap “Makna Ramadhan” Dalam Tayangan “Yuk Kita Sahur” Di Trans TV).

2 17 121

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN “YUK KEEP SMILE” DI TRANS TV(Studi Deskriptif Kuantitatif Opini Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan “Yuk Keep Smile” Di Trans TV).

2 3 90

analisis kasus kopi sianida

0 2 10

PERSEPSI MASYARAKAT KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN TERHADAP SENSOR DI TAYANGAN TELEVISI

0 0 12

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN “YUK KEEP SMILE” DI TRANS TV(Studi Deskriptif Kuantitatif Opini Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan “Yuk Keep Smile” Di Trans TV)

0 0 17

PERSEPSI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP “MAKNA RAMADHAN” DALAM TAYANGAN “YUK KITA SAHUR” DI TRANS TV (Studi Deskriptif Kualitatif Persepsi Masyarakat Surabaya Terhadap “Makna Ramadhan” Dalam Tayangan “Yuk Kita Sahur” Di Trans TV)

0 2 23