Analisis scene lima Analisis scene empat

hilang. Mangkuk putih besar dan ayam-ayam yang tanpa kepala itu seperti ayam yang sering kita lihat dijual di pasar adalah gambar penutup dari scene 4 ini. Tataran konotatif Pada gambar pertama scene ini kita melihat bentuk mangkuk berwarna putih dan sendok yang berciri khas milik suku etnis tionghoa. Penggunaan peralatan tersebut dalam iklan bertujuan untuk menampilkan sosok mie sedap dalam bentuk yang menarik, makanan mie yang juga berasal dari tionghoa dan memang banyak produk makanan mie yang sangat lezat juga berasal dari tionghoa menunjukkan kalau Mie Sedaap ini benar-benar nie yang sangat lezat, penggunaan peralatan tersebut juga tidak ada salahnya karena sudah banyak budaya tionghoa yang sudah di serap oleh masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan karena masyarakat tionghoa sendiri sudah ada di Indonesia sejak beberapa ratus tahun yang lalu. Bahkan budaya tionghoa sendiri sudah melebur di dalam seni arsitektur bangunan-bangunan Indonesia dari zaman dahulu. Masalah penggunaan atribut masyarakat Tionghoa dalam iklan ini tidak menjadi masalah berarti, karena masyarakat Tionghoa yang ada di Indonesia saat ini sudah menjadi bagian bangsa Indonesia dan diakui oleh bangsa Indonesia. Penyerapan budaya dalam aspek-aspek lain juga banyak terjadi di Indonesia sendiri, karena semboyan kita Bhineka Tunggal Ika, maka yang berbeda-beda itu bukanlah suatu masalah.

4.1.5. Analisis scene lima

Gambar 1 Narasi : “ Bukan di..” Teknik pengambilan gambar : Medium Close Up Universitas Sumatera Utara Gambar 2 Narasi : “ Ini Mie Sedaap baru” Teknik pengambilan gambar : Medium Close Up Gambar Narasi : “Ini Mie Sedaap baru” Teknik pengambilan gambar : Close shot Gambar 4 Narasi : “Dari kaldu ayam asli” Teknik pengambilan gambar : Close Shot Gambar 5 Narasi : “Dari kaldu ayam asli” Teknik pengambilan gambar : Close Shot Universitas Sumatera Utara Gambar 6 Narasi : “Rasanya… pok pok pok pok..” Teknik Pengambilan Gambar : Medium Shot Tataran Denotatif Gambar 1 Pada gambar pertama scene lima ini diperlihatkan gambar nenek yang mencoba menenangkan Adi. Pada gambar ini terdapat narasi “bukan di..” yang berarti bukan ayam Adi lah yang dimasak nenek untuk membuat mie yang sudah dimakan oleh Adi. Teknik pengambilan gambar yang digunakan pada gambar pertama ini adalah Medium Close Up. Gambar pertama memperlihatkan wajah nenek yang sedang tersenyum sambil mengatakan “bukan diAdi..” yang berarti bahwa mie yang sudah dimakan oleh Adi bukan berasal dari ayam-ayamnya yang telah dimasak oleh nenek. Adi menjadi sangat ketakutan karena pada saat ayam-ayamnya hilang dia baru saja merasakan semangkuk mie yang rasa ayamnya begitu kental dan nikmat, sehingga Adi beranggapan bahwa seluruh ayam-ayamnya lah yang digunakan untuk memasak mie tersebut. Raut wajah yang setengah tersenyum dari si nenek menggambarkan bahwa nenek Adi juga agak sedikit mempermainkan Adi yang sedang ketakutan. Gambar 2 Gambar ke 2 ini menunjukkan nenek Adi yang sedang memperlihatkan Mie Sedaap kepada Adi dengan wajah yang masih tersenyum. Teknik pengambilan gambar yang digunakan adalah Medium Colse Up yang bertujuan ingin mengambil fokus dari gambar Mie Sedaap dan wajah nenek. Pada gambar tersebut terlihat nenek Adi yang menunjukkan Mie Sedaap rasa ayam spesial menggunakan tangan kanan. Universitas Sumatera Utara Pada gambar ke 2 ini nenek memperlihatkan Mie Sedaap rasa ayam spesial kepada Adi yang sedang menjerit karena ketakutan akan ayam-ayamnya yang hilang. Gambar ke 2 ini masih berada pada latar yang sama, hanya saja dengan gerakan yang berbeda. Nenek Adi yang memegang Mie Sedaap dengan menggunakan tangan kanan terlihat pada gambar ini. Dalam gambar ini juga terdapat narasi “Ini Mie Sedaap baru”, yang berarti bahwa yang diperlihatkan nenek Adi adalah Mie yang belum pernah dicicipi oleh Adi sebelumnya, sehingga Adi tidak mengetahui rasa Mie Sedaap yang rasa kaldunya sangat mantap. Pada bagian gambar ini jugalah untuk pertama kalinya sosok Mie Sedaap rasa ayam spesial diperlihatkan. Mie Sedaap yang memiliki kemasan berwarna kuning pucat disertai gambar dari semangkuk Mie Sedaap yang siap disajikan tampak pada gambar kemasan mie instan ini. Gambar 3 Gambar ke 3 ini memperlihatkan sebungkus Mie Sedaap rasa ayam spesial yang ditampilkan secara jelas, teknik pengambilan gambar yang digunakan yaitu Close Shot yang bertujuan untuk mengambil gambar Mie Sedaap secara zoom. Dan terlihat pula bahwa gambar Mie Sedaap ini masih dipegang dengan tangan kanan yang kemungkinan masih tangan yang sama yaitu tangan nenek Adi. Kemasan Mie Sedaap rasa ayam spesial yang ditampilkan secara dekatzoom ini dimaksudkan untuk memperkenalkan secara jelas bentuk dari kemasan Mie Sedaap rasa ayam spesial yang baru kepada masyarakat luas. Bentuk kemasan Mie Sedaap yang seperti kemasan mie instan pada umumnya dan dengan warna kuning dominan, dengan tulisan berwarna biru tua yang kontras dengan warna dari kemasan yang berwarna kuning. Dalam kemasan tersebut terdapat tulisan “Mie Sedaap Instan Rasa Ayam Spesial Mantap Kaldunya” . Gambar pada kemasan Mie Sedaap berupa semangkuk Mie Sedaap yang siap disantap lengkap dengan potongan daging ayam yang hampir sama persis dengan yang dibuat nenek untuk Adi. Gambar 4 Pada gambar ke 4 ini memperlihatkan potongan-potongan daging ayam yang dimasak dengan kuah kaldu berwarna kuning pucat, menggambarkan bahwa Universitas Sumatera Utara kuah kaldu tersebut sangat kental dan sangat terasa ayamnya. Teknik pengambilan gambar masih sama seperti pada gambar ke 3, yaitu Close Shot, dan dengan tujuan yang sama pula, agar gambar kaldu ayamnya terlihat jelas. Gambar ke 4 ini memperlihatkan potongan-potongan paha ayam yang sedang dimasak di dalam kuah kaldu berwarna kuning pucat yang sepertinya sangat kental. Ditambah narasi yang menyebutkan “ Dari kaldu ayam asli”. Kalimat tersebut menggambarkan bahwa dalam proses pembuatan Mie Sedaap rasa ayam spesial produsen menggunakan kaldu ayam asli sebagai bumbu dari Mie Sedaap. Kuah kaldu itu sendiri menggambarkan bagaimana kaldu yang digunakan dalam Mie Sedaap rasa ayam spesial, dengan kaldu yang mantap. Warna pucat dari kuah kaldu tersebut menggambarkan banyaknya ekstrak ayam yang tercampur dalam kaldu ayam tersebut, dan penggunaan bagian paha ayam mewakili simbol dari daging ayam itu sendiri. Dimana secara umum bagian dari paha ayam adalah bagian yang paling umum dan sering digunakan untuk melambangkan daging ayam. Gambar 5 Pada gambar ke 5 ini memperlihatkan gambar Mie Sedaap dan kuah kaldu. Kuah kaldu seolah-olah dituang kedalam bungkus Mie Sedaap. Teknik pengambilan gambar yang dipakai pada gambar ini adalah Close Shot, yang bertujuan untuk memperlihatkan secara dekat gambar kuah kaldu dan Mie Sedaap. Gambar ke 5 terdiri dari dua objek, yaitu kuah kaldu dan Mie Sedaap. Pada gambar ini terlihat kuah kaldu yang dituang kedalam Mie Sedaap, dan Mie Sedap tersebut menggembung karena banyaknya kuah kaldu yang masuk. Makna dari gambar tersebut ialah begitu besar porsi kaldu yang terdapat dalam Mie Sedaap yang membuat Mie Sedaap begitu terasa kaldu ayamnya, dan yang digunakan oleh Mie Sedaap adalah kaldu ayam asli. Bungkus Mie Sedaap yang diisi kuah kaldu seperti tidak muat menampung banyaknya kuah kaldu yang masuk. Penggunaan latar yang gelap dimaksudkan agar gambar ini terfokus Universitas Sumatera Utara kepada kuah kaldu dan bungkus Mie Sedaap yang mengembang, tidak oleh gambar-gambar lain seperti pada gambar-gambar sebelumnya. Gambar 6 Gambar terakhir atau gambar ke 6 pada scene 5 ini menampilkan Mie Sedaap yang dipegang oleh dua ekor ayam yang sudah dipotong. Ayam tersebut memegangnya seolah-olah sedang memamerkan Mie Sedaap. Teknik pengambilan gambar yang digunakan adalah Medium Shot, penggunaan teknik Medium Shot dimaksudkan agar gambar ayam-ayam dan Mie Sedaap terlihat secara utuh. Gambar ke 6 terdiri dari dua ekor ayam yang sudah dipotong dan tanpa kepala sedang berdiri dengan kedua kakinya dan tangansayap ayam tersebut sedang memegang Mie Sedaap ditengah-tengahnya. Latar yang dipakai pada gambar ini adalah sebuah meja berwarna putih yang kemungkinan berbentuk bundar dan dibelakangnya terdapat dua buah jendela beserta kain gordennya dan sebuah kursi. Pada gambar ini terdapat narasi “ rasanya.. pok pok pok pok..”. narasi ini sendiri berarti bahwa rasa Mie Sedaap ini sangat berasa ayam, kata “pok pok pok pok” yang digunakan menyimbolkan bahasa ayam yang biasa dipakai Adi ketika mengajak ayamnya berbicara, dan ketika kalimat “ rasanya ..pok pok pok pok” diucapkan berarti rasa Mie Sedaap ini adalah ayam. Tataran Konotatif Scene ke 5 ini menampilkan gambar-gambar nenek Adi dan Mie Sedaap, serta gambar ayam yang sudah dipotong dan tanpa kepala. Gambar-gambar nenek yang mewakili sisi humanis yang ramah dan baik hati pada iklan ini dimanfaatkan dengan baik oleh sang sutradara iklan ini. Peran nenek yang memberikan ketenangan bagi cucunya yang sedang gelisah dan terkadang memberikan solusi atas masalah yang ada. Pengalaman yang lebih banyak adalah hal yang tidak dapat dipungkiri dimiliki oleh setiap orang yang lebih tua. Sehingga kredibilitas atau tingkat kepercayaan terhadap orang yang lebih tua akan lebih besar, mengingat pengalaman yang dimiliki oleh orang-orang yang lebih tua. Penggunaan tokoh Universitas Sumatera Utara nenek dalam iklan ini juga memiliki maksud bahwa orang yang lebih tua cenderung bebrbicara lebih jujur karena pengalaman yang dimilikinya menuntut dia untuk berbuat seperti itu. Nilai-nilai budaya kesopanan terlihat pada gambar yang memperlihatkan nenek menunjukkan Mie Sedaap menggunakan tangan kanannya. Sama seperti pada gambar sebelumnya, penggunaan tangan kanan yang melambangkan tangan yang lebih sopan dan”bersih” terlihat pada beberapa gambar dalam scene ini. Gambar-gambar dari ayam yang sudah dipotong dan tidak memiliki kepala pada scene ini menggambarkan bahwa ayam yang digunakan disini adalah ayam yang sudah dipotong secara benar dan dalam keadaan bersih, terlihat dari penggambaran ayam-ayam yang sudah bersih dan tidak memiliki bulu. Seperti ayam-ayam yang banyak dijual di pasar. .

1.6. Analisis scene enam