dan penggunaan produk konsumen antara penyedia dan penggunanya dalam kehidupan bermasyarakat.
13
B. Sejarah Perkembangan Perlindungan Konsumen di Indonesia
Perkembangan Hukum Konsumen di dunia berawal dari adanya gerakan perlindungan konsumen pada abad ke-19, terutama ditandai dengan munculnya
gerakan konsumen yang terjadi di Amerika Serikat yaitu saat terbentuknya Liga Konsumen untuk pertama kalinya di New York pada tahun 1891.
14
Dalam perkembangan Hukum Perlindungan Konsumen, telah diatur dalam Resolusi PBB Nomor 39248 tahun 1985. Dalam resolusi ini kepentingan
konsumen yang harus dilindungi meliputi: Dalam
perkembangannya gerakan konsumen terus bangkit, tidak hanya di negara maju tetapi juga menyebar sampai di Negara dunia ketiga. Organisasi-organisasi
konsumen bersama Lembaga Swadaya Masyarakat LSM juga semakin diperhitungkan keberadaannya. Mereka ikut dilibatkan dalam perundingan-
perundingan organisasi perdagangan dunia WTO. Kebijakan konsumen dan proteksi kesehatan konsumen saat ini sudah terintegrasi di banyak negara,
termasuk negara dunia ketiga.
15
a. Perlindungan konsumen dari bahaya-bahaya terhadap kesehatan dan
keamanan. b.
Promosi dan perlindungan kepentingan sosial ekonomi konsumen.
13
A.Z.Nasution, op.cit, hal.3.
14
Gunawan Widjaya dan Ahmad Yani, op.cit, hal.12.
15
Yusuf Sofie Yusuf Sofie I, Percakapan Tentang Pendidikan Konsumen Dalam Kurikulum Fakultas Hukum, Jakarta, YLKI, 1998, hal.2.
Universitas Sumatera Utara
c. Tersedianya informasi yang memadai bagi konsumen untuk memberikan
kemampuan mereka dalam melakukan pilihan yang tepat sesuai dengan kehendak dan kebutuhan pribadi.
d. Pendidikan konsumen.
e. Tersedianya upaya ganti rugi yang efektif.
f. Kebebasan untuk membentuk organisasi konsumen.
Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia baru mulai terjadi pada dekade 1970-an. Hal ini ditandai dengan berdirinya Yayasan Lembaga Konsumen
Indonesia YLKI pada bulan Mei 1973 yang diketuai oleh Lasmidjah Hardi.
16
Ketika itu gagasan perlindungan konsumen disampaikan secara luas melalui berbagai kegiatan advokasi konsumen, seperti pendidikan, penelitian,
pengujian, pengaduan dan publikasi media konsumen. Beberapa di antara kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
YLKI merupakan salah satu Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat LPKSM yang dapat dikatakan sebagai pelopor gerakan
perlindungan konsumen pertama di tanah air. Tujuan pendirian lembaga ini adalah untuk membantu konsumen agar hak-haknya dapat terlindungi. Di samping itu,
tujuan YLKI adalah untuk meningkatkan kesadaran kritis konsumen tentang hak dan tanggung jawabnya sehingga dapat melindungi dirinya sendiri dan
lingkungannya.
17
16
Shidarta, op.cit., hal.1-2.
17
A.Z.Nasution A.Z.Nasution I, Perlindungan Konsumen Tinjauan Singkat UU No.81999-LN 1999.42, Jakarta: Daya Widjaya, 1999, hal.23.
Universitas Sumatera Utara
a. Seminar Pusat Studi Hukum Dagang, Fakultas Hukum Universitas
Indonesia tentang Masalah Perlindungan Konsumen 15-16 Desember 1975.
b. Badan Pembinaan Hukum Nasional, Departemen Kehakiman RI,
Penelitian tentang Perlindungan Konsumen di Indonesia proyek tahun 1979-1980.
c. BPHN – Departemen Kehakiman, Naskah Akademis Peraturan
Perundang-undangan tentang Perlindungan Konsumen Proyek tahun 1980-1981.
d. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Perlindungan Konsumen
Indonesia, suatu sumbangan pemikiran tentang rancangan Undang-undang Perlindungan Konsumen tahun 1981.
e. Departemen Perdagangan RI bekerja sama dengan Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, Rancangan Undang-Undang tentang Perlindungan Konsumen tahun 1992.
f. Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI, rancangan Undang-
undang Perlindungan Konsumen tahun 1997. g.
DPR RI, Rancangan Undang-undang Usul Inisiatif DPR tentang Undang- undang Perlindungan Konsumen, Desember 1998.
Ketika YLKI berdiri, kondisi politik bangsa Indonesia saat itu masih dibayang-bayangi dengan kampanye penggunaan produk dalam negeri. Namun
seiring perkembangan waktu, gerakan perlindungan konsumen seperti YLKI
Universitas Sumatera Utara
dilakukan melalui koridor hukum yang resmi, yaitu bagaimana memberikan bantuan kepada masyarakat atau konsumen.
Pada masa Orde Baru, pemerintah dan DPR tidak memiliki keinginan yang besar untuk mewujudkan sebuah undang-undang tentang perlindungan
konsumen yang gerakannya telah dipelopori oleh YLKI selama bertahun-tahun. Barulah pada era Reformasi, keinginan terwujudnya undang-undang perlindungan
konsumen dapat terpenuhi. Pada masa pemerintahan Bapak B.J.Habibie, tepatnya pada tanggal 20 April 1999, rancangan undang-undang perlindungan konsumen
secara resmi disahkan sebagai Undang-undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999 UUPK.
C. Hukum Perlindungan Konsumen Serta Hak Dan Kewajiban Konsumen Dan Pelaku Usaha