BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan dan diberikan saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1. Dalam rangka memberikan perlindungan hukum terhadap konsumen
Rumah Makan yang kepentingannya dirugikan serta didukung oleh ketidakberdayaan konsumen dalam menuntut hak-haknya maka dilakukan
upaya untuk melindungi konsumen tersebut. Perlindungan hukum yang diberikan UUPK serta Peraturan terkait lainnya seperti Undang-undang
Kesehatan, SK Menteri Kesehatan, Undang-undang tentang Pangan, Undang-undang tentang Perindustrian, Badan POM, Keputusan Dinas
Pariwisata dan Budaya Medan, serta Peraturan-peraturan lainnya dapat dijadikan pedoman dalam hal pengawasan rumah makan yang ada di kota
Medan serta peran serta Pemerintah Kota Medan, masyarakat juga pihak- pihak terkait lainnya yang termasuk didalamnya guna mewujudkan
perlindungan konsumen yang baik dan demi keberlangsungan usaha rumah makan yang ada di Kota Medan.
2. Dalam rangka pembinaan perlindungan konsumen, kegiatan juga
diarahkan pada pembinaan pelaku usaha guna menciptakan iklim usaha
Universitas Sumatera Utara
dan tumbuhnya hubungan yang sehat antara pelaku usaha dan konsumen. Hal tersebut hanya dapat terwujud apabila di kalangan pelaku usaha
tumbuh kesadaran akan pentingnya perlindungan konsumen, serta sikap jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha, dan pada akhirnya dapat
tumbuh perusahaan yang tangguh dalam menghadapi persaingan melalui penyediaan barang danatau jasa yang berkualitas. Peran BPOM dalam hal
pengawasan ini adalah upaya antisipasi terhadap penggunaan zat kimia berbahaya dalam Rumah Makan yang dikonsumsi masyarakat. BPOM
bertugas menguji kandungan bahan kimia, pengawet, pewarna tambahan, yang terdapat dalam sampel Makanan tersebut dan kemudian
menindaklanjutinya yaitu dengan menentukan apakah Rumah Makan tersebut telah memenuhi standar kesehatan dan layak dikonsumsi atau
tidak sama sekali. Dalam hal ini sampel yang diuji laboratorium oleh BPOM merupakan hasil kerja sama atau temuan awal kegiatan
pemeriksaan dan pengawasan yang dilakukan oleh Dinkes. Selain melakukan himbauan kepada para pelaku usaha pengelolaan makanan,
BPOM juga terkait dalam melakukan pengecekan langsung ke lapangan untuk menemukan usaha rumah makan mana yang tidak memenuhi syarat
atau tidak memenuhi kualitas kesehatan. Dalam menemukan hal ini dapat mengambil tindakan selanjutnya bersama Dinkes dan Disperindag atau
instansi terkait lainnya. 3.
Menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan dengan Surat Keputusan Nomor 350MPPKep122001 tanggal 10 Desember 2001,
Universitas Sumatera Utara
yang dimaksud dengan sengketa konsumen adalah “sengketa antara pelaku usaha dengan konsumen yang menuntut ganti rugi atas kerusakan,
pencemaran danatau yang menderita kerugian akibat mengkonsumsi barang danatau memanfaatkan jasa”. Pihak konsumen yang bersengketa
itu haruslah konsumen yang dimaksud dalam UUPK, yaitu pemakai, pengguna danatau pemanfaat keluarga atau rumah tangganya dan tidak
untuk tujuan komersial. Sedangkan produk yang disengketakan haruslah produk konsumen, artinya produk itu merupakan barang danatau jasa
yang umumnya dipakai, digunakan atau dimanfaatkan bagi memenuhi kepentingan diri, keluarga danatau rumah tangga konsumen. Adapun
penyelesaian sengketa antara konsumen dengan pengusaha rumah makan dapat dilakukan antara lain melalui penyelesaian sengketa diluar
Pengadilan secara damai musyawarah, melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK, serta melalui Arbitrase. Kemudian
penyelesaian sengketa melalui Pengadilan Negeri jika pihak yang tidak setuju atas putusan BPSK tersebut dapat mengajukan keberatan pada
Pengadilan.
B. Saran