HASIL DAN PEMBAHASAN Sikap Petani Terhadap Kegiatan Legalisasi Aset Tanah Melalui Program PPAN (Studi Kasus : Desa Lama, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Teknis pelaksanaan program PPAN yang dilaksanakan di daerah penelitian

Pelaksanaan PPAN dengan program sertifikasi tanah di Desa Lama, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang dilakukan melalui tahapan penetapan lokasi, penyuluhan, pengukuran dan pemetaan, pengumpulan data yuridis, pengumuman, penetapan hak, pembukuan hak, penerbitan sertifikat, dan penyerahan sertifikat. Reformasi agraria adalah upaya politik sistematis untuk melakukan perubahan struktur penguasaan tanah dan perbaikan jaminan kepastian penguasaan tanah untuk rakyat, khususnya petani yang memanfaatkan tanah dan yang diikuti pula oleh perbaikan sistem produksi melalui penyediaan fasilitas teknis dan kredit pertanian, perbaikan metode bertani, hingga infrastruktur sosial lainnya atau peningkatan hak petani atas penguasaan lahan pertaniannya dalam bentuk sertifikat tanah yang diberikan pemerintah melalui Badan Pertanahan Nasional BPN sebagai pelaksana . Adapun proses pelaksanaan program pembaharuan agraria di daerah penelitian adalah sbb; Universitas Sumatera Utara Kelengkapan Dokumen .1 Ktp, PBB, dsb. Kelengkapan Dokumen .2 Cth. Surat PPAT, pernyataan SK BPN Pemasangan Tanda Batas Pemohon Mengisi formulir menandatangani berita acara Membayar Biaya Pendaftaran Menunggu terbitnya sertifikat ±30 hari setelah pengajuan Sertifikat Hak Milik SHM Petugas kepala desa Mendatangi kantor BPN Kabupaten Petugas BPN Petani mendatangi kantor kepala desa Gambar 3. Proses Pembuatan Sertifikasi Tanah pada Program PPAN di Desa Lama Menghadiri Penyuluhan di Balai Desa Universitas Sumatera Utara Langkah pertama dalam mensertifikasi tanah yaitu memastikan bahwa petani mempunyai sekurang – kurangnya satu dokumen asli bukan fotocopy dari banyak kemungkinan macam dokumen. Langkah kedua yaitu menghadiri acara penyuluhan yang dilaksanakan di balai desa dengan arahan dari petugas Badan Pertanahan Nasional Kabupaten. Langkah ketiga pemohon petani diarahkan untuk mengisi formulir dan menandatangani berita acara. Setelah memasukkan berkas peserta menunggu tindak lanjut dari BPN untuk pemasangan tanda bataspatok. Petani menunjukkan batas- batas bidang tanah kepada petugas adjukasi. Proses selanjutnya Badan Pertanahan akan menunjuk petugas dari kantor kepala desa sebagai penanggung jawab kepala Dusun dan akan mengawasi jalannya program PPAN. Kepala dusun mendatangi kantor BPN kabupaten dan menyerahkan berkas – berkas dan biaya sertifikasi yang dibutuhkan. Petani menunggu terbitnya sertifikat hak milik tanah dalam rentang waktu 30 hari setelah pengajuan. Secara kategoris, subyek agraria dibedakan menjadi tiga yaitu komunitas sebagai kesatuan dari unit-unit rumah tangga, pemerintah sebagai representasi negara, dan swasta private sector. Ketiga subyek agraria tersebut memiliki ikatan dengan sumber-sumber agraria melalui institusi penguasaan pemilikan tenure institution. Dalam hubungan-hubungan itu akan menimbulkan kepentingan-kepentingan sosial ekonomi masing-masing subjek berkenaan dengan penguasaankepemilikan dan pemanfaatan sumber-sumber agraria tersebut. Bentuk dari hubungan ini adalah hubungan sosial atau hubungan social Universitas Sumatera Utara agraria yang berpangkal pada akses penguasaan, kepemilikan, penggunaan terhadap sumber agraria Sitorus, 2002 Pelaksanaan sertifikasi tanah melalui Program Pembaruan Agraria Nasional PPAN dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2010 di Desa Lama, Kecamatan Hamparan perak, Kabupaten Deli Serdang telah memenuhi target yang telah ditentukan sebelumnya, hal ini dikarenakan faktor – faktor sebagai berikut : a Adanya penyuluhan yang dilakukan oleh Kantor Pertanahan dengan bantuan aparat desa kelurahan dengan maksud untuk memberikan informasi dan pengetahuan tentang PPAN dan manfaatnya. b Adanya keinginan dari masyarakat sendiri untuk mensertifikasi tanahnya, karena untuk pelaksanaan PPAN ini dibebaskan dari biaya untuk mensertifikasikan tanahnya oleh Kantor Pertanahan. Hambatan – hambatan yang timbul dalam pelaksanaan program sertifikasi tanah melalui PPAN di Desa Lama antara lain sebagai berikut : 1 Pemohon kurang cepat melengkapi kekurangan berkas permohonan. 2 Pemohon tidak bisa hadir pada waktu pengukuran bidang tanah, hal ini di atasi dengan diusahakan pengukuran di lain waktu segera mungkin. 3 Pemilik tanah sudah tidak mengetahui asal muasal atau riwayat tanah karena diperoleh melalui jual beli dibawah tangan, hal ini di atasi dengan kerja sama dengan sesepuh desa. 4 Luas tanah tidak sesuai dengan luas yang tertera pada bukti – bukti kepemilikan letter C, hal ini di atasi dengan dibuatkan surat pernyataan luas. Universitas Sumatera Utara Kesadaran yang dimiliki masyarakat Desa Lama, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang masih dianggap kurang, walaupun masyarakat mengetahui adanya kewajiban untuk mendaftarkan tanah yang dimilikinya. Namun, kenyataannya pengetahuan mereka tentang adanya kewajiban pendaftaran tanah tersebut tidak menjadikan mereka mau melaksanakan pendaftaran hak atas tanah yang dimilikinya. Hal ini dipengaruhi oleh faktor pendidikan masyarakat yang bersangkutan yang mayoritas berpendidikan dasar. Minat masyarakat dalam melaksanakan sertifikasi tanah dipengaruhi oleh faktor ekonomi yaitu bahwa biaya untuk mensertifikatkan tanah milik petani tersebut mahal, sehingga masyarakat memilih untuk bersikap menunggu adanya pelaksanaan program pemerintah tentang pendaftaran tanah secara sistematik melalui Program Pembaruan Agraria Nasional PPAN untuk mensertifikatkan tanah milik petani tersebut, masyarakat merasa perlu adanya transparansi biaya pelayanan yang harus dikeluarkan oleh masyarakat dan jangka waktu penyelesaian dalam pensertifikatan tanah petani tersebut.

B. Sikap petani terhadap Program Pembaruan Agraria Nasional di Daerah Penelitian

Sikap petani terhadap program PPAN yang disampaikan anggota BPN dapat diketahui dengan melihat jawaban-jawaban petani responden terhadap kuisioner yang berisi pernyataan-pernyataan yang diberikan. Pernyataan ini dibagi kedalam 15 pernyataan positif dan 15 pernyataan negatif. Sikap dalam hal ini merupakan suatu respon dalam wujud suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Universitas Sumatera Utara Sikap kelompok tani bisa berupa positif dan negatif. Untuk pernyataan positif jawaban sangat tidak setuju STS diberi Nilai 1, Tidak setuju TS diberi nilai 2, Ragu-ragu R diberi nilai 3, Setuju S diberi nilai 4 dan sangat setuju SS diberi nilai 5. Demikian sebaliknya untuk pernyataan negatif, jawaban sangat tidak setuju STS diberi nilai 5, tidak setuju TS diberi nilai 4, ragu-ragu R diberi nilai 3, setuju S diberi nilai 2 dan sangat setuju SS diberi nilai 1. Dari jawaban setiap pernyataan akan diperoleh distribusi frekuensi responden bagi setiap katagori kemudian secara komulatif dilihat deviasinya menurut deviasi normal, sehingga diperoleh skor nilai skala untuk masing- masing kategori jawaban, kemudian skor terhadap masing-masing pernyataan dijumlahkan. Interpretasi terhadap skor masing-masing responden dilakukan dengan mengubah skor tersebut kedalam skor standart, yang mana dalam hal ini digunakan model Skala Likert Skor T. Dengan mengubah skor pada skala sikap menjadi skor T menyebabkan skor ini mengikuti distribusi skor yang mempunyai mean sebesar T = 50 dan standart deviasi S = 7,92, sehingga apabila skor standart 50, berarti mempunyai sikap yang positif dan jika skor standart ≤ 50, berarti mempunyai sikap negatif. Tabel 7. Sikap Petani Terhadap Program PPAN. No Kategori Jumlah orang Persentase 1 Positif 17 56,67 2 Negatif 13 43,33 JUMLAH 30 100 Sumber : Diolah dari Lampiran 7 Berdasarkan pada tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa dari 30 sampel anggota kelompok tani tanaman pangan yang diwawancarai, jumlah sampel yang menyatakan sikap positif terhadap program PPAN sedikit lebih banyak Universitas Sumatera Utara dibandingkan dengan sampel yang menyatakan sikap negatif, yaitu 17 orang 56,67, sedangkan yang menyatakan sikap negatif sebanyak 13 orang 43,33. Petani yang menyatakan sikap positif tersebut disebabkan oleh tanggapan petani yang merasa bahwa dengan adanya program PPAN tersebut, petani menjadi lebih mudah dalam hal pengurusan sertifikasi tanahnya. Secara umum petani di daerah penelitian dapat menerima program PPAN dengan sangat baik. Hal ini terjadi karena program PPAN tersebut dianggap penting bagi petani, yaitu para petani menjadi lebih memahami mengenai pentingnya legalitas atau keabsahan dari sertifikasi tanah. Petani juga menjadi memahami bagaimana tata cara atau proses dalam melakukan proses legalisasi sertifikat tanah, sehingga mempermudah petani dalam melakukan sertifikasi tanah petani tersebut. Dengan adanya program PPAN ini, petani juga dapat mengetahui secara jelas luas areal dari tanah petani tersebut beserta dengan batas-batasnya. Hal ini juga dapat mengurangi masalah petani mengenai sengketa tanah. Dengan sudah di legalisasinya sertifikasi tersebut tanah dapat mempermudah petani dalam menjalain kerja sama dengan berbagai lembaga keuangan BANK, karena petani sudah dapat menjaminkan sertifikat tanah tersebut.

C. Hubungan Antara Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Dengan Sikap Petani Terhadap Program PPAN

Karakteristik sosial ekonomi yang diduga berhubungan dengan sikap petani adalah umur, tingkat pendidikan formal, luas lahan, dan total pendapatan petani. Universitas Sumatera Utara Untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel ini, maka dianalisis dengan alat uji korelasi Rank Spearman dengan nilai = 0,05. a. Hubungan Antara Umur Petani dengan Sikap Petani Terhadap Program Pembaharuan Agraria Nasional PPAN Umur petani adalah salah satu karakteristik yang berkaitan erat dengan respon petani dalam melaksanakan kegiatan program PPAN. Umur dapat dijadikan indikator untuk menentukan petani dapat atau tidaknya menerima program- program yang diberikan, termasuk program PPAN yang dilaksanakan oleh lembaga BPN. Tabel 8. Hubungan antara Umur dengan Sikap Petani terhadap Program PPAN No Umur Sikap Petani Total Positif negatif 1 29 - 50 12 40 12 40 24 80 2 50 5 16,67 1 3,33 6 20 Total 17 56,67 13 43,33 30 100 Diolah dari lampiran 1 dan 7 Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa hubungan umur petani dengan sikap petani terhadap program PPAN, dengan hasil yang menunjukkan bahwa kelompok umur produktif 29 – 50 tahun terdapat 12 orang 40 yang bersikap positif, dan terdapat 12 orang 40 yang bersikap negatif. Pada kelompok umur non produktif 50 tahun terdapat 5 orang 16,67 yang bersikap positif, dan terdapat 1 orang 3,33 yang bersikap negatif. Universitas Sumatera Utara Untuk mengetahui hubungan dan melihat derajat keeratan hubungan antara umur petani dengan sikap petani terhadap program PPAN dapat dilihat dalam tabel 9 berikut ini : Tabel 9. Hasil Analisis Rank Spearman Hubungan Antara Umur dengan Sikap Petani Terhadap program PPAN. Uraian Nilai Hasil rs 0,169 Sig. 2-tailed 0,372 t-tabel 2,048 t-hitung 0,906 Diolah dari lampiran 9 Pada tabel 9 dinyatakan bahwa hasil analisis r S = 0,169 dan nilai signifikansi adalah sebesar 0,375. Data ini menunjukkan bahwa nilai sig 0,05 dan t-hitung 0,906 t-tabel 2,048, dari uji statistika ini berarti dapat dinyatakan bahwa H diterima dah H 1 ditolak, yang artinya tidak ada hubungan antara umur petani dengan sikap petani terhadap program PPAN. Hal ini didukung pula oleh tingkat keereatan hubungan yang termasuk dalam katagori lemah. b. Hubungan Antara Luas Lahan Petani dengan Sikap Petani Terhadap Program Pembaharuan Agraria Nasional PPAN Luas lahan juga salah satu karakteristik yang dapat menentukan sikap petani dalam menerima suatu program, dalam hal ini adalah program PPAN. Tabel 10. Hubungan antara Luas Lahan dengan Sikap Petani terhadap Program PPAN No Luas Lahan m 2 Sikap Petani Total Positif negatif 1 195 - 2500 11 36,67 9 30 20 66,67 2 2500 6 20 4 13,33 10 33,33 Total 17 56,67 13 43,33 30 100 Diolah dari lampiran 1 dan 7 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 10 diketahui bahwa hubungan luas lahan petani dengan sikap petani terhadap program PPAN, dengan hasil yang menunjukkan bahwa kelompok luas lahan 195- 2500 m 2 terdapat 11 orang 36,67 yang bersikap positip, dan terdapat 9 orang 30 yang bersikap negatif. Pada kelompok luas lahan 2500 m 2 terdapat 6 orang 20 yang bersikap positif, dan terdapat 4 orang 13,33 yang bersikap negatif. Untuk mengetahui hubungan dan melihat derajat keeratan hubungan antara luas lahan petani dengan sikap petani terhadap program PPAN dapat dilihat dalam tabel 11 berikut ini : Tabel. 11 Hasil Analisis Rank Spearman Hubungan Antara Luas Lahan dengan Sikap Petani Terhadap Program PPAN. Uraian Nilai Hasil rs 0,130 Sig. 2-tailed 0,493 t-tabel 2,048 t-hitung 0,692 Diolah dari lampiran 9 Pada tabel 9 dinyatakan bahwa hasil analisis r s = 0,130, dimana dari hasil analisis juga didapat bahwa nilai signifikan sebesar 0,493. Data ini menunjukkan bahwa nilai sig 0,05 dan t-hitung 0,692 t-tabel 2,048. Dari uji statistika ini berarti dapat dinyatakan bahwa H diterima dah H 1 ditolak, yang artinya tidak ada hubungan antara luas lahan petani dengan sikap petani terhadap program PPAN. Hal ini didukung pula oleh tingkat keereatan hubungan yang termasuk dalam kategori lemah. c. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Petani dengan Sikap Petani Terhadap Program Pembaharuan Agraria Nasional PPAN Universitas Sumatera Utara Cara berfikir seseorang akan sangat di pengaruhi oleh tingkat pendidikan formal yang dimilikinya dalam melakukan suatu aktifitas dalam kehidupan sehari- harinya, begitu juga dalam melakukan usaha taninya. Tingkat pendidikan merupakan salah satu karakteristik yang dapat mempengaruhi petani dalam menerima suatu program yang diberikan. Tabel 12. Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Sikap Petani terhadap Program PPAN No Umur Sikap Petani Total Positif Negatif 1 SD 3 10 8 26,67 11 36,67 2 SMP 4 13,33 5 16,67 9 30 3 SMA 4 13,33 1 3,33 5 16,67 4 S 1 5 16,67 0 0 5 16,67 Total 16 53,33 14 46,67 30 100 Diolah dari lampiran 1 dan 7 Berdasarkan tabel 12 diketahui bahwa hubungan Tingkat pendidikan petani dengan sikap petani terhadap program PPAN, dengan hasil yang menunjukkan bahwa kelompok tingkat pendidikan SD terdapat 3 orang 10 yang bersikap positip, dan terdapat 8 orang 26,67 yang bersikap negatif. Pada kelompok tingkat pendidikan SMP terdapat 4 orang 13,33 yang bersikap positif, dan terdapat 5 orang 16,67 yang bersikap negatif, pada kelompok tingkat pendidikan SMA terdapat 4 orang 13,33 yang bersikap positif dan terdapat 1 orang 3,33 yang bersikap negative. Pada kelompok tingkat pendidikan S 1 terdapat 5 orang 16,67 yang bersikap positif saja Untuk mengetahui hubungan dan melihat derajat keeratan hubungan antara tingkat pendidikan formal petani dengan sikap petani terhadap program PPAN dapat dilihat dalam tabel 13 berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel. 13 Hasil Analisis Rank Spearman Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dengan Sikap Petani Terhadap program PPAN. Uraian Nilai Hasil rs 0,134 Sig. 2-tailed 0,481 t-tabel 2,048 t-hitung 0,780 Diolah dari lampira 9 Pada tabel 13 dinyatakan bahwa hasil analisis r s = 0,1304, dimana dari hasil analisis juga didapat bahwa nilai signifikan sebesar 0,481. Data ini menunjukkan bahwa nilai sig 0,05 dan t-hitung 0,6780 t-tabel 2,048. Dari uji statistika ini berarti dapat dinyatakan bahwa H diterima dah H 1 ditolak, yang artinya tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan petani dengan sikap petani terhadap program PPAN. Hal ini didukung pula oleh tingkat keereatan hubungan yang termasuk dalam kategori lemah. d. Hubungan Antara Pendapatan Petani dengan Sikap Petani Terhadap Program Pembaharuan Agraria Nasional PPAN Pendapatan petani merupakan salah satu karakteristik ekonomi yang dapat mempengaruhi petani dalam menentukan sikap terhadap program PPAN. Tabel 14. Hubungan antara Pendapatan Petani dengan Sikap Petani terhadap Program PPAN. No Pendapatan Petani rupiahtahun Sikap Petani Total Positif negatif 1 6.600.000-55.000.000 8 26,67 7 23,33 15 50 2 55.000.000 5 16,67 10 33,33 15 50 Total 13 43,34 17 56,66 30 100 Diolah dari lampiran 1 dan 7 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan table 14 diketahui bahwa hubungan pendapatan petani dengan sikap petani terhadap program PPAN, dengan hasil yang menunjukkan bahwa kelompok pendapatan 6.600.000-55.000.000 terdapat 8 orang 26,67 yang bersikap positip, dan terdapat 7 orang 23,33 yang bersikap negatif. Pada kelompok pendapatan 55.000.000 terdapat 5 orang 16,67 yang bersikap positif, dan terdapat 10 orang 33,33 yang bersikap negative Untuk mengetahui hubungan dan melihat derajat keeratan hubungan antara pendapatan petani dengan sikap petani terhadap program PPAN dapat dilihat dalam tabel 15berikut ini : Tabel. 15 Hasil Analisis Rank Spearman Hubungan Antara Pendapatan dengan Sikap Petani Terhadap Program PPAN. Uraian Nilai Hasil rs 0,026 Sig. 2-tailed 0,891 t-tabel 2,048 t-hitung 0,137 Diolah dari lampiran 9 Pada tabel 15 dinyatakan bahwa hasil analisis r s = 0,026, dimana dari hasil analisis juga didapat bahwa nilai signifikan sebesar 0,891. Data ini menunjukkan bahwa nilai sig 0,05 dan t-hitung 0,137 t-tabel 2,048. Dari uji statistika ini berarti dapat dinyatakan bahwa H diterima dah H 1 ditolak, yang artinya tidak ada hubungan antara pendapatan petani dengan sikap petani terhadap program PPAN. Hal ini didukung pula oleh tingkat keereatan hubungan yang termasuk dalam kategori lemah. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Analisis Pelaksanaan Rujukan KIA Di Puskesmas Hamparan Perak Dan Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

9 129 152

Teknologi Budidaya Dan Produksi Kacang Tanah ( Studi kasus : Desa Lama Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara)

0 34 89

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Adopsi Petani Padi Sawah Dalam Metode SLPTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu) (Studi kasus : Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang)

3 58 57

Dampak Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) Terhadap Pendapatan Petani (Studi kasus: Desa Kota Datar, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

4 102 117

Pengaruh Kegiatan Penunjang Agribisnis Terhadap Produksi Padi (Studi Kasus: Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang)

41 264 64

Perubahan Desa Menjadi Kota (Studi Deskriptif di Desa Tembung, Kecamatan Percut SeiTuan, Kabupaten Deli Serdang)

22 218 93

Keanekaragaman Makrozoobenthos Di Sungai Sibiru-Biru Kecamatan Sibiru Biru Kabupaten Deli Serdang

0 50 72

Evaluasi Kesesuaian Lahan di Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang untuk Tanaman Pepaya ( Carica papaya L. ) dan Pisang ( Musa acuminata COLLA )

0 62 66

Transformasi Gelombang Laut Di Pantai Mutiara Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara

13 114 99

TINJAUAN ANTROPOLOGI EKONOMI TERHADAP PETANI DI DESA HAMPARAN PERAK KECAMATAN HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG.

0 1 35