Latar belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang Masalah

Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media. Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan kebutuhan terhadap media massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi karena pilihan mereka yang terbatas. Masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki lebih banyak pilihan dan akses banyak media massa, termasuk bertanya langsung pada sumber atau ahli dibandingkan mengandalkan informasi yang mereka dapat dari media massa tertentu. Koran dari bahasa Belanda: Krant, dari bahasa Perancis courant atau surat kabar adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang, biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut kertas koran, yang berisi berita-berita terkini dalam berbagai topik. Topiknya bisa berupa even politik, kriminalitas, olahraga, tajuk rencana, cuaca. Surat kabar juga biasa berisi kartun, TTS dan hiburan lainnya. http:defenisionline.com 201103pengertian surat kabar Universitas Sumatera Utara Ada juga surat kabar yang dikembangkan untuk bidang-bidang tertentu, misalnya berita untuk industri tertentu, penggemar olahraga tertentu, penggemar seni atau partisipan kegiatan tertentu. Jenis surat kabar umum biasanya diterbitkan setiap hari, kecuali pada hari-hari libur. Surat kabar sore juga umum di beberapa negara. Selain itu, juga terdapat surat kabar mingguan yang biasanya lebih kecil dan kurang prestisius dibandingkan dengan surat kabar harian dan isinya biasanya lebih bersifat hiburan. Pada awalnya, komunikasi antar manusia sangat bergantung pada komunikasi dari mulut ke mulut. Catatan sejarah yang berkaitan dengan penerbitan media massa terpicu penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg. Di Indonesia, perkembangan kegiatan jurnalistik diawali oleh Belanda. Beberapa pejuang kemerdekaan Indonesia pun menggunakan jurnalisme sebagai alat perjuangan. Di era-era inilah Bintang Timur, Bintang Barat, Java Bode, Medan Prijaji, dan Java Bode terbit. Pada masa pendudukan Jepang mengambil alih kekuasaan, koran-koran ini dilarang. Akan tetapi pada akhirnya ada lima media yang mendapat izin terbit: Asia Raja, Tjahaja, Sinar Baru, Sinar Matahari, dan Suara Asia. http:lapmipth.blogger.com Kebanyakan negara mempunyai setidaknya satu surat kabar nasional yang terbit di seluruh bagian negara. Di Indonesia contohnya adalah Kompas, Jawa Pos, Media Indonesia dan Jakarta Post Pemilik surat kabar, atau sang penanggung jawab, adalah sang penerbit, Orang yang bertanggung jawab terhadap isi surat kabar disebut editor. Di negara-negara Barat, pers disebut sebagai kekuatan yang keempat, setelah Universitas Sumatera Utara kaum agamawan, kaum bangsawan, dan rakyat. Istilah ini pertama kali dicetuskan oleh Thomas Carlyle pada paruhan pertama abad ke-19. Hal ini menunjukkan kekuatan pers dalam melakukan advokasi dan menciptakan isu-isu politik. Karena itu tidak mengherankan bila pers sering ditakuti, atau malah dibeli oleh pihak yang berkuasa. Di Indonesia, pers telah lama terlibat di dalam dunia politik. Di masa penjajahan Belanda pers ditakuti, sehingga pemerintah mengeluarkan haatzai artikelen, yaitu undang-undang yang mengancam pers apabila dianggap menerbitkan tulisan-tulisan yang menaburkan kebencian terhadap pemerintah. Pada masa Orde Lama banyak penerbitan pers yang diberangus oleh Presiden Soekarno. Namun bredel pers paling banyak terjadi di bawah pemerintahan Soeharto. Akibatnya banyak wartawan yang harus menulis dengan sangat berhati-hati. Atau sebaliknya, wartawan menjadi tidak kritis dan hanya menulis untuk menyenangkan penguasa. Dan akhirnya di zaman sekarang ini dizaman demokrasi informasi dan wartawan yang membuat informasi tersebut semakin luwes dalam menampilkan atau membuat informasi yang terjadi. http:lapmipth.blogger.com Baru baru ini terjadi sebuah fenomena yang disebut crop circle yang terjadi di sleman. semua media sibuk mencari kebenarannya, salah satu dari media massa yang berperan dalam menginformasikan tersebut adalah media koran atau surat kabar. Banyak surat kabar mengatakan salah satunya harian Kompas dan Waspada yaitu Fisikawan Universitas Diponegoro Semarang Dr M. Nur memperkirakan, crop circle yang muncul di Yogyakarta adalah murni fenomena alam. Ia meyakini bahwa crop circle yang muncul di Sleman tersebut bukan buatan manusia maupun jejak Universitas Sumatera Utara unidentified flying object UFO, Menurut Dr M. Nur, kalau crop circle itu buatan manusia, tentunya tidak mungkin sanggup mengerjakan sampai serapi itu, apalagi sanggup mengerjakan dalam waktu yang cukup singkat. Tidak mungkin, kata Dr M. Nur, jika crop circle itu dibuat manusia, sebab polanya sangat rapi, bentuknya amat teratur. Padahal tidak ada orang yang tahu, tahu-tahu sudah ada. Saya meyakini itu hanya fenomena alam akibat intervensi ion yang disebut elektro hidro dinamik, katanya di Semarang. Harian Kompas 2512011 Fisikawan yang telah enam tahun bergelut dengan ilmu fisika plasma itu menjelaskan fenomena crop circle mungkin disebabkan tertariknya ion-ion positif yang ada di awan ke bumi. Awan kan mengandung ion-ion negatif sedangkan bumi bermuatan negatif, suatu ketika bisa saja ion-ion itu tertarik ke bumi dan saling terintervensi membentuk pola, katanya. Biasanya, kata, Dr M. Nur, pola yang terbentuk akibat intervensi ion yang sering disebut angin ion itu lingkaran, karena pergerakannya cenderung berbentuk spiral dan berputar-putar. Dalam waktu singkat, pola crop circle itu bisa terbentuk. Karena itu, mustahil kalau dibuat manusia, apalagi saya semakin yakin karena saat itu tengah hujan disertai angin, katanya. Harian Kompas 2512011 Ia mengatakan crop circle itu bisa terjadi di mana saja, namun polanya akan terlihat jika mengenai bidang datar yang lunak, misalnya di semak belukar, ladang gandum, dan sawah. Apakah di atap rumah dan pepohonan tidak bisa terkena? Bisa saja, namun pola yang terbentuk tidak akan terlihat karena bidangnya tidak datar dan cenderung keras, katanya. Nur menambahkan kejadian crop circle ini bisa terjadi di Universitas Sumatera Utara wilayah manapun, namun lebih sering terjadi di negara beriklim subtropik dengan membentuk berbagai pola yang kompleks. Rencananya, Dekan Fakultas Matematika dan IPA FMIPA Undip itu akan mengajak dan mengumpulkan para ilmuwan untuk mendiskusikan fenomena crop circle itu lebih lanjut. Crop Circle mendunia sejak 1980-an ketika media melaporkannya muncul di Inggris, terutama Wiltshire dan Hampshire. Fenomena ini terus terjadi, menyebar ke negara lain. Harian Kompas 2512011 Hingga kini, setidaknya ada 12 ribu Crop Circle CC ditemukan di seluruh dunia. Termasuk diantaranya di Inggris, Amerika Serikat AS, Kanada, Jepang dan banyak negara lainnya. Ketika CC akan muncul selalu terdapat tanda-tanda aneh sebelumnya. Seperti lingkaran-lingkaran cahaya aneh yang melayang-layang di atas ladang. Kemudian akan terjadi petir hebat setelahnya. Benda-benda elektronik pun tiba-tiba mati dengan sendirinya termasuk mesin mobil. Meski teori sains terpopuler menyatakan diduga kemunculan CC dikarenakan medan magnet elektromagnetik petir, namun ilmuwan belum bisa memecahkan misteri mengapa petir bisa menciptakan pola-pola indah itu. Harian Kompas 2512011 Pada harian Waspada, Indonesia pada Senin 241 dihebohkan dengan CC di Sleman, Yogyakarta. Fenomena itu diduga muncul pada Minggu 231 malam. Para ahli masih berdebat mengenai penampakan terakhir dari CC ini. Di harian Waspada mengatakan Perbincangan hangat mengenai ditemukannya hempasan padi di areal persawahan, di Berbah, Sleman, yang membentuk citra timbul bernilai seni, menarik perhatian banyak kalangan termasuk pakar Teknik Geodesi UGM, I Made Andi Universitas Sumatera Utara Arsana. Citra timbul ini telah populer disebut dengan istilah crop circle CC. Saya bukanlah pemerhati, apalagi ahli Unidentified Flying Object UFO. Saya juga bukan penggemar cerita-cerita misteri atau ahli yang bisa memahami makna symbol-simbol yang langka. Meski demikian, hingar bingar crop circle CC di Berbah, Sleman yang menghebohkan itu, tak ayal menarik perhatian saya, ujar I Made Andi Arsana. Harian Waspada 2412011 Dalam penuturannya, pemetaan oleh Tim Teknik Geodesi UGM dengan pesawat aeromodeling berhasil mengungkap bentuk dan dimensiukuran CC secara akurat. Dengan ilmu dan teknologi fotogrametri yang dikemas dalam Rapid Imaging and Mapping System, dihasilkanlah sebuah peta foto udara yang dengannya bisa diukur dimensiukuran CC tersebut. Diketahui bahwa diameter lingkaran terbesar adalah 54 meter dan ada dua lingkaran kecil di sisi timur dan barat dengan jarak keduanya 67 meter. Seperti yang telah dilansir di beberapa media, diketahui juga bahwa bentuk CC itu ternyata tidak simestris sempurna. Sementara itu, ada pandangan bahwa seandainya CC itu merupakan jejak dari landasan sebuah pesawatmesin, seharusnya bentuknya simetris sempurna. Harian Waspada 2412011 Tentu saja pandangan ini dilatarbelakangi oleh asumsi bahwa desain suatu mesinpesawat selalu simetris. Masuk akal, karena demikianlah umumnya desain mesinpesawat hasil karya manusia atau makhluk planet bumi. Ini mengarahkan dugaan bahwa CC itu hasil karya manusia. Selain itu, sudah menjadi pengetahuan umum bahwa CC memang bisa dibuat oleh manusia dengan alat yang sederhana. Universitas Sumatera Utara Banyak sekali petunjuk yang bisa diikuti di internet, ungkapnya. Namun, Made menegaskan kesimpulan sementara tersebut masih berupa asumsi. Artinya, dugaan ini bisa salah jika asumsinya tidak benar, timpalnya. Jika pun kita sampai pada kesimpulan bahwa CC ini buatan manusia, harus ada argumen yang ilmiah dan tentu saja kemudian harus ditindaklanjuti dengan menunjukkan pelakunya, pungkas Made, seraya mengaitkan bahwa fenomena seperti segitiga Bermuda meskipun dijelaskan dengan pendekatan ilmu pengetahuan, selalu saja mengarah kepada misteri. Harian Waspada 2412011 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan Fakultas yang terdiri dari beberapa departemen yang terdiri dari Sosiologi, Kesejahteraan Sosial, Administrasi Negara, Ilmu Komunikasi, Antropologi, Politik, Administrasi Bisnis, Ilmu Komunikasi Ekstension, dan Administrasi Negara. Maka dari itu Peneliti ingin mengetahui seberapa besar kepercayaan mahasiswa FISIP USU terhadap pemberitaan mengenai crop circle di Koran Kompas dan Waspada. Karena Koran Kompas dan Waspada merupakan Koran yang banyak dibaca di kalangan umum dan masing – masing juga memiliki website tersendiri yang bersifat electronic paperE- Paper, maka dari itu saya sebagai peneliti ingin meneliti pemberitaan mengenai crop circle yang ada di Koran Kompas dan Waspada dan kepercayaan mahasiswa terhadap crop circle yang dibuat oleh UFO atau buatan manusia. Saya memilih Mahasiswa FISIP USU karena pemberitaan tersebut jauh dari kejadian yang terjadi, jadi saya ingin tahu minat mahasiswa FISIP USU dalam membaca pemberitaan mengenai crop circle yang ada di Koran Kompas dan Waspada. Berdasarkan uraian – uraian diatas, Universitas Sumatera Utara peneliti merasa tertarik untuk mengetahui Bagaimanakah Pengaruh “Pemberitaan Mengenai Crop Circle di Koran Kompas dan Waspada Terhadap Kepercayaan Mahasiswa FISIP USU”.

1.2. Perumusan Masalah