Teori Efek Komunikasi Massa

membentuk masyarakat yang intelek dan kritis. Terlebih lagi surat kabar sangat berpengaruh pada perjuangan kemerdekaan negara-negara terjajah dan sangat memberikan andil besar dalam revolusi yang terjadi. Surat kabar menjadi sumber utama mengenai perkembangan terkini tentang dunia. Surat kabar pula yang banyak mempengaruhi opini publik. http:lutviah.net20110114mediasuratkabar

2.6. Teori Efek Komunikasi Massa

Teori yang relevan untuk digunakan dalam penelitian ini adalah teori AIDDA yang sering disebut A-A Procedure atau Attention ro action Procedure. AIDDA merupakan akronim dari kata Attention Perhatian, Interest Minat, Desire Keinginan, Decision Keputusan, dan Action Tindakan. Dalam komunikasi massa teori AIDDA merupakan hal yang terpenting untuk membuat berita. Tahapan – tahapan dari AIDDA itu adalah 1. Attention Perhatian, yaitu tahapan perhatian terhadap berita tersebut. 2. Interest Minat, yaitu tahapan minat baca atau minat untuk mengetahui tentang berita tersebut. 3. Desire Keinginan, yaitu tahapan keinginan untuk membaca, melihat, berita tersebut. 4. Decision Keputusan,yaitu tahapan keputusan untuk menerima informasi tersebut media massa tersebut. 5. Action Tindakan,yaitu tahapan tahapan dimana reaksi individu dalam menerima informasi tersebut. .Effendy,2001:304 Universitas Sumatera Utara Proses pentahapan komunikasi mengandung maksud bahwa komunikasi hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian. Dalam hubungan ini komunikator harus menimbulkan daya tarik. Pada dirinya harus terdapat faktor daya tarik komunikator source attractiveness. Seorang komunikator akan mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan sikap, pendapat dan tingkah laku komunikasi melalui mekanisme daya tarik jika pihak komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengannya, dengan kata lain pihak komunikan merasa adanya kesamaan antara komunikator dengannya, sehingga dengan demikian komunikan bersedia untuk taat pada pesan yang dikomunikasikan oleh komunikator. Sikap komunikator yang berusaha menyamakan diri dengan komunikan ini akan menimbulkan simpati komunikan pada komunikator Effendy, 2007:34. Dimulainya komunikasi dengan membangkitkan perhatian attention merupakan awal kesuksesan komunikasi. Apabila perhatian komunikan telah terbangkitkn, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat interest, yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat desire untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator. Hanya ada hasrat saja pada diri komunikan, bagi komunikator belum berarti apa-apa, sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan decision, yakni keputusan untuk melakukan kegiatan action sebagaimana daharapkan komunikator. Dalam proses komunikasi seorang komunikator akan sukses apabila ia berhasil menunjukkan source credibility, artinya menjadi sumber kepercayaan bagi komunikan. Kepercayaan komunikan kepada Universitas Sumatera Utara komunikator ditentukan oleh keahlian komunikator dalam bidang tugas pekerjaannya dan dapat tidaknya ia dipercaya. Seorang ahli hukum akan mendapat kepercayaan apabila ia berbicara mengenai masalah hukum. Demikian pula seorang dokter akan memperoleh kepercayaan kalau ia membahas masalah kesehatan. Kepercayaan kepada komunikator mencerminkan bahwa pesan yang disampaikan kepada komunikan dianggap benar dan sesuai dengan kenyataan empiris. Jadi seorang komunikator menjadi menjadi source of credibility disebabkan adanya ethos pada dirinya yaitu apa yang dikatakan oleh Aristoteles, dan yang hingga kini tetap dijadikan pedoman yaitu good sense, good moral character dan good will, yang oleh para cendikiawan modern diterjemahkan menjadi itikad baik good intentions, dan dapat dipercaya thrustworthiness dan kecakapan atau kemampkuan competence or expertness. Berdasarkan hal itu komunikator yang ber-ethos menunjukkan bahwa dirinya mempunyai itikad baik, dapat dipercaya dan mempunyai kecakapan dan keahlian Effendi, 2007:306. 2.7.Teori Kepercayaan Menurut fukuyama, bahwa kepercayaan merupakan produk dari komunitas – komunitas yang telah ada sebelumnya yang memiliki norma – norma atau nilai – nilai moral bersama. Ada beberapa elemen – elemen utama yang terkait dengan isu Trust, yakni kebijakan sosial dan Modal sosial. Dijelaskan juga oleh fukuyama, kepercayaan adalah harapan yang tumbuh didalam sebuah masyarakat yang ditunjukkan oleh adanya perilaku jujur, teratur, dan Universitas Sumatera Utara kerjasama berdasarkan norma – norma yang dianut bersama – sama. Kepercayaan sosial merupakan penerapan terhadap pemahaman ini, bahwa dalam masyarakat yang memiliki tingkat kepercayaan tinggi, aturan – aturan sosial cenderung bersifat positif, hubungan – hubungan juga bersifat kerjasama. .fukunyama,2002:210 Norma – norma terdiri dari pemahaman – pemahaman, nilai – nilai, harapan – harapan dan tujuan - tujuan yang diyakini dan dijalankan bersama oleh sekelompok orang. norma – norma yang bersumber dari agama, panduan moral maupun standar – standar sekuler, seperti hal nya kode etik professional. norma – norma dibangun dan berkembang berdasarkan sejarah kerjasama dimasa lalu dan diterapkan untuk mendukung iklim kerjasama. norma – norma dapat merupakan prakondisi maupun produk dari kepercayaan social. Fukuyama memandang Trustkepercayaan sebagai komponen ekonomi yang melekat dalam kultur yang ada pada masyarakat.Qianhong fu membagi tiga tingkatan trust yaitu : 1. Pada tingkat individual, trust merupakan keyakinan individual, merupakan variabel personal sebagai karakteristik individu. 2. Pada tingkat hubungan sosial, trust merupakan atribut kolektif untuk mencapai tujuan – tujuan kelompok. 3. Pada tingkat sistem sosial, trust merupakan nilai yang berkembang menurut sistem sosial yang ada. Jausari,2006:12 Universitas Sumatera Utara Trust dikedepankan dengan istilah kepercayaan , didefenisikan oleh fukuyama sebagai harapan – harapan terhadap keteraturan, kejujuran, perilaku koperatif yang muncul dari dalam sebuah komunitas yang didasarkan pada norma – norma yang dianut bersama oleh anggota komunitas. . repository.usu.ac.id Kepercayaan berasal dari kata percaya artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Dasar kepercayaan itu adalah kebenaran. Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan focus dari segala pikiran, sikap dan perasaan. Dalam tingkah laku, perbuatan manusia selalu hati-hati agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran. Manusia sadar bahwa ketidak benaran dalam bertindak, berucap dapat mencemarkan atau menjatuhkan namanya. http:mfauzan.info20110522 Ada tiga teori tentang kebenaran yaitu : 1. Teori koherensi; suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan – pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Misalnya setiap manusia pasti mati. Paul manusia. Paul pasti mati. 2. Teori korespondensi’ teori yang menyatakan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung penyataan itu berkorespondesni berhubungan dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Universitas Sumatera Utara 3. Teori pragmatis’ Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. http:gerryhost.wordpress.com201105 Dasar kepercayaan adalah kebenaran, sumber kebenaran adalah manusia. Tingkat Kepercayaan itu dapat dibedakan atas : 1. kepercayaan pada diri sendiri yaitu kepercayaan pada diri kita sendiri akan fakta yang ada dan yang mempengaruhi fakta pada diri kita sendiri 2. kepercayaan pada orang lain yaitu kepercayaan terhadap informasi yang dipengaruhi oleh orang lain atau bisa dikatakan kita sudah percaya dengan kebenaran tentang informasi yang ada. 3. kepercayaan pada pemerintah yaitu kepercayaan terhadap informasi yang diberikan oleh pemerintah akan tentang suatu kebenaran informasi yang ada. 4. kepercayaan pada Tuhan yaitu kepercayaan yang hakiki yang bersifat mutlak. http:mfauzan.info20110522 Kepercayaan mesti diteliti untuk membedakan yang benar dengan yang dibuat-buat. Pemeriksaaan seksama akan menghindarkan kita mempercayai ilusi, mempercayai hal kosong tak berdasar. Sekedar percaya menunjukkan sikap ‘ignorance’ dan kemalasan intelektual. Kepercayaan dan pengetahuan memiliki derajat berbeda. Ada paling tidak 3 syarat agar kepercayaan bernilai sebagai pengetahuan. Universitas Sumatera Utara Pertama, kepercayaan mesti didasarkan atas bukti. Tanpa bukti kepercayaan akan tetap jadi kepercayaan. Bukti akan menjadi konfirmasi bahwa kepercayaan itu bukan hasil karangan atau muncul dari awang-awang. Semakin kuat bukti, semakin layak kepercayaan itu menjadi pengetahuan. Kedua, kepercayaan mesti konsisten. Agar menjadi pengetahuan, kepercayaan tak boleh berubah-ubah apalagi kontradiktif. Ketidakkonsistenan menunjukkan ada yang tidak beres pada bangunan kepercayaan. Apalagi jika kontradiksi itu begitu nyata dan saling meniadakan. Dalam kontradiksi, tak mungkin semua benar. Pun jika dipaksakan, kepercayaan akan kehilangan integritas dan tak bernilai. Ketiga, kepercayaan tak boleh bertentangan dengan kepercayaan sebelumnya yang telah tervalidasi. Jika ada kepercayaan baru, dan kepercayaan itu berhubungan dengan pengetahuan yang telah tervalidasi, maka keduanya tak boleh saling bertentangan. Jika terjadi pertentangan, kepercayaan baru mesti dipertanyakan. Pengecualian bisa diterima jika kepercayaan baru ini disokong bukti kuat. Bukti baru bisa saja muncul sejalan berkembangnya pemahaman. Untuk mencapai derajat pengetahuan kepercayaan mesti didasarkan atas bukti, namun bukti tidak mesti tersedia 100. Jika bukti hanya tersedia setengahnya, kepercayaan tetap bisa diterima menjadi pengetahuan akan tetapi dengan validitas yang lebih rendah. Sedikit bukti akan lebih baik dibanding tak ada bukti sama sekali. .http:syafrilhernald.com201003a Universitas Sumatera Utara Pengetahuan juga tak mesti statis. Seiring perkembangan, yang dulu dianggap sebagai pengetahuan dengan validitas mencukupi, sekarang bisa saja harus direvisi atau digantikan dengan pengetahuan baru. Tidak mengapa, justru seperti itu seharusnya. Prinsip utama terletak pada prosedur pengujian dalam kapasitas kemampuan yang ada sekarang. Manusia senantiasa dinamis. Manusia modern mampu memahami sekaligus memecahkan pertanyaan yang menjadi misteri pada masa sebelumnya. Demikian pula manusia masa depan sewajarnya akan memiliki pemahaman lebih baik dibanding masa sekarang. Sebagian pengetahuan klasik bisa saja tetap valid, akan tetapi sebagian yang lain perlu ditinggalkan. Itu dicapai dengan pengujian menerus. Tak ada yang tetap selain perubahan itu sendiri. Karena dengan itu kita memastikan apa yang kita ketahui tak statis. http:www.wikipedia.org Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN