departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap.
Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri. http:id.wikipedia.orgwikiKomunikasi
2.2. Teori S-O-R
Dimulai pada tahun 1930-an, lahir suatu model klasik komunikasi yang banyak mendapat pengaruh teori psikologi, Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-
Organism-Response. Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku,
kognisi afeksi dan konasi. Effendy,2007:254
Asumsi dasar dari model ini adalah: media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Stimulus Response Theory atau S-
R theory. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-reaksi. Artinya model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal,
simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu. Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif; misal jika
orang tersenyum akan dibalas tersenyum ini merupakan reaksi positif, namun jika tersenyum dibalas dengan palingan muka maka ini merupakan reaksi negatif. Model
inilah yang kemudian mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu Hypodermic Needle atau teori jarum suntik. Asumsi dari teori inipun tidak jauh berbeda dengan
model S-O-R, yakni bahwa media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat
Universitas Sumatera Utara
tehadap komunikan. Artinya media diibaratkan sebagai jarum suntik besar yang memiliki kapasitas sebagai perangsang S dan menghasilkan tanggapan R yang
kuat pula. Effendy,2007:254 Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini semula
berasal dari teori psikologi yang kemudian menjadi teori komunikasi. Dua disipin ilmu ini memang mempunyai objek material yang sama yaitu manusia, yang jiwanya
meliputi komponen-komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi. Menurut Stimulus-Response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap
stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini
adalah: • Pesan Stimulus
• Komunikan Organism • Efek Response
Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek “how” bukan “what” dan “why”. Jelasnya how to communicate, dalam hal ini how to
change the attitude yaitu bagaimana mengubah sikap komunikan. Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang
menerpa benar-benar melebihi semua.
Universitas Sumatera Utara
Prof. Dr. Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya”, mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelley yang menyatakan
bahwa dalam menelaah sikap yang baru terdapat tiga variabel penting Effendy, 2007:254, yaitu
• Perhatian
• Pengertian
• Penerimaan
Gambar 2. Proses S-O-R Gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses
yang terjadi pada individu. Dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan mengenai hubungan Pemberitaan Crop Circle di Koran Kompas dan Waspada terhadap
Kepercayaan Mahasiswa FISIP USU, Gambar di atas menunjukkan bahwa: 1.
Pesan Stimulus, stimulus atau pesan yang dimaksud disini adalah pemberitaan crop circle di Koran Kompas dan Waspada.
2. Komunikan Organism, yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 3.
Efek Response, efek yang diharapkan dapat dicapai adalah adanya suatu kepercayaan yang fakta atau fiktif terhadap pemberitaan crop circle di Koran
Kompas dan Waspada.
Universitas Sumatera Utara
2.3. Komunikasi Massa