Pemberitaan Crop Circle Di Koran dan Kepercayaan (Studi Korelasional Pengaruh Pemberitaan Mengenai Crop Circle Di Koran Kompas dan Waspada terhadap Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU)

(1)

Pemberitaan Crop Circle Di Koran dan Kepercayaan

(Studi Korelasional Pengaruh Pemberitaan Mengenai Crop Circle Di Koran Kompas dan Waspada terhadap Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU)

SKRIPSI

oleh :

FAUZAR IKHSAN 090922022

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN IMU KOMUNIKASI

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh : Nama : Fauzar Ikhsan

NIM : 090922022 Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul :

Pemberitaan Crop Circle Di Koran dan Kepercayaan

(Studi Korelasional Pengaruh Pemberitaan Mengenai Crop Circle Di Koran Kompas dan Waspada terhadap Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU)

Medan, Juli 2011 Dosen Pembimbing Ketua Departemen

(

Amir Purba, MA. Ph.D) (Dra. Fatma Wardi Lubis M.A) NIP :195102191987011001 NIP : 196208281987012001

Dekan FISIP USU

(Prof.Dr.Badaruddin, M.si) NIP:196805251992031002


(3)

ABSTRAKSI

Skripsi ini berjudul Pemberitaan Tentang Crop Circle di Koran Kompas dan Waspada dan Tingkat Kepercayaan (Studi Korelasional “Bagaimanakah Pengaruh Pemberitaan Mengenai Crop Circle di Koran Kompas dan Waspada Terhadap Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU?”). Tujuan dari penelitian ini adalah Bagaimanakah Pengaruh Pemberitaan Tentang Crop Circle di Koran Kompas dan Waspada Terhadap Tingkat Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional yang mencari hubungan antara variable X(Pemberitaan Crop Circle) dengan variabel Y(Kepercayaan). Teknik analisa data yang digunakan analisa tabel tunggal,analisa tabel silang dan uji hipotesa dengan menggunakan rumus koefisien korelasi Rank Spearman Rho.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 1591 mahasiswa dengan menggunakan rumus Taro Yamane presisi 10% sehingga sampel yang didapat berjumlah 95 mahasiswa.

Langkah-langkah dalam pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan Teknik penarikan sampel yang dipilih adalah teknik yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik penarikan sampel menggunakan teknik stratifield sampling, teknik stratifield sampling adalah penarikan sampel dengan jumlah populasi yang dijadikan sampel terbagi atas beberapa kelas. Penggunaan stratfield sampling ini memberi peluang kepada populasi masing – masing kelas untuk dipilih sebagai sampel dan penelitian ini juga menggunakan purposive sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan karakteristik tertentu. Dalam penelitian ini, dari setiap strata diambil sampel yang sebanding dengan dasar setiap strata, lalu peneliti mengadakan pengumpulan data di lapangan dan perpustakaan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Komunikasi, Teori S-O-R, Komunikasi Massa, Teori Seven Communication , Teori AIDDA, dan Teori Kepercayaan.

Dari uji hipotesis menggunakan Rank Spearman Rho melalui program SPSS 16.0 diperoleh rs = 0,43 yang mempunyai arti cukup berarti antara Hubungan Pemberitaan Mengenai Crop Circle Di Koran Kompas dan Waspada terhadap kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU. Untuk mengetahui kuat-rendahnya hubungan dalam penelitian ini digunakan skala Guilford, untuk menunjukkan hubungan antara antara variable X(Pemberitaan Crop Circle) dengan variabel Y(Kepercayaan) yang mempunyai hubungan cukup berarti. Lalu di gunakan Thitung sebagai pengukur signifikannya dengan berpedoman dengan Ttabel sehingga terdapat nilai nilai koefesien korelasi sebesar 4,59. perhitungan diperoleh thitung >ttabel (4,59 >

1,985) pada tingkat α = 0,05, maka korelasi yang diperoleh adalah signifikan, artinya adanya Pengaruh Pemberitaan Mengenai Crop Circle di Koran Kompas dan Waspada terhadap Kepercayaan Mahasiswa FISIP USU Medan.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan penyertaan – Nya Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pemberitaan Crop Circle Di Koran dan Kepercayaan” yang merupakan salah satu prasyarat untuk dapat meraih gelar sarjana sosial dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Badaruddin, M.si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik.

2. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A selaku Kepala Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU

3. Bapak Amir Purba, MA. Ph.D selaku Dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan pikirannnya dalam memberikan petunjuk, saran, dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat di selesaikan

4. Bapak dan Ibu orang tua yang juga telah memberi dukungan kepada saya dalam segala hal baik itu nasehat, moril dan kekuatan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini, sehingga skripsi dan gelar yang saya inginkan dapat tercapai.


(5)

5. Ibu Dra. Dayana M.si selaku Dosen Penasehat Akademik saya.

6. Kepada teman – teman saya ihsan, frengki, like, mila dan lain – lainnya yang tak bias saya sebutkan satu – persatu, saya ucapkan terima kasih atas motivasi dan kebersamaanya selama ini

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan kesempurnaan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

Medan , Juli 2011

Penulis


(6)

DAFTAR ISI

HALAMANPENGESAHAN………... i

ABSTRAKSI ……...………. ii

KATA PENGANTAR ………. iii

DAFTAR ISI ………...………. v

DAFTAR GAMBAR ………...………. vii

DAFTAR TABEL … ………. viii

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ……..………. 1

1.2 Perumusan Masalah …….………. 8

1.3 Pembatasan Masalah ………. 8

1.4 Tujuan Penelitian ………. 9

1.5 Manfaat Penelitian ……...………. 9

1.6 Kerangka Teori ……..………. 10

1.7 Kerangka Konsep ………..………. 22

1.8 Model Teoritis ……...………. 23

1.9 Operasional Variabel ………. 24

1.10 Definisi Operasional ………...………. 25

1.11 Uji Hipotesis ………..………. 27

BAB II URAIAN TEORITIS ………...………. 28

2.1 Komunikasi …………..………. 28

2.2 Teori S-O-R ……..………. 30

2.3 Komunikasi Massa …...………. 33

2.4 Teori Pesan ………..……….………… 34

2.5 Surat Kabar Sebagai Media Massa ………….….……… 38


(7)

2.8 Teori Kepercayaan ……….………. 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian …….……… 50

3.2 Metodologi Penelitian ….……….………. 54

3.3 Lokasi penelitian ……….……….……… 55

3.4 Teknik Penarikan Sampel …….…….………... 58

3.5 Teknik Pengumpulan Data ….……..……… 60

3.6 Teknik Analisis Data ……… 61

3.7 Uji Hipotesis ……….……….. 62

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………..………. 64

4.1. Analisa Tabel Tunggal ……..………. 64

4.1.1. Karakteristik Responden ……… … 64

4.1.2. Pemberitaan mengenai Crop Circle Di Koran Kompas dan Waspada ……….. 70

4.1.3. Kepercayaan Pada Mahasiswa Fisip USU...….. 77

4.2. Analisa Tabel Silang ………..… 81

4.2.1. Hubungan Antara Tingkat Keputusan Dengan Tingkat Kepercayaan ……… 81

4.2.2. Hubungan Antara Isi Berita Dengan Tingkat Perhatian ……….. 83

4.2.3. Hubungan Antara Tingkat Pemahaman Dengan Tingkat Keinginan ……….. 84

4.3. Uji Hipotesis ……….……… 86

4.4. Pembahasan ……….……….. 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……...……….……….. 94

5.1 Kesimpulan ……..……….. 94

5.2 Saran ……….. 95

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Konsep ………. 23

Gambar 2. Proses S-O-R ……… 32

Gambar 3. Model willbur scrhamm ……… 35


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Variabel Operasional ………. 24

Tabel 2. Populasi ………. 56

Tabel 3. Sampel ………. 59

Tabel 4. Jenis Kelamin……… 64

Tabel 5. Stambuk ………. 65

Tabel 6. Departemen ………. 65

Tabel 7. Membaca Koran Kompas dan Waspada ………. 66

Tabel 8. Bagaimana Cara Memperoleh Koran ………. 67

Tabel 9. Frekuensi membaca Koran ………. 68

Tabel 10. Mengikuti Pemberitaan ………. 69

Tabel 11. Tingkat Kepercayaan ………. 70

Tabel 12. Tingkat Pertalian ………. 71

Tabel 13. Isi Berita ………. 72

Tabel 14. Tingkat Kejelasan ………. 73

Tabel 15. Tingkat Kesinambungan dan Konsistensi ………. 74

Tabel 16. Kemampuan Pihak Penerima ………. 75

Tabel 17. Penggunaan Saluran Penerimaan Berita ………. 76

Tabel 18. Tingkat Perhatian ……… 77

Tabel 19. Tingkat Keminatan ……… 78

Tabel 20. Tingkat Keinginan ……… 79

Tabel 21. Tingkat Keputusan ……… 80


(10)

Tabel 23. Isi Berita dengan Tingkat Perhatian Crosstabulation ……… 83 Tabel 24. Tingkat pemahaman Dengan Tingkat keinginan Crosstabulation …… 85


(11)

ABSTRAKSI

Skripsi ini berjudul Pemberitaan Tentang Crop Circle di Koran Kompas dan Waspada dan Tingkat Kepercayaan (Studi Korelasional “Bagaimanakah Pengaruh Pemberitaan Mengenai Crop Circle di Koran Kompas dan Waspada Terhadap Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU?”). Tujuan dari penelitian ini adalah Bagaimanakah Pengaruh Pemberitaan Tentang Crop Circle di Koran Kompas dan Waspada Terhadap Tingkat Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional yang mencari hubungan antara variable X(Pemberitaan Crop Circle) dengan variabel Y(Kepercayaan). Teknik analisa data yang digunakan analisa tabel tunggal,analisa tabel silang dan uji hipotesa dengan menggunakan rumus koefisien korelasi Rank Spearman Rho.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 1591 mahasiswa dengan menggunakan rumus Taro Yamane presisi 10% sehingga sampel yang didapat berjumlah 95 mahasiswa.

Langkah-langkah dalam pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan Teknik penarikan sampel yang dipilih adalah teknik yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik penarikan sampel menggunakan teknik stratifield sampling, teknik stratifield sampling adalah penarikan sampel dengan jumlah populasi yang dijadikan sampel terbagi atas beberapa kelas. Penggunaan stratfield sampling ini memberi peluang kepada populasi masing – masing kelas untuk dipilih sebagai sampel dan penelitian ini juga menggunakan purposive sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan karakteristik tertentu. Dalam penelitian ini, dari setiap strata diambil sampel yang sebanding dengan dasar setiap strata, lalu peneliti mengadakan pengumpulan data di lapangan dan perpustakaan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Komunikasi, Teori S-O-R, Komunikasi Massa, Teori Seven Communication , Teori AIDDA, dan Teori Kepercayaan.

Dari uji hipotesis menggunakan Rank Spearman Rho melalui program SPSS 16.0 diperoleh rs = 0,43 yang mempunyai arti cukup berarti antara Hubungan Pemberitaan Mengenai Crop Circle Di Koran Kompas dan Waspada terhadap kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU. Untuk mengetahui kuat-rendahnya hubungan dalam penelitian ini digunakan skala Guilford, untuk menunjukkan hubungan antara antara variable X(Pemberitaan Crop Circle) dengan variabel Y(Kepercayaan) yang mempunyai hubungan cukup berarti. Lalu di gunakan Thitung sebagai pengukur signifikannya dengan berpedoman dengan Ttabel sehingga terdapat nilai nilai koefesien korelasi sebesar 4,59. perhitungan diperoleh thitung >ttabel (4,59 >

1,985) pada tingkat α = 0,05, maka korelasi yang diperoleh adalah signifikan, artinya adanya Pengaruh Pemberitaan Mengenai Crop Circle di Koran Kompas dan Waspada terhadap Kepercayaan Mahasiswa FISIP USU Medan.


(12)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah

Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahu mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi

Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan kebutuhan terhadap media massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi karena pilihan mereka yang terbatas. Masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki lebih banyak pilihan dan akses banyak media massa, termasuk bertanya langsung pada sumber atau ahli dibandingkan mengandalkan informasi yang mereka dapat dari media massa tertentu.

Koran (dari bahasa Belanda: Krant, dari bahasa Perancis courant) atau surat kabar adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang, biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut kertas koran, yang berisi berita-berita terkini dalam berbagai topik. Topiknya bisa berupa even politik, kriminalitas, olahraga, tajuk rencana, cuaca. Surat kabar juga biasa berisi kartun, TTS dan hiburan lainnya.


(13)

Ada juga surat kabar yang dikembangkan untuk bidang-bidang tertentu, misalnya berita untuk industri tertentu, penggemar olahraga tertentu, penggemar seni atau partisipan kegiatan tertentu. Jenis surat kabar umum biasanya diterbitkan setiap hari, kecuali pada hari-hari libur. Surat kabar sore juga umum di beberapa negara. Selain itu, juga terdapat surat kabar mingguan yang biasanya lebih kecil dan kurang prestisius dibandingkan dengan surat kabar harian dan isinya biasanya lebih bersifat hiburan.

Pada awalnya, komunikasi antar manusia sangat bergantung pada komunikasi dari mulut ke mulut. Catatan sejarah yang berkaitan dengan penerbitan media massa terpicu penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg. Di Indonesia, perkembangan kegiatan jurnalistik diawali oleh Belanda. Beberapa pejuang kemerdekaan Indonesia pun menggunakan jurnalisme sebagai alat perjuangan. Di era-era inilah Bintang Timur, Bintang Barat, Java Bode, Medan Prijaji, dan Java Bode terbit. Pada masa pendudukan Jepang mengambil alih kekuasaan, koran-koran ini dilarang. Akan tetapi pada akhirnya ada lima media yang mendapat izin terbit: Asia Raja, Tjahaja, Sinar Baru, Sinar Matahari, dan Suara Asia. (http://lapmipth.blogger.com)

Kebanyakan negara mempunyai setidaknya satu surat kabar nasional yang terbit di seluruh bagian negara. Di Indonesia contohnya adalah Kompas, Jawa Pos, Media Indonesia dan Jakarta Post Pemilik surat kabar, atau sang penanggung jawab, adalah sang penerbit, Orang yang bertanggung jawab terhadap isi surat kabar disebut editor. Di negara-negara Barat, pers disebut sebagai kekuatan yang keempat, setelah


(14)

kaum agamawan, kaum bangsawan, dan rakyat. Istilah ini pertama kali dicetuskan oleh Thomas Carlyle pada paruhan pertama abad ke-19. Hal ini menunjukkan kekuatan pers dalam melakukan advokasi dan menciptakan isu-isu politik. Karena itu tidak mengherankan bila pers sering ditakuti, atau malah "dibeli" oleh pihak yang berkuasa. Di Indonesia, pers telah lama terlibat di dalam dunia politik. Di masa penjajahan Belanda pers ditakuti, sehingga pemerintah mengeluarkan haatzai artikelen, yaitu undang-undang yang mengancam pers apabila dianggap menerbitkan tulisan-tulisan yang "menaburkan kebencian" terhadap pemerintah.

Pada masa Orde Lama banyak penerbitan pers yang diberangus oleh Presiden Soekarno. Namun bredel pers paling banyak terjadi di bawah pemerintahan Soeharto. Akibatnya banyak wartawan yang harus menulis dengan sangat berhati-hati. Atau sebaliknya, wartawan menjadi tidak kritis dan hanya menulis untuk menyenangkan penguasa. Dan akhirnya di zaman sekarang ini dizaman demokrasi informasi dan wartawan yang membuat informasi tersebut semakin luwes dalam menampilkan atau membuat informasi yang terjadi. (http://lapmipth.blogger.com)

Baru baru ini terjadi sebuah fenomena yang disebut crop circle yang terjadi di sleman. semua media sibuk mencari kebenarannya, salah satu dari media massa yang berperan dalam menginformasikan tersebut adalah media koran atau surat kabar. Banyak surat kabar mengatakan salah satunya harian Kompas dan Waspada yaitu Fisikawan Universitas Diponegoro Semarang Dr M. Nur memperkirakan, crop circle yang muncul di Yogyakarta adalah murni fenomena alam. Ia meyakini bahwa "crop circle" yang muncul di Sleman tersebut bukan buatan manusia maupun jejak


(15)

"unidentified flying object" (UFO), Menurut Dr M. Nur, kalau crop circle itu buatan manusia, tentunya tidak mungkin sanggup mengerjakan sampai serapi itu, apalagi sanggup mengerjakan dalam waktu yang cukup singkat. Tidak mungkin, kata Dr M. Nur, jika crop circle itu dibuat manusia, sebab polanya sangat rapi, bentuknya amat teratur. Padahal tidak ada orang yang tahu, tahu-tahu sudah ada. Saya meyakini itu hanya fenomena alam akibat intervensi ion yang disebut elektro hidro dinamik," katanya di Semarang. (Harian Kompas 25/1/2011)

Fisikawan yang telah enam tahun bergelut dengan ilmu fisika plasma itu menjelaskan fenomena crop circle mungkin disebabkan tertariknya ion-ion positif yang ada di awan ke bumi. "Awan kan mengandung ion-ion negatif sedangkan bumi bermuatan negatif, suatu ketika bisa saja ion-ion itu tertarik ke bumi dan saling terintervensi membentuk pola," katanya. Biasanya, kata, Dr M. Nur, pola yang terbentuk akibat intervensi ion yang sering disebut angin ion itu lingkaran, karena pergerakannya cenderung berbentuk spiral dan berputar-putar. "Dalam waktu singkat, pola crop circle itu bisa terbentuk. Karena itu, mustahil kalau dibuat manusia, apalagi saya semakin yakin karena saat itu tengah hujan disertai angin," katanya. (Harian Kompas 25/1/2011)

Ia mengatakan crop circle itu bisa terjadi di mana saja, namun polanya akan terlihat jika mengenai bidang datar yang lunak, misalnya di semak belukar, ladang gandum, dan sawah. "Apakah di atap rumah dan pepohonan tidak bisa terkena? Bisa saja, namun pola yang terbentuk tidak akan terlihat karena bidangnya tidak datar dan cenderung keras," katanya. Nur menambahkan kejadian crop circle ini bisa terjadi di


(16)

wilayah manapun, namun lebih sering terjadi di negara beriklim subtropik dengan membentuk berbagai pola yang kompleks. Rencananya, Dekan Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) Undip itu akan mengajak dan mengumpulkan para ilmuwan untuk mendiskusikan fenomena crop circle itu lebih lanjut. Crop Circle mendunia sejak 1980-an ketika media melaporkannya muncul di Inggris, terutama Wiltshire dan Hampshire. Fenomena ini terus terjadi, menyebar ke negara lain. (Harian Kompas 25/1/2011)

Hingga kini, setidaknya ada 12 ribu Crop Circle (CC) ditemukan di seluruh dunia. Termasuk diantaranya di Inggris, Amerika Serikat (AS), Kanada, Jepang dan banyak negara lainnya. Ketika CC akan muncul selalu terdapat tanda-tanda aneh sebelumnya. Seperti lingkaran-lingkaran cahaya aneh yang melayang-layang di atas ladang. Kemudian akan terjadi petir hebat setelahnya. Benda-benda elektronik pun tiba-tiba mati dengan sendirinya termasuk mesin mobil. Meski teori sains terpopuler menyatakan diduga kemunculan CC dikarenakan medan magnet elektromagnetik petir, namun ilmuwan belum bisa memecahkan misteri mengapa petir bisa menciptakan pola-pola indah itu. (Harian Kompas 25/1/2011)

Pada harian Waspada, Indonesia pada Senin (24/1) dihebohkan dengan CC di Sleman, Yogyakarta. Fenomena itu diduga muncul pada Minggu (23/1) malam. Para ahli masih berdebat mengenai penampakan terakhir dari CC ini. Di harian Waspada mengatakan Perbincangan hangat mengenai ditemukannya hempasan padi di areal persawahan, di Berbah, Sleman, yang membentuk citra timbul bernilai seni, menarik perhatian banyak kalangan termasuk pakar Teknik Geodesi UGM, I Made Andi


(17)

Arsana. Citra timbul ini telah populer disebut dengan istilah 'crop circle' (CC). "Saya bukanlah pemerhati, apalagi ahli Unidentified Flying Object (UFO). Saya juga bukan penggemar cerita-cerita misteri atau ahli yang bisa memahami makna symbol-simbol yang langka. Meski demikian, hingar bingar crop circle (CC) di Berbah, Sleman yang menghebohkan itu, tak ayal menarik perhatian saya," ujar I Made Andi Arsana. (Harian Waspada 24/1/2011)

Dalam penuturannya, pemetaan oleh Tim Teknik Geodesi UGM dengan pesawat aeromodeling berhasil mengungkap bentuk dan dimensi/ukuran CC secara akurat. Dengan ilmu dan teknologi fotogrametri yang dikemas dalam Rapid Imaging and Mapping System, dihasilkanlah sebuah peta foto udara yang dengannya bisa diukur dimensi/ukuran CC tersebut. Diketahui bahwa diameter lingkaran terbesar adalah 54 meter dan ada dua lingkaran kecil di sisi timur dan barat dengan jarak keduanya 67 meter. Seperti yang telah dilansir di beberapa media, diketahui juga bahwa bentuk CC itu ternyata tidak simestris sempurna. Sementara itu, ada pandangan bahwa seandainya CC itu merupakan jejak dari landasan sebuah pesawat/mesin, seharusnya bentuknya simetris sempurna. (Harian Waspada 24/1/2011)

"Tentu saja pandangan ini dilatarbelakangi oleh asumsi bahwa desain suatu mesin/pesawat selalu simetris. Masuk akal, karena demikianlah umumnya desain mesin/pesawat hasil karya manusia atau makhluk planet bumi. Ini mengarahkan dugaan bahwa CC itu hasil karya manusia. Selain itu, sudah menjadi pengetahuan umum bahwa CC memang bisa dibuat oleh manusia dengan alat yang sederhana.


(18)

Banyak sekali petunjuk yang bisa diikuti di internet," ungkapnya. Namun, Made menegaskan kesimpulan sementara tersebut masih berupa asumsi. "Artinya, dugaan ini bisa salah jika asumsinya tidak benar," timpalnya. "Jika pun kita sampai pada kesimpulan bahwa CC ini buatan manusia, harus ada argumen yang ilmiah dan tentu saja kemudian harus ditindaklanjuti dengan menunjukkan pelakunya," pungkas Made, seraya mengaitkan bahwa fenomena seperti segitiga Bermuda meskipun dijelaskan dengan pendekatan ilmu pengetahuan, selalu saja mengarah kepada misteri. (Harian Waspada 24/1/2011)

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan Fakultas yang terdiri dari beberapa departemen yang terdiri dari Sosiologi, Kesejahteraan Sosial, Administrasi Negara, Ilmu Komunikasi, Antropologi, Politik, Administrasi Bisnis, Ilmu Komunikasi Ekstension, dan Administrasi Negara. Maka dari itu Peneliti ingin mengetahui seberapa besar kepercayaan mahasiswa FISIP USU terhadap pemberitaan mengenai crop circle di Koran Kompas dan Waspada. Karena Koran Kompas dan Waspada merupakan Koran yang banyak dibaca di kalangan umum dan masing – masing juga memiliki website tersendiri yang bersifat electronic paper(E-Paper), maka dari itu saya sebagai peneliti ingin meneliti pemberitaan mengenai crop circle yang ada di Koran Kompas dan Waspada dan kepercayaan mahasiswa terhadap crop circle yang dibuat oleh UFO atau buatan manusia. Saya memilih Mahasiswa FISIP USU karena pemberitaan tersebut jauh dari kejadian yang terjadi, jadi saya ingin tahu minat mahasiswa FISIP USU dalam membaca pemberitaan mengenai crop circle yang ada di Koran Kompas dan Waspada. Berdasarkan uraian – uraian diatas,


(19)

peneliti merasa tertarik untuk mengetahui Bagaimanakah Pengaruh “Pemberitaan Mengenai Crop Circle di Koran Kompas dan Waspada Terhadap Kepercayaan Mahasiswa FISIP USU”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

“Bagaimanakah Pengaruh Pemberitaan Mengenai Crop Circle di Koran Kompas dan Waspada Terhadap Kepercayaan Mahasiswa FISIP USU?”

1.3. Pembatasan Masalah

Penelitian merupakan karya ilmiah, oleh karena itu hasil yang diperoleh harus akurat dan tepat serta sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Agar penelitian menghasilkan suatu temuan yang kongkrit dan sistematis maka harus ada pembatasan dari permasalahan yang akan di bahas. Untuk itu peneliti membuat batasan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang di tujukan untuk mengetahui Pengaruh Pemberitaan Mengenai Crop Circle Di koran Kompas Dan Waspada terhadap Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU.

2. Penelitian ini hanya terbatas pada media koran Kompas dan Waspada. Penelitian ini hanya ditujukan bagi Mahasiswa FISIP USU Stambuk 2009 - 2010.


(20)

3. Objek dalam penelitian ini terbatas hanya pada Mahasiswa FISIP USU yang mengetahui tentang Crop Circle di Sleman.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberitaan mengenai crop circle yang ada di Koran Kompas dan Waspada terhadap kepercayaan mahasiswa FISIP USU.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan mahasiswa FISIP USU tentang Crop Circle yang terjadi selama ini.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaaat untuk menambah pengetahuan dan memperluas wawasan peneliti mengenai media massa, khususnya dalam pengetahuan tentang Crop Circle.

2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu memperkaya khasanah penelitian dalam ilmu komunikasi dan dapat menambah wawasan pembacanya khususnya keajaiban dunia.

3. Secara praktis,penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi peneliti dan mahasiswa tentang Crop Circle .


(21)

1.6. Kerangka Teori

Teori merupakan himpunan konstruk (konsep), definisi dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejaladengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004:6). Teori berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan memberikan pendangan terhadap sebuah permasalahan. Teori yang digunakan dalam penelitia ini adalah :

1.6.1 Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya.Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu.Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.

Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang berarti sama. Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama ((make to common)(Suprapto ,2009:7). Secara sederhana komuniikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat


(22)

memahami satu dengan yang lainnya (communication depends on our ability to understand one another). (Effendi,2002:30)

Pada awalnya, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk reproduksi. Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pad

Pada binatang, komunikasi juga dilakukan dengan cara yang sederhana melalui tindakan - tindakan yang bersifat reflek. Menurut sejarah evolusi sekitar 250 juta tahun yang lalu munculnya "otak reptil" menjadi penting karena otak memungkinkan reaksi-reaksi fisiologis terhadap kejadian di dunia luar yang kita kenal sebagai

Bentuk umum komunikasi manusia termas dan dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.

Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik”, topik ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan


(23)

komunikasi digambarkan sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio. Televisi, telepon, satelit dan jaringan komuter seiring dengan industiralisasi bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia. Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri.(

1.6.2 Teori S-O-R

Dimulai pada tahun 1930-an, lahir suatu model klasik komunikasi yang banyak mendapat pengaruh teori psikologi, Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi afeksi dan konasi. (Effendy,2007:254)

Asumsi dasar dari model ini adalah: media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Stimulus Response Theory atau S-R theory. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-reaksi. Artinya model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal, simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu. Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif; misal jika orang tersenyum akan dibalas tersenyum ini merupakan reaksi positif, namun jika


(24)

tersenyum dibalas dengan palingan muka maka ini merupakan reaksi negatif. Model inilah yang kemudian mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu Hypodermic Needle atau teori jarum suntik. Asumsi dari teori inipun tidak jauh berbeda dengan model S-O-R, yakni bahwa media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat tehadap komunikan. Artinya media diibaratkan sebagai jarum suntik besar yang memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) dan menghasilkan tanggapan ( R) yang kuat pula. (Effendy,2007:254)

1.6.3 Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi menyebarkan pesan kepada khalayak banyak (publik). Organisasi - organisasi media ini akan menyebarluaskan pesan-pesan yang akan mempengaruhi dan mencerminkan khalayak luas yang beragam. Hal ini membuat media menjadi bagian dari salah satu institusi yang kuat di masyarakat. Dalam komunikasi masa, media masa menjadi otoritas tunggal yang menyeleksi, memproduksi pesan, dan menyampaikannya pada khalayak.

Perkembangannya dimulai dari:Abad Penggunaan Isyarat & Lambang –e.g. gerak tangan atau volume suara; Abad Berbicara& Penggunaan Bahasa –huruf mewakili bunyi ujaran; Abad Penggunaan Media Tulisan; Abad Penggunaan Media Cetakan –penemuan mesin cetak di Mainz, Jerman, oleh John Guttenberg tahun 1455 yang dianggap sebagai awal lahirnya komunikasi massa. Dari sinilah kemudian


(25)

berkembang media massa –koran, majalah, buku, radio, televisi, film, dan internet. Definisi Komunikasi Massa Komunikasi dapat dipahami sebagai proses penyampaian pesan, ide, atau informasi kepada orang lain dengan menggunaka sarana tertentu guna mempengaruhi atau mengubah perilaku penerima pesan.(Scolar,1996:172-203)

1.6.4 Teori Pesan

Littlejohn menguraikan bahwa teori pembuatan dan dan penerimaan pesan menggunakan tiga tipe penjelasan psikologis; penjelasan sifat, penjelasan keadaan dan penjelasan proses. Penjelasan sifat berfokus pada karakteristik individual yang relatif statis dan cara karakteristik ini berasosiasi dengan sifat-sifat variabel lain— hubungan antara tipe personalitas tertentu dan jenis pesan-pesan tertentu. Teori-teori ini memprediksikan bahwa ketika seseorang memiliki sifat-sifat personalitas tertentu, akan cenderung berkomunikasi dengan cara-cara tertentu pula. (Little Jhon,1995:13-17)

Pesan komunikasi dapat mempunyai banyak bentuk. Kita mengirimkan dan menerima pesan ini melalui salah satu atau kombinasi tertentu dari panca indra kita. Walaupun biasanya kita menganggap pesan selalu dalam bentuk verbal (lisan atau tertulis), ini bukanlah satu-satunya jenis pesan. Kita juga berkomunikasi secara nonverbal (tanpa kata). Sebagai contoh, busana yang kita kenakan, seperti juga cara kita berjalan, berjabatan tangan, menggelengkan kepala, menyisir rambut, duduk, dan. tersenyum. Pendeknya, segala hal yang kita ungkapkan dalam melakukan


(26)

komunikasi.

Dalam Proses komunikasi harus ditentukan saluran-saluran yang dilalui, menurut Scoot M Cultip dan Allen dalam bukunya yang berjudul "Effective Public Relations" diuraikan beberapa faktor agar komunikasi berlangsung efektif yang dinamakan dengan "The Seven Communication", meliputi :

1. Credibility (keterpercayaan) Maksudnya antara komunikator dan komunikan terdapat rasa saling percaya.

2. Context (pertalian) Maksudnya komunikasi dapat terjadi kalau sikon setempat tidak ada gangguan antara komunikator dengan komunikan serta sarana / media komunikasi saling berkaitan.

3. Content (isi) Artinya komunikator dapat menyampaikan pesan kepada komunikan dalam hal ini komunikan dapat memahami maksud komunikator sehingga komunikator merasa puas.

4. Clarity (kejelasan) Adalah komunikator harus menyampaikan pesan / berita secara jelas istilahnya pun harus jelas sehingga tercapainya tujuan.

5. Continuity and consistency (kesinambungan dan konsistensi) Artinya komunikasi berlangsung terus dan pesan/berita tidak saling bertentangan (tidak berubah-ubah/tetap)

6. Capability of Audience (kemampuan pihak penerima) Maksudnya komunikator harus memperhatikan kemampuan komunikan (pihak penerima) dalam menerima pesan, agar tidak terjadi kesalah fahaman.


(27)

7. Channels of Distribution (saluran penerimaan berita) Artinya komunikasi harus menggunakan media / alat komunikasi yang sudah biasa digunakan oleh umum, misalnya media cetak (surat kabar, majalah) media elektronik (telepon, televisi).(Ruslan,2005:83-84)

1.6.5 Teori Efek Komunikasi Massa

a. Teori AIDDA

Teori yang relevan untuk digunakan dalam penelitian ini adalah teori AIDDA yang sering disebut A-A Procedure atau Attention ro action Procedure. Aidda merupakan akronim dari kata Attention (Perhatian), Interest (Minat), Desire (Keinginan), Decision (Keputusan), dan Action Tindakan).

Dalam komunikasi massa teori AIDDA merupakan hal yang terpenting untuk membuat berita. Tahapan – tahapan dari AIDDA itu adalah

- Attention (Perhatian), yaitu tahapan perhatian terhadap berita tersebut.

- Interest (Minat), yaitu tahapan minat baca atau minat untuk mengetahui tentang berita tersebut.

- Desire (Keinginan), yaitu tahapan keinginan untuk membaca, melihat, berita tersebut.

- Decision (Keputusan),yaitu tahapan keputusan untuk menerima informasi tersebut media massa tersebut.

- Action (Tindakan),yaitu tahapan tahapan dimana reaksi individu dalam menerima informasi tersebut.(Effendy,2001:304)


(28)

-1.6.6 Teori Kepercayaan

Menurut fukuyama bahwa kepercayaan merupakan produk dari komunitas – komunitas yang telah ada sebelumnya yang memiliki norma – norma atau nilai – nilai moral bersama. Ada beberapa elemen – elemen utama yang terkait dengan isu Trust, yakni kebijakan sosial dan Modal sosial.

Dijelaskan juga oleh fukuyama, kepercayaan adalah harapan yang tumbuh didalam sebuah masyarakat yang ditunjukkan oleh adanya perilaku jujur, teratur, dan kerjasama berdasarkan norma – norma yang dianut bersama – sama. Kepercayaan sosial merupakan penerapan terhadap pemahaman ini, bahwa dalam masyarakat yang memiliki tingkat kepercayaan tinggi, aturan – aturan sosial cenderung bersifat positif, hubungan – hubungan juga bersifat kerjasama.(fukunyama,2002:210)

Norma – norma terdiri dari pemahaman – pemahaman, nilai – nilai, harapan – harapan dan tujuan - tujuan yang diyakini dan dijalankan bersama oleh sekelompok orang. norma – norma yang bersumber dari agama, panduan moral maupun standar – standar sekuler, seperti hal nya kode etik professional. norma – norma dibangun dan berkembang berdasarkan sejarah kerjasama dimasa lalu dan diterapkan untuk mendukung iklim kerjasama . norma – norma dapat merupakan prakondisi maupun produk dari kepercayaan social.


(29)

Fukuyama memandang Trust sebagai komponen ekonomi yang melekat dalam kultur yang ada pada masyarakat.Qianhong fu membagi tiga tingkatan trust yaitu :

1. Pada tingkat individual, trust merupakan keyakinan individual, merupakan variabel personal sebagai karakteristik individu.

2. Pada tingkat hubungan sosial, trust merupakan atribut kolektif untuk mencapai tujuan – tujuan kelompok.

3. . Pada tingkat sistem sosial, trust merupakan nilai yang berkembang menurut sistem sosial yang ada(Jausari,2006:12)

Trust dikedepankan dengan istilah kepercayaan , didefenisikan oleh fukuyama sebagai harapan – harapan terhadap keteraturan, kejujuran, perilaku koperatif yang muncul dari dalam sebuah komunitas yang didasarkan pada norma – norma yang dianut bersama oleh anggota komunitas.( repository.usu.ac.id)

Kepercayaan berasal dari kata percaya artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Dasar kepercayaan itu adalah kebenaran. Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan fokus dari segala pikiran, sikap dan perasaan. Dalam tingkah laku, perbuatan manusia selalu hati-hati agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran. Manusia sadar bahwa ketidak benaran dalam


(30)

bertindak, berucap dapat mencemarkan atau menjatuhkan namanya.

Ada tiga teori tentang kebenaran yaitu :

1. Teori Koherensi; suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan – pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Misalnya setiap manusia pasti mati. Paul manusia. Paul pasti mati.

2. Teori Korespondensi’ teori yang menyatakan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung penyataan itu berkorespondesni (berhubungan dengan) obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.

3. Teori Pragmatis’ Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.

(http://gerryhost.wordpress.com/2011/05)

Dasar kepercayaan adalah kebenaran, sumber kebenaran adalah manusia. Tingkat Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :

1. Kepercayaan pada diri sendiri yaitu kepercayaan pada diri kita sendiri akan fakta yang ada dan yang mempengaruhi fakta pada diri kita sendiri.

2. Kepercayaan pada orang lain yaitu kepercayaan terhadap informasi yang dipengaruhi oleh orang lain atau bisa dikatakan kita sudah percaya dengan kebenaran tentang informasi yang ada.


(31)

3. kepercayaan pada pemerintah yaitu kepercayaan terhadap informasi yang diberikan oleh pemerintah akan tentang suatu kebenaran informasi yang ada. 4. kepercayaan pada Tuhan yaitu kepercayaan yang hakiki yang bersifat mutlak.

(http://mfauzan.info/2011/05/22)

Kepercayaan mesti diteliti untuk membedakan yang benar dengan yang dibuat-buat. Pemeriksaaan seksama akan menghindarkan kita mempercayai ilusi, mempercayai hal kosong tak berdasar. Sekedar percaya menunjukkan sikap ‘ignorance’ dan kemalasan intelektual. Kepercayaan dan pengetahuan memiliki derajat berbeda. Ada paling tidak 3 syarat agar kepercayaan bernilai sebagai pengetahuan.

Pertama, kepercayaan mesti didasarkan atas bukti. Tanpa bukti kepercayaan akan tetap jadi kepercayaan. Bukti akan menjadi konfirmasi bahwa kepercayaan itu bukan hasil karangan atau muncul dari awang-awang. Semakin kuat bukti, semakin layak kepercayaan itu menjadi pengetahuan.

Kedua, kepercayaan mesti konsisten. Agar menjadi pengetahuan, kepercayaan tak boleh berubah-ubah apalagi kontradiktif. Ketidakkonsistenan menunjukkan ada yang tidak beres pada bangunan kepercayaan. Apalagi jika kontradiksi itu begitu nyata dan saling meniadakan. Dalam kontradiksi, tak mungkin semua benar. Pun jika dipaksakan, kepercayaan akan kehilangan integritas dan tak bernilai.

Ketiga, kepercayaan tak boleh bertentangan dengan kepercayaan sebelumnya yang telah tervalidasi. Jika ada kepercayaan baru, dan kepercayaan itu berhubungan


(32)

dengan pengetahuan yang telah tervalidasi, maka keduanya tak boleh saling bertentangan. Jika terjadi pertentangan, kepercayaan baru mesti dipertanyakan. Pengecualian bisa diterima jika kepercayaan baru ini disokong bukti kuat. Bukti baru bisa saja muncul sejalan berkembangnya pemahaman. Untuk mencapai derajat pengetahuan kepercayaan mesti didasarkan atas bukti, namun bukti tidak mesti tersedia 100%. Jika bukti hanya tersedia setengahnya, kepercayaan tetap bisa diterima menjadi pengetahuan akan tetapi dengan validitas yang lebih rendah. Sedikit bukti akan lebih baik dibanding tak ada bukti sama sekali.(http://syafrilhernald.com/2010/03/a)

Pengetahuan juga tak mesti statis. Seiring perkembangan, yang dulu dianggap sebagai pengetahuan dengan validitas mencukupi, sekarang bisa saja harus direvisi atau digantikan dengan pengetahuan baru. Tidak mengapa, justru seperti itu seharusnya. Prinsip utama terletak pada prosedur pengujian dalam kapasitas kemampuan yang ada sekarang. Manusia senantiasa dinamis. Manusia modern mampu memahami sekaligus memecahkan pertanyaan yang menjadi misteri pada masa sebelumnya. Demikian pula manusia masa depan sewajarnya akan memiliki pemahaman lebih baik dibanding masa sekarang. Sebagian pengetahuan klasik bisa saja tetap valid, akan tetapi sebagian yang lain perlu ditinggalkan. Itu dicapai dengan pengujian menerus. Tak ada yang tetap selain perubahan itu sendiri. Karena dengan itu kita memastikan apa yang kita ketahui tak statis. (


(33)

1.7. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalm memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai dan sebagai bahan yang akan menuntun dalam merumuskan penelitian ( Nawawi,1995:40).

Berdasarkan kerangka teori yang telah dipaparkan sebelumnya, maka ada beberapa konsep yang harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel agar dapat diteliti secara empiris. Adapun variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variable Bebas (X)

Variable bebas adalah segala gejala, factor, atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya varibel kedua yang disebutdengan variable terikat (Nawawi,1995:57) variable bebas dalam penelitian ini adalah Pemberitaan Mengenai Crop Circle di koran Kompas dan Waspada yang terdiri dari Credibility (keterpercayaan), Context (pertalian), Content (isi), Clarity (kejelasan), Continuity and consistency (kesinambungan dan konsistensi), Capability of Audience (kemampuan pihak penerima), Channels of Distribution (saluran penerimaan berita)

2. Variable Terikat (Y)

Variable terikat adalah sejumlah gejala atau factor maupan unsur yang ada atau muncul yang ditentukan oleh adanya variable bebas (Nawawi,1995:57)variable terikat dalam penelitian ini adalah Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU yang


(34)

terdiri dari Attention (Perhatian), Interest (Minat), Desire (Keinginan), Decision (Keputusan)

3. Karakteristik Responden

Karakteristik responden adalah nilai – nilai yang dimiliki oleh seorang yang membedakannya dengan orang lain, seperti: jenis kelamin, stambuk, jurusan/departemen

1.8. Model Teoritis

Variabel – variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep dibentuk dalam suatu model teoritis sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka Konsep

Pemberitaan Mengenai Crop Circle Di Koran Kompas dan Waspada

1. Credibility (keterpercayaan) 2. Context (pertalian) 3. Content (isi) 4. Clarity (kejelasan) 5. Continuity and

consistency

(kesinambungan dan konsistensi)

6. Capability of Audience (kemampuan pihak penerima)

7. Channels of Distribution (saluran penerimaan berita)

Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU

1. Attention (Perhatian) 2. Interest (Minat) 3. Desire (Keinginan) 4. Decision (Keputusan Karakteristik responden

1. Stambuk 2. Jenis kelamin 3. Jurusan/Departemen


(35)

1.9. Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan konsep diatas, maka dibuat variabel operasional yang berfungsi untuk kesesuaian dalam penelitian, yaitu

Tabel 1. Variabel Operasional

VARIABEL TEORITIS VARIABLE OPERASIONAL

1. Variabel Bebas (X)

Pemberitaan Mengenai Crop Circle di Media Koran Kompas dan Waspada

1. Credibility (keterpercayaan)

2. Context (pertalian)

3. Content (isi)

4. Clarity (kejelasan)

5. Continuity and consistency (kesinambungan dan konsistensi)

6. Capability of Audience (kemampuan pihak penerima)

7. Channels of Distribution (saluran penerimaan berita)


(36)

2. Variable terikat (Y)

Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU

1. Attention (Perhatian)

2. Interest (Minat)

3. Desire (Keinginan)

4. Decision (Keputusan)

Karakteristik responden 1. Stambuk

2. Jenis kelamin 3. Jurusan/Departemen

1.10. Defenisi operasional

Untuk menyampaikan persepsi terhadap indicator penlitian. Maka dibuat defenisi operasional sebagai berikut :

A. Variabel Bebas (Pemberitaan Mengenai Crop Circle di Media Koran Kompas dan Waspada)

• Credibility (keterpercayaan) Maksudnya antara komunikator dan komunikan terdapat rasa saling percaya.

• Context (pertalian) Maksudnya komunikasi dapat terjadi kalau sikon setempat tidak ada gangguan antara komunikator dengan komunikan serta sarana / media komunikasi saling berkaitan.


(37)

• Content (isi) Artinya komunikator dapat menyampaikan pesan kepada komunikan dalam hal ini komunikan dapat memahami maksud komunikator sehingga komunikator merasa puas.

• Clarity (kejelasan) Adalah komunikator harus menyampaikan pesan / berita secara jelas istilahnya pun harus jelas sehingga tercapainya tujuan.

• Continuity and consistency (kesinambungan dan konsistensi) Artinya komunikasi berlangsung terus dan pesan/berita tidak saling bertentangan (tidak berubah-ubah/tetap)

• Capability of Audience (kemampuan pihak penerima) Maksudnya komunikator harus memperhatikan kemampuan komunikan (pihak penerima) dalam menerima pesan, agar tidak terjadi kesalah fahaman. • Channels of Distribution (saluran penerimaan berita) Artinya

komunikasi harus menggunakan media / alat komunikasi yang sudah biasa digunakan oleh umum, misalnya media cetak (surat kabar, majalah) media elektronik (telepon, televisi)

B. Variable Terikat (Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU)

• Attention (Perhatian), yaitu tahapan perhatian terhadap berita tersebut. • Interest (Minat), yaitu tahapan minat baca atau minat untuk


(38)

• Desire (Keinginan), yaitu tahapan keinginan untuk membaca, melihat, berita tersebut.

• Decision (Keputusan),yaitu tahapan keputusan untuk menerima informasi tersebut media massa tersebut.

C. Variable Antara (karakteristik Responden)

• Jenis kelamin : dilihat dari jenis kelamin pria atau wanita • Stambuk

• Jurusan Departemen

1.11. Uji Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang bersifat dugaan sementara mengenai hubungan antara dua variable atau lebih. Menurut Champion, hipotesis merupakan peneghubung antar teori dan dunia empiris(Rakhmat,2004:14)

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah

Ho : tidak ada Pengaruh Pemberitaan Mengenai Crop Circle Di Koran Kompas dan Waspada Terhadap Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU

Ha : ada Pengaruh Pemberitaan Mengenai Crop Circle Di Koran Kompas dan Waspada Terhadap Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU


(39)

BAB II

URAIAN TEORITIS 2.1. Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya.Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu.Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.

Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang berarti sama. Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama ((make to common) )(Suprapto ,2009:7). Secara sederhana komuniikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya (communication depends on our ability to understand one another). (Effendi,2002:30)

Pada awalnya, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk reproduksi.


(40)

Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pada

Pada binatang, komunikasi juga dilakukan dengan cara yang sederhana melalui tindakan - tindakan yang bersifat reflek. Menurut sejarah evolusi sekitar 250 juta tahun yang lalu munculnya "otak reptil" menjadi penting karena otak memungkinkan reaksi-reaksi fisiologis terhadap kejadian di dunia luar yang kita kenal sebagai

Bentuk umum komunikasi manusia termas dan dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.

Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik”, topik ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi digambarkan sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio. Televisi, telepon, satelit dan jaringan komuter seiring dengan industiralisasi bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia. Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki


(41)

departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri.(

2.2. Teori S-O-R

Dimulai pada tahun 1930-an, lahir suatu model klasik komunikasi yang banyak mendapat pengaruh teori psikologi, Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi afeksi dan konasi. (Effendy,2007:254)

Asumsi dasar dari model ini adalah: media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Stimulus Response Theory atau S-R theory. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-reaksi. Artinya model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal, simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu. Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif; misal jika orang tersenyum akan dibalas tersenyum ini merupakan reaksi positif, namun jika tersenyum dibalas dengan palingan muka maka ini merupakan reaksi negatif. Model inilah yang kemudian mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu Hypodermic Needle atau teori jarum suntik. Asumsi dari teori inipun tidak jauh berbeda dengan model S-O-R, yakni bahwa media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat


(42)

tehadap komunikan. Artinya media diibaratkan sebagai jarum suntik besar yang memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) dan menghasilkan tanggapan ( R) yang kuat pula. (Effendy,2007:254)

Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini semula berasal dari teori psikologi yang kemudian menjadi teori komunikasi. Dua disipin ilmu ini memang mempunyai objek material yang sama yaitu manusia, yang jiwanya meliputi komponen-komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi. Menurut Stimulus-Response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah:

• Pesan (Stimulus) • Komunikan (Organism) • Efek (Response)

Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek “how” bukan “what” dan “why”. Jelasnya how to communicate, dalam hal ini how to change the attitude yaitu bagaimana mengubah sikap komunikan. Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semua.


(43)

Prof. Dr. Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya”, mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru terdapat tiga variabel penting (Effendy, 2007:254), yaitu

• Perhatian

• Pengertian

• Penerimaan

Gambar 2. Proses S-O-R

Gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan mengenai hubungan Pemberitaan Crop Circle di Koran Kompas dan Waspada terhadap Kepercayaan Mahasiswa FISIP USU, Gambar di atas menunjukkan bahwa:

1. Pesan (Stimulus), stimulus atau pesan yang dimaksud disini adalah pemberitaan crop circle di Koran Kompas dan Waspada.

2. Komunikan (Organism), yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 3. Efek (Response), efek yang diharapkan dapat dicapai adalah adanya suatu

kepercayaan yang fakta atau fiktif terhadap pemberitaan crop circle di Koran Kompas dan Waspada.


(44)

2.3. Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi menyebarkan pesan kepada khalayak banyak (publik). Organisasi - organisasi media ini akan menyebarluaskan pesan-pesan yang akan mempengaruhi dan mencerminkan khalayak luas yang beragam. Hal ini membuat media menjadi bagian dari salah satu institusi yang kuat di masyarakat.

Dalam komunikasi masa, media masa menjadi otoritas tunggal yang menyeleksi, memproduksi pesan, dan menyampaikannya pada khalayak. Komunikasi Massa – salah satu jenis komunikasi, selain Komunikasi Intrapersonal, Komunikasi Interpersonal, Komunikasi Kelompok, dan Komunikasi Organisasi.(http://idwikipedia.org/wiki/komunikasimassa)

Perkembangannya dimulai dari:Abad Penggunaan Isyarat & Lambang. gerak tangan atau volume suara; Abad Berbicara& Penggunaan Bahasa –huruf mewakili bunyi ujaran; Abad Penggunaan Media Tulisan; Abad Penggunaan Media Cetakan – penemuan mesin cetak di Mainz, Jerman, oleh John Guttenberg tahun 1455 yang dianggap sebagai awal lahirnya komunikasi massa. Dari sinilah kemudian berkembang media massa –koran, majalah, buku, radio, televisi, film, dan internet. Definisi Komunikasi Massa Komunikasi dapat dipahami sebagai proses penyampaian pesan, ide, atau informasi kepada orang lain dengan menggunaka


(45)

sarana tertentu guna mempengaruhi atau mengubah perilaku penerima pesan.(Scholar,1996:172,203)

2.4.Teori Pesan

Littlejohn (1995) menguraikan bahwa teori pembuatan dan dan penerimaan pesan menggunakan tiga tipe penjelasan psikologis; penjelasan sifat, penjelasan keadaan dan penjelasan proses. Penjelasan sifat berfokus pada karakteristik individual yang relatif statis dan cara karakteristik ini berasosiasi dengan sifat-sifat variabel lain—hubungan antara tipe personalitas tertentu dan jenis pesan-pesan tertentu. Teori-teori ini memprediksikan bahwa ketika seseorang memiliki sifat-sifat personalitas tertentu, akan cenderung berkomunikasi dengan cara-cara tertentu pula. . (Little Jhon,1995:13-17)

Pesan komunikasi dapat mempunyai banyak bentuk. Kita mengirimkan dan menerima pesan ini melalui salah satu atau kombinasi tertentu dari panca indra kita. Walaupun biasanya kita menganggap pesan selalu dalam bentuk verbal (lisan atau tertulis), ini bukanlah satu-satunya jenis pesan. Kita juga berkomunikasi secara nonverbal (tanpa kata). Sebagai contoh, busana yang kita kenakan, seperti juga cara kita berjalan, berjabatan tangan, menggelengkan kepala, menyisir rambut, duduk, dan. tersenyum. Pendeknya, segala hal yang kita ungkapkan dalam melakukan komunikasi.


(46)

Dalam sebuah artikel “How Communication Works” yang dipublikasikan tahun 1954, Wilbur schramm membuat 3 model yang dimulai dari komunikasi manusia yang sederhana, kemudian mengembangkan dengan memperhitungkan pengalaman dua individu hingga model komunikasi yang interaktif. Schramm melihat komunikasi sebagai usaha yang bertujuan untuk menciptakan commonness antara komunikator dan komunikan. Hal ini karena komunikasi berasal dari kata latin communis yang artinya common (sama). (http//inherent.brawijaya.ac.id)

Gambar 3. Model willbur scrhamm

Menurut Schram komunikasi senantiasa membutuhkan setidaknya 3 unsur :

1. Sumber bisa berupa seorang individual berbicara, menulis, menggambar, dan bergerak atau sebuah organisasi komunikasi (koran, rumah produksi, televisi).

2. Pesan dapat berupa tinta dalam kertas, gelombang suara dalam udara, lambaian tangan, atau sinyal-sinyal lain yang memiliki makna.


(47)

3. Sasaran dapat berupa individu yang mendengarkan, melihat, membaca, anggota dari sebuah kelompok seperti diskusi kelompok, mahasiswa dalam perkuliahan, khalayak massa, pembaca surat kabar, penonton televisi,dll.

Gambar 4. Model willbur scrhamm

Schramm mengenalkan konsep field of experience, yang menurut Schramm sangat berperan dalam menentukan apakah komunikasi diterima sebagaimana yang diinginkan oleh komunikan. Schramm menekankan bahwa tanpa adanya field of experience yang sama (bahasa yang sama, latar belakang yang sama, kebudayaan yang sama, dll) hanya ada sedikit kesempatan bahwa suatu pesan akan diinterpretasikan dengan tepat. Dalam hal ini model schramm diatas adalah pengembangan dari model Shannon dan Weaver. Schramm mengatakan bahwa pentingnya feedback adalah suatu cara untuk mengatasi masalah noise. (http//inherent.brawijaya.ac.id)


(48)

Menurut Schramm feedback membantu kita untuk mengetahui bagaimana pesan kita diinterpretasikan. Sumber dapat menyandi dan sasaran dapat menyandi balik pesan berdasarkan pengalaman yang dimilikinya masing-masing. Jika wilayah irisan semakin besar, maka komunikasi lebih mudah dilakukan dan efektif. Pada model ini Schramm percaya bahwa ketika komunikan memberikan umban balik maka ia akan berada pada posisi komunikator (source). Setiap individu dilihat sebagai sumber sekaligus penerima pesan dan komunikasi dilihat sebagai suatu proses sirkular daripada suatu proses satu arah seperti pada dua model Shramm sebelumnya. Model yang ketiga ini disebut juga model Osgood dan Schramm. (http//inherent.brawijaya.ac.id)

Dalam Proses komunikasi harus ditentukan saluran-saluran yang dilalui, menurut Scoot M Cultip dan Allen dalam bukunya yang berjudul "Effective Public Relations" diuraikan beberapa faktor agar komunikasi berlangsung efektif yang dinamakan dengan "The Seven Communication", meliputi :

1. Credibility (keterpercayaan) Maksudnya antara komunikator dan komunikan terdapat rasa saling percaya.

2. Context (pertalian) Maksudnya komunikasi dapat terjadi kalau sikon setempat tidak ada gangguan antara komunikator dengan komunikan serta sarana / media komunikasi saling berkaitan.

3. Content (isi) Artinya komunikator dapat menyampaikan pesan kepada komunikan dalam hal ini komunikan dapat memahami maksud komunikator sehingga komunikator merasa puas.


(49)

4. Clarity (kejelasan) Adalah komunikator harus menyampaikan pesan / berita secara jelas istilahnya pun harus jelas sehingga tercapainya tujuan.

5. Continuity and consistency (kesinambungan dan konsistensi) Artinya komunikasi berlangsung terus dan pesan/berita tidak saling bertentangan 6. Capability of Audience (kemampuan pihak penerima) Maksudnya

komunikator harus memperhatikan kemampuan komunikan (pihak penerima) dalam menerima pesan, agar tidak terjadi kesalah fahaman.

7. Channels of Distribution (saluran penerimaan berita) Artinya komunikasi harus menggunakan media / alat komunikasi yang sudah biasa digunakan oleh umum, misalnya media cetak (surat kabar, majalah) media elektronik (telepon, televisi). (Ruslan,2005:83-84)

2.5. Surat Kabar Sebagai Media Massa

Surat kabar merupakan salah satu media massa yang berperan penting dalam pendistribusian informasi kepada khalayak. Selain karena kontennya yang faktual, penerbitan surat kabar juga terjadi secara periodik sehingga masyarakat akan lebih mudah untuk mengakses. Seiring perkembangan teknologi, surat kabar mulai melakukan berbagai perkembangan baik dari sisi konten maupun teknologi. (http://lutviah.net/2011/01/14/mediasuratkabar)

Sebagai media pemenuhan kebutuhan informasi, Surat kabar mengalami zaman keemasannya sekitar tahun 1690 hingga era kemunculan radio sekitar tahun 1920. MEnelaah pada sejarah perkembangan surat kabar di Amerika, Surat kabar


(50)

pertama kali muncul pada tahun 1690 yaitu Koran Publick Occurances yang kemudian dihentikan penerbitannya karena telah menerbitkan fakta yang menimbulkan citra buruk bagi Raja PErancis yang terikat affair dengan istri putranya. Kemudian pada tahun 1721, James Franklin memulai tradisi dari sebuah pers independen diNegara ini. Di tahun 1729 Benjamin Franklin menerbitkan Pennyslavia Gazzete yang sukses dari semua surat kabar colonial. Di New York Weekly Journal pada 1733. NAmun setahun setelahnya ia dijebloskan ke penjara karena pada saat ini pers dikekang oleh penguasa. Namun, si sang istri, Anna tetap melanjutkan penerbitan ini. Hal ini juga menandai munculnya penerbit oleh perempuan. Kemudian muncul The Stamp Act dan The Alien Sediion Laws, aturan membayar pajak untuk setiap penerbit yang menerbitkan isu. Kemudian dikenal juga istilah penny press, Newspaper Barons, Yellow Journalism, dan Jazz Journalism. (http://lutviah.net/2011/01/14/mediasuratkabar)

Era Penny press dimulai pada tahun 1833 saat surat kabar menjadi semakin memasyarakat karena harganya murah. Perkembangan teknologi yang masif menyebabkan kecepatan produksi akan surat kabar meningkat dan biayanya menurun, era inilah yang kemudian disebut Penny Press dimana Koran bisa didapat dengan harga 6 sen saja dan mudah didapat dari penjaja di pinggir jalan. Newspaper Baroons adalah masa kejayaan surat kabar di Amerika yang terjadi di akhir abad 19 yang diprakasai oleh Joseph Pulitzer dengan memuat cerita komik secara rutin setiap minggunya. Yellow Journalism muncul akibat semakin besarnya bisnis. Pemberitaan yang dilakukan dalam era Yellow Journalism ini didasarkan pada sensasi, kriminal,


(51)

skandal, gosip, perceraian, seks, bencana dan olahraga. Sedangkan, Jazz Journalism terjadi sekitar tahun 1919 dimana surat kabar menampilkan satu atau dua headline

dengan menekankan unsur seks dan kekerasan. (http://lutviah.net/2011/01/14/mediasuratkabar)

Perkembangan surat kabar secara teknologi dimulai dari penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg di Jerman pada era revolusi industri. Sehingga muncullah surat kabar dengan format yang seperti yang masih dapat dilihat sekarang ini, dicetak dalam beberapa helai kertas. Dibandingkan dengan fenomena saat ini, hampir semua surat kabar berlari untuk membuat web site dan banyak surat kabar telah menciptakan media baru untuk memperkenalkan kekuatan grafis, dan

elemen-elemen video untuk edisi Internet mereka. (http://lutviah.net/2011/01/14/mediasuratkabar)

Dilihat dari bentuk fisiknya surat kabar merupakan media analog (media cetak). Pada bentuk standar Koran memiliki ukuran 8 dan 9 kolom ke samping. Sedangkan pada bentuk baru, memiliki ukuran 6 dan 7 kolom. Surat kabar merupakan teknologi dan media yang sangat aktual. Surat kabar juga menyajikan berita dan informasi yang singkat, padat dan jelas. Surat kabar hanya dapat dinikmati secara visual, yaitu menggunakan satu indera, penglihatan. Ini menjadikan surat kabar sebagai hot media dan tidak multitafsir. Surat kabar pun merupakan media yang praktis dan portabel.


(52)

Beberapa kelebihan dan kekurangan surat kabar antara lain:

1. Area pemasarannya luas yaitu mampu sampai ke pelosok daerah serta mempunyai distribusi yang fleksibel.

2. Harganya relatif murah.

3. Karakter yang kuat, karena memiliki berita-berita yang aktual sesuai dengan perkembangan pemikiran masyarakat yang semakin dewasa.

4. Mempunyai target pasar sendiri sesuai dengan khalayak pembacanya. 5. Memiliki ruang beriklan atau kolom khusus untuk produk.

6. Dapat dibaca dalam waktu yang singkat dan cepat.

7. Sangat kuat dalam mempengaruhi opini publik dan agenda setting.

8. Sangat dipercaya sebagai sumber informasi utama dalam perkembangan situasi dan kondisi dunia terkini.

9. Cara penyajian berita dan produknya tidak beraturan.

10.Kualitas cetak buruk. Berpengaruh pada iklan produk yang dibuat. 11.Medium statis, karena tidak dilengkapi dengan audio video. 12.Sering terjadi kesalahan cetak.

13.Karena kuat dalam pembentukan opini publik dan agenda setting, surat kabar saat ini sering ditungangi kepentingan politik pihak tertentu. (http://lutviah.net/2011/01/14/mediasuratkabar).

Sama seperti buku, surat kabar merupakan media bacaan, sehingga hanya orang-orang yang melek huruf yang bisa membaca. Surat kabar juga identik dengan intelektualitas. Surat kabar juga merupakan media yang memiliki andil besar dalam


(53)

membentuk masyarakat yang intelek dan kritis. Terlebih lagi surat kabar sangat berpengaruh pada perjuangan kemerdekaan negara-negara terjajah dan sangat memberikan andil besar dalam revolusi yang terjadi. Surat kabar menjadi sumber utama mengenai perkembangan terkini tentang dunia. Surat kabar pula yang banyak mempengaruhi opini publik. (http://lutviah.net/2011/01/14/mediasuratkabar)

2.6. Teori Efek Komunikasi Massa

Teori yang relevan untuk digunakan dalam penelitian ini adalah teori AIDDA yang sering disebut A-A Procedure atau Attention ro action Procedure. AIDDA merupakan akronim dari kata Attention (Perhatian), Interest (Minat), Desire (Keinginan), Decision (Keputusan), dan Action Tindakan). Dalam komunikasi massa teori AIDDA merupakan hal yang terpenting untuk membuat berita. Tahapan – tahapan dari AIDDA itu adalah

1. Attention (Perhatian), yaitu tahapan perhatian terhadap berita tersebut.

2. Interest (Minat), yaitu tahapan minat baca atau minat untuk mengetahui tentang berita tersebut.

3. Desire (Keinginan), yaitu tahapan keinginan untuk membaca, melihat, berita tersebut.

4. Decision (Keputusan),yaitu tahapan keputusan untuk menerima informasi tersebut media massa tersebut.

5. Action (Tindakan),yaitu tahapan tahapan dimana reaksi individu dalam menerima informasi tersebut. .(Effendy,2001:304)


(54)

Proses pentahapan komunikasi mengandung maksud bahwa komunikasi hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian. Dalam hubungan ini komunikator harus menimbulkan daya tarik. Pada dirinya harus terdapat faktor daya tarik komunikator (source attractiveness). Seorang komunikator akan mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan sikap, pendapat dan tingkah laku komunikasi melalui mekanisme daya tarik jika pihak komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengannya, dengan kata lain pihak komunikan merasa adanya kesamaan antara komunikator dengannya, sehingga dengan demikian komunikan bersedia untuk taat pada pesan yang dikomunikasikan oleh komunikator. Sikap komunikator yang berusaha menyamakan diri dengan komunikan ini akan menimbulkan simpati komunikan pada komunikator (Effendy, 2007:34).

Dimulainya komunikasi dengan membangkitkan perhatian (attention) merupakan awal kesuksesan komunikasi. Apabila perhatian komunikan telah terbangkitkn, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest), yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator. Hanya ada hasrat saja pada diri komunikan, bagi komunikator belum berarti apa-apa, sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan (decision), yakni keputusan untuk melakukan kegiatan (action) sebagaimana daharapkan komunikator. Dalam proses komunikasi seorang komunikator akan sukses apabila ia berhasil menunjukkan source credibility, artinya menjadi sumber kepercayaan bagi komunikan. Kepercayaan komunikan kepada


(55)

komunikator ditentukan oleh keahlian komunikator dalam bidang tugas pekerjaannya dan dapat tidaknya ia dipercaya. Seorang ahli hukum akan mendapat kepercayaan apabila ia berbicara mengenai masalah hukum. Demikian pula seorang dokter akan memperoleh kepercayaan kalau ia membahas masalah kesehatan.

Kepercayaan kepada komunikator mencerminkan bahwa pesan yang disampaikan kepada komunikan dianggap benar dan sesuai dengan kenyataan empiris. Jadi seorang komunikator menjadi menjadi source of credibility disebabkan adanya ethos pada dirinya yaitu apa yang dikatakan oleh Aristoteles, dan yang hingga kini tetap dijadikan pedoman yaitu good sense, good moral character dan good will, yang oleh para cendikiawan modern diterjemahkan menjadi itikad baik (good intentions), dan dapat dipercaya (thrustworthiness) dan kecakapan atau kemampkuan (competence or expertness). Berdasarkan hal itu komunikator yang ber-ethos menunjukkan bahwa dirinya mempunyai itikad baik, dapat dipercaya dan mempunyai kecakapan dan keahlian (Effendi, 2007:306).

2.7.Teori Kepercayaan

Menurut fukuyama, bahwa kepercayaan merupakan produk dari komunitas – komunitas yang telah ada sebelumnya yang memiliki norma – norma atau nilai – nilai moral bersama. Ada beberapa elemen – elemen utama yang terkait dengan isu Trust, yakni kebijakan sosial dan Modal sosial.

Dijelaskan juga oleh fukuyama, kepercayaan adalah harapan yang tumbuh didalam sebuah masyarakat yang ditunjukkan oleh adanya perilaku jujur, teratur, dan


(56)

kerjasama berdasarkan norma – norma yang dianut bersama – sama. Kepercayaan sosial merupakan penerapan terhadap pemahaman ini, bahwa dalam masyarakat yang memiliki tingkat kepercayaan tinggi, aturan – aturan sosial cenderung bersifat positif, hubungan – hubungan juga bersifat kerjasama. .(fukunyama,2002:210)

Norma – norma terdiri dari pemahaman – pemahaman, nilai – nilai, harapan – harapan dan tujuan - tujuan yang diyakini dan dijalankan bersama oleh sekelompok orang. norma – norma yang bersumber dari agama, panduan moral maupun standar – standar sekuler, seperti hal nya kode etik professional. norma – norma dibangun dan berkembang berdasarkan sejarah kerjasama dimasa lalu dan diterapkan untuk mendukung iklim kerjasama. norma – norma dapat merupakan prakondisi maupun produk dari kepercayaan social.

Fukuyama memandang Trust(kepercayaan) sebagai komponen ekonomi yang melekat dalam kultur yang ada pada masyarakat.Qianhong fu membagi tiga tingkatan trust yaitu :

1. Pada tingkat individual, trust merupakan keyakinan individual, merupakan variabel personal sebagai karakteristik individu.

2. Pada tingkat hubungan sosial, trust merupakan atribut kolektif untuk mencapai tujuan – tujuan kelompok.

3. Pada tingkat sistem sosial, trust merupakan nilai yang berkembang menurut sistem sosial yang ada. (Jausari,2006:12)


(57)

Trust dikedepankan dengan istilah kepercayaan , didefenisikan oleh fukuyama sebagai harapan – harapan terhadap keteraturan, kejujuran, perilaku koperatif yang muncul dari dalam sebuah komunitas yang didasarkan pada norma – norma yang dianut bersama oleh anggota komunitas. .( repository.usu.ac.id)

Kepercayaan berasal dari kata percaya artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Dasar kepercayaan itu adalah kebenaran. Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan focus dari segala pikiran, sikap dan perasaan. Dalam tingkah laku, perbuatan manusia selalu hati-hati agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran. Manusia sadar bahwa ketidak benaran dalam bertindak, berucap dapat mencemarkan atau menjatuhkan namanya. (http://mfauzan.info/2011/05/22)

Ada tiga teori tentang kebenaran yaitu :

1. Teori koherensi; suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan – pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Misalnya setiap manusia pasti mati. Paul manusia. Paul pasti mati.

2. Teori korespondensi’ teori yang menyatakan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung penyataan itu berkorespondesni (berhubungan dengan) obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.


(58)

3. Teori pragmatis’ Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.

(http://gerryhost.wordpress.com/2011/05)

Dasar kepercayaan adalah kebenaran, sumber kebenaran adalah manusia. Tingkat Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :

1. kepercayaan pada diri sendiri yaitu kepercayaan pada diri kita sendiri akan fakta yang ada dan yang mempengaruhi fakta pada diri kita sendiri

2. kepercayaan pada orang lain yaitu kepercayaan terhadap informasi yang dipengaruhi oleh orang lain atau bisa dikatakan kita sudah percaya dengan kebenaran tentang informasi yang ada.

3. kepercayaan pada pemerintah yaitu kepercayaan terhadap informasi yang diberikan oleh pemerintah akan tentang suatu kebenaran informasi yang ada. 4. kepercayaan pada Tuhan yaitu kepercayaan yang hakiki yang bersifat mutlak.

(http://mfauzan.info/2011/05/22)

Kepercayaan mesti diteliti untuk membedakan yang benar dengan yang dibuat-buat. Pemeriksaaan seksama akan menghindarkan kita mempercayai ilusi, mempercayai hal kosong tak berdasar. Sekedar percaya menunjukkan sikap ‘ignorance’ dan kemalasan intelektual. Kepercayaan dan pengetahuan memiliki derajat berbeda. Ada paling tidak 3 syarat agar kepercayaan bernilai sebagai pengetahuan.


(59)

Pertama, kepercayaan mesti didasarkan atas bukti. Tanpa bukti kepercayaan akan tetap jadi kepercayaan. Bukti akan menjadi konfirmasi bahwa kepercayaan itu bukan hasil karangan atau muncul dari awang-awang. Semakin kuat bukti, semakin layak kepercayaan itu menjadi pengetahuan.

Kedua, kepercayaan mesti konsisten. Agar menjadi pengetahuan, kepercayaan tak boleh berubah-ubah apalagi kontradiktif. Ketidakkonsistenan menunjukkan ada yang tidak beres pada bangunan kepercayaan. Apalagi jika kontradiksi itu begitu nyata dan saling meniadakan. Dalam kontradiksi, tak mungkin semua benar. Pun jika dipaksakan, kepercayaan akan kehilangan integritas dan tak bernilai.

Ketiga, kepercayaan tak boleh bertentangan dengan kepercayaan sebelumnya yang telah tervalidasi. Jika ada kepercayaan baru, dan kepercayaan itu berhubungan dengan pengetahuan yang telah tervalidasi, maka keduanya tak boleh saling bertentangan. Jika terjadi pertentangan, kepercayaan baru mesti dipertanyakan. Pengecualian bisa diterima jika kepercayaan baru ini disokong bukti kuat. Bukti baru bisa saja muncul sejalan berkembangnya pemahaman. Untuk mencapai derajat pengetahuan kepercayaan mesti didasarkan atas bukti, namun bukti tidak mesti tersedia 100%. Jika bukti hanya tersedia setengahnya, kepercayaan tetap bisa diterima menjadi pengetahuan akan tetapi dengan validitas yang lebih rendah. Sedikit bukti akan lebih baik dibanding tak ada bukti sama sekali. .(http://syafrilhernald.com/2010/03/a)


(1)

(2)

Tabel 24.

Tingkat Kepercayaan dengan Tingkat Keputusan Crosstabulation

Tingkat keputusan

Total

tidak

mengambil

keputusan

kurang

mengambil

keputusan

mengambil

keputusan

sangat mengambil

keputusan

Tingkat

kepercayaan

tidak percaya

Count

15

12

4

0

31

% within

tingkatkepercayaan

48.4%

38.7%

12.9%

.0%

100.0%

% within

tingkatkeputusan

100.0%

100.0%

8.2%

.0%

32.6%

% of Total

15.8%

12.6%

4.2%

.0%

32.6%

kurang percaya

Count

0

0

44

0

44

% within

tingkatkepercayaan

.0%

.0%

100.0%

.0%

100.0%

% within

tingkatkeputusan

.0%

.0%

89.8%

.0%

46.3%

% of Total

.0%

.0%

46.3%

.0%

46.3%

percaya

Count

0

0

1

17

18

% within

tingkatkepercayaan

.0%

.0%

5.6%

94.4%

100.0%

% within

tingkatkeputusan

.0%

.0%

2.0%

89.5%

18.9%

% of Total

.0%

.0%

1.1%

17.9%

18.9%

sangat percaya

Count

0

0

0

2

2

% within

tingkatkepercayaan

.0%

.0%

.0%

100.0%

100.0%

% within

tingkatkeputusan

.0%

.0%

.0%

10.5%

2.1%

% of Total

.0%

.0%

.0%

2.1%

2.1%

Total

Count

15

12

49

19

95

% within

tingkatkepercayaan

15.8%

12.6%

51.6%

20.0%

100.0%

% within

tingkatkeputusan

100.0%

100.0%

100.0%

100.0%

100.0%

% of Total

15.8%

12.6%

51.6%

20.0%

100.0%


(3)

Tabel. 25

Isi Berita dengan Tingkat Perhatian Crosstabulation

Tingkat perhatian

Total

tidak ada

perhatian

kurang ada

perhatian

perhatian

sangat

perhatian

Isi berita tidak mengerti dan tidak

puas

Count

5

0

0

0

5

% within isiberita

100.0%

.0%

.0%

.0% 100.0%

% within

tingkatperhatian

71.4%

.0%

.0%

.0%

5.3%

% of Total

5.3%

.0%

.0%

.0%

5.3%

sedikit mengerti dan

puas

Count

2

17

6

0

25

% within isiberita

8.0%

68.0%

24.0%

.0% 100.0%

% within

tingkatperhatian

28.6%

100.0%

10.7%

.0%

26.3%

% of Total

2.1%

17.9%

6.3%

.0%

26.3%

mengerti dan puas

Count

0

0

50

10

60

% within isiberita

.0%

.0%

83.3%

16.7% 100.0%

% within

tingkatperhatian

.0%

.0%

89.3%

66.7%

63.2%

% of Total

.0%

.0%

52.6%

10.5%

63.2%

sangat mengerti dan

puas

Count

0

0

0

5

5

% within isiberita

.0%

.0%

.0%

100.0% 100.0%

% within

tingkatperhatian

.0%

.0%

.0%

33.3%

5.3%

% of Total

.0%

.0%

.0%

5.3%

5.3%

Total

Count

7

17

56

15

95

% within isiberita

7.4%

17.9%

58.9%

15.8% 100.0%

% within

tingkatperhatian

100.0%

100.0%

100.0%

100.0% 100.0%


(4)

Tabel.26

Tingkat pemahaman Dengan Tingkat keinginan Crosstabulation

Tingkat keinginan

Total

tidak

berkeinginan

kurang

berkeinginan

berkeingina

n

sangat

berkeinginan

Tingkat

pemahaman

tidak paham Count

9

0

0

0

9

% within

tingkatpemahaman

100.0%

.0%

.0%

.0% 100.0%

% within

tingkatkeinginan

90.0%

.0%

.0%

.0%

9.5%

% of Total

9.5%

.0%

.0%

.0%

9.5%

kurang

paham

Count

1

10

0

0

11

% within

tingkatpemahaman

9.1%

90.9%

.0%

.0% 100.0%

% within

tingkatkeinginan

10.0%

45.5%

.0%

.0%

11.6%

% of Total

1.1%

10.5%

.0%

.0%

11.6%

Paham

Count

0

12

31

0

43

% within

tingkatpemahaman

.0%

27.9%

72.1%

.0% 100.0%

% within

tingkatkeinginan

.0%

54.5%

53.4%

.0%

45.3%

% of Total

.0%

12.6%

32.6%

.0%

45.3%

sangat

paham

Count

0

0

27

5

32

% within

tingkatpemahaman

.0%

.0%

84.4%

15.6% 100.0%

% within

tingkatkeinginan

.0%

.0%

46.6%

100.0%

33.7%

% of Total

.0%

.0%

28.4%

5.3%

33.7%

Total

Count

10

22

58

5

95

% within

tingkatpemahaman

10.5%

23.2%

61.1%

5.3% 100.0%

% within

tingkatkeinginan

100.0%

100.0%

100.0%

100.0% 100.0%

% of Total

10.5%

23.2%

61.1%

5.3% 100.0%


(5)

Pemberitaan

crop circle

dikoran kompas

dan waspada

Tingkat

kepercayaan

pada mahasiwa

fisip usu

Spearman's rho

Pemberitaan crop circle

dikoran kompas dan

waspada

Correlation Coefficient

1.000

.043

Sig. (2-tailed)

.

.678

N

95

95

Tingkat kepercayaan pada

mahasiwa fisip usu

Correlation Coefficient

.043

1.000

Sig. (2-tailed)

.678

.


(6)

TABEL T

Titik Persentase Distribusi t (df = 81 –120)

Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001

df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002

81 0.67753 1.29209 1.66388 1.98969 2.37327 2.63790 3.19392

82 0.67749 1.29196 1.66365 1.98932 2.37269 2.63712 3.19262

83 0.67746 1.29183 1.66342 1.98896 2.37212 2.63637 3.19135

84 0.67742 1.29171 1.66320 1.98861 2.37156 2.63563 3.19011

85 0.67739 1.29159 1.66298 1.98827 2.37102 2.63491 3.18890

86 0.67735 1.29147 1.66277 1.98793 2.37049 2.63421 3.18772

87 0.67732 1.29136 1.66256 1.98761 2.36998 2.63353 3.18657

88 0.67729 1.29125 1.66235 1.98729 2.36947 2.63286 3.18544

89 0.67726 1.29114 1.66216 1.98698 2.36898 2.63220 3.18434

90 0.67723 1.29103 1.66196 1.98667 2.36850 2.63157 3.18327

91 0.67720 1.29092 1.66177 1.98638 2.36803 2.63094 3.18222

92 0.67717 1.29082 1.66159 1.98609 2.36757 2.63033 3.18119

93 0.67714 1.29072 1.66140 1.98580 2.36712 2.62973 3.18019

94 0.67711 1.29062 1.66123 1.98552 2.36667 2.62915 3.17921

95 0.67708 1.29053 1.66105 1.98525 2.36624 2.62858 3.17825

96 0.67705 1.29043 1.66088 1.98498 2.36582 2.62802 3.17731

97 0.67703 1.29034 1.66071 1.98472 2.36541 2.62747 3.17639

98 0.67700 1.29025 1.66055 1.98447 2.36500 2.62693 3.17549

99 0.67698 1.29016 1.66039 1.98422 2.36461 2.62641 3.17460

100 0.67695 1.29007 1.66023 1.98397 2.36422 2.62589 3.17374

101 0.67693 1.28999 1.66008 1.98373 2.36384 2.62539 3.17289

102 0.67690 1.28991 1.65993 1.98350 2.36346 2.62489 3.17206

103 0.67688 1.28982 1.65978 1.98326 2.36310 2.62441 3.17125

104 0.67686 1.28974 1.65964 1.98304 2.36274 2.62393 3.17045

105 0.67683 1.28967 1.65950 1.98282 2.36239 2.62347 3.16967

106 0.67681 1.28959 1.65936 1.98260 2.36204 2.62301 3.16890

107 0.67679 1.28951 1.65922 1.98238 2.36170 2.62256 3.16815

108 0.67677 1.28944 1.65909 1.98217 2.36137 2.62212 3.16741

109 0.67675 1.28937 1.65895 1.98197 2.36105 2.62169 3.16669

110 0.67673 1.28930 1.65882 1.98177 2.36073 2.62126 3.16598

111 0.67671 1.28922 1.65870 1.98157 2.36041 2.62085 3.16528

112 0.67669 1.28916 1.65857 1.98137 2.36010 2.62044 3.16460

113 0.67667 1.28909 1.65845 1.98118 2.35980 2.62004 3.16392

114 0.67665 1.28902 1.65833 1.98099 2.35950 2.61964 3.16326

115 0.67663 1.28896 1.65821 1.98081 2.35921 2.61926 3.16262

116 0.67661 1.28889 1.65810 1.98063 2.35892 2.61888 3.16198

117 0.67659 1.28883 1.65798 1.98045 2.35864 2.61850 3.16135

118 0.67657 1.28877 1.65787 1.98027 2.35837 2.61814 3.16074

119 0.67656 1.28871 1.65776 1.98010 2.35809 2.61778 3.16013

120 0.67654 1.28865 1.65765 1.97993 2.35782 2.61742 3.15954