Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Bagan Kusik Estate, PT Harapan Sawit Lestari, Ketapang, Kalimantan Barat

MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
DI KEBUN BAGAN KUSIK ESTATE, PT HARAPAN SAWIT LESTARI,
KETAPANG, KALIMANTAN BARAT

WISNU BAKTI SURYANTORO

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manajemen Pemanenan
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Bagan Kusik Estate, PT Harapan
Sawit Lestari, Ketapang, Kalimantan Barat adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya saya ini kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2014

Wisnu Bakti Suryantoro
NIM A24100108

ABSTRAK
WISNU BAKTI S. Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) di Kebun Bagan Kusik Estate, PT Harapan Sawit Lestari, Ketapang,
Kalimantan Barat. Dibimbing oleh SUDRADJAT.
Kegiatan magang dilakukan di Kebun Bagan Kusik Estate, PT Harapan
Sawit Lestari, Kalimantan Barat dari 10 Februari sampai 10 Juni 2014. Kegiatan
magang memberikan pengalaman kerja dan meningkatkan kemampuan
mahasiswa menjadi lebih terampil bekerja di perkebunan kelapa sawit khususnya
dalam hal manajemen pemanenan. Manajemen pemanenan yang diamati adalah
rotasi panen, angka kerapatan panen, kriteria matang panen, prestasi kerja, tenaga
kerja, dan transportasi hasil. Pengamatan rotasi panen dan tenaga kerja
mengunakan analisis uji t-studet dan uji korelasi. Hasil uji t-student menyatakan

bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara interval panen standar dengan
realisasi terhadap pencapaian target produksi. Berdasarkan hasil uji korelasi
diketahui bahwa faktor umur, lama kerja, tigkat pendidikan berkorelasi positif
terhadap produksi kelapa sawit. Pelaksanaan manajemen pemanenan mulai dari
persiapan panen, cara memanen, dan transportasi TBS ke pabrik sudah
dilaksanakan dengan baik, sehingga produksi setiap tahun kelapa sawit
mengalami peningkatan.
Kata kunci: angka kerapatan panen, produktivitas, rotasi panen, tenaga kerja.

ABSTRACT
WISNU BAKTI S. Harvesting Management of Palm Oil (Elaeis guineensis Jacq.)
in Bagan Kusik Estate, PT Harapan Sawit Lestari, Ketapang, West Kalimantan.
Supervised by SUDRADJAT.
The internship activities were conducted in Bagan Kusik estate, PT Harapan
Sawit Lestari, West Kalimantan, starting from February 10 to June 10, 2014. The
internship activity had given experience and improve the ability of students or
skill in oil palm plantations. Harvesting management which had concerned such
as crop rotation, crop density figures, ripe harvest criteria, work performance,
menpower, and result of transportation. The crop rotation and menpower had been
analyzed by using t-student test and corelation test. The result of t-student test

showed that there is a significant difference between the standard harvest interval
with the realization of production. Based on the results of correlation test is
known that the factors of age, length of employment, education level positively
correlated to the production of palm oil. The harvesting management
implementation from preparation harvest, how to harvest, and transport the FFB
(Fresh Fruit Bunches) to the mill that had been implemented with good, so that
the production of palm oil each year has increased.
Keywords: crop rotation , harvest densities rate, menpower , productivity

MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
DI KEBUN BAGAN KUSIK ESTATE, PT HARAPAN SAWIT LESTARI,
KETAPANG, KALIMANTAN BARAT

WISNU BAKTI SURYANTORO

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura


DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di
Kebun Bagan Kusik Estate, PT Harapan Sawit Lestari, Ketapang,
Kalimantan Barat
Nama
: Wisnu Bakti Suryantoro
NIM
: A24100108

Disetujui oleh

Dr Ir Sudradjat, MS
Dosen Pembimbing


Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito, MScAgr
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih
dalam magang yang dilaksanakan sejak bulan Februari hingga Juni 2014 ini
adalah Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) di Kebun
Bagan Kusik Estate, PT Harapan Sawit Lestari, Ketapang, Kalimantan Barat.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs Sunyoto, MSi, Ibu Widarti Amd, Wahyu Arif Agung Nugroho dan
Anesti Adiratna SStat beserta seluruh keluarga besar yang selalu mendukung,
mendoakan penilis dalam penyelesaian skripsi.
2. Bapak Dr Ir Sudradjat, MS selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan
masukan dan saran selama proses pengerjaan skripsi penulis.
3. Bapak Dr Ir Abdul Qadir, MSi selaku dosen pembimbing akademik yang telah

membimbing selama menjadi mahasiswa IPB di Departemen Agronomi dan
Hortikultura.
4. Bapak Supianto, SP selaku Estate Manager dan Bapak Riyono selaku Senior
Assistant Bagan Kusik Estate atas segala motivasi, dukungan, dan ilmu terkait
kelapa sawit yang telah di berikan kepada penulis.
5. Semua pihak-pihak yang selalu memberikan semangat dan motivasinya
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Semoga skripsi ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat bagi para
pembaca dan digunakan sebagaimana harusnya.

Bogor, Oktober 2014

Wisnu Bakti Suryantoro

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Tujuan Magang
TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa Sawit
Budi Daya Kelapa Sawit
Pemanenan Kelapa Sawit
METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Metode Pelaksanaan
Pengamatan dan Pengumpulan Data
Analisis Data dan Informasi
KEADAAN UMUM
Letak Administratif dan Geografis
Keadaan Iklim dan Tanah
Areal Konsensi dan Tata Guna Lahan
Keadaan Tanaman dan Produksi
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Aspek Manajerial
HASIL DAN PEMBAHASAN

Kriteria Matang Panen
Rotasi Panen
Angka Kerapatan Panen
Tenaga Kerja
Prestasi Kerja
Transportasi Hasil
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

vi
vi
vi
1
1
2
2

2
3
5
7
7
7
8
9
10
10
10
10
11
11
12
12
26
28
28
29

30
31
32
33
35
35
35
35
38
46

DAFTAR TABEL
1 Produksi dan produktivitas tandan buah segar Kebun BKE tahun
2008/2009-2012/2013
2 Jumlah karyawan staf dan non staf Kebun BKE tahun 2014
3 Kandungan hara janjang kosong
4 Deskripsi peralatan panen
5 Kriteria matang panen Kebun BKE
6 Data hasil pengamatan kriteria matang panen
7 Data hasil pengamatan interval panen terhadap produksi

8 Hasil Pengamatan Angka Kerapatan Panen
9 Rata-rata umur, lama kerja, tingkat pendidikan, dan jumlah TBS
10 Hasil uji korelasi antara umur, lama kerja, dan tingkat pendidikan
terhadap jumlah TBS
11 Prestasi kerja panen
12 Data hasil pengamatan transportasi

11
12
17
23
23
28
29
30
31
31
33
35

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Bibit kelapa sawit double tun
Papan Identitas pada pembibitan kelapa sawit
Tanaman Turnera subulata
Micron Herby Sprayer
Karyawan yang menggunakan APD semprot lengkap
Aplikasi pemupukan menggunakan alat mekanis
Pengambilan contoh daun (LSU) untuk analisis unsur hara
Kegiatan panen
Alur transportasi TBS

13
14
15
15
16
19
21
22
25

DAFTAR LAMPIRAN
10
11
12
13
14
15

Jurnal harian kegiatan magang sebagai KHL
Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor
Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten rayon
Peta Kebun Bagan Kusik Estate
Data curah hujan dan hari hujan Kebun BKE 2008-2014
Struktur organisasi Kebun BKE

38
39
40
43
44
45

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu tanaman
penghasil minyak nabati yang sangat penting. Dewasa ini, komoditas kelapa sawit
merupakan komoditas perdagangan yang menjanjikan dan pada masa depan
minyak sawit diyakini tidak hanya mampu menghasilkan berbagai hasil industri
hilir seperti minyak goreng, mentega, dan lain-lain, tetapi juga dapat menjadi
subtitusi bahan bakar minyak (Setyamidjaja 2006).
Indonesia merupakan produsen crude palm oil (CPO) terbesar di dunia
setelah mampu menggeser Malaysia. Kelapa sawit dan produk turunannya telah
menjadi komoditas perdagangan internasional yang menyumbang devisa terbesar
bagi negara dari ekspor non-migas tanaman perkebunan (Ditjenbun 2014).
Ditjenbun (2013) menyatakan bahwa produktivitas, luas areal dan produksi
perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada tahun 2008 sampai 2013 mengalami
peningkatan yang signifikan. Produktivitas kelapa sawit di Indonesia mengalami
peningkatan dari 3 424 kg ha-1 menjadi 3 689 kg ha-1, luas areal perkebunan kelapa
sawit meningkat dari 7.4 juta ha menjadi 9.1 juta ha dan produksi dari jumlah 17.5
juta ton meningkat menjadi 24.4 juta ton. Produksi rata-rata TBS Indonesia pada
saat ini adalah 16 ton ha-1 tahun-1 , dengan rendemen minyak 24 – 25 %, dan
produktivitas CPO yang mampu dihasilkan sebesar 3.7 ton ha-1 tahun-1 (Andoko
dan Widodoro 2013). Industri pengolahan kelapa sawit di Indonesia sampai
dengan tahun 2009 terus mengalami peningkatan. Jumlah industri pengolahan
kelapa sawit Indonesia mencapai 608 pabrik yang tersebar seluruh provinsi di
Indonesia dengan kapasitas produksi minyak kelapa sawit mencapai 34 280
ton/jam (Fauzi et al. 2012).
Menurut Sofiana (2012) pencapaian produktivitas dengan kualitas yang baik
ditentukan dari perbaikan budi daya dan manajemen panen. Perbaikan budi daya
dapat dilakukan mulai dari pemilihan bibit kesesuaian lahan dan iklim, penanaman,
dan perwatan tanaman menghasilkan. Manajemen yang baik dapat dilakukan
dimulai dari persiapan panen sampai pengangkutan TBS (tandan buah segar) ke
pabrik. Kegiatan persiapan panen yang dilakukan meliputi: perencanaan dan
pengadaan tenaga kerja, penetapan seksi potong buah, penetapan luas ancak kerja
pemanen, peralatan panen, dan lingkar pagi (Sofiana 2012). Kegiatan panen
dimulai dengan memotong pelepah dan merumpuk di gawangan mati, memotong
tandan buah segar dan menyisakan tangkai di tandan sekitar 2 cm, mengutip
berondolan di piringan, meletakkan TBS secara terpisah dengan berondolan di
TPH, dan pengangkutan TBS ke pabrik. Kegiatan pengangkutan harus dilakukan
secepat mungkin untuk menghindari pencurian buah di lapangan dan peningkatan
asam lemak. Asam lemak bebas yang tinggi akan mempengaruhi kualitas minyak
kelapa sawit (Andoko dan Widodoro 2013).

2

Tujuan Magang
Kegiatan magang ini secara umum bertujuan memperoleh pengalaman kerja
dan meningkatkan kemampuan mahasiswa agar lebih terampil bekerja di
perkebunan kelapa sawit. Secara khusus kegiatan magang ini bertujuan untuk
mempelajari efektivitas panen dalam hal manajemen pemanenan di perkebunan
kelapa sawit yang meliputi: rotasi panen, tenaga kerja, prestasi kerja, kriteria
matang panen, kerapatan panen, dan transpotasi hasil.

TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa Sawit
Saat ini kelapa sawit diusahakan secara komersial di Afrika, Amerika
Selatan, Asia Tenggara, Pasifik Selatan, serta beberapa daerah lain dengan skala
yang lebih besar. Tanaman kelapa sawit memiliki respon yang sangat baik
terhadap kondisi lingkungan hidup dan perlakuan yang diberikan. Seperti tanaman
budi daya lainnya, kelapa sawit membutuhkan kondisi tumbuh yang baik agar
potensi produksinya dapat dicapai secara maksimal (Pardamean 2008). Kelapa
sawit memiliki bagian-bagian vegetatif dan bagian-bagian generatif yang khas.
Bagian vegetatif kelapa sawit meliputi akar, daun, dan batang (Setyamidjaja 2006).
Berdasarkan ukuran diameter, akar kelapa sawit terbagi menjadi 4, yaitu akar
primer, sekunder, tersier, dan kuarter. Akar primer dengan diameter 6-10 mm
adalah akar yang langsung muncul dari batang. Akar sekunder berdiameter 2 - 4
mm merupakan akar cabang dari akar primer dan pertumbuhan seringkali tumbuh
ke permukaan tanah. Akar tersier dengan diameter 0.7 - 1.2 mm dan panjang 15
cm berada di akar sekunder. Sementara itu, akar kuarter berdiameter 0.1 - 0.3 mm
dengan panjang sekitar 3 cm berada di akar tersier (Andoko dan Widodoro 2013).
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman monokotil yang batangnya tidak
memiliki kambium dan umumnya tidak bercabang. Batang kelapa sawit berbentuk
silinder dengan ukuran 20 - 75 cm (Fauzi et al. 2012). Pangkal batangnya
membesar membentuk bonggol. Kecepatan tumbuh kelapa sawit berbeda-beda
tergantung varietas dan secara umum kecepatan pertumbuhan sekitar 25 - 40 cm
per tahun (Setyamidjaja 2006).
Daun tanaman kelapa sawit membentuk susunan daun majemuk, bersirip
genap, dan bertulang sejajar. Daun-daun membentuk satu pelepah dengan panjang
lebih dari 7.5 - 9 m. jumlah anak daun di setiap pelepah berkisar 250 - 400 helai
(Fauzi et al. 2012). Semakin tua tanaman kelpa sawit semakin banyak jumlah
pelepah dan anak daun. Tanaman kelapa sawit dewasa pada umumnya memiliki 40
- 50 pelepah dan pada saat tanaman berumur 10 - 13 tahun dapat ditemukan daun
yang luas permukaannya mencapai 10 - 15 m2 yang berhubungan dengan
produktivitas tanaman (Andoko dan Widodoro 2013).
Daun kelapa sawit memiliki rumus daun 3/8, artinya setiap mengelilingi 3
kali spiral terdapat duduk daun (pelepah) sebanyak 8 helai. Pelepah daun pada
batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang di mana daun ke-1,
ke-9, ke-17, dan seterusnya membentuk garis spiral (Setyamidjaja 2006).

3

Primordium pada daun kelapa sawit terpisah dari primordium sebelumnya pada
sebuah spiral genetik berdasarkan suatu sudut yaitu sudut divergen yang besarnya
137.50 (Pahan 2007).
Bagian generatif kelapa sawit terdapat bunga dan buah. Bunga terdiri atas
bunga jantan dan bunga betina. Kelapa sawit termasuk dalam kategori tanaman
berumah satu yang artinya dalam satu batang terdapat bunga jantan dan betina
yang letaknya terpisah (Setyamidjaja 2006). Bunga jantan berbentuk lonjong
memanjang dengan ujung kelopak agak meruncing dan garis tengah bunga lebih
kecil. Rangkaian bunga jantan terdiri atas batang poros dan cabang-cabang
merunncing yang disebut spikelet. Jumlah spikelet dalam rangkaian mencapai 200
buah dan jumlah bunga tiap spikelet pada bunga jantan 700 - 1 200 buah (Fauzi et
al. 2012). Bunga betina memiliki spikelet yang hampir sama dengan bunga jantan
yaitu 200 buah dan setiap cabang terdapat 15 - 20 bunga betina. Bunga jantan
maupun bunga betina biasanya terbuka selama 3 - 5 hari dalam satu tandan.
Tepung sari dapat melakukan penyerbukan selama 2 - 3 hari. Dalam satu tandan
buah tanaman dewasa dapat diperoleh 600 - 2 000 butir buah dan setiap pokok
dapat menghasilkan 15 - 25 tandan buah per tahun pada tanaman muda, sedangkan
pada tanaman tua diperoleh 8 - 12 tandan buah per pokok per tahun (Setyamidjaja
2006). Tanaman kelapa sawit pada umumnya dapat menghasilkan buah dan siap
panen pada umur 3.5 tahun sejak pengecambahan biji di pembibitan. Waktu yang
diperlukan mulai penyerbukan sampai buah matang dan siap panen adalah 5 - 6
bulan (Fauzi et al. 2012).
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman tropis yang mampu tumbuh
dengan baik antara garis lintang 13 ºLU dan 12 ºLS. Curah hujan yang dibutuhkan
untuk penanaman kelapa sawit adalah 1 500 mm sampai 4 000 mm per tahun,
tetapi curah hujan optimal adalah 2 000 mm sampai 3 000 mm per tahun. Tanaman
kelapa sawit membutuhkan suhu optimal untuk pertumbuhan antara 24 ºC sampai
28 ºC dengan suhu terendah 18 ºC dan suhu tertinggi 32 ºC. Kelembaban yang
dibutuhkan dalam penanaman kelapa sawit sekitar 18% dan penyinaran matahari
yang cukup (Setyamidjaja 2006). Tanaman kelapa sawit akan dapat tumbuh dan
berproduksi secara optimal jika ditanam pada tempat dengan ketinggian maksimal
400 m di atas permukaan laut. Lahan yang digunakan dalam penanaman kelapa
sawit sebaiknya mempunyai kemiringan lereng 0 - 12˚ atau 21% (Sunarko 2007).
Budi Daya Kelapa Sawit
Teknik budi daya yang baik akan menghasilkan buah kelapa sawit dengan
jumlah dan mutu yang baik. Seacara garis besar teknik budi daya kelapa sawit
meliputi, pembukaan lahan, penanaman, dan perawatan tanaman yang benar.
Semua aspek teknik budi daya dalam pengusahaan tanaman kelapa sawit harus
dilaksanakan dengan baik (Fauzi et al. 2012).
Pembukaan lahan
Menurut Setyamidjaja (2006) pembukaan lahan di tanah mineral untuk
perkebunan kelapa sawit dapat dilakukan secara mekanis, khemis, dan manual.
Pembukaan lahan secara mekanis dilakukan pada areal hutan primer atau
sekunder yang ditumbuhi oleh pohon besar. Pembukaan lahan secara mekanis

4

terdiri atas babad pendahuluan, menumbangkan, merencek, dan merumpuk. Alat
yang digunakan dalam pembukaan lahan secara mekanis adalah gergaji mesin atau
bila kondisi lahan memungkinkan dapat menggunakan buldozer.
Pembukaan lahan secara khemis dilakukan pada lahan yang ditumbuhi
lalang. Pembukaan lahan secara khemis membutuhkan herbisida berbahan aktif
Dalapon atau Glyphosate, penyemprotan dilakukan 3 tahap dengan interval waktu
3 minggu. Dosis semprot per hektar adalah 7.5 kg Dalapon per 1 000 L air untuk
sekali semprot dan Glyphosate dengan dosis 600 – 700 L air yang dicampur 6 – 7
L Glyphosate untuk tiap hektar (Fauzi et al. 2012).
Pembukaan lahan secara manual pada prinsipnya sama dengan
pembukaan lahan secara mekanis. Pembukaan lahan secara manual dilakukan bila
perlakuankuan secara khemis dan mekanis tidak memugkinkan untuk dilakukan
(Setyamidjaja 2006).
Pemancangan tanaman dilakukan setelah hutan terbuka. Pemancangan
berkaitan dengan susunan penanaman dan jarak tanam, yang nantinya akan
mempengaruhi kerapatan tanam (Fauzi et al. 2012). Sistem jarak tanam yang
digunakan umumnya adalah segitiga sama sisi dengan jarak 9 m x 9 m x 9 m dan
populasi tanaman setiap hektarnya adalah 143 pokok (Setyamidjaja 2006).
Pemancangan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu sistem mata lima dan sistem
kontur (Fauzi et al. 2012). Sistem mata lima dilakukan dengan bantuan kawat sling
berdiameter 1 – 2 mm dan ajir sepanjang 1 m. cara memancang pertama kali
menentukan batas blok yang akan ditanami, kemudian tarik garis lurus dari titik
pertemuan antara jalan utama dan jalan koleksi dengan arah barat – timur
menggunakan kawat slin dan tancapkan ajir setiap 9 m (Andoko dan Widodoro
2013). Sistem kontur digunakan untuk topografi areal yang bergelombang hingga
berbukit. Jarak antar teras kontur berbanding terbalik dengan jarak antar tanaman
di dalam teras kontur, semakin besar jarak antar teras maka semakin kecil jarak
antar tanamannya (Fauzi et al. 2012).
Penanaman
Penanaman diawali dengan pembuatan lubang tanaman berukuran 60 cm x
60 cm x 60 cm dan peletakan tanah dipisah antara tanah atas dan tanah galian.
Pembuatan piringan dilakukan 2 hari sebelum pemberian pupuk dasar. Piringan
dibuat dengan radius 1 m dari lubang tanam. Pupuk dasar yang digunakan adalah
SP-18 dengan dosis 100 g per lubang (Fauzi et al. 2012). Penanaman tanaman
penutup tanah dilakukan setelah pembuatan lubang tanam. Fungsi dari tanaman
penutup tanah adalah melindungi permukaan tanah dari pencucian unsur hara yang
berlebihan, bahaya erosi, memperbaiki sifat kimia tanah, dan memperbaiki struktur
tanah. Tanaman yang dapat digunakan adalah Calopogonium mucunoides,
Pueraria javanica, mucuna bracteata, dan Centrosema pubescens (Andoko dan
Widodoro 2013). Cara menanam tanaman penutup tanah di kebun kelapa sawit
adalah benih dicampur dengan kompos rhizobium secara merata, penanaman biji
dalam lubang dengan cara ditugal dengan jarak 30 cm dan ditanam 4 – 5 biji per
lubang, tanaman ditanam dengan cara larikan yaitu 3 – 5 larikan dalam 1
gawangan searah dengan barisan kelapa sawit (Setyamidjaja 2006).
Penanaman kelapa sawit menggunakan bibit unggul yang berumur 12 – 14
bulan dan tinggi bibit berkisar 70 - 180 cm. Penanaman dilakukan ketika musim
penghujan yaitu pada bulan Oktober atau November (Fauzi et al. 2012). Menurut

5

Andoko dan Widodoro (2013) tahapan cara menanam bibit kelapa sawit adalah
memiringkan posisi bibit kemudian sayat alas polybag hingga bibit terlepas.
Menurunkan bibit secara hati-hati ke dalam lubang tanam dan posisikan tegak
lurus dengan permukaan tanah. Tanah bagian atas digunakan untuk menimbun
terlebih dahulu sebelum tanah lapisan bawah.
Perawatan tanaman
Pemeliharaan tanaman ketika belum menghasilkan (TBM) berumur 2.5 – 3
tahun setelah tanam yaitu dilakukan penyulaman pada tanaman yang mati,
menjaga piringan tetap dalam radius 1 – 1.5 m dari pokok kelapa sawit dan
piringan dalam kondisi tetap bersih, pemeliharaan tanaman kacang penutup tanah
untuk menekan pertumbuhan gulma dan menjaga kelembaban tanah, pemupukan
sesuai dosis yang ditentukan, pemangkasan daun, kastrasi bunga, penyerbukan
bantuan, serta pengendalian hama dan penyakit (Setyamidjaja 2006). Perawatan
pada tanaman menghasilkan (TM) yang berumur lebih dari 3 tahun adalah
dilakukannya pemeliharaan piringan, pemeliharaan gawangan, pruning,
pemupukan, kastrasi, sanitasi, dan penyerbukan buatan (Andoko dan Widodoro
2013).
Pemanenan Kelapa Sawit
Kegiatan pemanenan di perkebunan kelapa sawit antara lain adalah
memanen tandan buah segar karena tandan buah segar menjadi sumber
penghasilan uang perusahaan melalui penjualan minyak kelapa sawit dan inti
kelapa sawit. Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan secara maksimal dengan
memperhatikan cara dan waktu panen yang tepat. Cara yang tepat akan
mempengaruhi kuantitas produksi (ekstraksi) kelapa sawit, sedangkan waktu yang
tepat akan mempengaruhi kualitas produksi asam lemak bebas (Pahan 2007).
Persiapan panen
Tanaman kelapa sawit dapat dipanen pada umur 30 bulan, dalam keadaan
normal 90 – 100% dari seluruh pokok sudah matang panen (Lubis 2008).
Pemanenan dilakukan saat buah mulai masak, kandungan minyak dalam daging
buah meningkat cepat. Setelah kadar minyak dalam buah mencapai maksimal,
buah akan lepas dari tandannya. Ciri tandan buah yang masak ditentukan oleh
angka kematangan, yaitu jumlah buah yang berondol dari tandannya (Sastrosayono
2003).
Kriteria panen
Suatu tanaman kelapa sawit mulai dapat dilakukan panen ketika 60% buah
atau lebih telah matang panen. Kriteria matang panen yang dijadikan patokan di
perkebunan kelapa sawit adalah bila sudah ada 2 berondolan/kg tandan yang
beratnya kurang dari 10 kg atau 1 berondolan/kg tandan dengan berat lebih dari 10
kg yang jatuh pada piringan pokok (Setyamidjaja 2006). Kriteria matang panen
dengan mutu buah sesuai standar perusahaan akan mampu meningatkan rendemen
minyak kelapa sawit dan kualitas minyak yang diolah (Tammara 2012).

6

Rotasi panen
Dalam pemanenan perlu diadakan rotasi panen, yaitu waktu yang diperlukan
antara panen terakhir dan panen berikutnya di tempat yang sama. Pada panen
permulaan, rotasi panen 15 hari, selanjutnya 10 hari, dan terakhir 7 hari. Rotasi
panen menggunakan simbol 6/7, yaitu 6 hari memanen dengan rotasi 7 hari
(Sunarko 2007). Rotasi panen berkaitan erat dengan kerapatan panen, kapasitas
pemanen, cuaca, dan kondisi pabrik (Tammara 2012).
Peralatan panen
Alat-alat kerja dalam pemanenan kelapa sawit adalah: a) Dodos kecil
berbentuk tembilang dengan lebar mata 8 cm dan panjang mata 8 cm. Dodos kecil
digunakan sejak tanaman selesai ditunas pasir sampai selesai ditunas selektif. b)
Dodos besar berbentuk seperti tembilang dengan lebar mata 14 cm dan panjang 12
cm. Dodos besar digunakan sejak tanaman selesai ditunas selektif sampai tanaman
tumbuh tinggi. c) Pisau egrek berbentuk seperti pisau arit dengan panjang pangkal
20 cm, panjang pisau 45 cm, dan sudut lengkung 135º. d) Bambu egrek merupakan
ganggang pisau dengan panjang 10 m, tebal 1 cm sampai 1.5 cm, diameter ujung 4
cm sampai 5 cm, dan diameter pangkal 5 cm sampai 7 cm. e) Gancu dan tojok
untuk bongkar-muat TBS, gancu terbuat dari besi beton dengan diameter 3/8 inci.
Tojok terbuat dari pipa besi dengan ujung besi beton lancip dan panjang 1 – 1.5 m.
f) Angkong dan goni eks-pupuk merupakan alat untuk membawa buah ke TPH
(Pahan 2007).
Cara panen dan pengumpulan buah
Menurut Setyamidjaja (2006) cara panen dan pengumpulan buah kelapa
sawit yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
a. Semua tandan yang telah matang panen harus dipanen, jangan sampai ada
yang tidak dipanen.
b. Tanaman yang masi rendah, tandan dipotong dengan dodos dan tanaman
yang sudah tinggi menggunakan egrek yang bertangkai panjang.
c. Tandan buah hasil panen diletakkan dipiringan menghadap ke jalan pikul.
d. Berondolan dikumpulkan dan diletakkan terpisah dari tandannya.
Pengangkutan tandan buah segar
Tandan buah segar yang telah dipanen harus segera diangkut untuk
menghindari terjadinya peningkatan asam lemak bebas dan resiko kehilangan buah
di lapangan. Proses pengangkutan dalam panen terbagi menjadi dua, yaitu
recovery dan evacuation. Recovery mencakup kesiapan panen dan pengangkutan
panen dari tanaman menuju tempat pengumpulan hasil (TPH), sedangkan
evacuation merupakan pengangkutan TBS dari TPH ke pabrik dengan unit
transportasi (Tammara 2012).

7

METODE MAGANG
Lokasi Magang dan Waktu Magang
Kegiatan magang dilakukan di Kebun Bagan Kusik Estate, PT Harapan
Sawit Lestari, Ketapang, Kalimantan Barat selama 4 bulan efektif yang dimulai
dari 10 Februari hingga 10 Juni 2014.
Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan pada kegiatan magang adalah metode pengambilan
data primer dan data sekunder. Metode pengambilan data primer yang dilakukan
adalah praktek kerja langsung di lapangan dengan mengikuti kerja aktif dalam
pelaksanaan kegiatan, wawancara, dan diskusi. Pengambilan data sekunder
dilakukan melalui pengumpulan laporan bulanan, laporan tahunan, dan arsip kebun.
Kegiatan magang bulan pertama, penulis bekerja langsung di lapangan
sebagai karyawan harian lepas (KHL). Kegiatan magang yang dilakukan sebagai
KHL meliputi: (1) mengikuti apel pagi, (2) melakukan tugas lapangan sesuai yang
dibutuhkan kebun, pemeliharaan tanaman (pemupukan, penunasan dan
pengendalian gulma), dan pemanenan, (3) mengisi jurnal harian yang diketahui
pembimbing lapangan, dan (4) mencatat prestasi kerja mahasiswa dan karyawan
yang diperoleh pada setiap kegiatan, kemudian dibandingkan dengan norma kerja
diperusahaan tempat magang. Jurnal harian kegiatan magang sebagai KHL
terlampir pada Lampiran 1.
Kegiatan magang berikutnya sebagai pendamping mandor yang
dilaksanakan selama satu bulan. Tugas sebagai pendamping mandor antara lain
meliputi: (1) membantu dalam membuat perencanaan kebutuhan fisik dan biaya
untuk pekerjaan yang akan dilakukan, (2) membantu menentukan jumlah
karyawan yang diperlukan serta keperluan biaya operasional dari setiap kegiatan
yang dilakukan, (3) mengikuti kegiatan apel pagi, (4) membantu menghitung
kebutuhan bahan tanam dan bahan kimia (pupuk dan pestisida) berdasarkan
konsentrasi dan dosis yang telah diterapkan, (5) mengorganisir karyawan pada
setiap kegiatan, (6) membuat jurnal kegiatan harian yang berisi waktu kegiatan,
jenis pekerjaan, dan jumlah karyawan yang diawasi. Kegiatan administrasi sebagai
mandor adalah membuat laporan harian mandor. Jurnal harian kegiatan magang
sebagai pendamping mandor terlampir pada Lampiran 2.
Kegiatan magang 2 bulan terakhir adalah sebagai pendamping asisten
lapangan. Tugas dan tanggungjawab sebagai pendamping asisten rayon antara lain:
(1) membantu menyusun rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP), (2)
mempelajari kegiatan manajerial di tingkat rayon, (3) membantu pembuatan
laporan asisten, (4) membantu mengelola dan mengawasi tenaga kerja, (5)
meganalisis kegiatan lapangan tingkat rayon, dan (6) pembuatan jurnal harian.
Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten lapangan terlampir
pada Lampiran 3.

8

Pengamatan dan Pengumpulan Data
Aspek khusus sebagai bahan penyusunan skripsi adalah manajemen
pemanenan kelapa sawit. Data yang digunakan berupa data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan terhadap rotasi panen, kriteria
matang panen, kerapatan panen, tenaga kerja, prestasi kerja, dan transportasi hasil.
Rotasi panen
Pengamatan terhadap lama waktu pemanenan terakhir dengan panen
berikutnya dalam satu seksi panen. Pengamatan dikaitkan dengan hasil
perbandingan antara rotasi panen standar dengan realisasi dan hubungannya
terhadap pencapaian target produksi pada bulan Februari hingga April di rayon II
Kebun Bagan Kusik Estate (BKE).
Tenaga kerja
Data jumlah tenaga kerja diperoleh dengan wawancara terhadap asisten dan
tenaga kerja. Pengamatan dikaitkan dengan Jumlah tandan buah segar (TBS) yang
dipanen apakah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya umur, tingkat
pendidikan, dan lama kerja setiap pemanen. Tenaga kerja yang diamati berjumlah
14 tenaga kerja dalam satu kemandoran panen dengan 3 kali ulangan dan setiap
ulangan diambil 10 tanaman contoh.
Prestasi kerja
Pengamatan prestasi kerja dilakukan terhadap 14 tenaga kerja dalam satu
kemandoran panen. Pengamatan dikaitkan dengan hasil perbandingan antara data
realisasi produktivitas rata-rata pemanen per bulan dengan data target produksi
rata-rata pemanen per bulan yang telah ditentukan perusahaan. Pengamatan
dilakukan sebanyak 30 kali ulangan, yaitu mulai produksi bulan Februari sampai
April.
Kriteria matang panen
Pengamatan terhadap 14 tenaga kerja dalam satu kemandoran panen dengan
3 kali ulangan dan 10 tanaman contoh. Data diperoleh dengan mengamati jumlah
berondolan yang jatuh di piringan sebelum TBS dipanen oleh pemanen dan
disesuaikan dengan standar ketentuan perusahaan.
Kerapatan panen
Pengamatan dilakukan sebanyak 4 blok dengan jumlah tanaman contoh 6%
dari total pokok dalam bloknya. Cara pengambilan contoh tanaman yaitu setiap
berjarak 10 baris dan di dalam baris berjarak 3 pokok. Data diperoleh dengan cara
mengamati jumlah buah matang dari total pohon yang diamati. Angka kerapatan
panen diperoleh dengan rumus berikut:
AKP =

jumlah buah matang
jumlah pohon yang diamati

� 100%

Transportasi hasil
Pengamatan dilakukan sebanyak 20 blok pada dua kemandoran panen
dengan cara mengikuti satu tim transportasi panen dari proses pengangkutan di

9

tempat pengumpulan hasil (TPH) hingga proses pengangkutan TBS menuju pabrik.
Parameter yang diamati adalah jarak TPH ke pabrik, lama waktu pengangkutan
dari kebun sampai pabrik, kondisi jalan, kecepatan, dan jumlah kendaraan yang
digunakan.
Data sekunder meliputi: lokasi kebun, letak geografis, topografi, iklim, curah
hujan produktivitas tanaman, kondisi tanaman, infrastruktur kebun, luas dan tata
guna lahan, keadaan tanah dan iklim, norma kerja, dan struktur organisasi
perusahaan. Data ini dijadikan sebagai data pendukung.
Analisis Data dan Informasi
Hasil pengamatan dan pengumpulan data yang diperoleh dari kegiatan
magang akan dianalisis secara deskriptif menggunakan uji korelasi dan uji tstudent. Analisis secara deskriptif dilakukan untuk mencari nilai rata-rata dan
persentase yang diperoleh di lapangan kemudian akan dideskripsikan dengan
pembanding norma baku dan standar yang ditentukan oleh perusahaan serta
literatur atau pustaka yang mendukung. Analisis statistik sederhana yaitu uji
korelasi untuk mengetahui korelasi antara hasil panen dengan berbagai aspek
pemanenan dan uji t-student untuk membandingkan hasil panen dengan berbagai
aspek pemanenan. Program aplikasi yang digunakan untuk menganalisis aspek
pemanenan secara kuantitatif seperti tenaga kerja panen dan rotasi panen adalah
Minitab.
Rumus uji t-student (Walpole 1993):
t−
Keterangan:
1, 2
2
� 1 , �22
�1, 2
Sp

� =

( 1+ 2)
1
1
+ )
�1 �2

�� (

dengan Sp =

� 1 −1 �12 +(� 2 −1)�22
� 1 +� 2 −2

= Rata-rata pengamatan 1 dan 2
= Ragam contoh 1 dan 2
= Jumlah pengamatan 1 dan 2
= Simpangan baku gabungan

Rumus uji korelasi (Walpole 1993):
rxy =
{�



2
� −(

Keterangan:
r = Koefisien korelasi
xi = Variabel penentu atau pengaruh
yi = Variabel dipengaruhi nilai data x
n = Jumlah data

� �–

2
�) }



{�

(

�)

2
� −(

2
�) }

10

KEADAAN UMUM

Letak Administratif dan Geografis
Kebun Bagan Kusik Estate (BKE) merupakan perkebunan kelapa sawit milik
PT Harapan Sawit Lestari (PT HSL). Perkebunan ini sebelumnya adalah kebun
milik pribadi, kemudian pada tahun 2005 diakuisisi oleh PT HSL. PT HSL
merupakan perkebunan swasta asing yang berasal dari Amerika. Kebun BKE
terletak di Desa Bagan Kusik, Kecamatan Manismata, Kabupaten Ketapang,
Kalimantan Barat. Lokasi kebun dapat ditempuh dengan perjalanan darat selama
2.5 – 5 jam melalui Kota Pangkalan Bun (Kalimantan Tengah) dan 5 jam melalui
Kota Ketapang (Kalimantan Barat).
Kebun BKE memiliki batas-batas wilayah yaitu, sebelah utara berbatasan
dengan satuan pemukiman 7 dan 10, sebelah selatan berbatasan dengan Kebun
Manismata Estate, sebelah barat berbatasan dengan Kebun Kebanteng Estate, dan
bagian timur berbatasan dengan Kebun Betivau Estate. Secara geografis, lokasi
Kebun BKE terletak pada koordinat 2˚ 23’ 3’’ - 2˚ 26’ 31’’ LS dan 110˚ 56’ 43’ 110˚ 56’ 47’’ BT. Peta wilayah administratif Kebun BKE dapat dilihat pada
Lampiran 4.
Keadaan Iklim dan Tanah
Kondisi curah hujan tahunan rata-rata Kebun BKE dalam kurun waktu 6
tahun terakhir (2008 – 2013) yaitu 2 684.8 mm per tahun dengan pola penyebaran
hari hujan yang merata dengan hari hujan rata-rata 170.2 hari per tahun. Rata-rata
bulan basah (BB) selama 6 tahun terakhir adalah 10 bulan dan rata-rata bulan
kering (BK) adalah 0.7 bulan. Menurut klasifikasi iklim Schmit-Ferguson, kondisi
iklim Kebun BKE termasuk dalam tipe iklim A (sangat basah). Data curah hujan,
harian hujan, BB, dan BK selama 6 tahun terakhir dapat dilihat pada Lampiran 5.
Kebun BKE memilki jenis tanah 60% podzolik dan 40% entisol. Kondisi
topografi Kebun BKE adalah 96.4% datar bergelombang dengan luasan areal lahan
3 220.11 ha dan 3.6% berbukit dengan luasan lahan 121.09 ha. Derajat kemasaman
tanah (pH) 4.5 – 5, suhu rata-rata berkisar antara 17 ˚C – 34 ˚C, ketinggian tempat
berkisar antara 24 – 62 m di atas permukaan laut, dan kelembaban sekitar 60%.
Kebun BKE termasuk dalam kelas kesesuaian lahan tingkat S3. Berdasarkan
klasifikasi kelas kesesuaian lahan tersebut, maka Kebun BKE dapat digunakan
sebagai lahan perkebunan kelapa sawit, tetapi perlu ada perlakuan khusus untuk
mengurangi faktor pembatasnya sehingga proses budi daya dapat berjalan lancar
dan menghasilkan produktivitas yang tinggi.
Areal Konsensi dan Tata Guna Lahan
Kebun Bagan Kusik Estate adalah kebun inti dengan luas areal kebun
sebesar 3 888 ha, yang terdiri atas tanaman menghasilkan seluas 3 341.2 ha, dan
areal tidak ditanami seluas 546 ha. Kebun Bagan Kusik Estate dibagi menjadi dua
rayon, rayon I memiliki areal tanaman menghasilkan seluas 1 512.13 ha dengan
jumlah blok sebanyak 54 blok dan rayon II seluas 1 828.08 ha dengan blok

11

sebanyak 73 blok. Areal kebun yang tidak ditanami meliputi areal perumahan,
areal lahan yang tidak produktif, dan jalan. Masing-masing areal memiliki luasan
18.794 ha untuk areal perumahan, 382.9 ha untuk areal lahan yang tidak produktif,
dan 14.5 ha untuk areal jalan.
Keadaan Tanaman dan Produksi
Kebun Bagan Kusik Estate menggunakan varietas tanaman Tenera Socfindo,
Tenera Marihat, Tenera Lonsum, dan Tenera Dami. Luas Kebun BKE yang
tertanami kelapa sawit sebesar 3 341.2 ha, dari luasan tersebut terbagi beberapa
varietas dengan luasan dan persentase yang berbeda. Varietas Tenera Socfindo
ditanam pada luasan lahan 3 141.97 ha (94.04%), varietas Tenera Marihat seluas
49.35 ha (1.48%), varietas Tenera Lonsum seluas 134.73 ha (4.03%), dan varietas
Tenera Dami seluas 15.15 ha (0.45%). Jarak tanam yang digunakan Kebun BKE
adalah 9.2 m x 9.2 m x 9.2 m dengan jarak antar barisan 7.96 m dan jarak dalam
barisan 9.2 m sehingga populasi tanaman per hektar adalah 137 pokok. Tahun
tanam Kebun BKE dimulai pada tahun 1994, 1995, 1996, dan 1997. Produksi dan
produktivitas Kebun BKE selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Produksi dan produktivitas TBS Kebun BKE tahun 2008/20092012/2013
Luas areal tanam
Produksi
Produktivitas
Tahun
(ha)
(ton)
(ton ha-1)
2008/2009
21.31
71 202.84
2009/2010
89 282.23
26.72
2010/2011
98 215.99
29.39
3 341.20
2011/2012
22.79
76 156.08
2012/2013
28.38
94 851.44
Rata-rata
85 941.72
25.72
Sumber: Arsip dokumen Kebun Bagan Kusik Estate (BKE), 2014

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
Areal perkebunan inti BKE dipimpin oleh seorang estate manager, dalam
melaksanakan pekerjaan, estate manager dibantu oleh 5 assitant yang megelola
jalannya sistem budi daya kelapa sawit pada 2 rayon. Struktur organisasi Kebun
BKE dapat dilihat pada Lampiran 6.
Seorang field assistant dibantu oleh 3 orang mandor panen, 4 orang mandor
perawatan, 3 orang kerani buah dan seorang kerani pengiriman buah. Pada
dasarnya tugas mandor adalah mengawasi seluruh kegiatan lapangan yang
meliputi kegiatan pemeliharaan dan perawatan agar sesuai dengan standar mutu
dan norma yang telah ditentukan perusahaan, serta memastikan karyawannya
bekerja sesuai prosedur perusahaan mulai dari apel pagi hingga pulang kerja.
Kerani buah bertanggungjawab untuk memastikan bahwa hasil produksi sesuai
standar perusahaan. Kerani pengiriman buah bertugas mengawasi dan mengatur
jalannya pengiriman buah dari lapangan ke PKS (pabrik kelapa sawit). Jumlah staf
dan non-staf dapat dilihat pada Tabel 2.

12

Tabel 2 Jumlah karyawan staf dan non staf Kebun BKE tahun 2014
Status karyawan
Jabatan
Jumlah (orang)
Karyawan staf
9
- Estate Manager
- Senior Assistant
- Assistant Panen
- Assistant Perawatan
- Assistant Pemupukan
- Assistant Administrasi /
KTU
- Assistant Mekanik
Karyawan non staf
Bulanan
Supervisi
108
SKU
Pemanen
347
BHL
Pemanen dan driver traktor
39
Total
503
ITK (indek tenaga kerja)
0.15
Sumber: Arsip data tenaga kerja Kebun BKE, 2014

Status karyawan di Kebun BKE terdiri atas staf dan non staf. Karyawan staf
meliputi estate manager, senior assistant, field assistant, upkeep assistant, dan
kepala administrasi. Karyawan non staf meliputi karyawan bulanan, serikat kerja
unit (SKU) dan buruh harian lepas (BHL). Indek tenaga kerja (ITK) BKE adalah
0.15. Sistem pengupahan staf didasarkan pada ketentuan perusahaan sedangkan
sistem pengupahan karyawan bulanan, SKU, dan BHL ditentukan berdasakan upah
minimum regional pertanian dan perkebunan. Kebun BKE menyediakan fasilitas
umum untuk mendukung kesejahteraan karyawan, yaitu perumahan karyawan,
mess, masjid, gereja, SD, TK, poliklinik, penitipan anak, bis sekolah, air bersih,
dan listrik.

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek Teknis
Apel pagi
Apel pagi adalah kegiatan rutin yang dilaksanakan pada pukul 05.00 pagi
dan diikuti oleh seluruh jajaran karyawan, staf, dan pimpinan. Setelah senam pagi
setiap karyawan berkumpul secara berkelompok sesuai kemandoran masingmasing membentuk lingkaran. Setiap mandor melakukan pengarahan kegiatan
yang dilakukan pada hari tersebut, mengevaluasi hasil kerja yang dilakukan hari
sebelumnya, melakukan absensi, memberikan motivasi dan memeriksa
kelengkapan APD (alat pelindung diri) karyawan. Para mandor akan berkumpul
kembali untuk mendapatkan pengarahan dari asisten kebun. Pengarahan yang
diberikan asisten kebun adalah evaluasi hasil yang didapatkan pada hari
sebelumnya, pekerjaan yang harus ditingkatkan untuk hari ini, safety talk

13

(penyampaian cara bekerja yang aman pada karyawan) dan memastikan bahwa
para mandor memeriksa pekerjaan karyawannya agar sesuai dengan SOP yang
berlaku.
Pembibitan
PT Harapan Sawit Lestari (HSL) memiliki lokasi pembibitan yang terletak di
PT Indo Sawit Kekal (ISK), tepatnya di River View Estate (RVE). Lahan yang
dikelola oleh PT ISK merupakan hasil dari pemekaran lahan yang dilakukan oleh
PT HSL. Luas lokasi pembibitan (pre nursery) di RVE adalah 0.1836 ha dan di
dalam lahan tersebut terdapat 85 petakan untuk tempat pembibitan. Pemilihan
lokasi pembibitan didasarkan pada topografi yang datar, dekat sumber air, dekat
dengan lahan yang akan ditananami, drainase yang baik, dan akses menuju lokasi
yang mudah.
Bibit yang digunakan adalah Tenera Yangambi, hasil persilangan antara
varietas Delidura dengan Psifera Yangambi dengan jumlah bibit sebanyak 41 000
bibit. Terdapat dua jenis bibit yaitu bibit tunggal dan bibit double tun, bibit double
tun adalah bibit yang tumbuh memiliki sepasang plumula dan sepasang radikula
dalam satu benih tanaman kelapa sawit. Bibit double tun ditanam seperti tanaman
tunggal, akan tetapi setelah umur 2.5 bulan bibit tersebut akan dipisah menjadi
bibit tunggal. Bibit double tun dapat dilihat pada (Gambar 1).

Gambar 1 Bibit kelapa sawit double tun
Kegiatan penanaman pre nursery, dilakukan selama 3 – 4 bulan dan umur
pembibitan pre nursery ketika penulis berkunjung telah sampai pada umur 1.5
bulan. Pre nursery ditanam pada polybag atau disebut baby-bag dengan ukuran
lebar 15 cm, panjang 23 cm, dan tebal 0.1 mm. Media tanam yang digunakan
adalah tanah lapisan atas (top-soil). Kecambah kelapa sawit ditanam pada polybag
dengan kedalaman 2 cm dan dipastikan bahwa plumula menghadap keatas dan
radikula menghadap kebawah agar proses pertumbuhan tidak terganggu, setelah
dimasukkan kecambah kemudian ditutup dan ditambahkan Wet Decanter Solid
(WDS) sebagai pupuk organik setebal 1 cm dipermukaannya.
Baby-bag yang telah diisi dengan media kemudian disusun rapat dan rapi di
dalam plot yang berbentuk bedengan dengan ukuran petakan 1.2 m x 10 m dan
jarak antar bedengan 0.8 m. Bedengan tersebut rata-rata dapat menampung sekitar
1 000 bibit. Celah antar bedengan diberi penutup tanah (jumbo bag) yang berasal
dari karung bekas, guna penutup tanah adalah mencegah tumbuhnya gulma dan
menahan erosi tanah pada areal pembibitan. Setiap bedengan diberikan papan

14

identitas yang berisi nomor bedengan, jumlah bibit yang ditanam, tanggal tanam,
dan jenis bibit. Papan identitas tersebut dibuat untuk memudahkan perawatan bibit.
Papan identitas dapat dilihat pada (Gambar 2).

Gambar 2 Papan identitas pada pembibitan kelapa sawit
Bibit kelapa sawit disiram 2 kali dalam sehari, yaitu pagi dan sore. Sistem
irigasi yang digunakan adalah sumisansui, yaitu selang sepanjang 54 m yang
dilubangi dan diberi tekanan sehingga air akan memancar keluar seperti sprinkler.
Pancaran air dari sumisansui diatur sedemikian rupa sehingga dapat memancar
tepat pada bedengan bibit. Lama waktu yang dibutuhkan untuk satu kali
penyiraman adalah 1 jam.
Pupuk anorganik yang digunakan adalah majemuk dan tunggal. Pupuk
dicampur dengan air dan dilakukan aplikasi sewaktu penyiraman, sehingga
konsentrasi yang digunakan adalah 2 g l-1. Kebutuhan pupuk dasar rock phosphate
untuk pre nursery adalah 50 kg untuk 1 000 bibit dan diaplikasikan bersamaan
sewaktu pengisian media tanam.
Pengendalian hama dan penyakit menggunakan jenis insektisida cyimbush
dengan bahan aktif sipermetrin 50 g l-1 dan fungisida dithane dengan bahan aktif
mankozeb 80%. Fungisida mempunyai konsentrasi sebesar 1.5 g l-1 dan insektisida
sebesar 1.5 ml l-1. Aplikasi fungisida dan insektisida di lapangan dengan
mencampur pada satu kep berkapasitas 15 l dan satu kep tersebut untuk 5 000 bibit.
Selain dilakukan pengendalian secara kimia, dilakukan juga pengendalian secara
biologi dengan memanfaatkan tanaman Turnera subulata (Gambar 3). Turnera
subulata merupakan tanaman yang berfungsi untuk konservasi karena berguna
sebagai penyedia madu dan tempat inang predator ulat api (Sycanus sp).

15

Gambar 3 Tanaman Turnera subulata
Pengendalian gulma
Kebun BKE (Bagan Kusik Estate) memiliki beberapa jenis gulma dominan
yang tergolong jenis rumput-rumputan, paku-pakuan, dan jenis daun lebar. Jenis
rumput-rumputan yang dominan adalah Axonopus sp, Cynodon dactylon, dan
Eleusine indica. Jenis paku-pakuan adalah Nephrolepis biserata dan jenis daun
lebar adalah Asystasia sp.
Pengendalian gulma di Kebun BKE menggunakan cara kimia dan manual.
Pengendalian secara manual dilakukan karena pengendalian secara kimia tidak
bisa diterapkan. Pengendalian manual dibagi menjadi beberapa jenis pekerjaan,
yaitu dongkel anak kayu (DAK), garuk piringan, dan cabut anak sawit (kentosan).
Standar kerja pengendalian manual Kebun BKE adalah 1 ha HK-1 dengan jumlah
tenaga kerja 12 orang. Kegiatan perawatan dilakukan 2 kali dalam satu tahun.
Alat-alat yang digunakan untuk perawatan manual adalah parang, cangkul, dan
egrek.
Pengendalian kimia adalah teknik mengendalikan gulma dengan bahan kimia
tertentu sesuai jenis gulma yang tumbuh. Sistem penyemprotan gulma di Kebun
BKE adalah chemist, piringan, dan pasar pikul (CPP) menggunakan alat yang
disebut Controlled Droplet Application (CDA) (Gambar 4).

Gambar 4 Alat semprot Controlled Droplet Application (CDA)
Herbisida yang digunakan perusahaan adalah jenis Ronda plus dengan bahan
aktif Glyfosat dan metafuron (Methil metsulfuron). Dosis dan volume semprot
herbisida yang digunakan adalah 250 ml ha-1 dan 5 l ha-1 Satu alat semprot berisi

16

10 l larutan dengan campuran herbisida sebanyak 0.5 l dan air 9.5 l. Waktu
aplikasi yang dibutuhkan untuk satu kali semprot dengan luasan 2 ha (piringan,
pasar pikul, dan TPH) adalah 64 menit dengan rotasi 2.5 kali dalam satu tahun.
Standar kerja Kebun BKE adalah 6 ha HK-1 dengan jumlah tenaga kerja 9 HK.
Karyawan diwajibkan menggunakan APD (alat pelindung diri) ketika
melaksanakan kegiatan semprot gulma (Gambar 5). APD yang harus digunakan
adalah sepatu boot, sarung tangan karet, apron, masker, kacamata, dan baju overall
biru. Penggunaan APD ditujukan untuk keselamatan kerja, sehingga kecelakaan
kerja dapat diminimalkan atau mungkin ditiadakan.

Gambar 5 Karyawan yang menggunakan APD semprot lengkap
Tenaga kerja sering mendapatkan kendala dalam aplikasi herbisida dengan
menggunakan CDA sehingga target biasanya tidak terpenuhi. Kendala yang
dialami tenaga kerja adalah matinya kelistrikan dikarenakan kabel konslet terkena
larutan herbisida sehingga butuh beberapa waktu untuk membetulkannya, kondisi
gulma yang rapat, kondisi topografi lahan pada blok yang tidak rata, dan
tersumbatnya aliran air karena adanya kotoran yang menyumbat nozel.
Pemupukan
Pemupukan tanaman kelapa sawit bertujuan untuk menyediakan unsur-unsur
hara yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan generatif, sehingga dapat
diperoleh hasil yang optimal dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit
(Andoko dan Widodoro 2013). Kegiatan pemupukan harus direncanakan dengan
baik dan dilaksanakan mengikuti 4 tepat yaitu tepat jenis hara, dosis, cara, dan
waktu (Setyamidjaja 2006). Pupuk dibagi menjadi dua, yaitu pupuk organik dan
pupuk anorganik.
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan organik atau
alami. Selain memiliki kandungan hara yang lengkap pupuk organik juga memiliki
senyawa-senyawa organik lain yang bermanfaat bagi tanaman, seperti asam humik
dan asam fulvat yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman (Andoko dan
Widodoro 2013).
Kebun BKE hanya menggunakan janjang kosong dan pelepah kelapa sawit
sebagai pupuk organik, karena lokasinya yang jauh dari pabrik kelapa sawit (PKS)
sehingga kebun BKE tidak melakukan aplikasi Palm Oil Mill Effluence (POME)

17

dan Wet Decanter Solid (WDS). Tujuan digunakan janjang kosong dan pelepah
kelapa sawit adalah untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman khususnya N dan
K. Penerapan janjang kosong di Kebun BKE diutamakan pada blok yang telah
terserang ulat api (Setora nitens), sedangkan untuk pelepah kelapa sawit
diaplikasikan di semua blok. Berdasarkan SOP Kebun HSL pelepah kelapa sawit
yang dipotong setiap tahun menghasilkan unsur hara sebesar 125 kg N, 23 kg P 2O5,
176 kg K2O, dan 25 kg MgO setiap hektarnya. Pelepah kelapa sawit membutuhkan
waktu selama 6 – 12 bulan agar dapat terdekomposisi sempurna, sedangkan
janjang kosong membutuhkan waktu selama 8 bulan. Janjang kosong mengandung
beberapa jenis unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Kandungan hara janjang
kosong sebanyak 30 ton ha-1 dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Kandungan hara janjang kosong
Kandungan
Nitrogen (N)
Fosfor (P2O5)
Magnesium (MgO)
Calsium (CaO)
Kalium (K2O)

Satuan (kg)
per 30 ton
300
30
30
35
360

Sumber: Dokumen SOP Kebun BKE, 2014

Dosis yang diberikan adalah 50 ton ha-1 dan janjang kosong tersebut
diletakkan pada gawangan mati dengan jumlah 350 kg setiap pokoknya. Teknik
aplikasi janjang kosong dengan sistem satu lapis. Sistem satu lapis diterapkan
untuk mencegah perkembangan kumbang tanduk (Oryctes rhinocerros) pada
janjang kosong tersebut.
Aplikasi janjang kosong dilaksanakan sesuai kebutuhan, diangkut dari pabrik
kelapa sawit (PKS) menggunakan Truck Large (TL) berkapasitas 11 ton dan diturunkan
pada tempat yang sudah ditentukan, yaitu daerah gawangan mati. Pelangsiran janjang
kosong menggunakan alat mekanis berupa traktor kecil (FS) yang dilengkapi dengan
treler berkapasitas 3 ton dan mesin greaber janjang kosong. Janjang kosong memiliki 3
kriteria ukuran, yaitu kriteria ukuran kecil, ukuran sedang, dan ukuran besar. Dalam satu
kali greaberan janjang kosong diperoleh rata-rata ukuran kecil 15 – 20 janjang, sedang
12 – 18 janjang, dan besar 10 – 16 janjang. Berat setiap janjang kosong berbeda-beda
pada jenis ukurannya, ukuran kecil beratnya rata-rata 3.8 kg, ukuran sedang 4.86 kg, dan
ukuran besar 5.8 kg. Banyaknya greaberan untuk mengisi satu trailer ukuran 3 ton ratarata adalah 30 – 35 greaber. Lama waktu yang dibutuhkan trailer untuk mengisi dari
kondisi kosong hingga penuh adalah 10 – 15 menit dan dalam satu trailer rata-rata cukup
untuk 5 – 6 gawangan mati, sehingga diperoleh berat satu trailer janjang kosong rata-rata
antara 1.75 – 2.1 ton.
Kebun BKE memiliki dua jenis traktor (FS) yang digunakan untuk aplikasi janjang
kosong, yaitu traktor jenis FS76 dan FS66 dan bekerja selama 7 jam HK-1. Kebutuhan
bahan bakar kedua traktor tersebut berbeda-beda. Traktor jenis FS66 membutuhkan 2.15
l HM-1, setiap HM (hour meter) membutuhkan waktu 1 jam, sehingga dalam satu hari
kerja (7jam) bahan bakar yang dibutuhkan adalah 15.05 l. Traktor jenis FS76
membutuhkan 2.25 l HM-1, sehingga dalam sat

Dokumen yang terkait

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 10 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat

3 83 102

Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)pada Berbagai Perbandingan Media Tanam Sludge dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) di Pre Nursery

4 102 53

Pengaruh Pemberian Limbah Kalapa sawit (Sludge) dan Pupuk Majemuk NPK Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guinsensis Jacq) di Pembibitan Awal

0 25 95

Studi Keanekaragaman Jenis Serangga Di Areal Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pada Berbagai Umur Tanaman Di PTPN III Kebun Huta Padang

0 37 81

Studi Sebaran Akar Tanaman Kelapa Sawit(Elaeis guineensis Jacq.) Pada Lahan Gambut Di Perkebunan PT. Hari Sawit Jaya Kabupaten Labuhan Batu

6 87 123

Indeks Keragaman Jenis Serangga pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elais guinensis Jacq.) di Kebun Rambutan

1 58 50

Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III

6 91 53

Model pendugaan cadangan karbon pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) umur 5 tahun di perkebunan kelapa sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat.

6 77 76

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 15 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit Putri Hijau, Besitang Sumatera Utara

5 61 75

Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bagan Kusik Estate, PT Harapan Sawit Lestari, Kalimantan Barat

0 9 67