Dikaitkan dengan pencegahan kerusakan buah sawit dalam jumlah banyak telah dikembangkan beberapa metode pemungutan dan pengangkutan TBS.
Sistem yang cukup efektif adalah dengan memasukkan TBS secara langsung kedalam keranjang buah. Dengan cara tersebut akan lebih mengefisienkan waktu
yang digunakan untuk pembongkaran, pemuatan, pemupukan buah sawit yang terlalu lama. Dengan demikian, pembentukan ALB selama pemetikan,
pengumpulan, penimbunan, dan pengangkutan buah dapat dikurangi. Peningkatan kadar ALB juga dapat terjadi pada proses hidrolisa di pabrik.
Pada proses tersebut terjadi penguraian kimiawi yang dibantu oleh air dan berlangsung pada kondisi suhu tertentu. Air panas dan uap air pada suhu tertentu
merupakan bahan pembantu dalam proses pengolahan. Akan tetapi, proses pengolahan yang kurang cermat mengakibatkan efek samping yang tidak
diinginkan, mutu minyak menurun sebab air pada kondisi tertentu bukan membantu proses pengolahan tetapi malah menurunkan mutu minyak. Untuk itu
setelah akhir proses pengolahan minyak sawit dilakukan pengeringan dengan suhu 90
o
C. Sebagai ukuran standart mutu dalam perdagangan untuk ALB ditetapkan sebesar 5 Darnoko D S, 2003.
2.8. Sifat Kimia Minyak dan Lemak
Produk utama yang diperoleh dari tanaman kelapa sawit adalah minyak sawit yang dikenal dengan CPO Crude Palm Oil dan minyak inti sawit yang
dikenal dengan PKO Palm Kernel Oil yang tergolong dalam lipida. Lipida adalah suatu kelompok senyawa heterogen yang berhubungan dengan asam
lemak. Reaksi yang penting pada minyak adalah reaksi hidrolisa. Didalam reaksi
Universitas Sumatera Utara
hidrolisa minyak atau lemak akan dirubah menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi ini akan mengakibatkan ketengikan hidrolisa yang menghasilkan
flavour dan bau tengik pada minyak tersebut Naibaho P M, 1996.
2.9. Proses Pemurnian CPO Terhadap Kadar Kotoran dan Kadar Air
Air dalam minyak hanya dalam jumlah kecil. Hal ini dapat terjadi karena proses alami sewaktu pembuahan dan akibat dipabrik serta penimbunan buah. Air
yang terdapat dalam minyak dapat ditentukan dengan cara penguapan didalam alat pengering. Kadar air yang terkandung dalam minyak kelapa sawit tergantung pada
efektifitas pengolahan kelapa sawit menjadi CPO, dan juga tergantung pada kematangan buah. Buah yang terlalu matang akan mengandung air lebih banyak .
untuk itu perlu pengaturan panen yang tepat dan pengolahan yang sempurna. Bagi negara konsumen terutama negara yang telah maju selalu
menginginkan minyak sawit yang benar-benar bermutu tinggi. Permintaan tersebut cukup beralasan sebab minyak sawit tidak hanya dipergunakan sebagai
bahan pangan tetapi juga digunakan sebagai bahan bakku industri non-pangan. Lagi pula, tidak semua pabrik minyak kelapa sawit mempunyai teknologi dan
instalasi yang lengkap, terutama yang berkaitan dengan proses pengendapan yaitu minyak sawit jernih yang dimurnikan dengan sentrifugasi Tim Penulis, 1997.
2.9.1. Oil Tank
Minyak yang keluar dari Vertical Clarifier Tank VCT tempat CPO yang berfungsi untuk memisahkan minyak, air,secara gravitasi atau berdasarkan
perbedaan berat jenis, langsung diumpankan melalui pipa ke oil tank. Oil tank
Universitas Sumatera Utara
berfungsi untuk pengendapan kotoran dan sebagai bak penampungan sebelum minyak masuk ke Oil Purifier. Di dalam oil tank minyak dipanaskan dengan
steam coil untuk mendapatkan suhu 90-95
o
C. Kebersihan tangki harus dijaga karena akan mempengaruhi kadar kotoran dalam minyak, yaitu dengan cara
melakukan blow down secara rutin setiap satu jam sekali.
2.9.2 . Oil Purifier
Alat purifier ini sering disebut dengan oil centrifuge. Alat ini berfungsi untuk mengurangi kadar kotoran dan air dalam minyak menggunakan prinsip
pemisahan berdasarkan perbedaan berat jenis dan gaya sentrifugal vertikal. Karena gaya pusingan, maka kotoran dan air yang berat jenisnya lebih besar dari
minyak akan berada pada bagian luar. Minyak yang berada di bagian tengah dialirkan ke Vacuum Dryer, sedangkan kotoran dan air dikeluarkan dari oil
purifier.
2.9.3.Vacuum Dryer
Minyak yang telah dimurnikan secara otomatis di oil purifier, dipompakan ke Float Tank yang berfungsi untuk menjaga pengumpanan vacuum dryer agar
tetap vacum sehingga dapat bekerja optimal. Untuk mengurangi kadar air dalam minyak produksi. Ujung pipa yang
masuk ke dalam vacuum dryer dibuat sempit berbentuk nozzle sehingga akibat kevakuman tangki, minyak tersedot dan mengabut di dalam vacuum dryer.
Temperatur 90-95
o
C agar kadar air cepat menguap dan terhisap oleh vacuum pump yang mendorong keluar ke Hot Well Water Tank. Minyak yang telah bersih
Universitas Sumatera Utara
selanjutnya dipompakan ke Storage Tank. Storage Tank berfungsi sebagai penyimpanan sementara minyak produksi yang dihasilkan sebelum dikirim
kepihak perusahaantempat lain Naibaho P M, 1996.
2.10. Standart Mutu Minyak Sawit
Minyak sawit berperan cukup penting dalam perdagangan dunia. Berbagai industri, baik pangan maupun non-pangan, banyak menggunakan sebagai bahan
baku. Berdasarkan peranan dan kegunaan minyak sawit tersebut, maka mutu dan kualitasnya harus diperhatikan sebab sangat menentukan harga dan nilai
komoditas ini. Industri pangan maupun non-pangan selalu mengkehendaki minyak sawit
dalam mutu yang tebaik, yaitu minyak sawit dalam keadaan segar, asli, murni, dan tidak tercampur bahan tambahan seperti kotoran, air, dan logam-logam dari alat
yang digunakan selama pemrosesan, dan lain-lain. Dengan adanya bahan-bahan yang tidak semestinya terikut dalam minyak kelapa sawit ini akan dapat
menurunkan mutu dan harga jualnya Tim Penulis, 1997.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat-alat
- Botol Aquades -
- Buret Digital Brand
- Cawan Petridish -
- Desikator -
- Gelas Erlenmeyer 125 ml Pyrex
- Gelas ukur 50 ml Pyrex
- Neraca Analitis Sartorius
- Pipet Tetes -
- labu takar 1000ml Pyrex
- Beaker gelas 125ml Pyrex
- Pipet volum 25ml Pyrex
3.2 Bahan-bahan
- Alkohol p.a. E.Merck
- n-heksana Teknis
- Aquades -
- KOH 0,056 N -
- Indikator BTB 1 - - Minyak Sawit
- - KH-ftalat
-
Universitas Sumatera Utara
3.3 Prosedur Percobaan 3.3.1. Pembuatan Larutan
3.3.1.1. Pembuatan Larutan Standart KOH 0,05 N
Ditimbang 2,8 gr KOH pellet kedalam beaker gelas kemudian ditambahkan ± 50 ml aquadest lalu diaduk hingga larut. Larutan KOH dimasukkan kedalam
labu takar 1000 ml dan diencerkan dengan aquadest hingga garis tanda dan dihomogenkan.
3.3.1.2. Pembuatan Larutan Baku Kalium Hidrogen Ftalat 0,05 N
Ditimbang 10,21 gr kristal KH-ftalat kedalam beaker gelas lalu dilarutkan dengan ± 50 ml aquadest lalu dimasukkan kedalam labu takar 1000 ml dan diencerkan
dengan aquadest hingga garis tanda dan dihomogenkan.
3.3.1.3. Standarisasi Larutan KOH 0,05 N
Dipipet 25 ml larutan baku KH-ftalat 0,05 N lalu dimasukkan kedalam erlenmeyer 125 ml kemudian ditambahkan dengan 3 tetes indikator tymol blue dan dititrasi
dengan larutan KOH hingga terjadi perubahan warna menjadi merah jambu. Dilakukan prosedur diatas secara triplo.
3.3.2. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas
- Erlenmeyer dibersihkan dan dikeringkan kemudian ditimbang untuk mengetahui berat kosongnya.
- Kemudian dimasukkan minyak sawit ke dalam Erlenmeyer.
Universitas Sumatera Utara
- Erlenmeyer yang telah berisi minyak sawit ditimbang kembali untuk mengetahui berat sampel.
- Ditambahkan N-Heksan 10 ml kedalam erlenmeyer berisi minyak sawit kemudian diaduk.
- Ditambahkan alkohol 10 ml kedalam erlenmeyer yang berisi minyak sawit kemudian diaduk kembali.
- Ditambahkan 3 tetes indikator BTB kedalam erlenmeyer yang berisi minyak sawit.
- Dititrasi dengan larutan KOH 0,056 N sampai terjadi perubahan warna dari merah menjadi hijau kekuningan sebagai titik akhir titrasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data
Dari hasil analisa yang telah dilakukan, maka diperoleh data dalam tabel berikut:
Tabel 3.Data Kadar Asam Lemak Bebas CPO dari Oil Tank
NO Lama Penyimpanan
CPO hari Berat Sampel
Gr Vol. Titrasi KOH
0,056N ml Kadar
ALB 1
I 1,4212
3,45 3,48
2 II
1,5758 4,21
3,83 3
III 1,4409
4,33 4,31
4 IV
1,4404 4,54
4,52 5
V 1,427
4,88 4,78
6 VI
1,4938 5,17
4,96
Tabel 4. Data Kadar Asam Lemak Bebas CPO dari Oil Purifier
NO Lama Penyimpanan
CPO hari Berat Sampel
Gr Vol. Titrasi KOH
0,056 N ml Kadar
ALB 1
I 1,5412
3,58 3,33
2 II
1,4336 3,59
3,59 3
III 1,5853
4,18 3,78
4 IV
1,5198 4,23
3,99 5
V 1,4659
4,54 4,44
6 VI
1,5342 5,00
4,68
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Data Kadar Asam Lemak Bebas CPO dari Vacuum dryer
NO Lama Penyimpanan
CPO hari Berat Sampel
Gr Vol. Titrasi KOH
0,056 N ml Kadar
ALB 1
I 1,9706
3,89 2,83
2 II
1,7759 3,66
2,95 3
III 1,5483
3,51 3,25
4 IV
1,7107 4,26
3,57 5
V 1,5524
4,18 3,86
6 VI
1,5167 4,38
4,14
4.2 Perhitungan