awam, bahkan ada yang menggabungkan pemenangan online dan konvensional. Internet adalah media komunikasi. Jadi bukan sekedar kecanggihan
fiturnyayang diperlukan. Lebih dari itu, kekuatan strategi komunikasilah yang menjadi dasar utamanya. Yang juga wajib dicatat, berkampanye melalui dunia
maya jauh lebih keras jika dibandingkan dengan membuat iklan di media lain. Para politisi harus bersiap menghadapi kritik pedas, caci maki hingga argumen
cerdas yang mungkin dapat mematahkan argumen politisi tersebut yang diberikan, yang dapat membuat politik yang semula simpati menjadi antipati pada
politisi tersebut. Inilah realita komunitas online, yang memang terbiasa dengan komunikasi yang transparan,terbuka, logis, dan tanpa basa basi. Di media online
kecerdasan para politisi benar-benar diuji. Untuk mengantisipasi itu sangat ceroboh jika seorang politisi masuk ke media online tanpa disertai strategi dan
pemahaman mendalam tentangkomunitas online. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul
Pengaruh Jejaring Sosial terhadap Pilihan Politik Masyarakat Studi Kasus: Pemilu Politik pada Masyarakat Toba Samosir Tahun 2014.
1.2. Rumusan Masalah
Menurut Nazir bahwa: Masalah timbul karena adanya tantangan, adanya kesangsian ataupun
kebingungan kita terhadap suatu hal atau fenomena, adanya kemenduaan arti ambiguity, adanya halangan dan rintangan, adanya
celah gap baik antar kegiatan atau antar fenomena, baik yang telah ada ataupun yang akan ada.
5
5
Moh. Nazir, Metode Penelitian, Cetakan Keenam, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2005,
hal. 111.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dikemukakan
pemasalahan penelitian: ”Bagaimana pengaruh jejaring sosial terhadap pilihan politik masyarakat Toba Samosir tahun 2014
?”
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh jejaring sosial terhadap pilihan politik masyarakat Toba Samosir tahun
2014, 1.4.
Manfaat Penelitian
Berdasarkan adanya latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, penulis juga ingin menuliskan manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagi penulis, menambah pengetahuan mengenai pengaruh jejaring sosial terhadap pilihan politik masyarakat.
2. Bagi pemerintahan, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan pilihan politik
masyarakat. 3. Bagi akademis, penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi dalam
penelitian-penelitian selanjutnya disamping sebagai sarana untuk menambah wawasan.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
1.5. Kerangka Teori
1.5.1. Tinjauan Tentang Jejaring Sosial 1.5.1.1. Pengertian Jejaring Sosial
Menurut Dhaneswara 2013 bahwa: Jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-
simpul yang umumnya adalah individu atau organisasi yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman,
keturunan, dan lain-lain. Analisis jaringan jejaring sosial memandang hubungan sosial sebagai simpul dan ikatan.” Simpul adalah aktor individu
di dalam jaringan, sedangkan ikatan adalah hubungan antar aktor tersebut. Bisa terdapat banyak jenis ikatan antar simpul. Penelitian dalam berbagai
bidang akademik telah menunjukkan bahwa jaringan jejaring sosial beroperasi pada banyak tingkatan, mulai dari keluarga hingga negara, dan
memegang peranan penting dalam menentukan cara memecahkan masalah, menjalankan organisasi, serta derajat keberhasilan seorang
individu dalam mencapai tujuannya.
6
Dalam bentuk yang paling sederhana, suatu jaringan jejaring sosial adalah peta semua ikatan yang relevan antar simpul yang dikaji. Jaringan tersebut dapat
pula digunakan untuk menentukan modal sosial aktor individu. Konsep ini sering
digambarkan dalam diagram jaringan sosial yang mewujudkan simpul sebagai titik dan ikatan sebagai garis penghubungnya.
Menurut Hermawan: Selain memperluas jaringan informasi tentunya jejaring sosial dapat
memperluas jaringan pertemanan ataupun perluasan channel. Semisal karena seuniversitas namun berbeda asal daerah tentunya akan berdampak
positif. Semakin banyak relasi yang kita dapatkan semakin banyak informasi yang kita dapatkan.
7
6
Rininda Dhaneswara, 2012. http:www.scribd.comdoc78363152Pengaruh- Jejaring- Sosial-Pelajar, Diakses tanggal 10 Maret 2014.
7
Hermawan. 2010, http:wartawarga.gunadarma.ac.idpengertian-jejaring-sosial-2. Diakses tanggal 12 Februari 2014.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Banyak cara yang dapat mempererat persahabatan salah satunya adalah mealalui jejaring sosial misalnya Facebook semakin banyak teman yang kita
dapatkan semakin banyak informasi yang dapat kita peroleh begitupun juga Blogger semakin banyak channel atau group yang kita ikuti domain lain akan
banyak memberikan peluang forum diskusi yang bermanfaat mengenai pendidikan, komunikasi, maupun tentang politik yang berkembang di Indonesia.
Seiring berjalannya waktu tentunya jejaring sosial membawa dampak negatif juga. Tidak semua orang menggunakan jejaring sosial seperti yang
diharapkan. Tetapi mereka menggunakan untuk hal-hal yang kurang baik. Bahkan bisa merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Dimana pun segala di aktifitas apapun akan ada dampak negatif maupun dampak positif. Dampak negatif dari jejaring sosialpun mengiringi perjalanan
masyarakat. Misalnya dampak negatif dari penggunaan jejaring sosial bagi para pelajar antara lain dapat mengurangi tingkat prestasi pelajar, karena mereka lebih
fokus bermain dengan account akun mereka daripada mereka belajar. Sehingga tingkt prestasi mereka turun meskipun tidak drastis atau secara berkala atau
bertahap. Dewasa ini jejaring sosial tidak hanya semacam pengikat pertemanan
namun dapat menjadi jerat sosial. Banyaknya kejahatan yang terjadi akibat jejaring sosial banyak macamnya. Terutama di Facebook belum lama ini ada yang
menjadi korban facebook. Banyak sekali yang tertipu akibat bisnis nakal yang bertujuan untuk menipu konsumen dengan iming-iming barang dagangan yang
sangat berkualitas.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Selain menjadi jerat sosial, jejaring sosial dapat juga menjadi pemicu kurangnya waktu atau intensitas belajar khususnya siswa, sehingga mereka terlalu
terlena dengan dunia barunya dalam aktivitas jejaring sosial. Waktu belajar pun jadi korban, sehingga mereka membuat diri mereka rugi akan waktu. Banyak
materi yang tertinggal. Memang jejaring sosial sangat memuaskan sehingga penggunanya mudah di perdaya oleh kemajuan teknologi satu ini. Setidaknya
mereka menyadari bahwa menggunakan hal yang kurang ada manfaatnya dan menyita waktu belajar hendaknya di hindari agar prestasi tetap terjaga dan tidak
menurun hanya karena terlalu fokus pada dunia atau aktivitas jejaring sosial. Selain sebagai sumber informasi bagi siswa jejaring sosial juga digunakan
para politisi untuk berkampanye, yang dapat mempengaruhi masyarakat dalam memilih siapa yang menjadi pavoritnya. Para politisi dapat memanfaatkan
berbagai macam situs yang ada diinternet seperti blog, friendster, facebook, myspace, multiply, dan lain sebagainya layanan komunikasi yang ada di internet.
Menurut Anwar bahwa ”Melalui situs jejaring sosial, para politisi dapat menarik dukungan dari berbagai lapisan masyarakat tanpa ada batas waktu dan tempat
sehingga ini mempermudah bagi masyarakat untuk lebih mengenal profil politisi yang mereka dukung”.
8
Hal ini sangat menguntungkan bagi para politisi karena mereka dapat mengumpulkan banyak dukungan dari masyarakat melalui situs
jejaring sosial.
8
H. Anwar, 2004. Komunikasi Politik dan Per Pancasila, Cetakan Kelima, Yayasan
Media Sejahtera, Jakarta, hal. 63.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
1.5.1.2. Jenis-jenis Jejaring Sosial
Situs jejaring sosial telah menjadi media yang populer untuk berbagi konten dan informasi dengan orang lain, sebuah layanan yang memungkinkan kita
untuk terhubung dengan orang lain di seluruh dunia. Ada berbagai alasan untuk menggunakan situs jejaring sosial tertentu, misalnya untuk persahabatan, mencari
teman lama, bermain game, chatting, dating, sarana iklan, berbagi pengetahuan dan pengalaman, serta masih banyak lagi.
Terlepas dari efek positif atau negatif sebagai akibat dari penggunaan situs jejaring sosial, sampai sekarang semakin banyak orang yang mencintai situs ini,
dari anak-anak, kalangan remaja, hingga orang tua, baik di daerah pedesaan maupun perkotaan. Kebanyakan orang memilih jenis tertentu dari situs jejaring
sosial yang disesuaikan dengan preferensi dan kepentingan masing-masing. Jenis- jenis situs jejaring sosial yang ada di dunia maya meliputi :
1. Jejaring Sosial Umum
Layanan untuk berhubungan dengan orang lain, biasanya berdasarkan pada kesamaan latar belakang dan kepentingan pengguna. Fasilitas yang
disediakan cukup banyak, terdiri dari profil, forum komunitas, chatting, berbagi multimedia, dan bahkan untuk bermain game bersama-sama. Situs jejaring sosial
yang paling populer saat ini adalah Facebook, di mana paling banyak pengunjungnya setiap bulan.
2. Multimedia Sharing
Layanan yang memungkinkan para penggunanya untuk berpartisipasi dengan menambahkan konten, komentar, dan mengunduh berbagai media seperti
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
gambar atau foto, musik, dan video. Beberapa situs populer adalah YouTube, MySpace, Flickr, Instagram, dan Picasa.
3. Microblog
Layanan ini terfokus pada pembaruan singkat yang memungkinkan penggunanya untuk mengirim pembaruan melalui pesan teks, antarmuka web,
atau cara lainnya. Dunia memiliki kemampuan untuk menyajikan aktivitas pengguna berdasarkan timeline, sehingga setiap pengguna dapat memberitahu
kegiatan yang ia lakukan pada saat itu dan juga dapat melihat aktivitas orang lain. Situs yang populer antara lain Twitter dan Plurk.
4. Bookmarking
Layanan yang mengutamakan fasilitas untuk menyimpan, mentransfer, dan mengelola artikel link ke berbagai situs dan sumber daya di internet. Melalui
situs ini, berita bisa dilihat oleh lebih banyak orang. Situs populer adalah StumbleUpon, Delicious, Digg, dan Reddit.
5. Bisnis Profesional
Layanan yang biasa digunakan untuk berhubungan dengan orang lain di bisnis online atau peluang bisnis lainnya. Banyak para pelaku bisnis yang
menggunakan situs-situs jenis ini untuk bertukar informasi, ide, dan peluang. Salah satu situs yang populer adalah LinkedIn.
Jejaring sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi dengan memberikan kontribusi secara terbuka dan umpan balik, komentar,
berkomunikasi, dan berbagi informasi secara cepat dan tak terbatas. Sejalan dengan semakin majunya teknologi gadget dan internet, jaringan sosial juga
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
mengalami pertumbuhan yang pesat. Bahkan saat ini, untuk mengakses situs jejaring sosial dapat dilakukan dimana dan kapan saja.
1.5.2. Tinjauan Tentang Tingkah Laku Pemilih
Sebelum diterangkannya tentang tingkah laku pemilih maka penulis terlebih dahulu menjelaskan teori tentang politik dan partai politik menurut para
ahli.
1.5.2.1. Pengertian Politik dan Partai Politik
Politik adalah wilayah laki-laki maskulin. Wilayah ini adalah wilayah yang dicirikan dengan warna konflik, perebutan kekuasaan, agresifitas, negosiasi,
superioritas dan ciri-ciri lain yang “cocok” dengan sifat laki-laki. Ciri lain yang menonjol dari ranah politik adalah penampakannya yang bersifat publik.
Peran serta politik masyarakat didasarkan kepada politik untuk menentukan suatu produk akhir. Komunikasi politik adalah suatu komunikasi
yang mempunyai konsekuensi politik baik secara aktual maupun potensial, yang mengatur kelakuan manusia dalam keberadaan suatu konflik. Komunikasi politik
antara pemerintah dan rakyat sebagai interaksi antara dua pihak yang menerapkan etika.
Komunikasi merupakan sarana menyampaian informasi dari sumber berita kepada penerima berita. Oleh karena itu komunikasi politik sangat penting,
dengan komunikasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat akan mampu meningkatkan partisipasi politik masyarkat itu sendiri. Maka dengan itu
komunikasi dua arah antara pemerintah dan masyarakat sangatlah penting, baik komunikasi langsung maupun komunikasi tidak langsung.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Sebuah partai politik adalah organisasi politik yang menjalani ideologi tertentu atau dibentuk dengan tujuan khusus. Definisi lainnya adalah kelompok
yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Menurut Budiardjo 2008:159 bahwa “Tujuan kelompok ini
ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik - biasanya dengan cara konstitusionil - untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan
mereka”.
9
1. Carl J. Friedrich: Partai Politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan
penguasan pemerintah bagi pemimpin Partainya, dan berdasarkan penguasan ini memberikan kepada anggota Partainya kemanfaatan yang
bersifat ideal maupun materil. Partai politik adalah sarana politik yang menjembatani elit-elit politik
dalam upaya mencapai kekuasaan politik dalam suatu negara yang bercirikan mandiri dalam hal finansial, memiliki platform atau haluan politik tersendiri,
mengusung kepentingan-kepentingan kelompok dalam urusan politik, dan turut menyumbang political development sebagai suprastruktur politik.
Dalam rangka memahami partai politik sebagai salah satu komponen infra struktur politik dalam negara, berikut beberapa pengertian mengenai Partai Politik
dalam buku Budiardjo, yakni :
2. Sigmund Neumann: Partai Politik adalah organisasi dari aktivis-aktivis Politik yang berusaha untuk menguasai kekuasan pemerintah serta
merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan melawan golongan- golongan lain yang tidak sepaham.
10
Sedangkan menurut Budiardjo 2008:403 bahwa:
9
Miriam Budiarjo, 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik, Edisi Revisi, Cetakan Ketiga,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. hal. 159.
10
Ibid, hal. 404.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Partai Politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota- anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama
dengan tujuan memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik biasanya, dengan cara konstitusional guna melaksanakan
kebijakan-kebijakan mereka.
11
Partisipasi politik masyarakat merupakan hal terpenting dalam pembangunan desa, yaitu akan menjadi wahana political education yang
sangat baik. Sedangkan menurut Conyers “pertama, partisipasi politik masyarakat sebagai alat guna memperoleh suatu informasi mengenai
kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat yang tanpa kehadirannya program pembangunan desa serta proyek akan gagal; kedu, masyarakat
akan lebih mempercayai program pembangunan di desa, jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya dalam
pengambilan keputusan terhadap prioritas pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, karena akan lebih mengetahui seluk-beluk
1.5.2.2. Politik Masyarakat
Partispasi politik adalah keterlibatan warga dalam segala tahap kebijakan, mulai sejak dari pembuatan keputusan sampai dengan penilaian keputusan,
termasuk juga peluang untuk ikut serta dalam pelaksanaan keputusan. Partisipasi politik masyarakat dalam rencana pembangunan desa harus sudah dimulai sejak
saat perencanaan kemudian pelaksanaan dan seterusnya pemeliharaan. Kegiatan masyarkat yang disebut partisipasi politk adalah perilaku politik lembaga dan para
pejabat pemerintah yang bertanggung jawab membuat, melaksanakan dan menegakkan keputusan politik, perilaku politik masyarakat individukelompok
yang berhak mempengaruhi lembaga dan pejabat pemerintah dalam pengambilan keputusan politik, karena menyangkut kehidupan masyaraka.
Menurut Alexander Abe dalam Tjokroamidjojo 2005:36 mengemukakan partisipasi politik:
11
Ibid, hal. 403.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
proyek dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap proyek; dan Ketiga, yang mendorong partisipasi umum dibanyak Negara karena timbul
anggapan bahwa hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat.” Katz” Partisipasi politik masyarakat
diwujudkan melalui partisipasi politik dalam proses pembuatan keputusan, pelaksanaan, pemanfaatan hasil dan evaluasi.
12
Hantington dan Nelson: ”partisipasi politik adalah kegiatan warga Negara yang bertindak sebagai pribadi-pribadi yang dimaksud untukmempengaruhi
pembuatan keputusan oleh pemerintah”. Dalam politik moderen partisipasi merupakan sebuah permasalahan yang
penting. Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan jalan
memimpin kepala Negara, dan secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah public policy.
13
Konvensional
Ada juga yang mendefenisikan partai politik hanya sebagai kegiatan warga Negara preman private cityzen yang bertujuan mempengaruhi mempengaruhi
pengambilan keputusan oleh. Ada 2 bentuk partisipasi politik dalam terminologi politik :
Tabel 1.1 Bentuk Partisipasi Politik
Inkonvesional
- Pemilu - Demonstrasi
- Diskusi Politik - Huru-Hara
- Kampanye - Teror
Sumber: Taliziduhu Ndaraha 2000:102.
12
Tjokroamidjojo, 2005, Menuju Masyarakat Pjartisipatif, Cetakan Keempat,
Kanisus, Yogyakarta, hal. 36.
13
Samuel P. Hatington dan Joan Nelson, Partisipasi Politik Dinegara Berkembang,
Rineka Cipta, 1998, hal. 6.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Partisipasi politik dapat dianggap sebagai tolak ukur dalam menilai apakah proyek yang bersangkutan merupakan proyek pembangunan desa. Jika
masyarakat desa tidak berkesempatan untuk berpartisipasi politik dalam pembangunan suatu proyek didesanya. Proyek tersebut pada hakekatnya bukanlah
proyek pembangunan desa. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi politik masyarakat
Ardin, 2011 yaitu:
“ 1. Faktor Sosial Ekonomi 2. faktor Politik
3. Faktor Fisik Individu dan Lingkungan 4. Faktor Nilai Budaya”
14
14
Bernad Ardin, 2011.
1. Faktor Sosial Ekonomi Kondisi sosial ekonomi meliputi tingkat pendapatan, tingkat pendidikan
dan jumlah keluarga. Kondisi sosial ekonomi masyarakat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi partisipasi politik masyarakat karena ketika ada
masalah yang menyangkut sosial ekonomi maka masyarakat akan protes terhadap pemerintah. Bentuk protes seperti apapun yang datang dari masyarakat adalah
sebuah partisipasi politik. 2. Faktor Politik
Peran serta politik masyarakat didasarkan kepada politik untuk menentukan suatu produk akhir. Faktor politik meliputi komunikasi politik,
kesadaran politik, pengetahuan masyarakat terhadap proses pengambilan keputusan dan kontrol masyarakat terhadap kebijakan politik.
http:www.google.co.id Partisipasi-Politik-Masyarakat. Diakses
tanggal 12 Februari 2014.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
3. Faktor Fisik Individu dan Lingkungan Faktor fisik individu sebagai sumber kehidupan termasuk fasilitas serta
ketersediaan pelayanan umum. Faktor lingkungan adalah kesatuan ruang dan semua benda, daya, keadaan, kondisi dan makhluk hidup, yang berlangsungnya
berbagai kegiatan interaksi sosial antara berbagai kelompok beserta lembaga dan pranatanya.
4. Faktor Nilai Budaya Nilai budaya politik atau civic culture merupakan basis yang membentuk
demokrasi, hakekatnya adalah politik baik etika politik maupun teknik atau peradapan masyarakat. Faktor nilai budaya menyangkut persepsi, pengetahuan,
sikap, dan kepercayaan politik.
1.5.2.3. Pendidikan Politik
Menurut Koesnadi bahwa ”Pendidikan politik itu merupakan proses pembelajaran dan pemahaman tentang hak, kewajiban, dan tanggung jawab setiap
warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara”.
15
15
Hardjosoemantri Koesnadi, 2002, Pengantar Ilmu Politik, Cetakan Ketiga, Seruling
Massa, Jakarta, hal. 45.
Jika dikaitkan dengan partai politik, pendidikan politik bisa diartikan sebagai usaha sadar dan
tersistematis dalam mentransformasikan segala sesuatu yang berkenaan dengan perjuangan partai politik tersebut kepada massanya agar mereka sadar akan peran
dan fungsi, serta hak dan kewajibannya Sebagai manusia atau warga negara.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Pendidikan politik sebagai aktifitas yang bertujuan untuk membentuk dan menumbuhkan orientasi-orientasi poltik pada individu. Ia meliputi keyakinan
konsep yang memiliki muatan politis, meliputi juga loyalitas dan perasaan politik, serta pengetahuan dan wawasan politik yang menyebabkan seseorang memiliki
kesadaran terhadap Persoalan politik dan sikap politik. Disamping itu, menurut Wahab bahwa ”Pendidikan politik bertujuan agar
setiap individu mampu memberikan partisipasi politik yang aktif di masyarakatnya”.
16
16
Wahab, A. Azis. 2001. Politik Pendidikan dan Pendidikan Politik: Model Pendidikan,
Grasindo, Jakarta, hal. 126.
Pendidikan politik merupakan aktifitas yang terus berlanjut sepanjang hidup manusia dan itu tidak mungkin terwujud secara utuh kecuali
dalam sebuah masyarakat yang bebas.Dengan demikian pendidikan politik memiliki tiga tujuan : membentuk kepribadian politik, kesadara politik, dan
parsisipasi politik. Pembentukan kepribadian politik dilakukan melalui metode tak langsung, yaitu pelatihan dan sosialisasi, serta metode langsung berupa
pengajaran politik dan sejenisnya. Untuk menumbuhkan kesadaran politik ditempuh dua metode : dialog dan pengajaran instruktif. Adapun partisispasi
politik, ia terwujud ndengan keikutsertaaan individu-individu secara sukarela dalam kehidupan politik masyarakatnya. Pendidikan politik dalam masyarakat
manapun mempunyai institusi dan perangkat yang menopangnya. Yang paling mendasar adalah keluarga, sekolah, partai-partai politik dan berbagai macam
media penerangan. Pendidikan politik juga memiliki dasar dasar ideologis, sosisal dan politik . bertolak dari situlah tujuan-tujuannya dirumuskan. Jika yang
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
dimaksud dengan “Pendidikan” adalah proses menumbuhkan sisi- sisi kepribadian manusia secara seimbang dan integral, maka “Pendidikan Politik” dapat
dikategorikan sebagai dimensi pendidikan, dalam konteks bahwa manusia adalah makhluk politik. Sebagaimana halnya bahwa pendidikan mempunyai fungsi-
fungsi pemikiran moral, dan ekonomi, maka pendidikan politik juga mempunyai fungsi politik yang akan direalisasikan oleh lembaga-lembaga pendidikan.
Pendidikan politik itulah yang akan menyiapkan anak bangsa untuk mengeluti persoalan sosial dalam medan kehidupan dalam bentuk atensi dan partisipasi,
menyiapkan mereka untuk mengemban tanggung jawab dan memberi kesempatan yang mungkin mereka bisa menunaikan hak dan kewajibannya. Hal itu menuntut
pendidikan anak bangsa untuk menggeluti berbagai persoalan sosial dalam medan kehidupan mereka dalam bentuk atensi dan partisipasinya secara politik, sehingga
mereka paham terhadap ideology politik yang dianutnnya untuk kemudian membelanya dan dengannya mereka wujudkan cita-cita diri dan bangsanya.
Pendidikan politik inilah yang mentransfer nilai-nilai dan ideology politik dari generasi ke generasi, dimulai dari usia dini dan terus berlanjut sepanjang
hayat. Pendidikan politik merupakan kebutuhan darurat bagi masyarakat, karena berbagai factor yang saling mempengaruhi, dengan demikian pendidikan
politiklah yang dapat membentuk perasaan sebagai warga Negara yang benar , membangun individu dengan sifat-sifat yang seharusnya, lalu mengkristalkannya
sehingga menjadi nasionalisme yang sebenarnya. Ialah yang akan menumbuhkan perasaan untuk senantiasa barafiliasi, bertanggung jawab dan berbangga akan jati
diri bangsa. Tuntunan ini demikian mendesak dan sangat dibutuhkan oleh
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
masyarakat kita, mengingat bahwa penumbuhan perasaan seperti itu menjadikan seorang warga Negara serius mengetahui hak dan kewajibannya, serta berusaha
memahami berbagai problematika masyarakat. Menurut Budimansyah 2009:38 bahwa ”di era reformasi ini tentunya
arus globalisasi dan perkembangan IPTEKS yang pesat akan membawa pengaruh yang ada kalanya tidak baik. Sehingga Pembangunan watak character building
amat penting”.
17
Pendidikan politik dalam UU No. 2 tahun 2008 pada BAB I Pasal 1 ayat 4 diharapkan dapat membentuk warga negara yang berkepribadian utuh,
berketerampilan, sekaligus juga berkesadaran yang tinggi sebagai warga negara yang baik good citizen, sadar akan hak dan kewajiban serta memiliki tanggung
jawab yang dilandasi oleh nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Proses pencapaian tujuan pendidikan politik tersebut tidak dapat
dilihat secara langsung namun memerlukan waktu yang cukup lama, hal ini Kita ingin membangun manusia Indonesia yang berakhlak
berbudi pekerti, dan berperilaku baik. Bangsa kita ingin pula memiliki peradaban yang unggul dan mulia. Peradaban demikian dapat dicapai apabila masyarakat
yang baik good society. Dan masyarakat idaman seperti ini dapat kita wujudkan manakala manusia-manusia Indonesia adalah manusia yang berakhlak dan
berwatak baik, manusia yang bermoral dan beretika baik, serta manusia yang bertutur dan berperilaku baik pula.
17
D. Budimansyah, 2009. Membangun Karakter Bangsa di Tengah Arus Globalisasi dan Gerakan Demokrasi,
Rineka Cipta, Jakarta, hal. 38.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
disebabkan karena pendidikan politik berhubungan dengan aspek sikap dan perilaku seseorang.
1.5.2.4. Pengertian Tingkah Laku Pemilih
Perilaku pemilih merupakan tingkah laku seseorang dalam menentukan pilihannya yang dirasa paling disukai atau paling cocok. Secara umum teori
tentang perilaku memilih dikategorikan kedalam dua kubu menurut Edi Kusumayadi yaitu: ”Mazhab Colombia dan Mazhab Michigan”.
18
18
Edi Kusumayadi, Perilaku Pemilih, www.blogspot.com,201104perilaku-
politikpemilih.html. Diakses tanggal 14 Mei 2014.
Mazhab Colombia menekankan pada faktor sosiologis dalam membentuk perilaku
masyarakat dalam menentukan pilihan di pemilu. Model ini melihat masyarakat sebagai satu kesatuan kelompok yang bersifat vertikal dari tingkat yang terbawah
hingga yang teratas. Penganut pendekatan ini percaya bahwa masyarakat terstruktur oleh norma-norma dasar sosial yang berdasarkan atas pengelompokan
sosiologis seperti agama, kelas status sosial , pekerjaan, umur, jenis kelamin dianggap mempunyai peranan yang cukup menentukan dalam membentuk
perilaku memilih. Oleh karena itu preferensi pilihan terhadap suatu partai politik merupakan suatu produk dari karakteristik sosial individu yang bersangkutan.
Kelemahan mazhab ini antara lain; a.
Sulitnya mengukur indikator secara tetap tentang kelas dan tingkat pendidikan karena kemungkinan konsep kelas dan pendidikan berbeda
antara Negara satu dengan lainnya;
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
b. Norma sosial tidak menjamin seseorang menentukan pilihannya tidak akan
menyimpang. Mazhab Michigan menekankan pada faktor psikologis pemilih artinya
penentuan pemilihan masyarakat banyak dipengaruhi oleh kekuatan psikologis yang berkembang dalam dirinya yang merupakan akibat dari proses sosialisasi
politik. Sikap dan perilaku pemilih ditentukan oleh idealisme, tingkat kecerdasan, faktor biologis, keinginan dan kehendak hati.
1.5.2.5. Karakteristik pemilih
Terdapat beberapa daerahwilayah yang merupakan kumpulan komunitas masyarakat yang terbentuk atas dasar sistim kekerabatan dan paguyuban
berdasarkan keturunan gemeinschaft by blood, dan yang menjadi pemuka masyarakat tersebut berasal dari keluarga kerabat asli keturunan dari orang yang
dipandang terkemuka dari segi sosial ekonomi atau terkemuka karena ketokohannya, sehingga warga masyarakat seringkali menyandarkan diri dan
sikapnya terhadap pemukatokoh masyarakat tersebut. Sikap ini mencerminkan adanya dominasi ketokohan yang berperan untuk menentukan sikap dan perilaku
serta orientasi warga bergantung pada pemuka masyarakat tersebut. Paternalisme sikap dan perilaku warga masyarakat secara turun temurun dari generasi ke
generasi berikutnya tidak pernah berubah, meskipun terdapat berbagai perubahan dalam kondisi sosial ekonomi, namun hal tersebut tidak menjadi faktor yang
mempengaruhi adanya perubahan sosial budaya masyarakat setempat. Kecenderungan untuk melakukan perubahan sikap dan perilaku masyarakat dalam
berbagai kehidupan sosial ekonomi, sosial politik maupun sosial budaya, terbatas
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
pada adanya sistem ide atau gagasan dari pemuka masyarakat untuk memodifikasi sistem sosial dan sistem budaya yang sudah mapan dalam kehidupan masyarakat
disesuaikan dengan kondisi dan dinamika masyarakat. Faktor ini menjadi kendala bagi kandidat atau calon legislatif untuk menerobos masuk ke dalam komunitas
masyarakat tersebut dalam rangka sosialisasi atau sekedar silaturahmi. Jika calon legislatif berhasil masuk ke dalam komunitas masyarakat tersebut, hanya sebatas
etika pergaulan masyarakat yaitu menerima setiap tamu yang bersilaturahmi, tetapi tidak akan mengikuti apa yang diinginkan oleh kandidatcalon legislatif
yang bersangkutan. Ikatan primordialisme keagamaan dan etnis menjadi salah satu alasan
penting dari masyarakat dalam menyikapi terhadap elektabilitas calon legislatife. Jika seorang kandidat memiliki latar belakang ikatan primordialisme yang sama
dengan ikatan primordialisme masyarakat, maka hal tersebut menjadi alternatif pilihan masyarakat. Ikatan emosional tersebut menjadi pertimbangan penting bagi
masyarakat untuk menentukan pilihannya. Ikatan emosional masyarakat tidak hanya didasarkan atas sistim kekerabatan semata, akan tetapi agama menjadi
pengikat ikatan emosional, asal daerah atau tempat tinggal, rassuku, budaya, dan status sosial ekonomi, sosial budaya juga menjadi unsur penting dalam ikatan
emosinal komunitas masyarakat tertentu. Hal tersebut terlihat pada basis komunitas masyarakat di daerah pemilihan, daerahwilayah atau kantong-kantong
basis massa yang ditandai dengan adanya simbol-simbol partai yang memberikan gambaran dan sekaligus sebagai pertanda bahwa di wilayah tersebut merupakan
kantong basis massa partai tertentu.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Komunitas masyarakat yang heterogen cenderung lebih bersifat rasional, pragmatis, tidak mudah untuk dipengaruhi, terkadang memiliki sikapambivalen,
berorientasi ke materi. Sikap dan pandangan untuk memilih atau tidak memilih dalam proses politik lebih besar, sehingga tingkat kesadaran dan partisipasi
politiknya ditentukan oleh sikap dan pandangan individu yang bersangkutan, tidak mudah untuk dipengaruhi oleh tokoh atau ikatan primordialisme tertentu. Kondisi
sosial masyarakat pada strata demikian diperlukan adanya kandidat calon yang memiliki kapabilitas yang tinggi baik dari aspek sosiologis memiliki kemampuan
untuk mudah beradaptasi dengan kelompok masyarakat dan mampu mempengaruhi sikap dan orientasi komunitas masyarakat tersebut, atau
popularitas dan reputasi tinggi pada kelompok masyarakat tersebut. Jika hal tersebut mampu dilakukan oleh seorang kandidat, maka sangat terbuka perolehan
suara pemilih didapat dari komunitas masyarakat tersebut.
1.5.2.6. Kandidat yang diharapkan
Keterpilihan seorang kandidat idealnya harus memenuhi standar yang diinginkan pemilih, artinya pemilih akan menentukan pilihannya didasarkan atas
seberapa besar kontribusi dan partisipasi kandidat terhadap pemilih atau kelompok pemilih. Seberapa besar syarat-syarat kandidat terpenuhi secara umum
seperti ; kapabilitas intelektual, kapabilitas kepemimpinan, kapabilitas etika dan moral. Kejelasan tentang visi dan misi serta program yang disampaikan kandidat,
apakah pemilih memahami akan visi dan misi dan program yang disampaikan dilakukan seorang kandidat sesuai dengan aspirasi, kebutuhan dan kepentingan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
masyarakat banyak atau tidak. Jika hal tersebut di atas tidak dipenuhi oleh seorang kandidat, maka pemilih pada suatu saat akan beralih sikap dan
orientasinya ke kandidat lain.
1.5.3. Pilihan Politik Masyarakat
Berlakunya Peraturan Komisi Pemilihan Umum PKPU Nomor 13 tahun 2013, tentang Zonasasi Kampanye membuat calon anggota legislatif caleg, tidak
bisa lagi bebas melakukan sosialisasi dengan menebar atribut kampanye seperti dulu. Keterbatasan ini, membuat caleg mulai melirik dunia maya, terutama
jejaring sosial seperti facebook, twitter, Friendster, kakaotalk, wechat untuk menggaet pemilih. Apalagi jejaring persahabatan tersebut, banyak digemari
kalangan pelajar dan mahasiswa yang termasuk pemilih pemula. Banyak calon legislatif caleg yang memanfaatkan dunia maya untuk
mensosialisasikan visi, misi dan program kerjanya. Dengan alasan lebih murah dan efektif, maka dari bersosialisasi di jejaring sosial menjadi salah satu senjata
para caleg. Para caleg hanya merogoh kocek antara Rp 2 juta sampai Rp 3 juta. Itu karena, dikelola secara pribadi. Berkampanye melalui teknologi seperti ini, lebih
efektif jika dibandingkan dengan cara-cara tradisonal dengan menyebarkan alat peraga seperti spanduk, baleho dan lainnya.
Namun tidak semua kalangan yang mengakses jejaring sosial. Pemilih yang sering berselancar di dunia maya tersebut, umumnya adalah pemilih pemula
dan pemilih yang berpendidikan dan tinggal di daerah perkotaan. Sementara pemilih yang tinggal di pelosok pedesaan, tidak memahami dan mengerti dengan
kemajuan teknologi tersebut. Oleh karena itu, caleg juga harus tetap berkampanye
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
menggunakan cara-cara konvensional, dan turun langsung untuk bersosialisasi
dengan masyarakat.
1.5.4. Kerangka Konseptual
Untuk mengarahkan penulisan skripsi diperlukan kerangka pemikiran yang menunjukkan adanya hubungan teoritis antara variabel yang diteliti.
Menurut Sugiyono bahwa “kerangka pemikiran atau juga sering disebut kerangka berfikir adalah merupakan model konseptual tentang teori hubungan dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah penting.”
19
19
Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Administrasi, Edisi XII, CV Alfabeta, Bandung,
hal. 36.
Kampanye online membutuhkan tim manajemen online yang tidak kalah jagonya dibandingkan tim manajemen kampanye
konvensional. Di Indonesia, rata-rata kampanye online masih ditangani oleh orang awam, bahkan ada yangmenggabungkan pemenangan online dan konvensional.
Internet adalah media komunikasi. Jadi bukan sekedar kecanggihan fiturnya yang diperlukan. Lebih dari itu, kekuatan strategi komunikasilah yang
menjadi dasar utamanya. Yang juga wajib dicatat, berkampanye melalui dunia maya jauh lebih keras jika dibandingkan dengan membuat iklan di media lain.
Dengan adanya jejaring sosial maka akan memberikan pendidikan politik kepada masyarakat sehingga masyarakat memiliki kesadaran terhadap persoalan politik
dan sikap politik.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
1.5.5. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,oleh karena itu rumusan masalah penelitian ini disusun dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Menurut Nazir bahwa ”Hipotesis tidak lain dari jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara
empiris”.
20
20
Moh. Nazir, Op.Cit, hal. 151.
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan maka hipotesis
dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Ha:
Jejaring sosial berpengaruh signifikan terhadap pilihan politik masyarakat Toba Samosir Tahun 2014.
Jejaring Sosial X
Pilihan Politik Masyarakat Y
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
2.1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian dapat mengacu pada penelitian kuantitatif atau kualitatif. Kerangka acuan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kuantitatif yang akan menggunakan baik metode analisis deskriptif maupun metode analisis induktif inferensial. Kedua metode analisis tersebut akan
digunakan secara bertahap, diawali dengan statistik deskriptif yang berfungsi untuk menyusun, mengelompokkan, menggambarkan sekumpulan data dan
selanjutnya melakukan analisis untuk membuat kesimpulan tentang sekelompok data sampel. Pada tahap berikutnya, dengan mengacu pada hasil analisis statistik
deskriptif, digunakan metode statistik induktif inferensial, yaitu suatu metode analisis statistik yang diarahkan untuk membuat kesimpulan yang berlaku umum
atau kesimpulan tentang populasi.
2.2. Populasi dan Sampel