Akuisisi Data Seismik METODE PENELITIAN

3.3 Akuisisi Data Seismik

Pendugaan seismik pantul dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan gambaran mengenai keadaan geologi bawah dasar laut dalam bentuk penampang seismik yang bersifat menerus kontinyu. Metode ini merupakan metode yang dinamis dengan memanfaatkan hasil pantulan gelombang akustik oleh bidang pantul pada bidang batas antara lapisan sedimen yang satu dengan yang lainnya akibat adanya perbedaan densitas dan cepat rambat gelumbang akustik. Secara umum kegiatan akuisisi data seismik dimulai dengan membuat sumber getar buatan yang berupa ledakan oleh airgun, kemudian mendeteksi sinyal pantulan dengan hydrophone dan merekamnya pada suatu alat perekam. Penelitian ini meggunakan sumber energi suara airgun dengan 3 unit kompresor LMF yang masing-masing berkekuatan 2 x 90 SCFM dan 1 x 190 SCFM . Selanjutnya, hasil refleksi dari bidang-bidang pantul akan diterima oleh transducer penerima atau hydrophone. Kedua peralatan tersebut ditarik dibelakang kapal dengan jarak aman sehingga nantinya data yang dihasilkan merupakan refleksi murni dari bidang pantulnya. Selain itu untuk mendapatkan data seismik dengan resolusi tinggi dan mempunyai kualitas yang baik, maka diperlukan peralatan pemrosesan sinyal yang ditempatkan setelah hydrophone dan sebelum unit perekam. Jarak antar airgun ke arah penarikan adalah 1 meter, dan jarak antar airgun yang berdampingan parallel cluster adalah 1 meter Gambar 12. Gambar 12. Konfigurasi dan Susunan Air gun pada Saat Survei Dalam operasional kegiatan lapangan array airgun tersebut ditarik 50 meter dibelakang kapal, dan jarak airgun terhadap streamer dibelakangnya adalah 140 meter. Selama survei berlangsung, peledakan airgun menggunakan jarak per 25 meter dengan interval waktu yaitu 12.5s, karena kecepatan kapal yang sering berubah-ubah maka pada survei kali ini menggunakan interval jarak. Seharusnya airgun diledakan menggunakan interval waktu dengan asumsi kecepatan kapal konstan. Jarak dari pelampung terhadap Gun berkisar sekitar 3 meter. Untuk pengontrolan peledakan airgun dapat di lakasanakan di Laboratorium Geofisika dengan perangkat lunak TTs Sc 2000. Perangkat lunak ini dijalankan untuk meledakan gun setiap 10 s, 25 s, 50 s antar ledakan. Airgun meledak setiap 25 meter dan kedalaman airgun dari permukaan sebesar 4 meter, panjangnya gun ke kapal sejauh 50 meter. Kontrol peledakan airgun dilakukan oleh sebuah Gun Controller yang mengontrol aktifitas kelep valve solenoid yang terpasang pada setiap airgun. Solenoid ini memerlukan arus listrik pada tegangan 60 volt yang dibangkitkan oleh Gun Controller Gambar 14 di Laboratorium Geofisika Geomarin III. Peledakan dilakukan untuk setiap jarak tertentu yang dihitung oleh sistem navigasi kapal Gambar 13 dan 15. Gambar 13. Prinsip Kerja Survey Seismik Profil Kontinu Di dalam kapal Sistem navigasi Clock Perekam Seismik Tanpa Perekam Pemrosesan Sinyal Unit Trigger Power Supply Muka laut Pulsa Trigger Pulsa Energi Transducer Pengirim Transducer Penerima Keluaran Bunyi Masukan Bunyi Gambar 14. Layar Gun Controller untuk memonitor terjadinya ledakan airgun kanan dan layar DigiCourse untuk mengatur naik-turunnya Digibird pada streamer kiri. Gambar 15. Hubungan Gun Controller, sistim navigasi dan perekam seismik. Shoot control unit mengirim data TTL RS 232 ke CMXL Control Module XL pada sistem perekam seismik dan juga mengatur ledakan airgun. To dibangkitkan oleh shot control unit pada sistim navigasi dan berfungi memicu Gun Controller sedangkan TB adalah time break yang berfungsi memicu perekam seismik untuk memulai perekaman. Getaran suara dari ledakan yang menembus ke dalam permukaan bumi sebagian akan diteruskan dan sebagian lagi akan dipantulkan kembali oleh reflektor dan diterima oleh hydrophone. Reflektor adalah bidang-bidang antarmuka antar batuan yang mempunyai masa jenis dan cepat rambat suara berbeda. Geonav PC SHOOT Control CMXL TB To TTL port di 2 dan 8 airgun Sinyal yang diterima oleh hidrofon selanjutnya diteruskan ke Lab Geofisika di kapal dengan melewati beberapa tahapan Gambar 16. RUM 53 LR bertugas memperkuat sinyal yang akan diteruskan ke bagian DXCU Deck Cable Crossing Unit. DXCU berfungsi menghubungkan streamer hydrophone dengan perangkat perangkat elektronik lainnya,seperti CMXL,bird dan acoustic controler. Data dari DXCU dikirim ke CMXL Control Module XL .CMXL merupakan perangkat rekaman yang mengirim data ke PRM Processor Remote Module. CMXL terdiri dari 2 bagian yaitu LCI dan LMP. PRM merupakan alat antar muka antara CMXL dengan alat penyimpan data. PRM menerima data yang berformat de multiplexed IEEE 32 bit dan mengkorvesikannya menjadi SEG-D Format.File SEG-D pertama tama disimpan di SEG-D repository setelah itu baru dikirimkan ke perangkat Quality Control atau Plotter. HCI Human Computer Interface merupakan perangkat komputer yang mengatur sistem interaksi operator dengan perangkat keras sistem perekaman. Alat perekam akan menghasilkan data berupa penampang seismik yang tersusun oleh trace-trace seismik. Gambar 16. Proses Aliran Data dari Alat ke Streamer Data di streamer Slip ring di bagian sebelah kiri terdapat RUM 53 LR untuk memperkuat sinyal HCI PRM AXCU CMXL Deck Cable Crossing Unit DXCU yang membuat akses ke konektor

3.4 Metoda Pengolahan Data