KESIAPAN DAERAH DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR PERKANTORAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA PASCA PEMEKARAN

(1)

1

KESIAPAN DAERAH DALAM PENYEDIAAN

INFRASTRUKTUR PERKANTORAN PEMERINTAH

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PASCA PEMEKARAN

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memproleh gelar kesarjanaan Strata Satu (S1) Ilmu Pemerintahan

Oleh :

JUMIATI PASPOL MALINDO 201110050311070

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

i

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI

Nama : Jumiati Paspol Malindo

NIM : 201110050311070

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Judul : Kesiapan Daerah Dalam Penyediaan Infrastruktur Perkantoran Provinsi Kalimantan Utara Pasca Pemekaran

Disetujui Untuk Diuji Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang


(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Telah Dipertahankan Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 30 April 2015

Jam : 11.00-12.00


(4)

iii

BERITA ACARA BIMBINGAN

Nama : Jumiati Paspol Malindo

NIM : 201110050311070

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Judul : Kesiapan Daerah Dalam Penyediaan Infrastruktur Perkantoran Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara Pasca Pemekaran.

Pembimbing : 1. Hevi Kurnia Hardini, S.IP, MA.Gov 2. Drs. Jainuri, M.Si


(5)

iv

SURAT PERNYATAAN

Nama : Jumiati Paspol Malindo

Tempat, Tanggal Lahir : Tarakan, 04 Oktober 1993

NIM : 201110050311070

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa Karya Ilmiah/ Skripsi saya yang berjudul:

Kesiapan Daerah Dalam Penyediaan Infrastruktur Perkantoran Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara Pasca Pemekaran.

Adalah bukan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademik sebagaimana berlaku.


(6)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, yang memberikan nikmat berupa kekuatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi pada jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang dan untuk memperoleh Gelar Sarjana Strata satu Ilmu pemerintahan. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak dapat menyelesaikan sendiri tanpa bantuan dan dukungan, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Hevi Kurnia Hardini, S.IP. MA.Gov selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan dan selaku pembimbing I yang memberikan banyak masukan dalam penyelesaian skripsi.

2. Bapak Drs. Jainuri, M.Si selaku pembimbing II, yang telah memberikan waktu untuk membimbing dan memberikan arahan pada skripsi saya. 3. Seluruh Dosen Ilmu Pemerintahan yang telah memberikan Ilmunya

kepada kami semua.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan, untuk itu kritik dan saran akan dibutuhkan untuk perbaikan dimasa mendatang. Namun, penulis mengharapkan, skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan pengetahuan kepada pembaca.

Malang, Mei 2015


(7)

vi

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah dengan Ridho Allah SWT, yang selalu memberikan kesehatan, kekuatan, kelancaran dalam kegiatan, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebagai syarat untuk mendapatkan Gelar Sarjana. Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan memberikan semangat untuk penyelesaian skripsi ini, sehingga karya tulis ini dipersembahkan kepada:

1. Kedua orang tua saya, yang telah memberikan kasih sayangnya, doa, semangat dan dukungan berupa materiil maupun non materiil serta kepercayaan yang telah diberikan. Semoga akan selalu menjadi orang tua terbaik yang selalu sayang dan mendukung anak-anaknya.

2. Kakak dan adik ku yang telah membantu, terima kasih telah memberikan bantuan dan memberikan semangat pada saya.

3. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan semangat yang luar biasa dalam penyelesaian skripsi ini, teman-teman IP angkatan 2011 : Novia Suhastini, Unike Ayu Agustina, Iffah Muthmainnah, Revita Dwi Cahyani, Anyke Putri Regina , Ida Warti, Yutari Amalia Putri, Detalia Yolanda, Erza Yuniantika, Luluk Zaidah, Ulin Nafi’ah, Arista Safitri dan teman-teman lainnya yang telah memberikan semangat. Serta teman-teman diluar sana yang telah memberiakan dukungan dan yang membatu dalam penelitian saya, terima kasih.

Semoga kebaikan yang kalian berikan akan dibalas semua oleh Allah SWT, amin.


(8)

vii DAFTAR ISI Halaman Judul Depan

Halaman Judul Dalam

Lembar Persetujuan ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Berita Acara Bimbingan ... iii

Surat Pernyataan... iv

Kata Pengantar ... v

Persembahan ... vi

Daftar Isi... vii

Daftar Gambar ... ix

Daftar Tabel dan Grafik ... x

Abstraksi ... xi

Abstract ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 10

E. Kerangka pemikiran ... 11

F. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional 1. Definisi Konseptual ... 12

2. Definisi Operasional ... 16

G. Metode Penelitian ... 17

1. Jenis Penelitian ... 17

2. Sumber Data ... 18

3. Teknik Pengumpulan Data ... 18

4. Subyek Penelitian ... 20

5. Lokasi Penelitian ... 20

6. Teknik Analisis Data ... 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Otonomi Daerah ... 24

B. Pemekaran Daerah dan Proses Pemekaran Daerah 1. Pemekaran Daerah ... 29


(9)

viii

C. Kesiapan Daerah ... 36

1. Potensi Wilayah ... 36

2. Potensi Anggaran ... 39

3. Potensi Sumber Daya Manusia (SDM) ... 41

D. Infrastruktur Perkantoran Pemerintah ... 48

BAB III PROFIL PEMERINTAH PROPINSI KALIMANTAN UTARA A. Deskripsi Wilayah ... 54

1. Propinsi Kalimantan Utara ... 54

2. Tanjung Selor sebagai Ibokota Kalimantan Utara ... 66

3. Kabupaten Bulungan sebagai Wilayah Strategis Dari Provinsi Kalimantan Utara ... 69

BAB IV PEMBAHASAN A. Kesiapan Daerah Dalam Penyediaan Infrastruktur Perkantoran Pemerintahan Provinsi Kalimantan Utara ... 73

1. Kondisi Wilayah ... 82

2. Potensi Anggaran ... 105

3. Potensi Sumber Daya Manusia (SDM) ... 113

B. Faktor penghambat dalam penyediaan Infrastruktur Perkantoran Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara. ... 115

1. Keterbatasan Kontur Fisik Lahan Kilometer Dua ... 116

2. Keterbatasan Anggaran Pembangunan ... 118

3. Keterbatasan Sumber daya manusia (SDM) ... 120

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 123

B. Saran ... 126


(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Mengenai Penyediaan Infrastruktur

Perkantoran Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara ... 11

Gambar 2. Model Analisis Data ... 22

Gambar 3. Perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM) ... 46

Gambar 4. Peta Provinsi Kalimantan Utara ... 54

Gambar 5. Kabupaten dan kota Di Provinsi Kalimantan Utara ... 57

Gambar 6. Peta Tanjung selor ... 66

Gambar 7. Peta Kabupaten Bulungan ... 69

Gambar 8. Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Provinsi Kalimantan Utara ... 72

Gambar 9. Kantor Hibah Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara sebelum direnovasi ... 79

Gambar 10. Kantor Hibah Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara Sesuadah direnovasi ... 80

Gambar 11. Peta Alternatif Lahan Pusat Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara ... 84

Gambar 12. Peta Tutupan Lahan ... 85

Gambar 13. Peta Potensi Banjir ... 86

Gambar 14. Peta Potensi Longsor ... 87

Gambar 15. Lahan di Kilometer Dua ... 91

Gambar 16. Jadwal Kegiatan Pengadaan Tanah ... 95

Gambar 17. Master Plan Pusat Pemerintahan Provinsi Kalimantan Utara . 99 Gambar 18. Site Plan Pusat Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara ... 100


(11)

x

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK

Tabel 1. Jumlah Desa/Kelurahan dan Luas Wilayah ... 67 Tabel 2. Luas Wilayah dan tingkat Kepadatan Penduduk ... 67 Tabel 3. Banyaknya Desa/Kelurahan dan Luas Wilayah Menuerut Kacamatan

Tahun 2013 ... 70 Tabel 4. Anggaran yang di Gunakan provinsi Kalimantan utara ... 112 Tabel 5. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Pendidikan, Jenis Kelamin

Dan Unit Kerja Tahun 2013 ... 121 Grafik 1. Persentase penduduk yang bekerja menurut Lapangan pekerjaan 71 Grafik 2. Penduduk berumur 15 tahun keatas menurut kegiatan utama tahun


(12)

xi

DAFTAR PUSTAKA

Widjaja, HAW. 2002. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Widarta, I. 2001. Cara Mudah Memahami Otonomi Daerah. Yogyakarta: Lapera Pustaka Utama

Kuncoro, Mudrajad. 2011. Perencanaan Daerah. Jakarta: Salemba Empat J. Moleong, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja

Rosdakarya. Bandung.

Suhartono, Irawan. 2008. Metode Penelitian Sosial. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Faisal, Sanapiah. 2008. Format-format Penelitian Sosial. Rajawali Pers. Jakarta.

Supriady Bratakusumah, Deddy, Dadang Solihin. 2004. Otonomi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Marbun, B.N. 2005. Otonomi Daerah 1945-2005 Proses & Realita. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

Widjaja, HAW, 2005. Penyelenggaraan Otonomi di Indonesia. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Widarta, I. 2001. Cara Mudah Memahami Otonomi Daerah. Lapera Pustaka Utama. Yogyakarta.

Hadi, Krishno. 2011. Manajemen Transisi Daerah Otonomi Baru. Universitas Gaja Mada. Yogyakarta.

Kuncoro, Mudrajad. 2012. Perencanaan Daerah. Salemba Empat. Jakarta. Sumadi. 2007. Geografi 3. Bogor: Yudhistira Ghalia Indonesia.

Soegimo, Dibyo, dkk. 2009. GEOGRAFI untuk SMA/MA Kelas XI Program Studi Ilmu Sosial. Jakarta: CV Mefi Carka

Sasongko, catur. 2010. Anggaran. Jakarta: Salemba Empat. Mulyadi. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Perspektif

Pembagunan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Amirullah & Haris Budiono. 2004. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.


(13)

xii

Kodoatie, J Robert & roestam sjarif. 2010. Tata Ruang Air, pngelolahan bencana, pengelolahan infrastruktur, penataan ruang wilayah, pengelolahan lingkungan hidup. Yogyakarta: Andi offset.

Internet

Tanjung Selor sudah lalui uji Kaltara, diakses pada tanggal 23 September 2014.

(http://www.bulungan.go.id/v02/index.php/profil- kecamatan/peso/6berita/berita/208-tanjung-selor-sudah-lalui-uji-kaltara)

Target Awal 2015 Tuntas, diakses pada tanggal 16 November 2014 (http://kaltaraprov.go.id/content/bangun-kantor-terintegrasi)

Bangun Kantor Terintegrasi, diakses pada tanggal 16 November 2014 (http://beritakaltara.com/?p=4310)

Bupati Bulungan akan Hibahkan Rp 50 Miliar ke Pemprov Kaltara, diakses

pada tanggal 16 November 2014

(http://kaltim.tribunnews.com/2014/05/26/lokasi-perkantoran-belum-jelas-pemprov-akan-panggil-pemkab-bulungan)

Bangun Kantor Terintegrasi, diakses pada tanggal 16 November 2014 (http://beritakaltara.com/?p=4310)

Tahun 2015, Lahan Perkantoran Provinsi Kaltara akan Dibebaskan, diakses

pada tanggal 16 November 2014

(http://kaltaraonline.blogspot.com/2014/10/tahun-2015-lahan-perkantoran-pemprov.html)

https://www.academia.edu/6537312/Urgensi_Dan_Manfaat_Analisis_Potensi_ Wilayah.

-,-http://journal.ui.ac.id/. Di akses pada tanggal 20 November 2014

-,-http://usepmulyana.filels.wordpress.com/2008/09/sdm.pdf (data Parafrase)

Undang-Undang

Undang-undang No. 20 Tahun 2012 tentang Pembentukan Provinsi Kalimantan Utara

-,-.2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. Citra Umbara. Bandung.


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perjalanan reformasi pemerintahan yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan pergeseran-pergeseran paradigma penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka mendirikan daerah dan pemberdayaan masyarakat. Salah satu realitas perkembangan yang ada di Indonesia adalah munculnya daerah pemekaran baru atau yang biasa disebut dengan daerah otonomi. Dalam menghadapi perkembangan keadaan dalam demokratisasi, dipandang perlu menyelenggarakan otonomi daerah dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada daerah secara proporsional yang diwujudkan dengan pengaturan, pembagian, pemanfaatan sumber daya nasional, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang telah direvisi menjadi Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahah Daerah dan di perbarui lagi menjadi Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, telah merubah paradigma sentralisasi pemerintahan ke arah desentralisasi dengan pemberian otonomi daerah yang nyata, luas, dan bertanggung jawab kepada daerah. Perubahan paradigma ini merupakan kesempatan bagi para kepala daerah untuk mengembangkan daerahnya masing-masing dan membuktikan kesanggupan para kepala daerah untuk melaksanakan urusan-urusan yang ada di daerah dan pemerintahan lokal sesuai dengan


(15)

2

keinginan dan kebutuhan masayarakat yang ada di daerah tersebut. Tujuan otonomi adalah mencapai efektifitas dan efisiensi dalam pelayanan kepada masyarakat. Tujuan yang hendak dicapai dalam penyerahan tugas ini antara lain agar menumbuhkembangkan daerah dalam berbagai bidang, meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, menumbuhkan kemandirian daerah, dan meningkatkan daya saing daerah dalam proses pertumbuhan. Saat ini, pemekaran daerah di Indonesia menjadi 34 provinsi. Kalimantan Utara merupakan daerah yang dimekarkan dari Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Tanjung Selor, yang menjadi propinsi Indonesia ke-34 pada tanggal 25 oktober 2012.

Pemekaran daerah1 merupakan pembentukan daerah otonomi baru. Pemerintahan daerah provinsi, kabupaten dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan perintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Asas otonomi dan tugas pembantuan adalah bahwa pelaksanaan urusan pemerintahan oleh daerah dapat diselenggarakan secara langsung oleh pemerintah daerah itu sendiri dan juga penugasan oleh pemerintah provinsi kepada pemerintah kabupaten/kota dan desa atau penugasan dari pemerintah kabupaten/kota atau desa2. Secara internal, pemerintah daerah, diharapkan bisa menjadi kekuatan yang mampu mengorganisasi sumber

1

Pemekaran daerah merupakan pemecahan provinsi atau kabupaten/kota menjadi dua daerah atau lebih. Oleh karena itu, pembentukan daerah otonomi baru dapat diasumsikan sebagai perluasan terhadap lokus kekuasaan di daerah.

2

Widjaja, HAW. 2002. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hlm 153


(16)

3

daya lokal, sebab kedepannya tidak bisa lagi terlalu mengandalkan kontribusi dari pusat.3

Dalam konteks proses pemekaran daerah dapat diproses melalui dua tahap yaitu, proses teknokratis (kajian kelayakan teknis dan administratif), dan melalui proses politik karena selain harus memenuhi persyaratan teknokratis yang telah diatur dalam undang-undang maupun peraturan pemerintah, akan tetapi proses pemekaran juga di dukung oleh DPR secara politis.

Kalimantan Utara sebagai daerah pemekaran yang baru, berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2012 tentang Pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) Provinsi Kalimantan Utara, menetapkan ibukota Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) bertempat di Tanjung Selor Kabupaten Bulungan. Bupati Bulungan memaparkan penetapan posisi ibukota Kaltara di Tanjung Selor oleh UU tersebut melalui pertimbangan dan uji kelayakan yang mendalam, dengan beberapa pertimbangan yaitu faktor sejarah, faktor wilayah, ketersediaan fasilitas umum, sarana prasarana perkantoran, hingga faktor lain seperti stabilitas dan keamanan, hingga kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah. Dari faktor sejarah pemerintahan di wilayah utara Kaltim, telah dimulai sejak Kesultanan Bulungan pada 1731. Kemudian di era reformasi, Kabupaten Bulungan juga menjadi kabupaten induk pemekaran, yaitu Kota Tarakan pada 1997, Kabupaten Nunukan dan Malinau pada 1999, serta Kabupaten Tana Tidung

3

Widarta, I. 2001. Cara Mudah Memahami Otonomi Daerah. Yogyakarta: Lapera Pustaka Utama. Hlm 47


(17)

4

pada 2007. Sejarah ini menunjukkan, Bulungan telah menjadi pusat pemerintahan sejak dahulu kala4.

Mengenai faktor wilayah, posisi Tanjung Selor juga relatif di tengah dan berada di Pulau Kalimantan. Faktor wilayah lainnya, yaitu Tanjung Selor dan Kabupaten Bulungan secara umum dengan luas wilayah 13.181,9 kilometer persegi dan jumlah penduduk 117.019 jiwa memiliki kepadatan penduduk 8,88 jiwa per kilometer persegi, sehingga memiliki potensi pengembangan serta pembangunan sarana dan parasarana. Sementara dari faktor fasilitas umum dan sarana prasarana perkantoran, Tanjung Selor telah menyiapkan kantor gubernur, rumah jabatan gubernur, hingga persiapan gedung DPRD Kaltara. Bulungan terus berupaya menyediakan dan membenahi sarana prasarana, dan kebutuhan dasar. Berbagai faktor itulah yang menunjukkan kelayakan Tanjung Selor sebagai Ibukota Provinsi Kaltara seperti ditetapkan UU No 20 Tahun 2012. Pembentukan Provinsi Kalimantan Utara yang merupakan pemekaran dari Provinsi Kalimantan Timur terdiri atas 4 (empat) Kabupaten dan 1 (satu) Kota, yaitu Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Tana Tidung dan Kota Tarakan.

Infrastruktur merupakan fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan atau dibutuhkan oleh agen-agen publik untuk fungsi-fungsi pemerintahan. Dalam hal ini infrastruktur perkantoran pemerintah yang berupa gedung sangat dibutuhkan sejalan dengan perkembangan pemerintahan, karena pusat pemerintah propinsi membutuhkan gedung perkantoran yang

4

Dikutip dari website bulungan: Tanjung Selor sudah lalui uji Kaltara, diakses pada tanggal 23 september 2014.


(18)

5

memadai. Mengenai infrastruktur perkantor Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara saat ini bisa dikatakan belum memadai. Hal ini dikarenakan kantor yang digunakan pemerintah provinsi saat ini merupakan kantor hibah dari pemerintah kabupaten bulungan dan bupati bulungan yang dulunya kantor tersebut merupakan kantor bupati terdahulu. Kantor pemerintah provinsi kalimantan utara masih satu area dengan kantor DPRD dan kantor-kantor dinas lainnya dalam tanah seluas 8Ha. Untuk fasilitas tersebut bisa dikatakan kantor Pemerintah Propinsi Kalimantan Utara masih belum memadai, bahkan bukan hanya untuk kantor Pemerintah Propinsi saja, kantor DPRD dan kantor dinas-dinas lainnya juga yang ada daerah tersebut. Saat ini masih fasilitas kendaraan saja yang diberikan kepada anggota Pemerintah Propinsi Kalimantan Utara guna memperlancar segala urusan pemerintahan.5

Penyediaan gedung perkantor untuk Pemerintah Propinsi Kalimantan Utara masih dalam proses perencanaan dan pemilihan lokasi yang tepat untuk pembangunan perkantoran. Gedung perkantor yang memadai sangat dibutuhkan, yang berupa gedung pemerintah, gedung rapat dan gedung yang sekiranya akan dibutuhkan dalam pemerintahan provinsi. Berdasarkan Daerah pemekaran baru, adanya gedung perkantoran Pemerintah Propinsi memang sangat diperlukan sejalan dengan semakin pesatnya pertumbuhan sosial ekonomi pada hampir seluruh wilayah di Indonesia. Terlebih lagi pada daerah perbatasan dengan Malaysia harus membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah provinsi dan daerah.

5


(19)

6

Pemerintah harus lebih mengontrol perkembangan daerah perbatasan. Dalam pembangunan gedung perkantoran Pemerintah Propinsi harus sesuai dengan perkembangan kebutuhan akan pertambahan pelayanan kepada masyarakat.

Kesiapan Lokasi yang akan digunakan untuk pembangunan Gedung Perkantoran Pemerintah Propinsi Kalimantan Utara berada di Desa Gunung Seriang Tanjung Selor yaitu di Kilometer Dua, Jalan Trans Kaltim6. Proses persiapan pusat pemerintahan Kalimantan Utara terus bergulir. Kesiapan lokasi hingga pembuatan desain perkantoran terus dimatangkan supaya pusat pelayanan bagi masyarakat segera dapat diwujudkan7. Lokasi lahan sebesar 1000 Ha untuk perkantoran Pemerintah Propinsi Kalimantan Utara dapat dinilai cukup8, sebab lahan yang ada berdasarkan data yang ada merupakan tanah padat dan berada dijalan poros yang dilewati kendaraan dari Kabupaten Malinau dan Tanah Tidung. Selain itu keberadaan lokasi juga tidak terlalu jauh dari Tanjung Selor sehingga memudahkan pergerakan warga. Bahkan lokasi yang ada telah ditinjau tim dari Kejaksaan Agung dan Polda Kaltim9. Namun berdasarkan konsultan lokasi yang di pilih untuk menjadi lokasi pembangunan gedung perkantoran Pemerintah Provinsi Kaltara memiliki masalah karena, lokasi lahan di

6

Sesuai dengan amanat UU Nomor 20 tahun 2012 yang menyebutkan ibukota Kaltara berada di Tanjung Selor.

7

Dikutip website Kaltara (berita): Target Awal 2015 Tuntas, diakses pada tanggal 16 November 2014 (http://kaltaraprov.go.id/content/bangun-kantor-terintegrasi)

8

Sebagaimana pernyataan dari Dr. H. Irianto lambire selaku Gubernur Kalimantan Utara. Lahan seluas 1.000 Ha tersebut akan dibangun perkantoran mulai dari kantor gubernur, dinas dan badan Pemprov Kaltara hingga instansi vertikal mulai dari BPKP, BPK, Polda, Kajati, Korem hingga Kantor Wilayah. Selain itu akan pula dibangun, perumahan, tempat ibadah, rumah sakit, pasar serta kegiatan ekonomi masyarakat lainnya.

9

Dikutip dari berita Kaltara: Bangun Kantor Terintegrasi, diakses pada tanggal 16 November 2014 (http://beritakaltara.com/?p=4310)


(20)

7

Kilometer Dua itu terdapat patahan sesar (patahan bumi), sehingga ketika dibangun perkantoran akan rawan karena struktur tanahnya tidak kuat10. Kemungkinan hal ini yang menjadi pertimbangan untuk melakukan pembangunan gedung perkantoran Pemerintah Pemprov selain mengenai anggaran untuk melakukan pembangunan.

Mengenai anggaran, Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) memilih untuk tak melibatkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan dalam hal penyediaan lahan bagi pusat perkantoran/pemerintahan Pemprov Kaltara, namun Bupati Bulungan H. Budiman Arifin tetap komitmen untuk sharing anggaran pembebasan lahan11. Dana senilai Rp 50 miliar yang telah disiapkan bagi pembebasan lahan jauh sebelumnya, akan dihibahkan ke Pemerintah Propinsi Kaltara12. Hanya saja untuk melakukan hibah, pemkab harus membicarakan hal lebih lanjut tersebut dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bulungan.

Terkait pembebasan lahan yang akan dipergunakan untuk perkantoran, pihak Gubernur Kalimantan Utara menunggu laporan dari Pemkab Bulungan terkait kesiapan anggaran yang dimiliki. Jika tidak memadai akan dibantu dari APBD Provinsi sesuai kemampuan yang ada. Bahkan tidak menutup kemungkinan akan dilakukan pertemuan dengan kabupaten/kota se-Kaltara untuk membicarakan anggaran pembebasan

10

Lokasi Km2 dinilai kurang layak karena secara geologi berada di lokasi patahan bumi dan berpotensi menimbulkan pergerakan tanah.

11

Dikutip dari Tribun News Kaltim: Bupati Bulungan akan Hibahkan Rp 50 Miliar ke Pemprov Kaltara, diakses pada tanggal 16 November 2014

(http://kaltim.tribunnews.com/2014/05/26/lokasi-perkantoran-belum-jelas-pemprov-akan-panggil-pemkab-bulungan)

12

Sebagaimana pernyataan dari H. Budiman Arifin selaku Bupati Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.


(21)

8

lahan agar bisa ditanggung bersama. Sebab keberadaannya merupakan kebutuhan dan kepentingan bagi pelayanan kabupaten/kota di wilayah Kaltara.13

Ditahun 2015, pihak Gubernur Kalimantan Utara sudah menganggarkan untuk anggaran pengadaan lahan perkantoran Pemerintahan Provinsi (Pemprov) Kaltara, jika pengadaan lahannya sudah selesai di tahun 2015. Dimungkinkan, tahun 2016 sudah dapat mulai dikerjakan pembangunannya. Tapi jika dapat perubahan anggaran, dapat mulai dikerjakan di tahun 2015. Anggaran pembebasannya sendiri diperkirakan menghabiskan ratusan miliar rupiah, jika luas lahan yang dibutuhkan 1.500 sampai 2.000 hektar. Lokasi sudah dipastikan ada di Kilometer Dua, Jalan Trans Kaltim. Tapi, ada kemungkinan lainnya sebagai alternatif, yaitu lahan di Kilometer Sembilan.14

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait kesiapan daerah dalam penyediaan gedung perkantoran Pemerintah Propinsi, mengingat masalah lahan untuk pembangunan gedung sampai sekarang belum terselesaikan dan juga mengenai anggaran yang masih belum ada kejelasannya. Penelitian ini akan dilakukan di Tanjung Selor, karena Tanjung Selor merupakan Ibukota Kalimantan Utara dan tempat akan dibagunnya gedung Perkantoran Pemerintah Propinsi

13

Dikutip dari berita Kaltara: Bangun Kantor Terintegrasi, diakses pada tanggal 16 November 2014 (http://beritakaltara.com/?p=4310). Sebagaimana pernyataan dari Gubernur Kalimantan Utara, Dr. H. Irianto Lambrie.

14

Dikutip dari berita Kaltara Online: Tahun 2015, Lahan Perkantoran Provinsi Kaltara akan Dibebaskan, diakses pada tanggal 16 November 2014


(22)

9

Kalimantan Utara. Peneliti menganggap pembangunan gedung Pemerintah Propinsi sangat penting untuk segera dibangun, karena suatu Ibukota dan pusat pemerintahan harus bisa menyesuaikan dengan perkembangan dan bisa segera terselenggaranya pelayanan kepada masyarakat. Dengan demikian peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

“Kesiapan Daerah Dalam Penyediaan Gedung Perkantoran Propinsi

Kalimantan Utara Pasca Pemekaran.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kesiapan daerah dalam penyediaan Gedung perkantor Pemerintahan Propinsi Kalimantan Utara pasca pemekaran?

2. Apa saja faktor penghambat dalam penyediaan gedung perkantor Pemerintahan Propinsi Kalimantan Utara?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatasa, maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui kesiapan daerah dalam penyediaan gedung perkantor Pemerintahan Propinsi Kalimantan Utara pasca pemekaran.

2. Mengetahui apa saja faktor penghambat dalam penyediaan gedung perkantor Pemerintahan Propinsi Kalimantan Utara.


(23)

10 D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik secara teoritis maupun Praktis, yaitu:

a. Manfaat Teoritis

penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur dan membantu dalam pengembangan keilmuan serta memberikan sumbangan pemikiran dalam bidang sosial khususnya tentang kesiapan daerah dalam penyediaan gedung perkantoran Pememerintah Propinsi pasca pemekaran.

b. Praktis

1. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rekomendasi dan masukan untuk pihak-pihak terkait dalam perbaikan sistem pemerintah dan kesiapan daerah dalam menyediakan gedung perkantoran untuk Pemerintah Propinsi.

2. Bagi masyarakat, dapat memberikan informasi dan wawasan bagi masyarakat mengenai kejelasan dalam rencana pembangunan gedung perkantoran pemerintah propinsi guna mengupayakan terlaksananya pelayanan untuk masyarakat.


(24)

11 E. Kerangka pemikiran

Gambar 1. kerangka pemikiran mengenai penyediaan infrastruktur perkantoran pemprov kaltara


(25)

12

F. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional 1. Definisi Konseptual

Dalam definisi konseptual ini, akan menjelaskan beberapa istilah atau konsep yang berhubungan dengan masalah. Sehingga konseptual yang telah dijelaskan akan tetap fokus pada tujuan yang di inginkan. a. Kesiapan Daerah

Kesiapan merupakan keadaan kapasitas yang ada pada suatu hal tertentu baik manusia atau pun daerah dalam mencapai suatu tujuan. Kesiapan merupakan suatu kondisi yang dapat dikatakan mampu dan mapan dalam hal tertentu.

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan kesiapan daerah adalah Kemampuan daerah, dalam mengelolah daerahnya dengan meningkatkan potensi daerah dan menggali PAD guna untuk memenuhi kebutuhan daerah sendiri, kemampuan daerah untuk mengelolah pemerintahan yang ada didaerahnya dan kemampuan daerah untuk mensejahterakan masyarakat yang ada didaerah tersebut. Kesiapan daerah dapat di lihat dari potensi yang dilimiki suatu daerah seperti potensi wilayah, potensi anggaran dan juga potensi sumber daya manusia. Potensi merupakan sumber daya yang dapat dimanfaatkan dan memberikan keuntungan pada suatu daerah dan juga kesejahteraan masyarakat.

1) Potensi wilayah

Potensi berarti kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan, kekuatan, kesanggupan dan daya. Wilayah


(26)

13

adalah bagian permukaan bumi yang membentuk suatu teritorial bedasarkan batas geografis tertentu (seperti suatu wilayah aliran sungai, wilayah kehutanan, wilayah dataran tinggi, wilayah pulau, wilayah Negara).15 Jadi dalam penelitian ini yang dimaksud dengan potensi wilayah merupakan suatu daerah/lahan yang dapat dikembangankan dan dimanfaatkan untuk keperluan dan kepentingan umum serta menjadi daerah yang lebih berkembang guna meningkatkan kualitas suatu daerah.

2) Potensi Anggaran

Anggaran adalah rencana kegiatan yang akan dijalankan oleh manajemen dalam satu periode yang tertuang secara kuantitatif. Tujuan utama penyusunan anggaran adalah menyediakan informasi kepada pihak manajemen untuk digunakan oleh manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Berikut ini adalah tujuan-tujuan yang terkait dengan penyusunan anggaran.

Anggaran sangat dibutuhkan dalam proses perkembangan suatu daerah. Dalam perkembangan daerah tersebut akan dibutuhkan anggaran untuk pembangunan suatu tata ruang. Pembangunan suatu daerah membutuhkan waktu yang dapat dikatakan cukup lama dan dipastikan akan membutuhkan dana yang besar dan berkepanjangan. Seperti pembangunan Pusat

15

Dikutip dari:


(27)

14

Perkantoran Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara yang menyusun tata ruang menjadi pemerintahan di satu pusat saja, hal itu akan memakan waktu dan anggran yang besar.

3) Potensi SDM

Peran SDM dalam pembangunan nasional begitu pentingnya terlebih lagi apabila dikaitkan dengan motto pembangunan yang

demokratis, “pembangunan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk

rakyat”. Sumber Daya Manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya. Setiap daerah berkembangan, kebutuhan akan sumber daya manusia (SDM) akan semakin meningkat. Seperti daerah Provinsi Kalimantan Utara yang baru saja dimekarkan dan membentuk sturktur pemerintahan yang membutuhkan SDM yang sangat banyak disetiap badan dan dinas Pemerintahan Provinsi Kalimantan Utara.

b. Pemekaran daerah

Pemekaran daerah di Indonesia adalah pembentukan wilayah administratif baru ditingkat provinsi maupun kota dan kabupaten dari induknya16. Pemekaran daerah juga merupakan pembangunan dari suatu daerah otonom menjadi dua atau lebih daerah otonom. Pemekaran daerah yang dilandasi oleh Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pada

pasal 4 ayat 3 : “Pembentukan daerah dapat berupa penggabungan

16


(28)

15

beberapa daerah atau bagian daerah yang bersandingan atau

pemekaran dari satu daerah menjadi dua daerah atau lebih”, dan

ayat 4 : “Pemekaran dari satu daerah menjadi 2 (dua) daerah atau lebih sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dilakukan setelah

mencapai batas minimal usia penyelenggaraan pemerintahan”

Adapun berbagai persyaratan pembentukan daerah dengan aspek penilaian sebagai berikut:

1. Kemampuan Ekonomi 2. Potensi Daerah

3. Sosial Budaya 4. Jumlah Penduduk 5. Luas Daerah

6. Pertimbangan lain yang memungkinkan terselenggaranya otonomi daerah.

c. Infrastruktur Perkantoran Pemerintahan

Sistem infrastruktur dapat di definisikan sebagai fasilitas-fasilitas atau struktur-struktur dasar, peralatan-peralatan, instralasi-inastalasi, yang dibagun dan dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat (Grigg, 2000)17.

Infrastruktur yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prasarana seperti benda-benda yang tidak bergerak yaitu gedung, ruang, dan tanah untuk perkantoran. Gedung merupakan bagian dari

17

Kodoatie, J Robert & roestam sjarif. 2010. Tata Ruang Air, pngelolahan bencana, pengelolahan infrastruktur, penataan ruang wilayah, pengelolahan lingkungan hidup. Yogyakarta: Andi offset. Hlm 487


(29)

16

unsur-unsur kantor yang terdiri dari bangunan, ruangan dan perlengkapan gedung. Kantor adalah bagian dari organisasi yang menjadi pusat kegiatan administrasi dan tempat pengendalian kegiatan informasi. Kantor adalah pusat pengelolaan data dan keterangan serta tempat konsentrasi pimpinan dan para staf personil (pegawai) melakukan aktivitas manajemen maupun berbagai tugas dinas lainnya.

2. Definisi Operasional

Dalam definisi Operasional ini bertujuan untuk menjabarkan konsep lebih jelas, agar lebih mudah untuk dipahami. Untuk menuju pada konsep yang berdasarkan judul penelitian maka indikator yang digunakan dalam penulisan ini adalah:

1. Kesiapan daerah dalam penyediaan Infrastruktur Perkantoran Pemerintahan Provinsi Kalimantan Utara.

a. Potensi daerah, berupa wilayah di Kalimantan Utara cukup banyak.

b. Anggaran daerah dianggap cukup untuk pembangunan daerah, sehingga dapat mengembangkan dan meningkatkan sarana prasarana serta fasilitas untuk pemerintahan.

2. Faktor penghambat dalam penyediaan Infrastruktur Perkantoran Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara.


(30)

17

b. Kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang ada di kabupaten bulungan, khususnya tanjung selor belum memadai.

G. Metode Penelitian

Metode yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati18. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah19. Metode yang digunakan sebagai berikut:

1. Jenis penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis deskriptif. Menurut Sanapiah Faisal penelitian deskriptif merupakan eksplorasi dan klasifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti20. Desktiptif bertujuan untuk

18

J. Moleong, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Hml 4

19

Ibid. Hlm 5

20


(31)

18

memberikan gambaran secara sistematis, faktual, akurat mengenai fakta yang terjadi dan yang belum terjadi mengenai kehidupan sekelompok sosial individu, suatu objek, populasi tertentu dan suatu peristiwa yang terjadi.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian Kualitatif21, sebagai berikut:

a. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung oleh peneliti dari sumber penelitian dengan melakukan observasi dan wawancara langsung dengan subyek penelitian.

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung seperti melalui buku literatur, jurnal, dokumen-dokumen, maupun data-data berita online (internet) yang berkaitan dengan judul penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah suatu kegiatan untuk melakukan pengukuran terhadap suatu kejadian yang terdapat dilapangan yang sesuai dalam penelitian. Observasi merupakan proses kompleks, yang tersusun dari proses biologis dan psikologis.

21

Menurut Lofland dan Lofland (1984:47) dalam lexy j Moleong (2010: 157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi kedalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik.


(32)

19

Dalam menggunakan teknik observasi yang terpenting ialah mengandalkan pengamatan dan ingatan peneliti. Observasi yang dimaksud adalah memberikan pengamatan dalam suatu kegiatan tertentu, agar peneliti nantinya bisa memahami secara langsung suatu proses kejadian yang terjadi dilapangan dan tidak mengajukan sebuah pertanyaan22.

b. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu cara pengumpulan data atau memberikan pertanyaan-pertanyaan secara langsung terhadap responden, kemudian hasil wawancara tersebut akan ditulis oleh peneliti. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu23.

c. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Dokumentasi yang dimaksud adalah peneliti akan menggunakan sumber-sumber data atau informasi secara tertulis yang didapat dari sumber-sumber yang berwenang, yang berupa dokumen guna mendukung data atau data-data yang dibutuhkan oleh penulis dalam penelitiannya.

22

Suhartono, Irawan. 2008. Metode Penelitian Sosial. Remaja Rosdakarya. Bandung. Hlm. 70.

23

J. Moleong, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Hlm 186


(33)

20 4. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian merupakan pusat informasi mengenai masalah yang peneliti butuhkan untuk menjawab penelitian yang akan diteliti oleh peneliti. Subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Kantor Gubernur Propinsi Kalimantan Utara

1) Bagian Biro Pemerintah Umum, Kasubag penataan dan pengembangan wilayah.

2) Bagian Biro Keuangan dan Aset

3) Kepala bagian Umum dan Rumah Tangga, Biro Kepegawaian. b. Sekretaris Daerah Kabupaten Bulungan

c. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Provinsi Kalimantan Uatar.

1) Kasi Penata Bangunan, Dinas Pekerjaan Umum. 2) Kepala Seksi Perencaaan dan Tata Ruang

d. 1 informan kunci di Ibukota Tanjung Selor yang memahami mengenai permasalahan dalam penyediaan infrastruktur berupa gedung perkantoran Pemerintah Propinsi Kalimantan Utara.

5. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti akan melakukan penelitian guna mendapatkan inrofmasi untuk menjawab permasalahan dalam penelitian. Lokasi penelitian akan dilakukan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara. Tepatnya pada lokasi :


(34)

21

a. Kantor Pemerintah Propinsi Kalimantan Utara di Jl. Kolonel H. Soetadji, Tanjung Selor Kabupaten Bulungan.

b. Kantor Bupati Bulungan di Jl. Jelarai Raya Tanjung Selor Kabupaten Bulungan.

c. Kepala Dinas Pekerjaan Umum di Jl. Durian Tanjung Selor Kabupaten Bulungan

d. 1 informan kunci Ibukota Tanjung Selor Kabupaten Bulungan.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif. Analisis data kualitatif (Bogdan dan Biklen, 1982) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintetiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting, dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain24.

Adapun tahapan Analisis data menggunakan model analisis interaktif yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1984)

Analisa Data Model Interaktif:

24


(35)

22

Gambar 2. Model analisis data

Sumber: Miles and Huberman (1984 dalam Syahrudin, 2010)25

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yaitu memeriksa data yang terkumpul berkenaan dengan kelengkapan-kelengkapan dan kebenaran sehingga siap untuk diproses lebih lanjut.

2. Reduksi Data

Reduksi data dalam analisis data penelitian kualitatif, menurut Miles & Huberman (1992: 16) sebagaimana ditulis Malik diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar”

yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi penelitian kualitatif berlangsung.

3. Penyajian Data

Penyajian data atau display data di ikuti oleh proses mengumpulkan data-data yang saling berhubungan satu sama lain

25

http://journal.ui.ac.id/. Di akses pada tanggal 20 November 2014 Pengumpulan

Data

Penyajian Data

Reduksi Data

Penarikan Kesimpulan


(36)

23

melalui wawancara, pendokumentasian, dan pengamatan yang lebih mendalam. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat reduksi data untuk dikelolah lebih lanjut sehingga pada akhirnya akan menghasilkan suatu kesimpulan. Setelah dapat diperoleh berupa tulisan baik dari catatan maupun rekaman yang sudah direduksi, harus didisplay secara tertentu untuk masing-masing pola, kategori, focus, atau tema yang hendak dipahami dan dimengerti26.

4. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan hasil penelitian yang menjawab fokus penelitian berdasarkan hasil analisis data. Setelah peneliti menarik kesimpuln dari hasil penelitian, peneliti memahami9 dan mempelajari kembali data-data hasil penelitian, meminta pertimbangan kepada berbagai pihak mengenai data-data yang diperoleh dilapangan.

26


(1)

18

memberikan gambaran secara sistematis, faktual, akurat mengenai fakta yang terjadi dan yang belum terjadi mengenai kehidupan sekelompok sosial individu, suatu objek, populasi tertentu dan suatu peristiwa yang terjadi.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian Kualitatif21, sebagai berikut:

a. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung oleh

peneliti dari sumber penelitian dengan melakukan observasi dan wawancara langsung dengan subyek penelitian.

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung

seperti melalui buku literatur, jurnal, dokumen-dokumen, maupun data-data berita online (internet) yang berkaitan dengan judul penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah suatu kegiatan untuk melakukan pengukuran terhadap suatu kejadian yang terdapat dilapangan yang sesuai dalam penelitian. Observasi merupakan proses kompleks, yang tersusun dari proses biologis dan psikologis.

21

Menurut Lofland dan Lofland (1984:47) dalam lexy j Moleong (2010: 157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi kedalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik.


(2)

19

Dalam menggunakan teknik observasi yang terpenting ialah mengandalkan pengamatan dan ingatan peneliti. Observasi yang dimaksud adalah memberikan pengamatan dalam suatu kegiatan tertentu, agar peneliti nantinya bisa memahami secara langsung suatu proses kejadian yang terjadi dilapangan dan tidak mengajukan sebuah pertanyaan22.

b. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu cara pengumpulan data atau memberikan pertanyaan-pertanyaan secara langsung terhadap responden, kemudian hasil wawancara tersebut akan ditulis oleh peneliti. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu23.

c. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Dokumentasi yang dimaksud adalah peneliti akan menggunakan sumber-sumber data atau informasi secara tertulis yang didapat dari sumber-sumber yang berwenang, yang berupa dokumen guna mendukung data atau data-data yang dibutuhkan oleh penulis dalam penelitiannya.

22

Suhartono, Irawan. 2008. Metode Penelitian Sosial. Remaja Rosdakarya. Bandung. Hlm. 70. 23

J. Moleong, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Hlm 186


(3)

20

4. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian merupakan pusat informasi mengenai masalah yang peneliti butuhkan untuk menjawab penelitian yang akan diteliti oleh peneliti. Subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Kantor Gubernur Propinsi Kalimantan Utara

1) Bagian Biro Pemerintah Umum, Kasubag penataan dan pengembangan wilayah.

2) Bagian Biro Keuangan dan Aset

3) Kepala bagian Umum dan Rumah Tangga, Biro Kepegawaian. b. Sekretaris Daerah Kabupaten Bulungan

c. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Provinsi Kalimantan Uatar.

1) Kasi Penata Bangunan, Dinas Pekerjaan Umum. 2) Kepala Seksi Perencaaan dan Tata Ruang

d. 1 informan kunci di Ibukota Tanjung Selor yang memahami mengenai permasalahan dalam penyediaan infrastruktur berupa gedung perkantoran Pemerintah Propinsi Kalimantan Utara.

5. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti akan melakukan penelitian guna mendapatkan inrofmasi untuk menjawab permasalahan dalam penelitian. Lokasi penelitian akan dilakukan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara. Tepatnya pada lokasi :


(4)

21

a. Kantor Pemerintah Propinsi Kalimantan Utara di Jl. Kolonel H. Soetadji, Tanjung Selor Kabupaten Bulungan.

b. Kantor Bupati Bulungan di Jl. Jelarai Raya Tanjung Selor Kabupaten Bulungan.

c. Kepala Dinas Pekerjaan Umum di Jl. Durian Tanjung Selor Kabupaten Bulungan

d. 1 informan kunci Ibukota Tanjung Selor Kabupaten Bulungan.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif. Analisis data kualitatif (Bogdan dan Biklen, 1982) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintetiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting, dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain24.

Adapun tahapan Analisis data menggunakan model analisis interaktif yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1984)

Analisa Data Model Interaktif:

24


(5)

22

Gambar 2. Model analisis data

Sumber: Miles and Huberman (1984 dalam Syahrudin, 2010)25

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yaitu memeriksa data yang terkumpul berkenaan dengan kelengkapan-kelengkapan dan kebenaran sehingga siap untuk diproses lebih lanjut.

2. Reduksi Data

Reduksi data dalam analisis data penelitian kualitatif, menurut Miles & Huberman (1992: 16) sebagaimana ditulis Malik

diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi penelitian kualitatif berlangsung.

3. Penyajian Data

Penyajian data atau display data di ikuti oleh proses mengumpulkan data-data yang saling berhubungan satu sama lain

25

http://journal.ui.ac.id/. Di akses pada tanggal 20 November 2014 Pengumpulan

Data

Penyajian Data

Reduksi Data

Penarikan Kesimpulan


(6)

23

melalui wawancara, pendokumentasian, dan pengamatan yang lebih mendalam. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat reduksi data untuk dikelolah lebih lanjut sehingga pada akhirnya akan menghasilkan suatu kesimpulan. Setelah dapat diperoleh berupa tulisan baik dari catatan maupun rekaman yang sudah direduksi, harus didisplay secara tertentu untuk masing-masing pola, kategori, focus, atau tema yang hendak dipahami dan dimengerti26.

4. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan hasil penelitian yang menjawab fokus penelitian berdasarkan hasil analisis data. Setelah peneliti menarik kesimpuln dari hasil penelitian, peneliti memahami9 dan mempelajari kembali data-data hasil penelitian, meminta pertimbangan kepada berbagai pihak mengenai data-data yang diperoleh dilapangan.

26