Upaya Pemerintah Daerah Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Melalui Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah Kabupaten Karo

(1)

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) TENTANG

UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

MELALUI PENERIMAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR PADA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASSET

DAERAH KABUPATEN KARO D

I S U S U N OLEH :

NAMA : BOBBY FALENTINA BR.GINTING NIM : 062600094

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

SYALOOM…

Dengan segenap kerendahan hati, penulis mengucapkan Syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan penyertaannya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Upaya

Pemerintah Daerah Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Melalui Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah Kabupaten Karo”.

Menyusun Tugas Akhir ini merupakan suatu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Muda Jurusan Adm.Perpajakan. Seperti kata pepatah, Tak Ada Gading yang Tidak Retak. Dalam penulisan ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan kurangnya pengalaman penulis.

Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan segala kritik dan saran yang bersifat membangun penulisan Tugas Akhir yang lebih baik lagi. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua sebagai wacana untuk memperluas cakrawala dan ilmu pengetahuan.

Tugas Akhir ini dibuat oleh penulis berdasarkan Riset Praktek Kerja Lapangan Mandiri pada kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo dan tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.


(3)

Pada kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih dan pengharapan yang tulus kepada :

1. Kedua Orangtua saya, Ayahanda S Ginting dan Ibunda R Br. Sembiring yang selama ini telah mencurahkan kasih sayangnya dan telah membiayai pendidikan saya dan memberikan dorongan semangat serta doa, baik selama kuliah maupun dalam menyelesaikan Tugas akhir. Luv U Dad n Mom…! 2. Ibu Dra. Nurlela Ketaren MSP selaku dosen pembimbing yang telah banyak

membantu, membimbing serta berkenan meluangkan waktu hingga Tugas akhir ini selesai.

3. Bapak Prof. DR. M. Arif Nasution, MA, selaku Dekan fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, MSi, selaku Ketua jurusan Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

5. Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengembangan wawasan berpikir penulis selama pekuliahan.

6. Bapak Drs. Kampung Sitepu, selaku Kepala Bidang Pasar pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo yang telah banyak membatu penulis selama pelaksanaan Praktik Lapangan Kerja Mandiri.


(4)

7. Seluruh pegawai Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo.

8. Kakak dan Abang ipar_Q (Netty Herawati Br.Ginting & Dolat Purba), (Ratna Sri Dewi & Dedi Abadi Sembiring Maha) yang turut mendoakan dan selalu mendukung serta memberikan dorongan untuk selalu bersemangat.

9. Buat tiga keponakan_Q (Dani Efraim, Alberio Jonathan, Marshya Federica) Xan harus berikan yang lebih baik dari B’ Uda.

10.K’Cita Than’x buat semuanya ya. . .

11.Makasi banyak buat sobat-sobat_Q Florida, Helen, Ryan Stevani, Ruben, Prima Ginting, Palabob, Muza dukungan dan nasehat yang kalian berikan sangat membantu.

12.Petr@ Than’x ya buat perhatiannya, Maaf coz selama ne Q dah bikin km capek!

13.Teman-teman Tax ‘06’ Terkhusus Nany, Imey, Toe2r, Frizka semoga kita bisa saling mengingat satu sama lain ‘Keep Fight’.

14.Buat Uel jangan marah-marah terus sama aku dunkz pal, kan semuanya udah kelar (Seluruh Dunia) he…2

15.Buat Keluarga Besar “Ginting” yang telah banyak mendukung dalam Perkuliahan.

16.Kepada teman-teman imka “EGUANINTA” Than’x buat pengalaman


(5)

17.Tommy Than’x yo, coz selalu ingatin Q buat selalu jaga kesehatan, tetap semangat ya…

18.Teman-teman di Administrasi Perpajakan FISIP USU yang tidak dapat satu persatu disebutkan oleh penulis.

19.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis.

Kiranya Jesus Christ dapat membalas semua budi baik yang telah saudara dan saudari berikan kepada penulis. God Bless..,

Medan, juni 2009 Penulis

Bobby Falentina Br. Ginting 062600094


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……….. i

HALAMAN PERSEMBAHAN ……… . v

DAFTAR ISI... ……….. vi

DAFTAR TABEL ………. ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……… 1

B. Tujuan dan Manfaat ……… 5

C. Ruang Lingkup ……… 7

D. Metode Praktik Kerja Lapangan……….. 8

E. Metode Pengumpulan Data ……… 9

F. Sistematika Penulisan Laporan ……….. 9

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo………... 11

B. Struktur Organisasi ………. 13


(7)

BAB III GAMBARAN DATA DAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

A. Tinjauan Teori ………. 37

B. Gambaran Data Retribusi Pelayanan Pasar……...………….. 45 1. Ketentuan Umum

2. Ketentuan Pasar

3. Objek dan Subjek Retribusi Pelayanan Pasar

4. Prinsip dan Sasaran Dalam Penetapan Struktur dan Besarnya Tarif 5. Tata Cara Pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar

6. Ketentuan Larangan dan Ketentuan Pidana 7. Penyidikan

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA

A. Dasar Penetapan Target Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah... 57

B. Jumlah Target dan Realisasi Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar………..………. 58

C. Faktor Penghambat dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Melalui Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar …… ……….. 60 D. Upaya Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Melalui Retribusi Pelayanan


(8)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ……… 65

B. Saran ……….. 66

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Tarif Retribusi berdasarkan Jenis Fasilitas ……….…… 51 Tabel 1.2 : Tarif Retribusi berdasarkan Jenis Barang ………... 52 Tabel 2.1 : Target dan Realisasi Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar... 59


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang luas dan kompleks. Kemajuan tersebut tentunya memerlukan kesiapsediaan semua pihak, terlebih di Era Globalisasi sekarang ini dibutuhkan orang-orang yang memiliki kemampuan dalam menghadapi dan mengantisipasi kemajuan tersebut. Unsur yang benar-benar harus disiapkan adalah Sumber Daya Manusia. Selain itu pada dasarnya peranan pemerintah dalam negeri mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam menyukseskan Pembangunan Nasional yang sesuai dengan cita-cita Pancasila.

Pemerintah menyadari sepenuhnya bahwa Pembangunan Nasional akan terus meningkat seiring dengan perkembangan perekonomian dan tidak akan berhasil tanpa adanya sumber Penerimaan Negara. Yang dimaksud dengan Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus-menerus dengan membutuhkan dana yang cukup besar. Perolehan dana tersebut berasal dari Penerimaan Dalam Negeri dan Pinjaman Luar Negeri. Salah satu penerimaan dalam negeri bersumber dari sektor “Pajak”.

Pajak adalah iuran kepada Negara (dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi-kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai


(11)

pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas Negara yang menyelenggarakan pemerintahan. (Waluyo, 2002 : Halaman 4)

Pajak dijadikan sumber utama penerimaan Negara daripada sumber-sumber penerimaan Negara lainnya. Dimana penerimaan yang berasal dari pajak memberikan kontribusi yang besar dalam pelaksanaan pembangunan. Hal ini dapat dilihat dari Anggaran Pendapatan dari tahun ketahun yang menempatkan pajak diurutan teratas.

Dengan adanya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, Otonomi Daerah diartikan sebagai :

“Hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.”.

Sedangkan Daerah Otonom diartikan sebagai :

“ Kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia”. (Suandy, Erly, 2005 : Halaman 232)

Dalam Undang-Undang Otonomi Daerah Nomor 32 Tahun 2004 dinyatakan bahwa Daerah mempunyai hak, yaitu :

a. Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya. b. Memilih pimpinan daerah.

c. Mengelola aparatur daerah. d. Mengelola kekayaan daerah.


(12)

e. Memungut pajak daerah dan retribusi daerah.

f. Mendapatkan bagi hasil dan pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang berada didaerah.

g. Mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah.

h. Mendapatkan hak lainnya diatur dalam peraturan Perundang-undangan.

Sebagian besar daerah Indonesia, dalam hal ini termasuk daerah Kabupaten Karo memperoleh sumber Pendapatan Asli Daerahnya dari sektor Retribusi Daerah. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh dari sektor Retribusi Daerah merupakan salah satu sumber yang memberikan kontribusi yang cukup besar bagi penerimaan keuangan daerah.

Adapun faktor ekstern pendukung tersebut antara lain adalah makin tingginya mobilisasi masyarakat atas pemanfaatan fasilitas yang disediakan oleh pemerintah daerah. Sedangkan faktor intern pendukungnya berupa semakin membaiknya efektifitas dan efisiensi atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh aparat pemerintah daerah.

Retribusi Daerah pada prinsipnya terbagi dalam beberapa jenis objek. Salah satu objek yang memberikan sumbangan yang cukup besar dalam Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah Retribusi Pelayanan Pasar.

“Retribusi Pelayanan Pasar yaitu pungutan yang dikenakan kepada pedagang oleh pemerintah daerah sebagai pembayaran atas pemakaian tempat-tempat berupa toko/kios, counter/los, dasaran dan halaman pasar yang disediakan didalam pasar yang disediakan didalam pasar daerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh kepala


(13)

daerah sebagai pasar sementara atau pedagang lain yang berada disekitar pasar daerah lainnya yang berada disekitar pasar daerah sampai dengan radius 200 m dari pasar tersebut”. (Kurniawan, Panca, 2004 : Halaman 160)

Dengan kata lain, Retribusi Pelayanan Pasar ini merupakan kontraprestasi langsung atas jasa pasar yang dipakai oleh masyarakat. Seperti daerah-daerah lain, maka daerah Kabupaten Karo juga menyelenggarakan pasar guna menampung para pedagang, baik itu pedagang asli daerah maupun pedagang yang berasal dari luar daerah Kabupaten Karo.

Dengan penyelenggaraan dan pelayanan pasar, maka Pemerintah Daearah berhak memungut Retribusi Pelayanan Pasar sebagai balas jasa serta berkewajiban untuk menjaga stabilitas penerimaan dari sektor ini agar terus meningkat dan dapat mencapai target penerimaan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pemerintah daerah dalam hal ini juga dituntut untuk berupaya mengatasi segala faktor-faktor yang menjadi penghambat penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar.

Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk menjadikannya sebagai acuan didalam membuat proposal pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo dengan harapan nantinya akan mampu memberikan pemahaman yang mendalam bagi penulis mengenai “Upaya Pemerintah Daerah Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Melalui Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo” serta dapat membantu penulis didalam menyusun laporan tugas


(14)

akhir sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

B. TUJUAN DAN MANFAAT

Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dasar penetapan target penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo.

2. Untuk mengetahui besarnya Jumlah target dan realisasi penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat yang dihadapi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah melalui Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar.

4. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah melalui Retribusi Pelayanan Pasar.

Sedangkan manfaat dari Praktik Kerja Lapangan (PKLM) ini adalah :


(15)

a) Diharapkan hasil Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini dapat dijadikan sumber inspirasi/pengembangan ilmu dan memperluas wawasan penulis mengenai Retribusi Pelayanan Pasar.

b) Agar dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam

melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM). c) Merupakan bahan perbandingan antara teori dan praktik yang didapat

selama perkuliahan dengan praktik yang terjadi dilapangan.

d) Melatih disiplin, kerapian dan kejujuran untuk mempersiapkan diri sebagai Sumber Daya Manusia yang cerdas, terampil, dan berkpribadian.

e) Mengembangkan kemampuan diri dalam menjalin hubungan dengan dunia kerja.

2. Bagi Instansi

Diharapkan dapat memanfaatkan hasil Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam membuat keputusan atau kebijakan demi kelancaran kegiatan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo.

3. Bagi Universitas

a) Diharapkan dengan adanya Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini kerjasama dan interaksi antara pihak Prodip III Adm. Perpajakan FISIP USU, dalam hal ini Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo dapat terus ditingkatkan.


(16)

b) Sumber masukan untuk mempersiapkan para alumni sebagai tenaga kerja yang ahli dan profesional dalam bidangnya.

c) Memperbaiki citra (image) masyarakat terhadap sumber daya manusia yang dihasilkan dari lembaga pendidikan nasional khususnya Universitas Sumatera Utara.

4. Bagi Masyarakat

Diharapkan hasil Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini dapat memenuhi informasi dan menambah pengetahuan masyarakat dalam memenuhi hak dan kewajiban sebagai warga Negara yang baik mengenai Retribusi Pelayanan Pasar Kabupaten Karo.

C. RUANG LINGKUP

Adapun yang menjadi ruang lingkup pembahasan masalah dalam penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah sebagai berikut :

a) Dasar penetapan target penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo. b) Target dan realisasi penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar Kabupaten Karo. c) Faktor-faktor penghambat penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar Kabupaten

Karo.

d) Upaya dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah melalui Retribusi Pelayanan Pasar.


(17)

D. METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

Adapun metode yang digunakan penulis dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah :

a) Tahap Persiapan

Dalam tahap ini penulis melakukan berebagai persiapan dimulai dari penentuan tempat praktik, mencari bahan untuk pembuatan proposal hingga konsultasi dengan pihak dosen.

b) Studi Literatur

Penulis mencari berbagai sumber bacaan seperti buku-buku, majalah maupun peraturan perundang-undangan.

c) Observasi Lapangan

Penulis melakukan observasi lapangan pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo. Dalam observasi penulisan memberikan Surat Pengantar untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) dan melakukan pengamatan terhadap data yang diperlukan. d) Pengumpulan Data

Dalam tahap ini penulis menggunakan beberapa metode untuk dapat mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan objek praktik.

e) Analisa Data dan Evaluasi

Penulis melakukan analisa dan evaluasi sesuai dengan fakta-fakta yang ada secara faktual dan cermat mengenai target dan realisasi penerimaan Retribusi


(18)

Pelayanan Pasar pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo.

E. METODE PENGUMPULAN DATA

Penulis melakukan pengumpulan data melalui : a) Wawancara (Interview)

Yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pegawai yang dianggap mampu memberikan masukan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan.

b) Observasi

Yaitu studi yang dilakukan dengan pengamatan langsung atas kegiatan yang dilakukan dalam pencatatan terhadap fenomena yang menjadi penelitian.

c) Dokumentasi

Dalam metode ini penulis berusaha mengumpulkan dokumen-dokumen resmi atau arsip-arsip yang dianggap sah mengenai Retribusi Pelayanan Pasar sebagai bukti yang otentik.

F. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN

Adapun yang menjadi sistematika penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah sebagai berikut :


(19)

Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang masalah yang menjadi dasar pemikiran dalam pemilihan judul laporan, ruang lingkup, tujuan dan manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), metode penelitian serta sistematika penulisan laporan.

BAB II DESKRIPSI UMUM LOKASI PKLM

Dalam bab ini dibahas gambaran secara umum lokasi Praktik Kerja Lapangan Mandiri yaitu Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabuaten Karo, sejarah singkat instansi,visi dan misi beserta dengan struktur organisasi.

BAB III GAMBARAN DATA OBJEK

Dalam bab ini penulis menguraikan secara sistematis mengenai gambaran umum objek retribusi yang menjadi pokok bahasan utama dalam penulisan laporan ini.

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA

Pada bab ini penulis akan mencoba menganalisa serta mengevaluasi data-data yang telah diperoleh selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang kesimpulan dan saran, yaitu menguraikan secara garis besar mengenai objek praktik dan permasalahan yang dihadapi penulis.


(20)

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KANTOR DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASSET DAERAH KABUPATEN KARO

a. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo

Kota Kabanjahe sebagai Daerah otonom yang mempunyai wewenang Otonomi Daerah diwilayah Provinsi Sumatera Utara. Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah yang luas dan menyeluruh, pemerintah daerah memandang perlu untuk membentuk suatu badan atau lembaga daerah untuk melaksanakan seluruh kegiatan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan daerah. Oleh karena itu Pemerintah Daerah Kabupaten Karo dalam hal ini, Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah merasa perlu untuk membentuk susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas Daerah yang disesuaikan dengan kewenangan yangdimiliki, karakteristik, potensi, kebutuhan, kemampuan Keuangan Daerah dan tersedianya Sumber Daya Aparatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi. Hal ini merupakan sesuai dengan kewenangan yang dimiliki Pemerintah Daerah Kabupaten Karo baik atas dasar kewenangan berdasarkan


(21)

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo terletak dijalan Jamin Ginting No.17 Kabanjahe, merupakan salah satu Lembaga Daerah Kabupaten Karo yang bertujuan untuk melakukan tugas penyelenggaraan pemerintahan. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah dibidang Pendapatan Daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagai lembaga yang bertujuan dalam bidang Pendapatan Daerah dan Pelayanan Pasar, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah mempunyai fungsi :

a Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya.

b Penyelenggaraan urusan pemerintahan dibidang Pengelolaan Pendapatan daerah, Keuangan Daerah dan Pengelolaan Asset Daerah serta pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya.

c Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Pengelolaan Pendapatan Daerah, Keuangan Daerah, dan Pengelolaan Asset Daerah sesuai dengan lingkup tugasnya.

d Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. (Peraturan Daerah Pasal 94, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi)


(22)

b. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo

Suatu struktur organisasi akan menggambarkan secara jelas mengenai pembagian pembatasan antara tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap orang dalam suatu organisasi dalam mencapai tujuan setiap bagian dari organisasi itu dengan cara yang paling efektif dan efisien. Struktur organisasi dapat dilihat sebagai mekanisme formal dengan organisasi dikelola. Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja.

Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daaerah Kabupaten Karo dibuat berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Karo Nomor 42 Tahun 2004 tentang Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi.

1. Susunan Organisasi

Untuk mengelola potensi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah serta pengelolaan Pasar di Kabupaten Karo secara optimal. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang membawahi 1 orang Sekretariat, 2 orang Kasubag, 4 orang Kabid, dan 11 orang Ka. Seksi, 1 Unit Pelaksana Teknis, Tata Usaha dan kelompok Jabatan Fungsional dengan total jumlah 108 orang. Berikut ini penulis akan menguraikan struktur organisasi dan kemudian menyajikannya dalam bagan.


(23)

Adapun susunan dari Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo adalah sebagai berikut :

1. Susunan Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset daerah terdiri dari :

A. Kepala Dinas B. Sekretariat C. Sub Bagian D. Bidang E. Seksi

F. Unit Pelaksana Teknis G. Tata Usaha

H. Kelompok Jabatan Fungsional 2. Sekretariat

a. Sub Bagian Keuangan

b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 3. Bidang Pajak dan Retribusi Daerah terdiri dari :

a. Seksi Pajak dan Pendapatan lain-lain b. Seksi Retribusi dan Pendapatan lain-lain 4. Bidang Pasar terdiri dari :

a. Seksi Sarana dan Prasarana Pasar


(24)

5. Bidang Anggaran dan Perbendaharaan terdiri dari : a. Seksi Anggaran dan Belanja

b. Seksi Penatausahaan Keuangan

6. Bidang Akuntansi dan Pengelolaan Asset Daerah terdiri dari : a. Seksi Akuntansi Keuangan

b. Seksi Pengelolaan Asset Daerah 7. Bidang Perencanaan terdiri atas :

a. Seksi Perencanaan Program dan Pengendalian b. Seksi Pengumpulan Data, Pengolahan dan Pelaporan

8. Unit pelaksana Teknis (UPT) Dinas dibentuk sebanyak 13 UPT yaitu : a. Kecamatan Kabanjahe

b. Kecamatan Berastagi c. Kecamatan Tigapanah d. Kecamatan Barusjahe e. Kecamatan Merek

f. Kecamatan Simpangempat g. Kecamatan Payung

h. Kecamatan Kutabuluh i. Kecamatan Munte j. Kecamatan Juhar k. Kecamatan Laubaleng l. Kecamatan Mardinding


(25)

m. Kecamatan Tigabinanga 9. Kelompok Jabatan Fungsional

2. Tata Kerja

Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan organisasi dalam lingkup Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi secara vertikal dan horizontal.

Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin, mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan lebih lanjut untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya.

Setiap pimpinan secara berjenjang menyampaikan laporan tepat pada waktunya kepada atasannya sesuai bidang tugasnya untuk selanjutnya disampaikan kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.

Kepangkatan, pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian pejabat-pejabat/Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo diatur sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.


(26)

Bagan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Pendapatan,Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo.

Sumber : Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo SEKRETARIAT BIDANG PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH SUB BAGIAN KEUANGAN KEUANGAN BIDANG PASAR BIDANG ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN BIDANG AKUNTANSI & PENG. ASSET DAERAH SEKSI PAJAK DAN PENDAPATAN LAIN-LAIN SEKSI SARANA DAN PRASARANA PASAR SEKSI ANGGARAN DAN BELANJA SEKSI AKUNTANSI KEUANGAN SEKSI RETRIBUSI DAN PENDAPATAN LAIN-LAIN SEKSI PEMBERDAYAA N DAN PEMBINAAN PEDAGANG SEKSI PENATAUASAHAA N KEUANGAN SEKSI PENGELOLAAN ASSET DAEAH

SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN UNIT PELAKSANA TEKNIS BIDANG PERENCANAAN SEKSI PENGUMPULA N DATA, PENGOLAHAN DAN PELAPORAN SEKSI PERENCANAA N PROGRAM & PENGENDALIA N SEKSI PENDATAAN DAN VERIFIKASI TATA USAHA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

K E P A L A D I N A S


(27)

c. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah adalah unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten Karo dalam bidang Pendapatan Daerah dan Pelayanan Pasar yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. (Peraturan Daerah No.42, Kedudukan, Tugas dan Fungsi)

Tugas Pokok Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah adalah melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah dibidang pendapatan berdasarkan asas otonomi dan pembantuan.

Adapun tugas dan fungsi dari pejabat atau pegawai dilingkungan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo antara lain :

a. Kepala Dinas

Kepala dinas merupakan pejabat yang memimpin Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo yang dalam melaksanakan tuganya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. (Peraturan Daerah Pasal 95, Tugas Pokok dan Fungsi)

Kepala Dinas mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :

1. Memimpin, merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan tugas pokok baik kesekretariatan perencanaan program maupun urusan pemerintahan dalam bidang administrasi keuangan yang meliputi peningkatan Sumber Daya Pengelolaan Keuangan


(28)

Daerah, Anggaran Daerah, Pendapatan dan Investasi Daerah (Pajak dan Rertribusi Daerah, Investasi dan Asset Daerah, Badan Usaha Milik Daerah status PT atau lembaga keuangan mikro, Pinjaman Daerah), Dana Perimbangan (Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil), Pelaksanaan, Penatausahaan, Akuntansi dan pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD sesuai dengan standar Pelayanan Minimal.

2. Menetapkan, melaksanakan visi dan misi Dinas untuk mendukung visi dan misi Daerah.

3. Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah berkoordinasi dengan instansi terkait dibawah koordinasi Tim Anggaran Pendapatan Daerah.

4. Memberikan saran, pertimbangan dan pendapat kepada Bupati dalam rangka percepatan penyelesaian tugas pokok dan sebagai bahan penetapan kebijakan Pemerintahan Kabupaten Karo.

5. Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.

6. Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas Dinas termasuk laporan keuangan dan laporan kinerja dinas kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

7. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati.

b. Bagian, Bidang, Sub Bidang dan Seksi pada Dinas Pendapatan Daerah 1. Sekretariat


(29)

Bagian Sekretariat dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang dalam melaksanakan tuganya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (Peraturan Daerah Pasal 96, Tugas Pokok dan Fungsi)

Uraian Tugas dan Fungsi Bagian Sekretariat adalah sebagai berikut :

a. Merencanakan, mengatur, membina, mengelola, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan tugas kesekretariatan yang meliputi urusan keuangan, umum dan perlengkapan serta barang milik daerah pada SKPD maupun kepegawaian.

b. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan dan perumusan program kerja Dinas berdasarkan program dan kegiatan masing-masing bidang, Seksi dan Sub Bagian.

c. Mengkoordinasikan penyusunan laporan pertanggungjawaban

pelaksanaan tugas-tugas bidang.

d. Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas Sekretaris kepada Kepala Dinas.

e. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

2. Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Sekretariat. (Peraturan Daerah Pasal 96, Tugas Pokok dan Fungsi)


(30)

Uraian Tugas dan Sub Bagian Keuangan adalah sebagai berikut :

a. Mempelajari peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan.

b. Menyusun laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah berkoordinasi dengan Pejabat Pelaksanaan Teknis Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPTK-SKPD).

c. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Sekretaris.

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Sekretariat. (Peraturan Daerah Pasal 96, Tugas Pokok dan Fungsi)

Uraian Tugas dan Fungsi Sub Bagian Umum dan Kepegawaian adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan rencana pengadaan alat tulis kantor dan pendistribusiannya sesuai dengan kebutuhan Dinas.

b. Melaksanakan urusan keprotokolan dan penyiapan rapat-rapat Dinas.

c. Melaksanakan penyiapan dan pengendalian penyiapan administrasi perjalanan Dinas Pegawai.

d. Mempersiapkan dokumen terhadap pengusulan pegawai yang akan pensiun, peninjauan masa kerja serta pemberian penghargaan.

e. Mempersiapkan dokumen kenaikan pangkat, DP3, DUK, Sumpah/Janji pegawai, gaji berkala dan peningkatan kesejahteraan pegawai.


(31)

f. Mempersiapkan administrasi pegawai untuk mengikuti pendidikan/pelatihan dan ujian dinas maupun tugas belajar.

g Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Sekretaris.

4. Bidang Pajak dan Retribusi Daerah

Bidang Pajak dan Retribusi Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang akan melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. (Peraturan Daerah Pasal 97, Tugas Pokok dan Fungsi)

Uraian Tugas dan Fungsi Bidang Pajak dan Retribusi Daerah adalah sebagai berikut :

a. Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan pengelolaan pemungutan Pajak Retribusi dan Pendapatan lain-lain dan pendataan serta Verifikasi.

b. Bertindak selaku Pejabat Teknis Kegiatan (PPTK) pada bidang tugasnya setelah ditetapkan yang berwenang.

c. Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas bidang kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris.

d. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

5. Seksi Pajak dan Pendapatan Lain-lain

Seksi Pajak dan Pendapatan Lain-lain dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Pajak dan Retribusi Daerah. (Peraturan Daerah Pasal 97, Tugas Pokok dan Fungsi)


(32)

Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Pajak dan Pendapatan Lain-lain adalah sebagai berikut :

a. Menghimpun dan mempelajari Peraturan Daerah yang mengatur Pajak Daerah dan Pendapatan lain-lain.

b. Melakukan Penagihan Pajak dan Pendapatan lain-lain kepada wajib pajak.

c. Melakukan Pembukuan seluruh penerimaan Pajak dan Pendapatan lain-lain dan menyetorkannya kepada Bendaharawan Umum Daerah.

d. Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas-tugas seksi kepada Kepala Bidang.

e. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

6. Seksi Retribusi dan Pendapatan Lain-lain

Seksi Retribusi dan Pendapatan lain-lain dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Seksi Pajak dan Pendapatan lain-lain. (Peraturan Daerah Pasal 97, Tugas Pokok dan Fungsi)

Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Retribusi dan Pendapatan Lain-lain adalah sebagai berikut :

a. Menghimpun dan mempelajari Peraturan Daerah yang mengatur Retribusi Daerah dan Pendapatan lain-lain.

b. Melaksanakan intensifikasi dan ekstensifikasi Retribusi Daerah dan Pendapatan lain-lain.


(33)

c. Melakukan Penagihan Retribusi dan Pendapatan lain-lain kepada Wajib Pajak.

d. Melakukan Pembukuan seluruh penerimaan Retribusi dan Pendapatan lain-lain dan menyetorkannya kepada Bendaharawan Umum Daerah. e. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

7. Seksi Pendataan dan Verifikasi

Seksi Pendataan dan Verifikasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Seksi Retribusi dan Pendapatan lain-lain. (Peraturan Daerah Pasal 97, Tugas Pokok dan Fungsi)

Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Pendataan dan Verifikasi adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan pendataan dan verifikasi terhadap Subjek Pajak.

b. Melakukan pengujian pemerikasaan lapangan terhadap objek pajak dan retribusi daerah sesuai dengan permohonan keberatan pajak dan retribusi daerah.

c. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan seksi berdasarkan realisasi Program Kerja untuk bahan penyempurnaan Program Kerja berikutnya.


(34)

8. Bidang Pasar

Bidang Pasar dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. (Peraturan Daerah Pasal 98, Tugas Pokok dan Fungsi)

Uraian Tugas dan Fungsi Bidang Pasar adalah Sebagai berikut :

a. Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan penataan dan pengembangan Sarana dan Prasarana Pasar serta Pemberdayaan dan Pembinaan Pedagang.

b. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dinas berdasarkan realisasi Program Kerja untuk bahan penyempurnaan program kerja berikutnya.

c. Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas bidang kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris.

D. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

9. Seksi Sarana dan Prasarana Pasar

Seksi Sarana dan Prasarana Pasar dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pasar. (Peraturan Daerah Pasal 98, Tugas Pokok dan Fungsi)

Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Sarana dan Prasarana adalah sebagai berikut : a. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan penetapan lokasi Pasar

Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten, termasuk Peraturan Zonasinya.


(35)

b. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan pemberian Izin Usaha Pengelolaan Pasar Tradisional, Izin Usaha Pusat Perbelanjaan (IUP2T) untuk Pasar Tradisional, Izin Usaha Pusat Perbelanjaan(IUPP) untuk pertokoan, Mall, Plasa dan Pusat Perdagangan, Izin Usaha Toko Modern (IUTM) untuk Hypermarket.

c. Menginventarisasi keberadaan sarana dan prasarana pasar.

d. Menyiapkan bahan kajian kelayakan keberadaan sarana dan prasarana pasar dalam pengembangan dan peningkatan sarana dan prasarana pasar. e. Memantau ketentuan perpasaran dan pemberian sanksi administratif

secara bertahap berupa peringatan tertulis, pembekuan dan pencabutan izin usaha bagi pelanggar ketentuan perpasaran.

F. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

10. Seksi Pemberdayaan dan Pembinaan Pedagang

Seksi Pemberdayaan dan Pembinaan Pedagang dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Pasar. (Peraturan Daerah Pasal 98, Tugas Pokok dan Fungsi)

Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Pemberdayaan dan Pembinaan Pedagang adalah Sebagai berikut :

a. Menghimpun, menganalisa data dan informasi dibidang pemberdayaan dan pembinaan pedagang.


(36)

b. Menyiapkan bahan untuk peningkatan kompetensi pedagang dan mengelola Pasar Tradisional.

c. Memprioritaskan kesempatan memperoleh tempat usaha bagi pedagang Pasar Tradisional yang telah ada sebelum dilakukan renovasi atau relokasi Pasar Tradisional.

d. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka peningkatan kebersihan dan kenyamanan pedagang.

e. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

11. Bidang Anggaran dan Perbendaharaan

Bidang Anggaran dan Perbendaharaan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (Peraturan Daerah Pasal 99, Tugas Pokok dan Fungsi)

Uraian Tugas dan Fungsi Bidang Anggaran dan Perbendaharaan adalah sebagai berikut :

a. Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan Anggaran Belanja dan Penatausahaan Keuangan.

b. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Dinas berdasarkan realisasi Program Kerja untuk bahan penyempurnaan Program Kerja berikutnya. c. Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas bidang

kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris.


(37)

12. Seksi Anggaran dan Belanja

Seksi Anggaran dan Belanja dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Anggaran dan Perbendaharaan. (Peraturan Daerah Pasal 99, Tugas Pokok dan Fungsi)

Uraian Tugas dan Fungsi seksi Anggaran dan Belanja adalah sebagai berikut : a. Menyusun Rancangan Peraturan Daerah tentang pokok-pokok

pengelolaan keuangan daerah.

b. Menyusun Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan perubahan APBD.

c. Melakukan evaluasi terhadap Rancangan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB) Desa.

d. Melaksanakan pengelolaan pinjaman dan obligasi daerah, BLU serta melakukan pengawasan pinjaman dan obligasi daerah.

e. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

13. Seksi Penatausahaan Keuangan

Seksi penatausahaan Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dapat melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Seksi Anggaran dan Belanja. (Peraturan Daerah Pasal 99, Tugas Pokok dan Fungsi)


(38)

Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Penatausahaan Keuangan adalah sebagai berikut :

a. Menyusun pedoman dan petunjuk teknis tata cara pengelolaan perbendaharaan.

b. Memberikan pelayanan konsultasi kepada para bendahara pada masing-masing SKPD Kabupaten Karo guna kelancaran penatausahaan pengelolaan keuangan.

c. Menatausahakan pengelolaan dan pertanggungjawaban pendapatan dan belanja daerah.

d. Menatausahakan pengelolaan dan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran daerah.

e. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

14. Bidang Akuntansi dan Pengelolaan Asset Daerah

Bidang Akuntansi dan Pengelolaan Asset Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. (Peraturan Daerah Pasal 100, Tugas Pokok dan Fungsi)

Uraian Tugas dan Fungsi Bidang Akuntansi dan Pengelolaan Asset Daerah adalah sebagai berikut :

a. Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan Akuntansi Keuangan dan Pengelolaan Asset Daerah.


(39)

b. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dinas berdasarkan realisasi Program Kerja untuk bahan penyempurnaan program kerja berikutnya.

c. Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas bidang kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris.

d. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

15. Seksi Akuntansi Keuangan

Seksi Akuntansi Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Akuntansi dan Pengelolaan Asset Daerah. (Peraturan Daerah Pasal 100, Tugas Pokok dan Fungsi)

Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Akuntansi Keuangan adalah sebagai berikut : a. Menyiapkan bahan perumusan penetapan kebijakan tentang sistem dan

prosedur akuntansi pengelolaan keuangan daerah kabupaten dan desa. b. Menghimpun, mengolah dan menganalisa laporan realisasi APBD dari

pengguna Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah.

c. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pendanaan urusan pemerintahan yang menjadi tanggung jawab bersama.


(40)

16. Seksi Pengelolaan Asset Daerah

Seksi Pengelolaan asset Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melakukan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Akuntansi Keuangan. (Peraturan Daerah Pasal 100, Tugas Pokok dan Fungsi)

Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Pengelolaan Asset Daerah adalah sebagai berikut :

a. Menyiapkan bahan untuk penyelenggaraan pelaksanaan pengelolaan inventaris dan asset daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Menyiapkan bahan dalam rangka pelaksanaan pengawasan pengelolaan inventaris dan asset daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Menyiapkan bahan untuk penyelenggaraan pelaksanaan fasilitasi pengelolaan asset daerah pemekaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

d. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

17. Bidang Perencanaan

Bidang perencanaan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melakukan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (Peraturan Daerah Pasal 101, Tugas Pokok dan Fungsi)


(41)

Uraian Tugas dan Fungsi Bidang Perencanaan adalah sebagai berikut :

a. Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan tugas perencanaan, penyusunan program kerja, penyusunan rencana kerja, penyusunan anggaran, memverifikasi usulan rencana kerja anggaran, pemantauan, pengendalian, evaluasi, pengolahan data, penyusunan laporan akuntabilitas kinerja pemerintah. b. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

18. Seksi Perencanaan Program dan Pengendalian

Seksi Perencanaan Program dan Pengendalian dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perencanaan. (Peraturan Daerah Pasal 101, Tugas Pokok dan Fungsi)

Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Perencanaan Program dan Pengendalian adalah sebagai berikut :

a. Mempersiapkan program kerja dan rencana kerja, kegiatan tahunan berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Rencana Kerja Pemerintah Daerah, Rencana strategis Dinas.

b. Mempersiapkan bahan monitoring, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan tugas-tugas bidang dan mengumpulkan, mengolah dan melaporkan pelaksanaan Dinas.

c. Menyusun bahan rencana pemantauan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan program kerja dan pelaksanaan prosedur, dan sistem kerja.


(42)

d. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

19. Seksi Pengumpulan Data, Pengolahan dan Pelaporan

Seksi Pengumpulan Data, Pengolahan dan Pelaporan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melakukan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Perencanaan Program dan Pengendalian. (Peraturan Daerah Pasal 101, Tugas Pokok dan Fungsi)

Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Pengumpulan Data, Pengolahan dan Pelaporan adalah sebagai berikut :

a. Mengumpulkan bahan dalam rangka penyusunan laporan atas pelaksanaan program kerja.

b. Mengolah data dan bahan penyusunan laporan atas pelaksanaan program kerja.

c. Menyusun laporan pelaksanaan program kerja dalam hal prosedur, mekanisme, dan sistem kerja, pencapaian program, dan kegiatan serta Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah sesuai dengan program. d. Mempersiapkan penyajian data dan informasi yang berkaitan dengan

kegiatan tugas untuk tujuan pelaporan dan bahan rapat koordinasi. e. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

20. Unit Pelaksanaan Teknis 21. Tata Usaha

Tata usaha dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melakukan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Unit Pelaksanaan Teknis.


(43)

22. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga dalam jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan keahliannya, dimana setiap kelompok dipimpin seorang tenaga fungsional senior. Jumlah jabatan fungsional tersebut ditentukan berdasarkan kebutuhan daerah. (Peraturan Daerah, Tugas Pokok dan Fungsi)

Jenis dan jenjang jabatan fungsional tersebut diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d. Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kabupaten Karo 1. Manfaat Perencanaan Strategis

Dengan adanya Perencanaan Strategis maka dalam rangka mewujudkan visi dan misi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo dapat tercapai melalui pelaksanaan bidang strategis yang telah ditetapkan.

Perencanaan Strategis adalah suatu proses yang berkelanjutan dan sistematis yang memberikan arah bagi suatu organisasi untuk menentukan keputusan tentang masa depan organisasi, mengembangkan prosedur yang diperlukan, operasionalisasi dalam mencapai masa depan serta bagaiman keberhasilan organisasi dapat diukur.

Manfaat Rencana Strategis adalah :

1. Para Pimpinan akan lebih mampu memberi arah dan tujuan organisasi. 2. Organisasi akan berfungsi dengan lebih baik.


(44)

3. Membantu merumuskan rencana dan aktivitas kearah keberhasilan organisasi.

2. Visi, Misi dan Faktor Keberhasilan a. Visi

Visi adalah pandangan jauh kedepan, kemana dan bagaiman instansi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo harus dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Visi juga merupakan suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan.

Adapun Visi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo adalah sebagai berikut :

“MENINGKATNYA PENDAPATAN ASLI DAERAH” b. Misi

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah sesuai dengan visi yang ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik pada waktu yang akan datang. Agar tercapai visi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo sebagai citra konseptual tentang masa depan yang diinginkan, maka haruslah dirumuskan lebih lanjut dalam misi yang lebih terukur objektif dan spesifik. Oleh karenanya, misi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo haruslah merupakan tonggak dari Rencana Strategis Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo secara totalitas.


(45)

Untuk maksud tersebut, dirumuskan misi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Asset Daerah Kabupaten Karo sebagai berikut :

1. Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Sarana dan Prasarana Pasar. 2. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Wajib Pajak dan Retribusi. 3. Meningkatkan Kuantitas Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan. 4. Meningkatkan Pelayanan Kepada Wajib Pajak dan Retribusi.


(46)

BAB III

GAMBARAN DATA DAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

A. Tinjauan Teori

Menurut Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan Tahun 2007, Pajak Diartikan sebagai :

“Kontribusi wajib negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi kemakmuran rakyat.

1. Fungsi Pajak

Ada dua fungsi pajak, yaitu : a. Fungsi Budgetair

Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah. (Waluyo, 2002 : Halaman 8)

Contoh : Pajak dimasukkan dalam APBN sebagai penerimaan Negara. b. Fungsi Mengatur (Regulerend)

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial ekonomi. (Waluyo, 2002 : Halaman 9)

Contoh :

a. Pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk mengurangi konsumsi minuman keras.


(47)

b. Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah untuk mengurangi gaya hidup konsumtif.

2. Sumber Pendapatan Asli Daerah

Otonomi daerah menghendaki daerah untuk mencari sumber penerimaan yang dapat membiayai pengeluaran pemerintah daerah dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan.

Pada hakekatnya pemerintah daerah dalam melaksanakan otonomi daerah pasti memerlukan dana yang cukup besar karena semakin banyak pula kemungkinan kegiatan yang akan dilakukan. .

Pengelolaan keuangan yang baik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pelaksanaan otonomi daerah. Dengan adanya otonomi daerah dipacu untuk dapat mencari sumber penerimaan daerah yang dapat mendukung pembiayaan pengeluaran daerah tersebut. Kondisi keuangan kas daerah merupakan masalah dan faktor penentu berjalan tidaknya roda pemerintahan daerah. Agar pertumbuhan ekonomi daerah mengalami peningkatan maka kita juga harus meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

Dengan demikian, semakin jelas bahwa Pemerintah Daerah sangat membutuhkan sumber-sumber keuangan pengisi kas daerah yang mana dalam hal ini daerah dituntut untuk berusaha mencari dan menggali segala potensi dan kekayaan daerahnya untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan Desentralisasi.


(48)

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan perundang-undangan. (Yani, Ahmad, 2008 : Halaman 51)

Sesuai dengan Undang-Undang Peraturan Daerah Nomor 33 Tahun 2004 Pasal 1 ayat (18) Pendapatan Asli Daerah bersumber dari :

1. Hasil Pajak Daerah

Sesuai dengan ketentuan umum yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah dijelaskan bahwa Pajak Daerah adalah :

“Iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah”.

Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Pajak dan Retribusi Daerah tepatnya dalam pasal 2, jenis-jenis Pajak Daerah yaitu :

1. Pajak Provinsi, dibagi atas empat yaitu :

1. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Kendaraan di Atas Air (KAA).

2. Bea Balik Nama kendaraan Bermotor (BBN-KB) dan Kendaraan di Atas Air (KAA).


(49)

4. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan. ( Siahaan, P. Marihot, 2005 : Halaman 43)

2. Pajak Kabupaten /Kota, dibagi tujuh yaitu : a. Pajak Hotel.

b. Pajak Restoran. c. Pajak Hiburan. d. Pajak Reklame.

e. Pajak Penerangan Jalan.

f. Pajak Pengambilan bahan galian golongan C

g. Pajak Parkir. ( Siahaan, P. Marihot, 2005 : Halaman 43)

2. Hasil Retribusi Daerah

Sesuai dengan ketentuan umum yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah dijelaskan bahwa Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi adalah :

“Pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau perizinan tertentu yang khusus disediakan dan diberikan oleh Peraturan Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan”.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Pajak dan Retribusi Daerah, jenis-jenis pungutan Retribusi Daerah yang dipungut oleh daerah digolongkan atas :


(50)

Retribusi Jasa Umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan umum dan kemanfaatan umum serta dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

Dengan Objek adalah pelayanan yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan umum dan kemanfaatan umum serta dinikmati oleh orang pribadi atau badan

Sedangkan yang menjadi Subjek Retribusi Jasa Umum adalah orang atau badan yang menggunakan/menikmati pelayanan jasa umum yang bersangkutan. (Siahaan, P, Marihot, 2005 : Halaman 437 )

Jenis-jenis Retribusi Jasa Umum adalah sebagai berikut : a. Retribusi Pelayanan Kesehatan.

b. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan.

c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akte Catatan Sipil.

d. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat. e. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum.

f. Retribusi Pelayanan Pasar.

g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor.

h. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran. i. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta.


(51)

B) Retribusi Jasa Usaha

Retribusi Jasa Usaha adalah retribusi atas jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta.

Dengan Objek Retribusi Jasa Usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial.

Sedangkan Subjek Retribusi Jasa Usaha adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati pelayanan jasa usaha yang bersangkutan. (Siahaan, P, Marihot, 2005 : Halaman 441)

Jenis-jenis Retribusi Jasa Usaha adalah : a Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah. b Retribusi Pasar Grosir dan Pertokoan. c Retribusi Tempat Pelelangan.

d Retribusi Terminal.

e Retribusi Tempat Khusus Parkir.

f Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa. g Retribusi Penyedotan Kakus.

h Retribusi Rumah Potong Hewan. i Retribusi Pelayanan Pelabuhan Kapal. j Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga. k Retribusi Penyebrangan di Atas Air. l Retribusi Pengolahan Limbah Cair.


(52)

m Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.

C) Reribusi Perizinan Tertentu

Retribusi Perizinan Tertentu adalah retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

Objek Retribusi Perizinan Tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Sedangkan yang menjadi Subjek Retribusi Perizinan Tertentu adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh izin tertentu dari Pemerintah Daerah. (Siahaan, P, Marihot, 2005 : Halaman 445)

Jenis-jenis Retribusi Perizinan Tertentu adalah : a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.

b. Retribusi Izin Tempat Gangguan.

c. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol. d. Retribusi Izin Trayek.


(53)

3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah lainnya yang dipisahkan.

Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) selanjutnya adalah hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan atau dengan kata lain adalah laba perusahaan-perusahaan milik daerah yang kontribusinya diharapkan dapat mengisi keuangan daerah. (Yani, Ahmad, 2008 : Halaman 73)

Adapun perusahaan-perusahaan milik daerah yang berdomisili dilingkungan Pemerintahan Kabupaten Karo adalah:

a. PT. Bank Sumut b. PDAM Tirtanadi

4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.

Dalam sektor ini Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sah merupakan usaha daerah yang dapat dilakukan oleh aparat Pemerintah Daerah yang dalam kegiatannya menghasilkan suatu barang atau jasa yang dapat dipergunakan oleh masyarakat dengan suatu ganti rugi yang seimbang. Sebagaimana sifatnya yang insidentil dan berbeda dengan pajak maupun retribusi daerah yang bersifat terus-menerus. (Yani, Ahmad, 2008 : Halaman 74)

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sah, yang terdapat dilingkungan Kabupaten Karo adalah :

a. Setoran Denda dari Dinas Perhubungan b. Jasa Giro


(54)

B. Gambaran Data Retribusi Pelayanan Pasar

Dalam Ketentuan Umum Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 Pasal 2 ayat 2, tentang Retribusi Daerah dijelaskan bahwa Retribusi Pelayanan Pasar adalah: “Fasilitas pasar tradisional/sederhana berupa pelataran dan losd yang dikelola oleh pemerintah daerah khusus disediakan untuk pedagang, tidak termasuk yang dikelola oleh BUMN, BUMD, dan pihak swasta.

Peraturan Pemerintah Kabupaten Karo Nomor 09 Tahun 2006 tentang Retribusi Pelayanan Pasar ditentukan beberapa ketentuan antara lain :

a. Ketentuan Umum

1. Daerah adalah Kabupaten Karo.

2. Pemerintah daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat Daerah Otonomi yang lain sebagi unsur Penyelenggara Pemerintah Daerah. 3. Bupati adalah Bupati Karo.

4. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Karo.

5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Karo.

6. Dinas adalah Dinas Pendapatan daerah Kabupaten Karo.

7. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang Retribusi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8. Pasar adalah tempat yang diberi batas tertentu dan terdiri dari halaman dan pelataran, bangunan berbentuk losd dan kios ataupun bentuk lainnya yang dikelola oleh Pemerintah kabupaten dan khusus


(55)

disediakan untuk tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang-barang maupun jasa.

9. Pasar Swasta adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang-barang maupun jasa yang disediakan oleh swasta.

10. Pasar Penampungan Sementara adalah Pasar yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Karo sebagai tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang-barang maupun jasa, akibat adanya rencana Pemerintah Pembangunan.

11. Pos Pegawai Hasil Bumi dan Ternak adalah tempat pemeriksaan dan atau mencek surat tanda membayar retribusi dari lokasi pasar di Kabupaten dan sekaligus tempat pembayaran retribusi pasar bagi setiap pengusaha atau perorangan, badan usaha yang tidak dapat menunjukan tanda bukti pembayaran retribusi pasar dan atau kekurangan pembayaran retribusi pasar atas barang yang dibawa.

12.Losd adalah bangunan tetap didalam lingkungan pasar berbentuk bangunan memanjang tanpa dilengkapi dinding.

13.Kios adalah bangunan di pasar yang beratap dan dipisahkan satu dengan yang lainnya dengan dinding pemisah mulai dari lantai sampai dengan langit-langit yang dipergunakan untuk usaha berjualan.

14.Tempat Pemberhentian Kendaraan adalah suatu tempat yang disediakan atau tempat khusus untuk dapat pemberhentian kendaraan bermotor di lingkungan pasar.


(56)

15.Retribusi Jasa Umum adalah retribusi atau jasa yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah Kabupaten untuk tujuan kepentingan dan pemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

16.Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi.

17.Perhitungan Retribusi Daerah adalah rincian besarnya Retribusi yang harus dibayar oleh wajib retribusi baik pokok Retribusi, Bunga, Kekurangan Pembayaran Retribusi, Kelebihan Pembayaran Retribusi maupun Sanksi Administrasi.

18.Pembayaran Retribusi Daerah adalah besarnya kewajiban yang harus dibayar oleh wajib Retribusi sesuai dengan SKRD dan STRD ke kas daerah atau ketempat lain yang ditunjukn dengan batas waktu yang telah ditentukan.

19.Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang.

20.Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat dengan STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi atau sanksi administrasi berupa bunga atau denda.


(57)

21.Surat Ketetapan Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya disingkat dengan SKDKB adalah surta keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi terutang, jumlah kredit retribusi, jumlah kekurangan pembayaran pokok retribusi, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar.

22.Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya disingkat dengan SKRDKBT adalah surat keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah retribusi yang telah ditetapkan. 23.Surat Setoran Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat dengan

SSRD adalah surat yang digunakan oleh wajib retribusi untuk melakukan pembayaran atau penyetoran retribusi yang terutang ke Kas daerah atau tempat lain yang ditentukan oleh Bupati.

24.Badan Usaha Milik Negara atau Daerah adalah bentuk persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan usaha lainnya. (Peraturan Daerah, Retribusi Pasar Pasal 1)

Dasar Hukum Yang Mengatur Pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar

Dasar hukum yang mengatur Pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar adalah : 1. Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 1999 jo Undang-Undang


(58)

2. Undang-Undang (UU) Nomor 25 Tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

3. Undang-Undang (UU) Nomor18 Tahun 2004 jo Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Sedangkan peraturan-peraturan yang mengatur mengenai Pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar adalah sebagai berikut :

1. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 66 Tahun 2001 Tentang Retribusi Daerah.

2. Peraturan Daerah (Perda) Nomor 09 Tahun 2006 Tentang Retribusi Pelayanan Pasar.

b. Ketentuan Pasar

Pasar disediakan untuk kepentingan umum tempat pertemuan antara penjual dengan pembeli untuk mengadakan transaksi jual beli hasil pertanian, non hasil pertanian, ternak dan barang dagangan lainnya serta tempat mengadakan usaha lain yang diizinkan Bupati.

Pasar terdiri dari Losd, Kios, stand atau lapangan terbuka seperti : 1) Losd :

a Losd kelas I dipergunakan sebagai tempat pemasaran vanili, coklat, kapulaga, asparagus, tembakau iris, kacang-kacangan yang telah dikupas, kemiri kupas dan sejenisnya.


(59)

b Losd kelas II dipergunakan sebagai tempat pemasaran kacang-kacangan yang belum di kupas, cengkeh, kopi, kemiri yang belum di kupas, tembakau daun, gula aren, bawang dan sejenisnya.

c Losd kelas III dipergunakan sebagai tempat pemasaran kain, barang kelontong dan sejenisnya.

d Losd kelas IV dipergunakan sebagai tempat pemasaran padi, sayur-mayur, buah-buahan dan bunga-bungaan secara eceran.

2) Lapangan Terbuka dipergunakan sebagai tempat pemasaran sayur-mayur, buah-buahan, bunga-bungaan, ternak, hasil kerajinan rakyat, kayu api, keranjang kulit hewan kering, ijuk, hasil hutan dan hasil pertanian lainnya.

3) Kios atau stand dipergunakan sebagai tempat pemasaran daging, ternak ayam, barang kelontong, buah-buahan, bunga-bungaan, kain atau pakaian jadi, barang kerajinan tangan, kebutuhan Sembilan Bahan Pokok lainnya serta berjualan makanan dan minuman. (Peraturan Daerah, Retribusi Pasar Pasal 3)

c. Objek dan Subjek Retribusi Pelayanan Pasar

Adapun yang menjadi Objek Retribusi menurut Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 09 Tahun 2006 Tentang Retribusi Pelayanan Pasar adalah pelayanan


(60)

penyediaan fasilitas pasar berupa Losd, Kios, atau Stand maupun Lapangan Terbuka yang disediakan untuk pedagang.

Sedangkan Subjek Retribusi Pelayanan Pasar menurut Peraturan Daerah (Perda) diatas adalah orang pribadi atau badan hukum yang menggunakan atau memanfaatkan fasilitas pasar. (Peraturan Daerah, Retribusi Pasar Pasal 5)

d. Prinsip dan Sasaran Dalam Penetapan Struktur dan Besarnya Tarif

Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur besarnya tarif Retribusi Pasar didasarkan kepada tujuan untuk biaya penyelenggaraan penyediaan pelayanan, penyediaan fasilitas pasar, biaya operasional, pengawasan dan biaya penyusutan dengan mempertimbangkan kemampuan masyarakat dan aspek keadilan.

Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan luas, jenis tempat, kelas pasar yang digunakan, struktur besarnya tarif retribusi di ukur berdasarkan jenis fasilitas, luas dan lama pemakaian fasilitas pasar.

Besarnya tarif retribusi sesuai dengan Peraturan Pemerintah Kabupaten Karo No. 09 Tahun 2006, Pasal 12 ditetapkan sebagai berikut :

No Jenis Fasilitas Tarif Retribusi

1 Losd Kelas I Rp. 3.500/m²/bulan

2 Losd Kelas II Rp. 2.500/m²/bulan

3 Losd Kelas III Rp. 1.000/m²/bulan

4 Losd Kelas IV Rp. 500/m²/bulan

5 Lapangan terbuka yang di batui Rp. 1.500/m²/bulan

6 Lapangan terbuka lantai tanah Rp. 1.000/m²/bulan


(61)

8 Kios dan stand diluar Kota Kabanjahe dan Berastagi Rp. 2.000/m²/bulan Tempat pemberhentian kenderaan (parkir) pada lokasi Pasar

:

- Mobil barang jenis truk

Rp.2.000.-/sekali parkir - Mobil barang jenis pick up, bus umum,

Rp.1.000.-/sekali parkir mobil penumpang umum, jeep, sedan/taxi

- Kereta Lembu/Kerbau dan Sado

Rp. 500.-/sekali parkir 9

- Beca barang/kereta sorong dan kenderaan roda 2 Rp. 500.-/sekali parkir Pengoperasian Timbangan dilokasi Pasar :

- Sayur-mayur dan buah :

- Pasar Berastagi, Kabanjahe dan Tigapanah

Rp. 4.000/hari/buah 10

- Diluar Pasar Kabanjahe, Berastagi dan Tigapanah

Rp. 2.000/hari/buah 11 Untuk hasil bumi seperti Air Mineral Dalam Kemasan yang

tidak diperjual belikan di pasar dan dibawa keluar daerah

dikenakan retribusi Rp. 0,15 / liter air

Sumber : Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo

Besarnya Retribusi sebagaiman dimaksud pada Pasal 11 Peraturan Pemerintah Kabupaten Karo No.09 Tahun 2006, Pasal 12 untuk pemakain tempat terhadap barang :

No Jenis Barang Tarif Retribusi

1 Kentang Rp. 1.000.- 1 Goni/Keranjang = ± 100 Kg. 2 Kol Bulat, gepeng Rp. 500.- 1 Keranjang= ± 100 Kg. 3 Bunga Kol Rp.500.-1 Keranjang= ± 100 Kg. 4 Sayur –sayuran Rp. 1.000.-1 Keranjang= ± 100 Kg. 5 Wortel Rp. 1.000.-1 Goni/Keranjang= ± 100 Kg. 6 Kacang-kacangan Rp. 1.000.-1 Goni= ± 125 Kg.

7 Bawang merah, Putih Rp. 2.000.-1 Goni= ± 100 Kg.

8 Cabai Merah Rp. 1.500.-1 Goni/Keranjang= ± 100 Kg 9 T o m a t Rp. 1.000.-1Keranjang= ± 70 Kg


(62)

10 Perai , Arcis Rp. 1.000.-1 Goni= ± 100Kg. 11 Bunga-bungaan segar Rp. 1.500.-1 Tutup

12 Daun tembakau Basah Rp. 1.000.-1 bal= ± 100 Kg. 13 Daun Tembakau Kering Rp. 2.000.-1 bal= ± 50 Kg. 14 Tembakau Iris RP. 3.000.-1 bal= ± 50 Kg.

15 Jagung RP. 1.000.-1 goni= ± 100 Kg.

16 Jeruk RP. 1.000.- 1 keranjang= ± 100 Kg 17 Buah-buahan RP. 1.000.-1 keranjang= ± 100 Kg.

18 Kelapa RP. 1.000.-1 goni= ± 100 Kg.

19 Kemiri Kupas RP. 2.500.-1 goni= ± 100 Kg. 20 Kemiri biji RP. 1.500.-1 goni= ± 100 Kg. 21 P a d i RP. 500.-1 goni= ± 100 Kg. 22 Cengkeh Kering Rp. 6.000.-1 goni= ± 100 Kg. 23 Vanili Basah Rp. 2.500.-1 goni= ± 100 Kg. 24 Vanili Kering Rp.10.000.-1 goni= ± 50 Kg. 25 Kopi Biji Rp. 1.500.-1 goni= ± 100 Kg.

26 Coklat Rp. 2.500.-1 goni= ± 100 Kg.

27 Kapulaga Rp. 1.000.-1 goni= ± 100 Kg.

28 Asparagus Rp. 5.000.-1 goni= ± 100 Kg.

29 Gula Aren Rp. 1.000.-= ± 100 Kg.

30 N e n a s Rp. 1.000.-1 keranjang= ± 100 Kg.

31 Pisang Rp. 500.-1 tandan

32 Bambu Rp. 500.-1 batang

33 Keranjang besar Rp. 1.000.-1 buah

34 J a h e Rp. 1.500.-1 goni= ± 100 Kg.

35 Kayu Manis Rp. 2.500.-1 goni= ± 100 Kg 36 T e b u Rp. 1.000.-1 ikat= ± 100 Kg.

37 Kerbau Dewasa Rp. 15.000.-1 ekor

38 Kerbau Anak Rp. 10.000.-1 ekor

39 Lembu Dewasa Rp. 15.000.-1 ekor

40 Lembu Anak Rp. 10.000.-1 ekor

41 Kambing Rp. 2.000.-1 ekor

42 Babi dewasa Rp. 2.000.-1 ekor

43 Babi Anak Rp. 1.500.-1 ekor

44 Ikan Mas, Nila, Lele Rp. 150= ± 1 Kg.

45 Ubi Taiwan Rp. 1.000.-1 goni= ± 50 Kg. 46 Kolang Kaling Rp. 500.-1 tandan

47 L a b u Rp. 100.-1 biji

48 Daun Bunga Lidah Buaya Rp. 1.000.- = ± 100 Kg. 49 Buah Kelapa Sawit Rp.5.000/ton


(63)

50 Durian Rp.1.000/goni/keranjang/100 kg. Sumber : Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo

e. Tata Cara Pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar

Tata cara pemungutan sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2006 Tentang Retribusi Pelayanan Pasar yang telah ditetapkan :

1. Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan adalah Tanda Pembayaran Retribusi

2. Hasil pemungutan Retribusi di setor ke Kas Daerah

3. Apabila dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat waktunya, kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi bunga sebesar 2,5% setiap bulan dari besarnya retribusi yang terutang yang tidak kurang bayar dan ditagih dengan menggunakan Surat Tagihan Retribusi Daerah. (Peraturan Daerah, Retribusi Pasar Pasal 14)

f. Ketentuan Larangan dan Ketentuan Pidana

Bagi Pedagang yang berjualan di pasar :

1. Berjualan di jalan masuk dan keluar atau jalan penghubung di dalam pasar.

2. Berjualan dengan menggunakan tempat pemberhentian kendaraan bermotor kecuali pada tempat yang telah disediakan untuk itu.

3. Melakukan permainan bentuk judi di dalam pasar.

4. Melakukan suatu perbuatan didalam pasar yang sifatanya mengganggu ketertiban umum


(64)

5. Memperdagangkan barang-barang didalam pasar yang dapat menimbulkan kebakaran dan meledak serta dapat membahayakan keselamatan umum bagi orang atau barang tanpa seizin Bupati.

6. Menyalakan atau mempergunakan api didalam pasar yang dapat mudah menimbulkan bahaya kebakaran.

7. Memakai tempat di dalam pasar melebihi dari batas areal yang telah ditetapkan.

8. Menolak petunjuk pejabat atau petugas pasar demi ketertiban, keselamatan dan kerapian di dalam pasar

9. Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini diancam dengan pidana kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah). (Peraturan Daerah, Retribusi Pasar Pasal 20)

g. Penyidikan

Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kabupaten yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku di wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan untuk melakukan tindak Wewenang Penyidik adalah :

1. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap tersebut menjadi lebih lengkap dan lebih jelas.


(65)

2. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana retribusi.

3. Meminta Keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang tindak pidana retribusi.

4. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana retribusi.

5. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti

pembukuan,pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut.

6. Menerima bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana retribusi.

7. Menyuruh berhenti atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa.

8. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi.

9. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau sanksi.

10. Menghentikan Penyidikan

11. Melakukan tindakan lain yang dianggap perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. (Suandy, Erly, 2005 : Halaman 250)


(66)

BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI

A. Dasar Penetapan Target Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah

Sebelum target penerimaan pajak maupun retribusi daerah ditetapkan pada awal tahun anggaran baru oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah, evaluasi terhadap realisasi penerimaan dari keseluruhan objek pajak, retribusi maupun sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) dilakukan secara bersama-sama oleh Sub Dinas Program dan Evaluasi serta Sub Dinas Penagihan. Hasil dari evaluasi tersebut akan dilaporkan kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah dan DPRD setempat. Evaluasi tersebut ditunjukan untuk menilai kinerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah dalam satu anggaran (tahun anggaran sebelumnya) sekaligus untuk menetapkan target penerimaan baru yang ditetapkan dengan persetujuan DPRD pada satu objek pajak maupun retribusi didasarkan pada hasil evaluasi kinerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah dalam usahanya memenuhi target penerimaan objek pajak atau retribusi tersebut pada tahun anggaran sebelumnya. (Sesuai Wawancara dengan Ibu Rosmiati Br.Karo selaku Kasi Penata Usahaan Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Pendapatan Lain-lain)

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 09 Tahun 2006 Tentang Retribusi Pelayanan Pasar di Kabupaten Karo, target penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar


(67)

ditetapkan guna direalisasikan dalam tahun anggaran yang baru oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo. Penetapan target Retribusi Pelayanan Pasar dilakukan dengan cara memperhitungkan tarif retribusi yangt berlaku dengan banyaknya jumlah fasilitas pasar yang tersedia di Kabupaten Karo.

Dasar lain yang digunakan dalam hal penetapan target penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar Di Kota Kabupaten Karo adalah dengan memperhatikan potensi pasar yang tersedia di Kota Kabupaten Karo. Dengan maksud dengan memperhitungkan jumlah Kios maupun Losd yang tersedia. Banyaknya jumlah Kios maupun Losd yang tersedia akan dikalikan dengan tarif perbulan maupun tarif pertahun Kios dan Losd tersebut. Berdasarkan dari hasil perhitungan tersebutlah penetapan target penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar untuk tahun anggaran baru, dan ditambah lagi dengan perhitungan yang diterima dari pedagang kaki lima yang nantinya akan memakai fasilitas pasar.( Suandy, Erly, 2005 : Halaman 244)

B. Jumlah Target dan Realisasi Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar

Kabupaten Karo sebagai salah satu Daerah Otonom yang memiliki hak otonomi. Sesuai dengan Undang-Undang (UU) Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Otonomi Daerah, Pemerintah Kabupaten Karo dituntut untuk mengisi keuangan daerahnya sendiri baik melalui pajak maupun retribusi maupun pajak daerah atau melalui sumber-sumber kekayaan daerah lainnya. Dengan adanya Peraturan Perundang-undangan tersebutlah, maka ditindak lanjuti dengan Peraturan Pemerintah


(68)

(PP) Nomor 66 Tahun 2001 Tentang Retribusi Daerah maka Pemerintah Kabupaten Karo berhak untuk memungut Retribusi Pelayanan Pasar yang mana nantinya kontribusi ini diharapkan dapat membantu pengisian keuangan daerah.

Dari tabel 2. 1 berikut ini dapat dilihat Realisasi Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar berdasarkan Rencana Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar dari Tahun Anggaran (TA) sampai dengan Tahun Anggaran 2008

Tabel 2. 1

Jumlah Target dan Realisasi Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar Kabupaten Karo dari TA 2006 s/d TA 2008

Tahun Target Realisasi Penerimaan Persen (%)

2006 1.725.504.925 1.478.384.847 85,67

2007 1.009.393.500 1.318.400.000 130,61

2008 1.027.339.250 1.006.600.000 97,98

Sumber : Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo

Berdasarkan tabel diatas Realisasi Penerimaan dalam tahun anggaran 2006 yaitu Rp. 1.478.384.847,- dimana rencana penerimaan yang telah ditetapkan semula yaitu Rp. 1.318.400.000,- Rencana Penerimaan yang ditetapkan hanya dapat dicapai sebesar 85,67%.

Selanjutnya untuk tahun anggaran 2007 realisasi penerimaan sebesar Rp. 1.318.400.000,- dan rencana penerimaan Rp. 1.009.393.500,- jadi target yang ditetapkan telah dapat mencapai 130,61%. Hal ini menunjukan bahwa tahun anggaran 2007 realisasi penerimaan lebih meningkat dari tahun sebelumnya (2006)


(69)

Untuk tahun anggaran 2008 rencana penerimaan retribusi pelayanan pasar Rp. 1.027.339.250,- dan realisasi penerimaannya Rp. 1.006.600.000,-. Rencana penerimaan hanya dapat dicapai 97,98%. Berarti realisasi penerimaan tahun anggaran 2008 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya (2007), walaupun belum bisa mencapai rencana penerimaan yang telah ditetapkan. Jadi ini semua tidak lepas dari kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam memenuhi kewajibannya terhadap objek retribusi pelayanan pasar dan kedisplinan aparatur kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo dalam menangani tugas-tugasnya terutama dalam hal pemungutan retribusi pelayanan pasar dan membukukannya.(Sumber : Daftar Realisasi Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar Kabupaten Karo)

C. Faktor Penghambat dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Melalui Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar

Tujuan dari masing-masing sumber pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi daerah sebagai perwujudan desentralisasi. (Yani, Ahmad, 2008 : Halaman 43)

Dari sumber Pendapatan Asli Daerah bagian Retribusi Pelayanan Pasar ini memberikan sumbangan yang cukup berarti, dimana untuk setiap jenisnya memberikan kontribusi yang berbeda-beda jumlahnya. Namun dalam praktik pelaksanan pemungutannya masih terdapat berbagai faktor penghambat kinerja baik


(70)

itu berasal dari dalam Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo sendiri maupun penghambat yang berasal dari luar Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo.

Faktor-faktor penghambat pelaksanaan pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar Pada Dinas Pendapatan Kabupaten Karo :

1. Faktor Penghambat

1) Kurangnya pengawas terhadap pegawai lapangan

Adapun faktor penghambat yang berasal dari dalam Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo sendiri adalah kurangnya pengawas terhadap pegawai lapangan. Hal ini mengakibatkan kurangnya kedisplinan petugas pengutipan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo dalam melaksanakan tugas-tugasnya terutama dalam hal pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar.

2) Kurangnya fasilitas sarana transportasi ke lapangan

Hal ini membuat petugas belum aktif menagih/memungut retribusi pelayanan pasar karena lokasi tempat wajib retribusi atau tempat pasar berbeda-beda, sehingga membutuhkan biaya tambahan untuk transportasi.

3) Sanksi terhadap wajib retribusi belum dilaksanakan

Sanksi yang terdapat dalam Peraturan Daerah sebagai kekuatan hukum belum dilaksanakan dengan baik. Hal ini terjadi karena aparat


(1)

D. Upaya Meningkatakan Pendapatan Asli Daerah Melalui Retribusi Pelayanan Pasar Kabupaten Karo

Salah satu yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo yang dapat meningkatkan Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar adalah melalui jalan penyuluhan dan pembinaan para petugas pemungut retribusi pasar. Penyuluhan dan pembinaan yang dilakukan dalam bentuk tatap muka atau melalui sarana lainnya yang dianggap dapat menyampaikan tujuan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo yang mana hasilnya diharapkan dapat memperbaiki kinerja petugas pemungut retribusi pasar.

Pengadaan sarana dan prasarana petugas pemungut retribusi pasar yang dimaksud di atas dilakukan secara bertahap oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan dan asset Daerah Kabupaten Karo. Dengan arti sarana dan prasarana yang nantinya akan digunakan oleh petugas pemungut retribusi pasar, pengadaannya dilakukan secara bertahap.

Penyuluhan yang diperuntukan bagi wajib Retribusi ini tidak hanya dilakukan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo, tetapi juga oleh aparatur pemerintah kota lainnya. Dengan dilakukannya penyuluhan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya retribusi pada tiap-tiap wajib retribusi yang akan dipergunakan untuk menjalankan roda Pemerintahan Kabupaten Karo dan untuk kemajuan pembangunan pasar. (Sumber Wawancara


(2)

bersama Bapak Safri Saleh Perangin-angin salah satu Staf di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo)


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan serta pembahasan materi pada bab-bab terdahulu, maka pada bab-bab terakhir ini Penulis mencoba untuk menarik beberapa kesimpulan dan mengemukakan pokok-pokok pikiran kedalam beberapa saran, yaitu :

A. Kesimpulan

1. Besarnya Retribusi Pelayanan Pasar ditetapkan menurut jenis barang dagangan yang diperdagangkan, pemakaian kios, stand, losd, pemakaian lapangan terbuka dan retribusi dipungut secara perhari dan perbulan dengan menggunakan karcis dan kwitansi Tanda Pembayaran Retribusi (TPR) yang ditetapkan sebagai bukti pembayaran. (Kurniawan, Panca, 2004 : Halaman 181)

2. Selama tahun anggaran 2006 s/d 2007 mengalami peningkatan walaupun ditahun 2008 mengalami penurunan hingga belum bisa mencapai rencana penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar Kabupaten Karo, dimana :

a. Tahun anggaran 2006 realisasi penerimaan Rp1.478.384.847,- mencapai 85,67 % dari rencana penerimaan Rp 1.725.504.925,-. b. Tahun anggaran 2007 realisasi penerimaan Rp 1.318.400.00,-


(4)

c. Tahun anggaran 2008 realisasi penerimaan Rp 1.006.600.000,- mencapai 97,98 % dari rencana penerimaan Rp 1.027.339.250,-(Sumber : Daftar Realisasi Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar Kabupaten Karo)

3. Kesulitan yang paling besar dalam pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar ini adalah masalah kurangnya kesadaran wajib retribusi pasar dalam membayar Retribusi yang dibebankan kepadanya. (Suandy, Erly, 2005 : Halaman 136)

4. Salah satu yang dilakukan oleh pemerintah setempat guna meningkatkan penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar adalah dengan mengadakan pendekatan kepada masyarakat pedagang melalui penyuluhan mengenai hak dan kewajibannya. Dengan demikian diharapkan agar masyarakat pedagang menyadari betapa pentingnya membayar kewajiban yang dibebankan kepadanya, karena nantinya akan dipergunakan untuk menjalankan roda pemerintahan Kabupaten Karo maupun pembangunan daerah. (Sumber Wawancara bersama Bapak Safri Saleh Perangin-angin salah satu Staf di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo)

B. Saran

Dari keseluruhan uraian penulisan laporan akhir Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini penulis mengemukakan beberapa saran antara lain :


(5)

1. Dalam pelaksanaan pemungutan retribusi pelayanan pasar ini, hendaknya petugas pemungut Retribusi Pelayanan Pasar lebih aktif dalam pemungutan dan menerapkan sanksi yang ada dalam Peraturan Daerah (Perda).

2. Peningkatan frekuensi penyuluhan dan pembinaan kepada wajib retribusi dengan penyuluhan langsung oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo.

3. Pemerintah Kabupaten Karo hendaknya memasyarakatkan retribusi lebih intensif, baik melalui artikel, tulisan, stiker maupun media sarana lainnya. 4. Wajib Retribusi hendaknya berperan aktif dalam hal pemeliharaan

fasilitas/asset pasar di Kabupaten Karo.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin, 1999. Ekonomi Pembangunan, STIE YKPN Yogyakarta. Waluyo, 2002. Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.

Kurniawan, Panca, 2004. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di Indonesia, Bayumedia Publishing, Jawa Timur.

Suandy, Erly, 2005. Hukum Pajak, Salemba Empat, Jakarta.

Siahaan, P. Marihot, 2005. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Yani, Ahmad, 2008. Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah di

Indonesia, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah .

Undang-Undang No.34 Tahun 2000 tentang Pajak dan Retribusi Daerah. Peraturan Daerah No. 33 Tahun 2004 tentang Pendapatan Asli Daerah.

Peraturan Daerah No. 42 Tahun 2004 tentang Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi. Peraturan Daerah No. 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.

Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah.