Pengujian BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

menggunakan potongan-potongan sandal karet sesuai kebutuhan perekat setiap lamina. Proses pengempaan dilakukan menggunakan mesin kempa dengan tekanan pengempaan dingin cold press berkisar 10 kgcm 2 . Pengempaan dengan perekat isosianat berdasarkan standar pabrikasi adalah sekitar 3 jam dengan pemeriksaan kondisi perekatan. Panel CLT dikeluarkan dari mesin pengempaan dan dikondisikan selama ± satu minggu dengan kelembaban relatifnya berkisar 60- 70 dan suhu ruangan 25 o C - 32 o C. Pembuatan contoh uji dilakukan setelah panel CLT disimpan dalam ruangan conditioning selama ± satu minggu.

3.4 Pengujian

Tahap selanjutnya dilakukan pengujian panel CLT. Pengujian yang dilakukan yaitu pengujian sifat fisis dan mekanis. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui nilai karakteristik panel CLT dari kayu sengon dengan menggunakan sambungan perekat. Pengujian sifat fisik meliputi kerapatan , kadar air KA, dan kembang susut panel CLT didasarkan pada standar ASTM D 143 2005 tentang Standard Methods of Testing Small Clear Specimens of Timber yang telah dimodifikasi. Pengujian sifat mekanik meliputi modulus of elasticity MOE, modulus of rupture MOR, keteguhan tekan sejajar serat, keteguhan rekat sesuai standar ASTM D 143 2005 tentang Standard Methods of Testing Small Clear Specimens of Timber dan pengujian delaminasi sesuai standar Japanese Agricultural Standard for Glued Laminated Timber Notification No. 234 tahun 2003 JPIC 2003. Gambar 5 Pola Potongan Contoh Uji. Keterangan: 1. Contoh uji MOE dan MOR 5cm x 15cm x 76cm 2. Contoh uji Keteguhan Tekan Sejajar Serat 2,5cm x 5cm x 10cm 3. a. Contoh uji Delaminasi Perendaman air dingin 5cm x 7,5cm x 7,5cm b. Contoh uji Delaminasi Perendaman air panas 5cm x 7,5cm x 7,5 cm 4. Contoh uji Keteguhan Rekat 5cm x 5cm x 5cm 5. Contoh uji Kerapatan, Kadar Air, dan Susut Kayu 5cm x 5cm x 5cm 6. Contoh uji Pengembangan Tebal 5cm x 5cm x 5cm Pengujian sifat fisis meliputi kerapatan, kadar air, kembang dan susut volume, serta delaminasi. Sedangkan untuk pengujian sifat mekanis adalah modulus of elasticity MOE, modulus of rupture MOR, keteguhan tekan sejajar serat, dan keteguhan geser rekat. Pola pemotongan contoh uji untuk pengujian sifat fisis dan mekanis dapat dilihat pada Gambar 5.

3.4.1 Kerapatan

Kerapatan merupakan nilai dari berat contoh uji sebelum di oven dibagi dengan volume sebelum di oven, yaitu pada kondisi kering udara. Volume contoh uji diukur dengan mengalikan panjang, lebar, dan tebalnya dengan alat pengukur kaliper VKU dan selanjutnya ditimbang BKU. Nilai kerapatan dihitung dengan rumus: Kerapatan gcm 3 =

3.4.2 Kadar Air

Kadar air merupakan hasil pembagian kandungan berat air terhadap berat kering tanur dari contoh uji. Berat air adalah selisih dari berat contoh uji sebelum di oven dikurangi berat kering tanur. Contoh uji kerapatan digunakan juga dalam menentukan kadar air. Contoh uji dalam keadaan kering udara ditimbang beratnya BKU dan dikeringkan dalam oven pada suhu 103 ± 2 o C selama 24 jam atau sampai mencapai berat konstan dan ditimbang sehingga diperoleh berat kering tanur BKT. Nilai kadar air dihitung dengan rumus: Kadar Air = x 100

3.4.3 Susut dan Kembang Volume

Pengujian susut kayu dirumuskan sebagai selisih antara volume awal VA dengan volume akhir VB dibandingkan dengan dimensi awalnya dan dinyatakan dalam persen. Contoh uji kerapatan dan kadar air digunakan juga dalam menentukan susut kayu. Contoh uji diukur tebal, lebar, dan panjang dengan menggunakan kaliper sehingga diperoleh dimensi awal. Contoh uji dioven pada suhu 103 ± 2 o C selama 24 jam. Contoh uji dikeluarkan dari oven kemudian diadakan pengukuran panjangnya kembali sehingga diperoleh dimensi akhir. Nilai susut volume dihitung dengan rumus: Susut Volume = x 100 Pengujian pengembangan dapat dirumuskan sebagai selisih antara volume akhir VB dengan volume awal VA dibandingkan dengan dimensi awalnya. Contoh uji diukur tebal, lebar, dan panjang dengan menggunakan kaliper sehingga diperoleh dimensi awal. Contoh uji direndam dalam air selama ± 1 minggu. Contoh uji dikeluarkan dari air kemudian diadakan pengukuran panjangnya kembali sehingga diperoleh dimensi akhir. Nilai pengembangan volume dihitung dengan rumus: Pengembangan volume = x 100

3.4.4 Delaminasi

Contoh uji delaminasi yang digunakan diambil dari bagian ujung panel CLT dengan ukuran panjang 7,5 cm. Pengujian delaminasi dilakukan dengan dua cara yaitu perendaman dalam air dingin dan air mendidih Gambar 6. a b Gambar 6 Pengujian delaminasi a air dingin, dan b air mendidih Perendaman dalam air dingin dilakukan dengan merendam contoh uji dalam air pada suhu ruangan selama 6 jam. Selanjutnya dikeringkan dalam oven pada suhu 40 ± 3 o C selama 18 jam. Perendaman dalam air mendidih dilakukan dengan merebus contoh uji dalam air mendidih ± 100 o C selama 4 jam kemudian dilanjutkan dengan merendamnya dalam air pada suhu ruangan selama 1 jam. Setelah itu contoh uji dikeringkan dalam oven pada suhu 70 ± 3 o C selama 18 jam. Kemudian dilakukan pengukuran persentase lepasnya bagian panjang rekat antar lamina rasio delaminasi dengan rumus: Rasio delaminasi = cm direkat yang rekat garis Panjang cm terbuka yang rekat garis Panjang x 100

3.4.5 Modulus of Elasticity MOE

Contoh uji untuk pengujian MOE dan MOR berukuran 5 cm x 12 cm x 76 cm untuk dimensi tebal, lebar, dan panjang. Pengujian MOE panel CLT dengan cara meletakkan CLT tersebut diatas dua perletakan dengan bentang antara keduanya diperoleh dari perbandingan panjang bentang dan tebal penampang panel CLT sekitar 14. Beban terpusat diberikan ditengah bentang dan besarnya defleksi dicatat setiap selang beban tertentu. Nilai MOE dihitung dengan rumus: MOE = 3 3 Ybh 4 PL ∆ ∆ Dimana: MOE : Modulus of elasticity kgcm 2 P : Besar perubahan beban sebelum batas proporsi kg L : Jarak sangga cm Y : Besar perubahan defleksi akibat perubahan beban cm b : Lebar contoh uji cm h : Tebal contoh uji cm

3.4.6 Modulus of Rupture MOR

Pengujian MOR panel CLT dilakukan bersama-sama dengan pengujian MOE dengan memakai contoh uji yang sama. Pengujian MOR dilakukan sampai panel CLT yang diberikan beban terpusat ditengah bentangnya mengalami kerusakan. Nilai MOR dihitung dengan rumus: MOR = 2 2bh PL 3 Dimana: MOR : Modulus of rupture kgcm 2 P : Beban maksimum kgf L : Jarak sangga cm b : Lebar contoh uji cm h : Tebal contoh uji cm Gambar 7 Pengujian lentur panel cross laminated timber kayu sengon.

3.4.7 Keteguhan Geser Rekat

Pengujian keteguhan geser rekat dilakukan dengan cara memberikan pembebanan yang diletakkan pada arah sejajar serat dengan meletakkan contoh uji secara vertikal. Nilai beban maksimum dibaca saat contoh uji mengalami kerusakan. Nilai keteguhan rekat dihitung dengan rumus: Keteguhan rekat kgcm 2 = direkat yang permukaan Luas maksimum Beban a b Gambar 8 a Contoh Uji, dan b pengujian keteguhan geser rekat

3.4.8 Keteguhan Tekan Sejajar Serat

Keteguhan tekan sejajar serat merupakan kemampuan kayu menahan gaya tekan sejajar arah serat dan mengakibatkan terjadi perpendekan kayu. Contoh uji dengan ukuran tebal, lebar, dan panjang masing-masing 2,5 cm, 5 cm, dan 10 cm diberikan beban pada arah sejajar serat pada kedudukan contoh uji vertikal, pemberian beban secara perlahan-lahan sampai contoh uji mengalami kerusakan. Beban tersebut merupakan beban maksimum yang dapat diterima oleh contoh uji. Nilai keteguhan tekan sejajar serat dihitung dengan rumus: Keteguhan tekan sejajar serat kgcm 2 = cm penampang Luas kg maksimum Beban 2 Gambar 9 Pengujian keteguhan tekan sejajar serat

3.5 Rancangan Percobaan dan Analisa Data