Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Penelitian 1. Bahan Penelitian Skoring Fragmen RAPD

BAB III BAHAN DAN METODE

3.1. Tempat dan Waktu

Tempat penelitian analisis DNA dilakukan di Common Laboratory SEAMEO BIOTROP dan laboratorium Silvikultur Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan pada bukan Februari 2011 sampai dengan Januari 2012. 3.2. Bahan dan Alat Penelitian 3.2.1. Bahan Penelitian Bahan tanaman yang digunakan berupa daun sengon yang berasal dari tegakan yang diambil secara acak di beberapa hutan rakyat di Jawa. Adapun daerah-daerah pengambilan sampel dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Lokasi tempat pengambilan sampel daun sengon pada hutan rakyat di Jawa Provinsi Kota Kabupaten Jumlah Sampel Jawa Barat Cianjur 25 Sukabumi 25 Garut 25 Subang 25 Kuningan 25 Tasikmalaya 25 Jawa Tengah Wonosobo 25 Jawa Timur Kediri 25 Lumajang 25 Total 225 Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1. Adapun secara garis besar bahan-bahan yang digunakan adalah: Nitrogen cair, buffer ekstrak CTAB Cetyl Trimethyl Ammonium Bromide, β─Mercaptoethanol, GenElute Plant Genomic DNA Miniprep Kit dari SIGMA, Chloroform: Isoamylalcohol, phenol, aquabidest, isopropanol dingin, etanol 70 dan buffer TE. Pada proses PCR bahan-bahan yang digunakan adalah: DNA template, Nuclease free water, primer random dan pereaksi PCR dNTP, Taq polymerase, Buffer PCR, dan MgCl 2 . Adapun bahan-bahan yang digunakan 11 dalam visualisasi DNA yaitu, agarose, aqudest, buffer TAE, loading dye, DNA marker, Etbr atau SYBR safe gel stain DNA. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran 2.

3.3. Prosedur Penelitian

Metode analisis DNA dengan RAPD dibagi menjadi tiga tahap yaitu ekstraksi DNA, proses PCR yang menghasilkan RAPD, skoring dan analisis data. Secara umum prosedur penelitian dengan metode RAPD dapat dilihat pada Gambar 1.

3.3.1. Ekstraksi DNA

Ekstraksi DNA merupakan metode pemisahan DNA dari bahan-bahan yang tidak diperlukan. Dalam penelitian ini, ekstraksi DNA Sengon dilakukan dengan dua metode, yaitu metode CTAB dan GenElute Plant Genomic DNA Miniprep Kit Gambar 1 Bagan tahapan penelitian Ekstraksi DNA Interpretasi dan Analisis Data Foto PCR primer terbaik Elektroforesis Agar 1,5, V : 100 volt PCR seleksi primer random Elektroforesis agar 1, V : 100 Volt PCR seleksi primer Sample daun Tidak Tidak deskriptif POPGEN NTSYS 12 dari SIGMA. Metode CTAB menggunakan larutan buffer CTAB Tris-HCL 1M, NaCl 5M, EDTA 0,5 M dan CTAB 10, dipilih karena lebih murah dan mudah dilakukan Rogers and Bendich 1994, diacu dalam Aritonang et al. 2007. Adapun langkah awal yang dilakukan dari 2 metode ini hampir sama yaitu, sampel daun Sengon 0,25 ─0,5 g digerus dengan bantuan nitrogen cair. Hasil gerusan dimasukkan ke dalam tube 2 ml yang telah diisi 1 ml buffer ekstrak CTAB dan 1 β-mercaptoethanol. Campuran divortex ± 2 menit, kemudian diinkubasi 65 C selama 30 menit setiap 10 menit campuran dihomogenkan dengan membolak- balikan tabung. Larutan ekstrak DNA dipurifikasi dengan menambahkan 750 µ l Chloroform, lalu campuran divortex dan disentrifugasi pada kecepatan 11.000 rpm selama 10 menit. Proses sentrifugasi dilakukan untuk memisahkan bahan- bahan kimia atau fase organik dari fase air berupa supernatan. Dari kedua fase tersebut yang digunakan untuk tahap selanjutnya adalah fase air yang berisi benang-benang nukleat. Supernatan dipipet kedalam tube 2 ml yang baru, proses purifikasi dilakukan sebanyak dua kali, hal ini bertujuan untuk memperoleh DNA yang memiliki tingkat kemurnian tinggi. DNA diendapkan dengan penambahan 1 ml isopropanol dingin. Kemudian dihomogenkan perlahan sampai terbentuk benang-benang putih. Campuran diinkubasi pada suhu -20 o C selama minimal 30 menit, kemudian pelet di sentrifugasi pada kecepatan 11.000 rpm selama 10 menit. Setelah itu pelet DNA dilarutkan dengan buffer TE. Selain itu dalam penelitian ini dilakukan juga modifikasi metode ekstraksi DNA menggunakan buffer CTAB dan menggunakan GenElute Plant Genomic DNA Miniprep Kit dari SIGMA. Dimana setelah mendapatkan supernatan dari ektraksi DNA dengan penggunaan buffer CTAB dilakukan load lysate dengan menambahkan column preparation 700 µ l kedalam binding column. Setelah itu dilakukan first column wash dengan menambahkan wash solution sebanyak 500 µ l. Adapun tahap terakhir yaitu tahapan elute DNA dengan menambahkan elution solution sebanyak 200 µ l. Karakteristik pita DNA dapat diamati dengan melakukan elektroforesis menggunakan gel agarose dengan konsentrasi sebesar 1. Gel yang telah dieletroforesis direndam di dalam Etbr 1x selama 30 menit. Gel divisualisasikan di dalam KODAK Gel Logic 200. 13

3.3.2. PCR Polymerase Chain Reaction

Proses amplifikasi DNA pada PCR membutuhkan bahan campuran yang terdiri dari buffer PCR, MgCl 2 , dNTP yang digunakan sebagai sumber nukleotida pada proses PCR gabungan dATP, dGTP, dCTP dan dTTP, Taq DNA polymerase, DNA hasil isolasi dan Nuclease Free Water Tabel 2. Sebelum dilakukan proses amplifikasi PCR harus dilakukan pengenceran DNA tamplate dengan Nuclease Free Water. Hal ini tergantung dari tebal dan tipisnya DNA genomik hasil ekstraksi. Mengacu pada Promega 2003, jumlah DNA yang diperlukan dalam proses PCR sangat sedikit yaitu sekitar 1 μl atau 10 ngμl. Untuk mengetahui konsentrasi DNA hasil ekstraksi dapat ditetapkan dengan melakukan elektroforesis menggunakan gel agarose. Hasil amplifikasi DNA dengan PCR ditentukan oleh primer oligonukleotida yang digunakan. Tabel 2 Komponen bahan untuk reaksi PCR. No Nama Bahan 1 Sampel Reaksi 1 2 3 4 5 6 7 DNA target Primer PCR buffer MgCl 2 dNTP Taq DNA polymerase Nuclease free water 2 µl 1,5 µl 5 µl 2,5 µl 0,5 µl 0,2 µl 13,3 µl Total Volume 25 µl Proses PCR dilakukan dengan menggunakan primer hasil seleksi. Adapun tahapan PCR yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Tahapan proses PCR Tahapan Suhu Waktu Jumlah Siklus o C menit Pre-denaturation Denaturation Annealing Extension Final Extension 95 95 37 72 72 2 1 2 2 5 1 35 35 35 1 14

3.3.3. Seleksi Primer

Primer adalah rantai pendek DNA yang dihasilkan secara buatan yang biasanya terdiri antara 10 –25 nukleotida Finkeldey 2005. Dalam teknik RAPD, umumnya primer yang digunakan berupa oligonukleotida yang memiliki panjang sebesar 10-mer yang dipilih secara acak dan minimum memiliki basa G dan C. Primer yang mempunyai panjang kurang dari 10-mer dapat digunakan tetapi akan menghasilkan produk amplifikasi yang lebih sedikit dan diperlukan metode pewarnaan yang lebih sensitif untuk mendeteksinya. Seleksi primer dimaksudkan untuk mencari primer acak yang menghasilkan penanda polimorfik, karena tidak semua primer nukleotida dapat menghasilkan produk amplifikasi primer positif dan dari primer positif tidak semuanya menghasilkan fragmen DNA polimorfik. Pada kegiatan ini dilakukan seleksi terhadap primer, yaitu golongan OPO, OPY, OPA, OPB, OPC dan OPD yang diproduksi oleh Operon Technology. Urutan basa primer yang dicobakan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Urutan basa nukleotida 41 primer Operon Technology yang dicobakan. No Primer Urutan Nukleotida No Primer Urutan Nukleotida 1 OPA-1 CAGGCCCTTC 21 OPC-2 GTGAGGCGTC 2 OPA-2 TGCCGAGCTG 22 OPC-3 GGGGGTCTTT 3 OPA-3 AGTCAGCCAC 23 OPC-4 CCGCATCTAC 4 OPA-4 AATCGGGCTG 24 OPC-5 GATGACCGCC 5 OPA-6 GGTCCCTGAC 25 OPC-6 GAACGGACTC 6 OPA-7 GAAACGGGTG 26 OPC-7 GTCCCGACGA 7 OPA-8 GTGACGTAGG 27 OPC-8 TGGACCGGTG 8 OPA-9 GGGTAACGCC 28 OPD-1 ACCGCGAAGG 9 OPA-10 GTGATCGCAG 29 OPD-2 GGACCCAACC 10 OPB-1 GTTTCGCTCC 30 OPD-3 GTCGCCGTCA 11 OPB-2 TGATCCCTGG 31 0PD-4 TCTGGTGAGG 12 OPB-3 CATCCCCCTG 32 OPD-5 TGAGCGGACA 13 OPB-4 GGACTGGAGT 33 OPD-6 ACCTGAACGG 14 OPB-5 TGCGCCCTTC 34 OPD-7 TTGGCACGGG 15 OPB-6 TGCTCTGCCC 35 OPD-8 GTGTGCCCCA 16 OPB-7 GGTGACGCAG 36 OPD-9 CTCTGGAGAC 17 OPB-8 GTCCACACGG 37 OPD-10 GGTCTACACC 18 OPB-9 TGGGGGACTC 38 OPU-5 TTGGCGGCCT 19 OPB-10 CTGCTGGGAC 39 OPY-5 GGCTGCGACA 20 OPC-1 TTCGAGCCAG 40 OPY-3 ACAGCCTGCT Dari hasil seleksi primer yang dilakukan hanya diambil 5 primer yaitu OPA- 2, OPA-3, OPB-10, OPY-5 dan OPU-5. Urutan nukleotida dari masing-masing 15 primer adalah OPA-2 TGCCGAGCTG, OPA-3 AGTCAGCCAC, OPB-10 CTGCTGGGAC, OPY-5 GGCTGCGACA dan OPU-5 TTGGCGGCCT. Hasil dari proses PCR tersebut dianalisis dengan melakukan proses elektroforesis menggunakan 1,5 gel agarose dalam larutan buffer TAE 1x dan distaining dengan menggunakan SYBR safe gel stain DNA.

3.4. Skoring Fragmen RAPD

Hasil PCR yang telah dielektroforesis dilakukan pengambilan foto dan dianalisis dengan melakukan skoring. Profil pita DNA hasil analisis RAPD diskoring dengan ada atau tidaknya hasil amplifikasi. Jika terdapat pita maka genotipe tersebut dinilai 1 dan jika tidak terdapat pita pada genotipe yang lain dinilai 0. Contoh proses skoring dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Cara analisis DNA dengan skoring

3.5. Data Analisis