pengalaman  Amerika   Serikat.  Atau   sebagai   proyek   khusus     menghadapi   persoalan tertentu – seperti sejarah kehadiran federasi di sejumlah Negara untuk mengakomodasi
keunikan, bahasa, misalnya, seperti terlihat dari pengalaman Papua, Aceh di Indonesia, Qubec di Canada, dsbnya.  Pengalaman sejumlah tempat tersebut menunujukan adanya
penerapan prinsip “desentralisasi asimetris” dengan diberikannya otonomi khusus.
2.  Asal Muasal Federasi
Proses kehadiran federasi pun juga beragam. Federasi Jerman terbentuk karena perubahan konstitusi yang dilakukan oleh Sekutu ketika Jerman kalah perang  melawan
Sekutu   tahun 1948. Federasi di India merupakan warisan kolonial coloniallegacy, sejak awal India  didesain  sebagai negara federasi  oleh  Inggris. Di Amerika  Serikat,
federasi terbentuk sebagai kompromi antara kehendak konfederasi, bahkan pembentukan Negara merdeka dengan hasrat sentralisasi yang kuat. Di Uni Soviet, federasi terbentuk
sebagai   akibat   dari   perubahan   konfigurasi   politik   menyusul   tumbangnya   regim feodalisme.   Sementara   di   Spanyol,   federasi   terbentuk   sebagai   akibat   perubahan
konstitusi menyusul meninggalnya Franco sebagai symbol dari kekuatan politik militer- represif yang sentralistik.
Federasi   berasal   dari   kata  foedus  yang   berarti   perjanjian.   Johannes  Althusius 1562-1638   dalam   bukunya  Politica  1603,   1610     memformulasikan   konsep
federalisme sebagai berikut: On all levels the union consociatio is composed of the units of the preceding
lower level --  the village  was a federal of union of families, the town a union of a guilds, the province a union of a towns, villages, the kingdom or state a union
of such provinces, and the empire  a union of such states and free cities -- so that when we arrive at the top, the members of a state regnum neither individual
persons  nor  families,   guilds,  or   other  such   lower   communities,   but  only   the provinces and free cities
Berbeda   dengan   konsep  Althusian   yang   melihat   federasi   sebagai   kumpulan
provinces  dan  free   cities,   konsep   federasi   Amerika   memandang   bahwa   federasi merupakan kumpulan individu warga negara.
Sebagai ideologi, federalisme mempercayai bahwa pengaturan ideal urusan-urusan antar manusia adalah dengan melihat perbedaan dalam persatuan. Dalam konteks ini,
federalisme dikenal sebagai:
13
a Ideologi pemusatan tanpa harus mempromosikan sentralisme, atau desentralisasi b Doktrin   penyeimbang,   sebagaimana   disebutkan   Proudhon   bapak   federasi
modern 250 tahun lalu,  hanya federasi longgar yang dapat memberikan solusi efektif  terhadap masalah kunci dari organisasi sosio-politis rekonsiliasi antara
kekuasaan dan kebebasan. Ia merumuskan Negara Federal ataupun federalisme sebagai:
 penghalang   sentralisasi   dan   penyeragaman,   sebaliknya   menjadi
pendorong distribusi kekuasaan dan penjamin keanekaragaman 
penakhluk autoritarianisme sekaligus karib demokrasi 
musuh ketertinggalan ekonomi sekaligus sahabat kemajuan ekonomi. 
senjata   pamungkas   bagi   ketimpangan   sosial   dan   spatial   sekaligus   alat mempromosikan keadialan sosial serta kesimbangan antar daerah.
Dicey,   memperlebarnya   dengan   mengidentifikasi   ide   federal   sebagai penuh   dengan   cita-cita   mencapai   keseimbangan   antara   sentralisasi     dan
desentralisasi, mencerminkan keinginan masyarakat untuk persatuan tetapi bukan kesatuan union but not unity. Dalam konteks ini, ide federasi singkatnya adalah
semacam   kompromi   yang   ditunjang   oleh   gambaran   saling   kontrol   antara kesatuan dan perbedaan, otonomi dan kedaulatan, nasional dan regional.
c Proyek teritorial dan non teritorial dalam masyarakat multietnis.
3. Prasyarat Federasi