BAHAN PENGANTAR DISKUSI  BENTUK NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Pengantar
Secara umum pemerintahan diartikan sebagai perbuatan, cara, atau tindakan urusan dari badan atau orang-orang yang memerintah. Pemerintahan juga dapat diartikan
sebagai   suatu   tindakan   atau   keputusan   pemerintah   dalam   kerangka   membangun   dan menata kepentingan pelayanan publik, baik dalam bentuk produk perundang-undangan,
maupun dalam bentuk program dan kegiatan pembangunan bagi masyarakat. Pemerintahan Nasional  dapat dipahami  urusan dari   sejumlah tugas dan fungsi
baik  secara   vertikal   maupun   horisontal     dalam   suatu  organisasi   pusat   atau   nasional negara berdasarkan norma    dan   gagasan sistematis untuk mengatur, mengurus dan
mewujudkan   kepentingan   rakyat.   Dan   untuk   melaksanakan   dan   mewujudkan kepentingan rakyat  dibutuhkan suatu wadah atau organisasi yang bernama negara.
Dalam mendirikan sebuah negara,  setidaknya diperlukan sejumlah syarat pokok antara lain   :   harus   ada   pemerintahan   yang   berdaulat,   rakyat,   wilayah   dan   pengakuan.
Pemerintahan   dalam   arti   luas,   pada   umumnya   mencakup   eksekutif,   legislatif   dan yudikatif.   Sedangkan   dalam   arti   sempit   adalah   eksekutif   sendiri,   yakni   kepala
pemerintahan beserta kabinetnya. Untuk mengetahui Pemerintah Nasional suatu negara,  setidaknya dapat dicerna
dari bentuk pertanggungjawaban atau relasi antara pemerintah  kepala pemerintahan dengan   rakyatnya.   Menurut   Maswadi   Rauf,   2009:23   ada   dua   bentuk   sistem
pemerintahan,   yakni   sistem   pemerintahan   parlementer   dan   sistem   pemerintahan presidensial.     Sistem   pemerintahan   presidensial   dengan   beberapa   perkecualian   telah
digunakan   dalam   masa   kemerdekaan     Indonesia.   Perkecualian   tersebut   adalah digunakannya sistem parlementer pada beberapa periode masa berlakunya UUD 1945,
yaitu pada tahun 1945-1949 di masa konstitusi RIS, 27 Desember 1949 sd 17 Agustus 1950. Dan pada masa UUD Sementara 1950, yang berlangsung dari Tahun 1950 sd
3
1959. Dan selanjutnya   dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 memberlakukan kembali UUD 1945, yaitu memberi kesempatan  sekali lagi bagi penggunaan sistem presidensial.
Sedangkan menurut Inu Kencana Syafiie 1992 secara umum ada dua bentuk negara, yakni   negara   kerajaan   dan   negara   Republik.   Sedangkan   sistem   pemerintahan   pada
umumnya terdiri dari beberapa bentuk, yaitu : 1. Sistem Pemerintahan Parlementer, yang kemudian dibagi lagi menjadi sistem
pemerintahan parlementer bercorak Republik dan   Kerajaan. Dalam sistem ini   akan   dilakukan   pengawasan   yang   ketat   terhadap   eksekutif   oleh   pihak
legislatif. Dengan demikian parlemen diberikan kekuasaan yang besar agar eksekutif   dapat   memberikan   perhatian   yang   lebih   besar   terhadap
kesejahteraan   rakyatnya.   Pemerintah   eksekutif   selaku   perdana   menteri bersama   kabinetnya   bertanggung   jawab   kepada   parlemen.   Contohnya
Malaysia. 2. Sistem Pemerintahan Campuran, yang kemudian dibagi lagi menjadi sistem
pemerintahan   campuran   bercorak   Desentralisasi   dan   Sentralisasi.     Dalam sistem ini akan dipadukan sejumlah hal-hal terbaik dari sistem parlementer
dan   presidensial,   dengan   harapan   dapat   menciptakan   pemerintahan   yang lebih demokratis  dan sejahtera bagi rakyat. Misalnya negara  Indonesia dan
Perancis. 3. Sistem Pemerintahan Presidensial, yang kemudian dibagi lagi menjadi sistem
pemerintahan presidensial bercorak Serikat dan Kesatuan. Dalam sistem ini presiden memiliki kekuasaan yang kuat, karena selain sebagai kepala negara
juga sebagai kepala pemerintahan. Oleh karena itu agar tidak menciptakan pemerintahan yang diktator dan otoriter maka diperlukan check and balance
antar lembaga tinggi negara, seperti negara AS. 4. Sistem pemerintahan Proletariat, yang kemudian dibagi lagi menjadi sistem
pemerintahan   proletariat   bercorak   multi   partai   dan   mono   partai.   Dalam sistem ini yang diupayakan sebenarnya adalah kesejahteraan rakyat, tetapi
karena   kemudian   rakyat   banyak   tersebut   dihimpun   dalam   organisasi kepartaian   komunis,   akhirnya   melahirkan   dominasi   partai   tunggal   yang
memiliki kekuasaan mutlak, Contohnya Republik Cina.
4
B. Klasifikasi Struktur Organisasi Negara dan Pemerintah