Obyek Penelitian Jenis Data Teknik pengambilan sampel Teknik pengumpulan data Definisi operasional variable penelitian

28 BAB III METODE PENELITIAN

A. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah perusahaan yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Desember 2011 – Mei 2015.

B. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung atau informasi yang diperoleh dari berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Data tersebut berupa referensi jurnal, laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, Indonesian Capital Market Directory ICMD dan informasi serta sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

C. Teknik pengambilan sampel

Sampel diambil berdasarkan metode purposive sampling, yaitu cara pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu. Sampel dipilih menggunakan metode purposive sampling , dengan kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia berturut-turut dari periode Desember 2011 sampai dengan Mei 2015. 2. Perusahaan yang tidak melakukan stock split selama periode Desember 2011 sampai dengan Mei 2015.

D. Teknik pengumpulan data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dengan melakukan teknik dokumentasi yaitu dengan mencatat atau mengkopi data yang tercantum dalam PT Bursa Efek Indonesia melalui laman web www.idx.co.id dan www.yahoo.finance.co.id serta berbagai literatur untuk penggunaan hasil penelitian dan konsep-konsep yang dibutuhkan.

E. Definisi operasional variable penelitian

Definisi operasional dan pengukuran variabel yang berhubungan dengan analisis portofolio optimal, yaitu : a. Realized Return R t adalah prosentase perubahan harga penutupan saham A pada bulan ke t dikurangi harga penutupan saham A pada bulan ke t -1 kemudian hasilnya dibagi dengan harga penutupan saham A pada bulan ke t-1. Jogiyanto, 2015 � = � � − � �− � �− Keterangan : R ti = return realisasi saham i P t = closing price saham i pada bulan ke t P t-1 = closing price saham i pada bulan ke t-1 b. Tingkat keuntungan yang diharapkan atau expected return tiap saham individual merupakan prosentase rata-rata realized return saham i dibagi jumlah realized return saham i. Jogiyanto, 2015 Dihitung dengan program Excel menggunakan rumus Average atau menggunakan rumus : E = ∑ � Keterangan : ER i = expected return R t = return realisasi saham i n = Jumlah realized return saham i c. Standar Deviasi SD digunakan untuk mengukur risiko dari realized return yang dapat dihitung dengan program Excel menggunakan rumus STDEV . = √∑ − ̅ − 1 = Jogiyanto, 2015 Keterangan : σ = standar deviasi SD x i = realized return ke-i saham i = rata-rata realized return saham n = jumlah realized return saham i d. Variance σ 2 i digunakan untuk mengatur risiko expected return saham i. Variance dapat dihitung dengan cara, yaitu mengkuadratkan standar deviasi atau dihitung dengan program Excel menggunakan rumur VAR atau menggunakan rumus : Var = σ 2 i Atau � = ∑ − ̅ − 1 = Jogiyanto, 2015 e. Beta β i merupakan sebuah indikator yang mencerminkan tingkat risiko yang terkandung dalam saham terhadap tingkat risiko pasar. Dengan mengetahui Beta saham, investor bisa mengukur tingkat sensitivitas saham terhadap risiko pasar yang ada., Beta menghitung keserongan slope realized return suatu saham dengan realized return pasar IHSG dalam periode tertentu. Beta digunakan untuk menghitung Excess Return to Beta ERB dan B j yang diperlukan untuk menghitung Cut-Off Point C i . Beta dapat dihitung dengan program Excel menggunakan rumus Slope. = � � Atau dapat diuraikan sebagai berikut = ∑ � − � . �� − �� �− ∑ �� − �� �= Jogiyanto, 2015 f. Alpha α i merupakan intercept realized return saham I dengan realized return pasar IHSG, membandingkan perhitungan realized return saham i dengan realized return pasar IHSG dalam periode waktu tertentu. Alpha digunakan untuk menghitung variance error e i . Alpha dihitung dengan program Excel menggunakan rumus Intercept atau menggunakan rumus : α i = R i – β i R m Keterangan : α i = alpha saham i β i = beta saham i R m = return pasar g. Variance error residual σ ei adalah varian dari residual error saham i yang juga merupakan risiko unik atau tidak sistematik, dihitung dengan menggunakan rumus : � � � = � − � ∗ Jogiyanto, 2015 Keterangan : σ 2 ei i = variance ei saham i σ 2 i = variance saham i σ 2 IHSG = variance pasar α i = alpha saham i h. Excess Return didefinisikan sebagai selisih return ekspektasian dengan return aktiva bebas risiko. Excess return to beta berarti mengukur kelebihan return relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan Beta. Rasio ERB ini juga menunjukkan hubungan antara dua faktor penentu investasi, yaitu return dan risiko. = − � Jogiyanto, 2015 Keterangan : ERB i = Excess Return to Beta saham i ER i = Expected return saham i Rf = risk freee rate of return β i = beta saham i i. Nilai A i dihitung untuk mendapatkan nilai A j dan B i dihitung untuk mendapatkan nilai B j keduanya diperlukan untuk menghitung C i . Penentuan nilai A i dan B i untuk masing saham ke-I sebagai berikut : = [ � − ] � � � Dan � = � � � Jogiyanto, 2015 ER i = expected return saham i R f = risk free rate of return β i = beta saham i σ ei = variance saham i unique risk j. Titik Pembatas C i merupakan nilai C untuk saham ke-I yang dihitung dari akumulasi nilai-nilai A 1 sampai dengan A i dan nilai- nilai B 1 sampai dengan B i. Nilai C i merupakan hasil bagi varian pasar dan return premium terhadap variance error saham dengan varian pasar dan sensitivitas saham individual terhadap variance error saham. = � ∑ � − � � � = 1 + � ∑ [ � � � ] = � = � ∑ = � 1 + ∑ = Jogiyanto, 2015 Keterangan : σ 2 m = variance realized return pasar IHSG k. Cut-Off Point C adalah nilai C i dimana nilai ERB terakhir kali masih lebih besar dari nilai C i . Jogiyanto, 2015. l. Proporsi dana Zi i masing-masing saham dalam portofolio optimal dihitung dengan program Excel menggunakan rumus IF atau menggunakan rumus : � = � � � � − ∗ Jogiyanto, 2015 Keterangan : βi = beta saham i � � = variance dari kesalahan residu sekuritas saham i ERB i = Excess Return to Beta saham i C = Cut-Off-Point m. Prosentase proporsi dana W i masing-masing saham pembentuk portofolio optimal dihitung dengan menggunakan rumus : = ∑ Jogiyanto, 2015 Keterangan : Wi = prosentase dana saham i Zi = proporsi dana saham i ∑z i = jumlah Z i n. Covariance adalah rata-rata penyimpangan masing-masing data, merupakan perbandingan perhitungan realized return saham A dengan realized return saham B. Covariance dihitung dengan program Excel menggunakan rumus Covar . o. Correlation atau koefisien korelasi antar saham merupakan perbandingan perhitungan realized return saham A dengan perhitungan realized return saham B dalam suatu periode tertentu. Koefisien korelasi antar dua kelompok data tersebut dihitung dengan program Excel menggunakan rumus Correl atau dengan rumus : � = � � . � Keterangan : rAB = koefisien korelasi saham A dan B � = � �� � saham A dan B α A = covariance saham A α B = covariance saham B p. Expected return portofolio ER p merupakan rata-rata tertimbang dari return individual masing-masing saham pembentuk portofolio, dihitung dengan menggunakan rumus : � = ∑ �. = Keterangan: ER p = Expected Return portofolio W i = proporsi dana saham i ER i = Expected Return saham i n = Jumlah dari sekuritas tunggal q. Risiko atau standar deviasi portofolio σ p merupakan rata-rata tertimbang dari standar deviasi individual masing-masing saham pembentuk portofolio, dihitung dengan menggunakan rumus: � � = ∑ �. �� = Keterangan : σ p = standar deviasi portofolio Xi = proporsi dana saham i σ i = standar deviasi saham i r. Beta portofolio β p merupakan rata-rata tertimbang dari beta individual masing-masing saham pembentuk portofolio, dihitung dengan menggunakan rumus : � = ∑ . = Keterangan : β p = beta portofolio X i = proporsi dana saham i β i = beta saham i s. Covariance σ p portofolio dihitung dengan rumus : � � = � . � σ p = covariance portofolio β p = beta portofolio σ p = covariance pasar

F. Analisis Data

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Terhadap Pengambilan Keputusan Investasi (Studi Kasus Saham Lq-45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014

1 27 99

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM-SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DENGAN MENGGUNAKANMODEL Pembentukan Portofolio Optimal Pada Saham-Saham Jakarta Islamic Index (Jii) Dengan Menggunakan Model Indeks Tunggal Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 20

0 4 14

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM-SAHAMJAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DENGAN MENGGUNAKAN Pembentukan Portofolio Optimal Pada Saham-Saham Jakarta Islamic Index (Jii) Dengan Menggunakan Model Indeks Tunggal Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2014.

0 2 15

ANALISIS INVESTASI DAN PENENTUAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2004 - 2008.

0 1 8

ANALISIS INVESTASI DAN PENENTUAN PORTOFOLIO SAHAM OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005-2008.

0 0 10

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM-SAHAM Analisis Portofolio Optimal Pada Saham-Saham Jakarta Islamic Index ( Jii ) Dengan Menggunakan Model Indeks Tunggal Dan Model Random Di Bursa Efek Indonesia ( BEI ).

1 0 13

PENDAHULUAN Analisis Portofolio Optimal Pada Saham-Saham Jakarta Islamic Index ( Jii ) Dengan Menggunakan Model Indeks Tunggal Dan Model Random Di Bursa Efek Indonesia ( BEI ).

0 0 7

Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Saham Indeks LQ 45 dengan Model Indeks Tunggal di Bursa Efek Indonesia.

0 0 1

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL (Studi Empiris pada Saham yang Masuk dalam Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia periode Desember 2012-November 2014).

0 0 161

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM-SAHAM INDEKS LQ45 DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 13