Analisis Pengaruh Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Terhadap Pengambilan Keputusan Investasi (Studi Kasus Saham Lq-45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014

(1)

i SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL TERHADAP PENGAMBILAN

KEPUTUSAN INVESTASI” (STUDI KASUS SAHAM LQ-45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE 2011-2014)

OLEH

IIN MARIA HATIKA R 110503305

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTERA MEDAN


(2)

ii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : IIN MARIA HATIKA R

NIM : 110503305

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

JUDUL :ANALISIS PENGARUH PORTOFOLIO

OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI (STUDI KASUS SAHAM LQ-45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2014

Tanggal... Ketua Departemen Akuntansi

(Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, M.A.F.I.S., Ak.)

Tanggal... Dekan


(3)

iii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

NAMA : IIN MARIA HATIKA R

NIM : 110503305

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

JUDUL :ANALISIS PENGARUH PORTOFOLIO

OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI (STUDI KASUS SAHAM LQ-45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2014

Medan, 2015 Menyetujui

Pembimbing


(4)

iv Pernyataan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Terhadap Pengambilan Keputusan Investasi (Studi Kasus Saham LQ-45 Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014)” adalah benar hasil karya saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 2015 Yang membuat pernyataan

Iin Maria Hatika R NIM: 110503305


(5)

v ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL TERHADAP PENGAMBILAN

KEPUTUSAN INVESTASI” (STUDI KASUS SAHAM LQ-45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE 2011-2014)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui expected return saham,

Variance, excess return to beta berpengaruh terhadap keputusan investasi baik

simultan maupun parsial pada perusahaan LQ45 yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Populasi penelitian ini yaitu sebanyak 45 perusahaanLQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2011-2014.Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling berjumlah 23perusahaan.Data diolah menggunakan metode uji statistik regresi linier berganda. Hasil penelitian ini membuktikan portofolio optimal(expectied return , Variance Return dan

Expectied Return to Beta) tidak berpengaruh secara simultan terhadap keputusan

investasi.Pengujian secara parsial hanya variabel Variance Return yang berpengaruh signifikan, sedangkan Expectied Return dan Expectied Return to

Beta tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi

Kata kunci :Portofolio optimal(expectied return , Variance Return,Expectied Return to Beta) dan Keputusan Investasi


(6)

vi ABSTRACT

OPTIMAL ANALYSIS OF EFFECT OF PORTFOLIO USING SINGLE INDEX MODEL OF INVESTMENT DECISION "(CASE STUDY OF

SHARES LQ-45LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIOD 2011-2014)

The purpose of this study was to determine the expected return of stocks, Variance, excess return to beta effect on investment decisions either simultaneously or partially on LQ45 companies listing on the Indonesian Stock Exchange (BEI). The study population as many as 45 companies LQ45 listed in the Indonesia Stock Exchange since 2011-2014. Samples were selected using purposive sampling method amounted to 23 companies. The data is processed using multiple linear regression test. The research results prove the optimal portfolio (expectied return, variance and Expectied Return Return to Beta) no effect simultaneously on investment decisions. Only partial testing Return Variance variable that significantly, while Expectied Return and Expectied Return to Beta does not significantly influence the investment decision

Keywords : Optimal portfolio (expectied return, Variance Return, ExpectiedReturn to Beta) and Investment Decisions


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa hingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun laporan skripsi ini dengan judul “Analisis Pengaruh Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Terhadap Pengambilan Keputusan Investasi(Studi Kasus Saham LQ-45 Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014)”

Penulis banyak menerima bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

2. BapakDr. Syafruddin Ginting Sugihen, M.A.F.I.S, Ak. Selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Drs. Firman Syarief, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Yeti Meliany Lubis, SE, M.Si, AK, CA selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan bantuan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini hingga selesai. Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM,


(8)

viii

Ak dan Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku dosen penguji yang memberikan saran untuk penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Murni Daulay, MA,Ak, ibu Dra. Sri Muliani MBA, Ak dan ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si,Ak selaku dosen pembanding yang telah memberikan banyak masukan dan saran kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen serta pegawai akademik di Program Studi S1 Akuntansi Universitas Sumatra Utara.

7. Untuk orang tua tersayang Papa saya G. Rumapea dan Mama saya S. Saragi Sitio yang selalu memberikan motivasi, semangat, doa dan dukungan moril maupun dukungan materil yang diberikan dengan tulus dari awal hingga kini,sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Abang saya Jones dan Victor serta kaka saya Eva dan Apry terimakasih selalu memberikan dukungan, doa dan semangat untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan maupun kesalahan karena keterbatasan dan pengulasan skripsi. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan 2015 Penulis

Iin Maria Hatika R 110503305


(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... . i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... . xii

BAB I PENDAHULUAN ... .. 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. PerumusanMasalah... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian... 9

1.1.1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis ... 11

2.1.1. Pengertian Investasi ... 11

2.1.2. Return ... 14

2.1.3. Risiko ... 15

2.1.4. Excess Return to Beta ... 18

2.1.5. Portofolio ... 20

2.1.5.1. Portofolio Efisien ... 21

2.1.5.2. Portofolio Optimal ... 23

2.1.6. Portofolio Optimal Berdasar Model Indeks Tunggal .. 26

2.1.7. Keputusan Investasi ... 28

2.1.8. Saham LQ- 45 ... 30


(10)

x

2.3. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 35

2.3.1. Kerangka Konseptual ... 35

2.3.2.Pengaruh Expected Return Saham Terhadap Investasi 36 2.3.3. Pengaruh Variance Terhadap Invesatsi 45 ... 37

2.3.4. Pengaruh Excess Return To Beta Terhadap Investasi. 38

2.3.5. Pengaruh Portofolio Optimal Terhadap Investasi ... 39

2.3.6. Pengaruh Expected Return Saham, Variance, Excess Return To Beta dan Portofolio Optimal Terhadap Investasi 39 1.1.2 BAB III METODE PENELITIAN... 41

3.1. Jenis data ... 41

3.2. Metode Pengumpulan Data ... 41

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 41

3.3.1 Populasi Penelitian ... 41

3.3.2 Sampel Penelitian ... 41

3.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 44

3.4.1 Variabel Independen ... .... 44

3.4.1.1 Expected Return Saham... 44

3.4.1.2 Variance Return ... 45

3.4.1.3 Excess Return to Beta ... 45

3.4.1.4 Portofolio Optimal ... 46

3.4.2 Variabel Dependen ... 47

3.5 Metode Analisis Data ... 49

3.5.1 Uji Asumsi Klasik ... 49

3.5.1.1 Uji Normalitas ... 49

3.5.1.2 Uji Autokorelasi ... . 50

3.5.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 51

3.5.1.4 Uji Multikolinearitas ... 52

3.6. Pengujian Hipotesis ... 52


(11)

xi

3.6.2 Uji Parsial (Uji t) ... 53

3.6.3 Uji Pengaruh Simultan (Uji F) ... 54

3.6.4 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 55

1.1.3 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56

4.1 Deskriptif Data ... 56

4.2 UjiAsumsiKlasik ... 58

4.2.1. UjiNormalitas ... 58

4.2.2. UjiNormalitas Setelah Di transformasi ... 59

4.2.3. UjiMultikolonieritas ... 62

4.2.4. UjiHeteroskedastisitas ... 63

4.2.5. UjiAutokolerasi ... 64

4.3 Hasil Analisis Data Hipotesis Pertama... 64

4.3.1 Uji Signifikansi Simultan ... 64

4.3.2. UjiSignifikansiParsial ... 66

4.3.2.1 Pengaruh Portofolio Optimal dari Expected Return terhadap Keputusan Investasi ... ... 66

4.3.2.2 Pengaruh Portofolio Optimal dari VarianceReturn terhadap keputusan Investasi ... ... 67

4.3.2.3 Pengaruh Portofolio Optimal dari Expected Return to Beta terhadap keputusan Investrasi .. ... 68

4.3.3. Regresi Linier Berganda ... 69

4.3.4 .KoefisienDeterminasi ... 70

4.5 PembahasanHasilPenelitian ... 71

4.5.1. Hasil Uji Simultan (F) ... 71

4.5.2. Hasil Uji Parsial (t) ... 71

4.5.2.1. Pengaruh portofolio optimaldari Expectied Return terhadap keputusan investasi ... 71

4.5.2.2. Pengaruh portofolio optimaldari Variance Return terhadap keputusan investasi ... 72


(12)

xii

4.5.2.3. Pengaruh portofolio optimaldari Expectied Return

to Beta terhadap keputusan investasi ... 73

1.1.4 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... 74

5.2. Keterbatasan Penelitian ... 74

5.3.Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1Ringkasan Penelitian Sebelumnya ... 33

Tabel 3.1Daftar Perusahaan Dalam Indeks LQ-45 ... 42

Tabel 3.2Ringkasan Definisi Operasional dan Variabel Penelitian ... 40

Tabel 4.1 Descriptive Statistics ... 56

Tebel 4.2 Uji Normalitas Data ... 59

Tebel 4.3 Uji Normalitas Data Setelah Transformasi ... 61

Tebel 4.4Uji Multikolinieritas ... 62

Tebel 4.5Hasil Uji Multikolonieritas Setelah Transformasi ... 62

Tebel 4.6Autokolerasi 64 Tebel 4.7Uji F 64

Tebel 4.8Hasil Uji Statistik t ... 66

Tebel 4.9Hasil Regresi Berganda ... 69


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1Portofolio Efisien dan Tidak Efisien ... 23

Gambar 2.2 Portofolio yang Optimal ... 25

Gambar 2.3 Kerangka Konsep ... 36

Gambar 4.1Grafik Histogram Setelah Transformasi ... 60

Gambar 4.2Kurva PP-Plots Setelah Transformasi ... 60

Gambar 4.3 Scatterplot ... 63

Gambar 5.6. Kurva Pengujian Hipotesis ... 65

Gambar 5.6. Kurva Pengujian Hipotesis ... 67

Gambar 5.7. Kurva Pengujian Hipotesis ... 65

Gambar 5.8. Kurva Pengujian Hipotesis ... 67


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1………... 78

LAMPIRAN 2………...… 79

LAMPIRAN 3 ………..………... 80

LAMPIRAN 4 ………..…… 81


(16)

v ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL TERHADAP PENGAMBILAN

KEPUTUSAN INVESTASI” (STUDI KASUS SAHAM LQ-45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE 2011-2014)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui expected return saham,

Variance, excess return to beta berpengaruh terhadap keputusan investasi baik

simultan maupun parsial pada perusahaan LQ45 yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Populasi penelitian ini yaitu sebanyak 45 perusahaanLQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2011-2014.Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling berjumlah 23perusahaan.Data diolah menggunakan metode uji statistik regresi linier berganda. Hasil penelitian ini membuktikan portofolio optimal(expectied return , Variance Return dan

Expectied Return to Beta) tidak berpengaruh secara simultan terhadap keputusan

investasi.Pengujian secara parsial hanya variabel Variance Return yang berpengaruh signifikan, sedangkan Expectied Return dan Expectied Return to

Beta tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi

Kata kunci :Portofolio optimal(expectied return , Variance Return,Expectied Return to Beta) dan Keputusan Investasi


(17)

vi ABSTRACT

OPTIMAL ANALYSIS OF EFFECT OF PORTFOLIO USING SINGLE INDEX MODEL OF INVESTMENT DECISION "(CASE STUDY OF

SHARES LQ-45LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIOD 2011-2014)

The purpose of this study was to determine the expected return of stocks, Variance, excess return to beta effect on investment decisions either simultaneously or partially on LQ45 companies listing on the Indonesian Stock Exchange (BEI). The study population as many as 45 companies LQ45 listed in the Indonesia Stock Exchange since 2011-2014. Samples were selected using purposive sampling method amounted to 23 companies. The data is processed using multiple linear regression test. The research results prove the optimal portfolio (expectied return, variance and Expectied Return Return to Beta) no effect simultaneously on investment decisions. Only partial testing Return Variance variable that significantly, while Expectied Return and Expectied Return to Beta does not significantly influence the investment decision

Keywords : Optimal portfolio (expectied return, Variance Return, ExpectiedReturn to Beta) and Investment Decisions


(18)

xvi BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Investasi merupakan penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu yang relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Investasi berkomitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Dalam melaksanakan suatu investasi, Fabozzi (1999) mengatakan bahwa analisis investasi sering menghadapi masalah yaitu tentang penaksiran risiko yang dihadapi investor. Investor yang rasional akan menginvestasikan dananya dengan memilih saham yang efisien, yang memberi return maksimal dengan risiko minimal. Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini untuk dialihkan pada aktiva produktif selama jangka waktu tertentu dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang (Halim, 2005:4). Investasi dilihat dari bentuknya, dibagi menjadi dua yaitu real investment (investasi pada aset berwujud) dan financial investment (investasi pada surat-surat berharga). Teori keuangan menjelaskan bahwa bila risiko investasi meningkat maka tingkat keuntungan yang disyaratkan investor semakin besar. Untuk mengurangi kerugian/ risiko investasi maka investor dapat berinvestasi dalam berbagai jenis saham dengan membentuk portofolio. Risiko saham secara umum dibedakan menjadi dua, yaitu risiko sitematis dan risiko tidak sistematis. Risiko investasi yang dapat dihindari melalui diversifikasi saham dengan membentuk


(19)

xvii

portofolio optimal, yaitu mengalokasikan sejumlah dana pada berbagai alternatif investasi yang bernilai positif. Pada umumnya investor adalah risk averse. Risk

Averse adalah investor yang jika dihadapkan pada dua pilihan investasi dengan

tingkat pengembalian yang diharapkan sama dan risiko berbeda, maka investor memilih investasi denga tingkat risiko lebih rendah, dan jika mempunyai beberapa pilihan portofolio efisien, maka portofolio optimal yang dipilih.

Elton dan Gruber (1977) menjelaskan bahwa analisis portofolio adalah berkenaan dengan keinginan memperoleh sekelompok sekuritas untuk dipegang, diberikan kekayaan oleh setiap sekuritas tersebut. Portofolio dikategorikan efisien apabila memiliki tingkat risiko yang sama, mampu memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi, atau mampu menghasilkan tingkat keuntungan yang sama, tetapi dengan risiko yang lebih rendah. Portofolio optimal merupakan sesuatu yang unik atas investasi pada aset berisiko. Investasi yang realistik akan melakukan investasi tidak hanya pada satu jenis investasi, akan tetapi melakukan diversifikasi pada berbagai investasi dengan pengharapan akan meminimalkan risiko dan memaksimalkan return.

Investasi dalam bentuk portofolio saham tersebut merupakan salah satu pilihan dalam “bermain” di pasar modal. Sesuai dengan ungkapan “jangan

meletakkan semua telur dalam satu keranjang”, maka pembentukan portofolio

saham dimaksudkan untuk meminimalisir risiko yang tidak sistematis dari masing-masing saham pembentuk portofolio. Dalam portofolio terdapat banyak kombinasi saham yang dapat dipilih oleh seseorang investor. “Seseorang investor yang rasional, tentu akan memilh portofolio yang optimal” (Jogiyanto,2003:179).


(20)

xviii

Untuk menentukan portofolio yang optimal, yang pertama kali dilakukan adalah menentukan portofolio yang efisien. Portofolio efisien adalah portofolio yang berada di dalam kelompok yang layak menawarkan ke pada investor, return yang maksimum atas berbagai level risiko dan juga risiko minimum untuk berbagai level return ekspektasi. Portofolio-portofolio efisien merupakan portofolio-portofolio yang baik, tetapi bukan yang terbaik. Jogiyanto (2013:307) menjelaskan bahwa “portofolio optimal merupakan bagian dari portofolio-portofolio efisien. Suatu portofolio-portofolio optimal juga sekaligus merupakan suatu portofolio efisien, tetapi suatu portofolio efisien belum tentu portofolio optimal”. Setelah diketahui portofolio yang efisien kemudian dibentuk portofolio optimal untuk menjadi portofolio yang terbaik.

Kondisi inflasi di Indonesia yang relatif tinggi, mendorong investor untuk mengurangi penempatan dana di deposito karena hasilnya yang tidak optimal. Salah satu alternatif investasi yang diharapkan mampu untuk memberikan return positif di atas tingkat inflasi adalah melalui investasi di pasar modal. Namun yang menjadi masalah adalah pada saham mana yang akan diinvestasikan. Mengingat jumlah saham yang terdaftar di bursa efek Indonesia cukup besar yaitu hampir mencapai 500 emiten, maka pemilihan saham yang baik adalah faktor penentu utama agar return yang diperoleh dapat optimal. Secara historis investasi di pasar modal memberikan return yang lebih tinggi dibandingkan dengan investasi bentuk lainnya. Investasi di pasar modal dalam bentuk saham memungkinkan investor memperoleh return diatas inflasi, namun investasi saham juga memiliki tingkat risiko yang lebih besar pula. Untuk mengurangi risiko tersebut adalah dengan


(21)

xix

melakukan diversifikasi melalui pembentukan portofolio yang berisikan lebih dari satu saham. Untuk itu di perlukan suatu analisis terhadap portofolio yang kita bentuk sehingga nantinya didapatkan suatu portofolio yang maksimal yang mana saham-saham yang ada didalam portofolio tersebut mampu menghasilkan return yang maksimal dengan risiko yang terbatas.

Investasi merupakan penanaman sejumlah dana atau barang yang diharapkan akan memberikan keuntungan dikemudian hari. Pandangan modern kini tidak hanya terfokus pada perbankan sebagai tempat berinvestasi di pasar modal yang memiliki tingkat keuntungan lebih besar dibandingkann deposito pada pasar uang. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan yang memperjual belikan sekuritas dalam jangka panjang dalam bentuk hutang maupun modal sendiri. Sebagai alternatif investasi jangka panjang, pasar modal menawarkan berbagai pilihan berinvestasi dengan tingkat risiko dan keuntungan yang berbeda-beda. Hal tersebut karena adanya perbedaan faktor internal (manajemen, pemasaran, keuangan, kualitas produk, dan kemampuan bersaing) dan faktor eksternal (kebijakan pemerintah, keadaan politik dan ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, selera, daya beli masyarakat, dan pesaing) yang akan mempengaruhi investor untuk berinvestasi pada pasar modal.

Penelitian ini menggunakan kelompok saham LQ-45 karena merupakan saham likuid kapitalisasi pasar yang tinggi dan merupakan saham yang aman dimiliki karena fundamental kinerja saham tersebut bagus, sehingga dari risiko kelompok saham LQ-45 memiliki risiko terendah dibandingkan saham-saham lain. Karakteristik saham LQ-45 ini dapat mewakili kinerja portofolio saham,


(22)

xx

dimana penilaian kinezrja portofolio dilihat dari dua sisi yaitu hasil dan risiko (Sartono, 1998).

Peneliti terdahulu mengenai penggunaan model indeks tunggal dalam pembentukan portofolio menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Bawasir (1994) menggunakan Cut-off Rate dalam memilih saham untuk membentuk portofolio optimal dengan batas efisiensi C*. Penelitian memfokuskan pada pengujian perbedaan pilihan portofolio antara investor domestik dengan investor asing. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara investor domestik dengan investor asing dalam pemilihan saham pembentuk portofolio optimal. Investor domestik dan investor asing tidak memilih saham dalam batas efisisen C* untuk membentuk portofolio. Rasionalitas investor dilihat dari cara mereka menentukaan portofolio optimal, yang dipengaruhi oleh preferensi investor terhadap return dan risiko.

Hasil penelitian Wahyudi (2000) yang menggunakan model indeks tunggal dengan membentuk indeks pasar sendiri (securities selection) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara beta dengan return saham. Hasil penelitian juga menyatakan bahwa terdapat korelasi positif antara excessreturn to beta saham dengan return rata-rata saham di masa mendatang.

Sugeng Wahyudi (2005) meneliti aplikasi metode single index model pada penentuan portofolio investasi tahunan pada saham LQ 45 di BEI. Hasil penelitian menunjukan bahwa besarnya koefisien beta antar periode pengamatan selalu tidak stabil. Selain itu juga diketahui bahwa melalui aplikasi metode single index


(23)

xxi

modelbasis triwulan dapat digunakan sebagai prediksi untuk portofolio tahunan

pada kurun waktu tahun yang sama.

Penelitian Indrawati (2005) juga menggunakan model indeks tunggal untuk membentuk portofolio yang efisien, yaitu portofolio yang terdiri dari saham-saham teraktif yang dibagi dalam dua periode dan mempunyai

ExcessReturn to Beta tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara nilai

beta dengan frekuensi keaktifan saham tidak menunjukkan hubungan searah (negatif). Hal ini berarti nilai beta yang besar tidak selalu menunjukkan frekuensi perdagangan saham tersebut tinggi atau sebaliknya.

Penelitian yang lain juga dilakukan oleh R. Agus Sartono (2006) meneliti perbandingan antara metode Markowitz dan MeanAbsolute Deviation dalam menghitung VAR Portofolio Optimal yang menyimpulkan bahwa ada korelasi positif antara standar deviasi dan return portofolio, baik pada portofolio-portofolio yang dihasilkan metode Mean-Variance maupun metode Mean-Absolute

Deviation. Namun secara statistik, korelasi ini tidak cukup kuat. Dapat

disimpulkan bahwa standar deviasi tidak cukup baik sebagai tolok ukur risiko suatu portofolio.

Nurul Sulistyowati (2012) melakukan analisis data dengan menggunakan metode indeks tunggal untuk menentukan set portofolio yang efisien, dengan membandingkan rata-rata frekuensi perdagangan saham yang bukan menjadi kandidat portofolio optimal.

M. Arenas Parra (2001) meneliti tentang pendekataan fuzzy goal programming untuk pemilihan portofolio dengan hasil penelitiannya yaitu


(24)

xxii

menggunakan teori fuzzy mengakui tingkat likuid subjektif untuk mengukur dan menyertakan ke dalam kerangka label linguistik dan ekspresi yang memiliki representasi melalui bilangan fuzzy yang digunakan dalam melakukan penelitian.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian ulang Nurul Sulistyowati yang berjudul “ Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Untuk Pengambilan Keputusan Investasi”. Dengan mengambil variabel Expected Return Saham, Variance, Excess

Return to Beta, Portofolio Optimal, dan Expected Return Portofolio yang terdapat

dalam penelitian tersebut.

Hal yang membedakan penelitian Nurul Sulistyowati dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan dan tahun perusahaan yang diteliti. Dalam penelitian Nurul Sulistyowati variabel yang digunakan adalah Expected Return

Saham (E(Ri)), Var (σ2), Excess Return to Beta (ERB), Cut-Off Rate (Ci), Kriteria Portofolio Optima, Zi, Expected Return Portofolio (E(Rp)), dan Varian Portofolio. Sedangkan dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah Expected Return Saham (E(Ri)), Variance (σ2), Excess Return to Beta (ERB), Portofolio Optimal, dan Expected Return Portofolio (E(Rp)) dan meneliti indeks LQ- 45 dimana Indeks LQ- 45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar. Sehingga perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ- 45 merupakan perusahaan yang memiliki kinerja perusahaan yang baik.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, peneliti berminat untuk meneliti kembali pengaruh portofolio optimal menggunakan model indesks tunggal pada


(25)

xxiii

keputusan investasi. Kondisi perekonomian yang berubah-ubah menyebabkan adanya perbedaan dari penelitian sebelumnya serta pemilihan jenis perusahaan yang berbeda dapat menimbulkan hasil penelitian yang berbeda pula. Objek penelitian ini hanya pada saham LQ- 45 yang terdaftar di bursa efek indonesia selama periode 2009-2012. Dengan demikian penelitian yang dilakukan oleh penulis dituangkan dalam judul: “Analisis Pengaruh Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Terhadap Pengambilan Keputusan Investasi” (Studi Kasus Saham LQ-45 Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014)

1.2 Perumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah expected return sahamberpengaruh terhadap pengambilan

keputusan investasi?

2. Apakah Varianceberpengaruh terhadap pengambilan keputusan

investasi?

3. Apakah excess return to betaberpengaruh terhadap pengambilan keputusan investasi?

4. Apakah portofolio optimalberpengaruh terhadap pengambilan keputusan investasi?

5. Apakah expected return saham, Variance, excess return to beta,

portofolio optimal, secara simultan berpengaruh terhadappengambilan


(26)

xxiv 1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berkut: 1. Untuk mengetahui adanya pengaruh expected return saham secara parsial

terhadap pengambilan keputusan investasi.

2. Untuk mengetahui adanya pengaruh Variance secara parsial terhadap pengambilan keputusan investasi.

3. Untuk mengetahui adanya pengaruh excess return to beta secara parsial terhadap pengambilan keputusan investasi.

4. Untuk mengetahui adanya pengaruh portofolio optimal secara parsial terhadap pengambilan keputusan investasi.

5. Untuk mengetahui adanya pengaruh expected return saham, Variance,

excess return to beta, portofolio optimal, secara simultan

terhadappengambilan keputusan investasi.

1.4 Manfaat penelitian

Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Penulis

Untuk memenuhi persyarata mencapai gelar sarjana program S1 di fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Selain itu memberikan pembelajaran dan pengetahuan mengenai topik yang diangkat untuk penelitian ini, serta dapat mengaplikasikan teori yang pernah didapatkan selama kuliah.


(27)

xxv 2. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam melakukan investasi dalam bentuk saham di Bursa Efek Indonesia

3. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dan gambaran mengenai investasi dan memberikan masukan bagi manajer perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang diperkirakan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan investasi.


(28)

xxvi BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TinjauanTeoritis

2.1.1 Pengertian Investasi

Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Dalam aktivitasnya, menurut William F.Sharpe (2005:1) investasi pada umumnya dikenal dalam dua bentuk yaitu, pertama investasi nyata (real investment) secara umum melibatkan aset berwujud, seperti tanah, mesin-mesin, atau pabrik. Kedua, investasi keuangan (financial

investment) melibatkan kontrak tertulis, seperti saham biasa dan obligasi.

Investor harus rasional dalam menghadapi pasar jual beli saham dan harus mempunyai ketajaman perkiraan masa depan perusahaan yang sahamnya akan dibeli atau dijual. Proses investasi menunjukkan bagaimana seharusnya seorang investor membuat keputusan investasi pada efek-efek yang dapat dipasarkan, dan kapan dilakukan. Untuk itu diperlukan tahapan sebagai berikut:

a. Menentukan Tujuan Investasi

Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam tahap ini, yaitu: (a) tingkat pengembalian yang diharapkan, (b) tingkat risiko, dan (c) ketersediaan jumlah dana yang akan diinvestasikan. Apabila dana cukup tersedia, maka investor menginginkan pengembalian yang


(29)

xxvii

maksimal dengan risiko tertentu. Umumnya hubungan antara risiko dan tingkat pengembalian yang diharapkan bersifat linier, artinya semakin tinggi tingkat risiko, maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang diharapkan.

b. Melakukan Analisis

Dalam tahap ini investor melakukan analisis terhadap suatu efek atau sekelompok efek. Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efek yang salah harga (mispriced), apakah harganya terlalu tinggi atau terlalu rendah. Dalam analisis ini terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan yaitu pendekatan fundamental dan pendekatan teknikal.

c. Membentuk Portofolio

Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap efek-efek mana yang akan dipilh dan berapa proporsi dana yang akan diinvestasikan pada masing-masing efek tersebut. Efek yang dipilih dalam rangka pembentukan portofolio adalah efek-efek yang mempunyai koefisien korelasi negatif (mempunyai hubungan berlawanan).

d. Mengevaluasi Kinerja Portofolio

Tahap ini dilakukan evaluasi atas kinerja portofolio yang telah dibentuk, baik terhadap tingkat pengembalian yang diharapkan maupun terhadap tingkat risiko yang ditanggung


(30)

xxviii e. Merevisi Kinerja Portofolio

Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap evaluasi kinerja portofolio. Dari hasil evaluasi inilah selanjutnya dilakukan revisi terhadap efek-efek yang membentuk portofolio tersebut jika dirasa bahwa komposisi portofolio yang sudah dibentuk tidak sesuai dengan tujuan investasi, misalnya tingakat pengembaliannya lebih rendah dari yang disyaratkan. Revisi tersebut dapat dilakukan secara total atau dilakukan secara terbatas.

Rasionalitas investor diukur dari sejauh mana investor melakukan prosedur pemilihan saham dan penentuan portofolio optimal dari data historis pada saham-saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Permasalahan ini dapat dijawab melalui dua pendekatan, pertama dengan melakukan penghitungan untuk memilih saham dan menentukan portofolio optimal dengan model indeks tunggal, kedua dengan pola perilaku investor di bursa yang tercermin dari aktivitasnya melakukan transaksi jual beli saham pada saham-saham yang dikuatkan dalam portofolio (Sartono dan Zulaihati, 1998). Menurut Trone dan Allbrigt (1996) investor yang rasional melakukan keputusan investasi didasari dengan menganalisis situasi saat ini; mendesain portofolio optimal; menyusun kebijakan investasi; mengimplikasikan strategi investasi; memonitor dan melakukan supervisi pada kinerja khusus para manajer keuangan.


(31)

xxix 2.1.2 Return

Suatu investasi yang mngandung risiko lebih tinggi seharusnya memberikan return diharapkan yang juga lebih tinggi. Semakin tinggi risiko semakin tinggi pula return yang diharapkan. Investasi yang berisiko (risky

asets) mencakup investasi dalam saham, obligasi, reksadana, dan commersial paper. Sementara investasi tanpa risiko (risk free assets)

mencakup investasi dalam deposito dan SBI (Samsul, 2006). Return merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukan. Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gain. Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Sedangkan capital gain yaitu kenaikan harga suatu surat berharga (saham atau surat utang jangka panjang), yang bisa memberikan keuntungan bagi investor. Penjumlahan yield dan capital gain disebut sebagai return total suatu investasi (Tandellin, 2009).

Return realisasi portofolio (portfolio relized return) merupakan rata-rata tertimbang dari return-return realisasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio tersebut (Jogiyanto,2003). Secara matematis, return realisasi portofolio dapat ditulis sebagai berikut, Return realisasi portofolio (portfolio relized return) merupakan rata-rata tertimbang dari return-return realisasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio tersebut (Jogiyanto,2003).


(32)

xxx

Selanjutnya Jogiyanto juga menjelaskan bahwa return ekspektasi portofolio (portfolio expected return) merupakan rata-rata tertimbang dari return-return ekspektasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio

2.1.3 Risiko

Portofolio keuangan dapat diartikan sebagai investasi dalam berbagai instrumen keuangan yang dapat diperdagangkan di Bursa Efek dan Pasar uang dengan tujuan menyebarkan sumber perolehan return dan kemungkinan risiko. Untuk mengurangi risiko investasi, investor harus mengenal jenis risiko investasi. Jenis risiko ini dikelompokan dalam dua kelompok besar, yaitu risiko sistematis atau disebut systemic risk atau

undiversifiable risk, dan risiko tidak sistematis atau disebut unsystematic risk atau specific risk atau diversifiable risk (Samsul, 2006). Risiko

merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat pengembalian aktual (actual

return). Semakin besar tingkat perbedaannya berarti semakin besar pula

tingkat risikonya. Risiko dapat dibedakan menjadi (Halim, 2005): 1. Risiko sistematis βi (systematic risk)

Merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Risiko ini disebabkan oleh faktorfaktor yang


(33)

xxxi

serentak mempengaruhi harga saham di pasar modal, misalnya perubahan dalam kondisi perekonomian, iklim politik, peraturan perpajakan, kebijakan pemerintah, dan lain sebagainya.

2. Risiko tidak sistematis σei2 (unsystematic risk)

Merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Misalnya faktor struktur modal, struktur aset, tingkat likuiditas, tingkat keuntungan, dan lain sebagainya. Risiko tidak sistematis diukur dengan varian residu atau abnormal return (ei). Nilai realisasi merupakan nilai yang sudah pasti tidak mengandung kesalahan pengukuran sebaliknya nilai ekspektasi merupakan harapan yang belum terjadi yang masih mengandung ketidakpastian. Perbedaan nilai ekspektasi dengan nilai realisasi yang merupakan kesalahan residu (ei).

Berdasarkan kesediaan dalam menanggung risiko investasi, investor dikenal ada 3 yaitu berani mengambil risiko (risk taker), sikap netral terhadap risiko (risk neutral) dan yang tidak berani mengambil risiko (risk

averse). Risktaker adalah sikap seorang yang memilih taruhan yang fair

sedangkan risk neutral adalah seseorang bersikap indifference terhadap taruhan yang fair, dan risk averse adalah investor akan menolak taruhan yang fair (Husnan, 2001). Masing-masing ini menyebabkan investor mempunyai preferensi yang berbeda dalam melihat suatu portofolio. Tidak hanya itu, preferensi dari investor akan risiko dari suatu portofolio berbeda


(34)

xxxii

juga satu sama lainnya. Statman (1987) mengatakan bahwa risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return yang diharapkan. Risiko dari suatu portofolio saham bergantung kepada proporsi dari saham-saham individu, varians, dan

covarians dari sahamsaham tersebut. Perubahan yang terjadi pada

variabel-variabel tersebut akan merubah risiko dari portofolio. Masih berkaitan dengan hal itu, sudah merupakan kebenaran umum bahwa bila saham-saham yang dipilih secara acak dan digabungkan ke dalam suatu portofolio, maka risiko portofolio akan menurun sesuai dengan banyaknya saham yang berbeda ditambahkan. Harry M. Markowits di tahun 1950-an (dalam Jogiyanto,2003) menunjukan bahwa secara umum risiko mungkin dapat dikurangi dengan menggabungkan beberapa sekuritas tunggal ke dalam bentuk portofolio. Persyaratan utama untuk dapat mengurangi risiko di dalam portofolio ialah return untuk masing-masing sekuritas tidak berkorelasi secara positif dan sempurna. Selanjutnya Jogiyanto (2013) juga menyebutkan bahwa salah satu pengukur risiko adalah deviasi standar atau varian yang merupakan kuadrat dari deviasi standar. Risiko yang diukur dengan ukuran ini mengukur risiko dari seberapa besar nilai tiap-tiap item menyimpang dari rata-ratanya Risiko portofolio juga dapat diukur dengan besarnya deviasi standar atau varian dari nilai-nilai return sekuritas-sekuritas tunggal yang ada di dalamnya.


(35)

xxxiii 2.1.4 Excess Return to Beta

Excess return didefinisikan sebagai selisih retun ekspektasi dengan aktiva bebas resiko. Betaadalah pengukur risiko sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio relative terhadap risiko pasar. Excess return to beta berarti mengukur kelebihan return relative terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan beta. ERB ini juga menunjukkan hubungan antara dua factor penentu investasi, yaitu return dan resiko. Portofolio yang optimal akan berisi dengan aktiva-aktiva yang mempunyai nilai ERB yang tertinggi. Aktiva-aktiva dengan ERB yang rendah akan dimasukkan ke dalam portofolio optimal. Dengan demikian diperlukan sebuah titik pembatas (cut-off) yang menentukan batas nilai ERB barapa yang dikatakan tinggi.

Urutkan sekuritas-skuritas berdasarkan nilai ERB terbesar ke nilai ERB terkecil. Sekuritas-sekuritas dengan nilai ERB terbesar merupakan kandidat untuk dimasukkan ke portofolio optimal. Hanya menghitung return saja untuk suatu investasi tidaklah cukup. Risiko dari investasi tidaklah cukup. Risiko dari investasi juga perlu diperhitungkan. Return dan resiko merupakan dua hal yang tidak terpisah, karena pertimbangan suatu investasi merupakan trade off dari kedua factor ini. Return dan resiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar resiko yang harus ditanggung, semakin besar return yang harus di kompensasikan. Resiko sering dihubungkan penyimpangan atau deviasi dari utcome yang diterima dengan yang diekspektasi.Beta sekuritas individual cenderung mempunyai koefisien


(36)

xxxiv

determinasi (yaitu bentuk kwadrat dari koefisien korelasi) yang lebih rendah dari beta portofolio. Koefisien determinasi menunjukkan proporsi

perubahan nilai Ri yang bisa dijelaskan oleh Rm. Dengan menghitung koefisien beta yang mencerminkan tingkat risiko

masing-masing saham yang diamati, dan tingkat return saham, maka kita dapat menentukan excess return to beta (ERB) yang mencerminkan tingkat keuntungan yag sangat mungkin dapat dicapai. Untuk mendapatkan kandidat portofolio kuat, kita tinggal membandingkan ERB dengan Cut off Rate untuk menhasilkan saham-saham yang memiliki tingkat return yang tinggi dan risiko yang minimal yang dapat mengeliminir risiko tidak sistematis. Jika suatu jenis saham angka Excess Return to Beta (ERB)-nya lebih besar dari angka batas C (cut of rate) maka saham tersebut masuk sebagai kandidat portofolio. Beta adalah pengukur risiko sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio relatip terhadap risiko pasar. Beta suatu sekuritas menunjukkan risiko sistemetiknya yang tidak dapat dihilangkan karena diversifikasi. Untuk menghitung Beta portofolio, maka Beta masing-masing rata-rata tertimbang dari Beta masing-masing-masing-masing sekuritas. Mengetahui Beta masing-masing sekuritas juga berguna untuk pertimbangan memasukkan sekuritas tersebut kedalam portofolio yang akan dibentuk.

Dengan adanya resiko yang dapat dihilangkan dengan diversifikasi, maka para pemodal yang menyukai resiko, maka mereka akan memilih untuk melakukan diversifikasi. Sebagai akibat semua pemodal akan melakukan hal yang sama, dan dengan demikian resiko yang hilang karena


(37)

xxxv

diversifikasi tersebut menjadi tidak relevan dalam perhitungan resiko. Hanya resiko yang tidak bisa hilang karena diversifikasi yang menjadi relevan dalam perhitungan resiko. Resiko dalam hal ini ditunjukkan dengan Beta (adalah merupakan koefisien regresi antara dua variabel, yaitu kelebihan tingkat keuntungan portofolio pasar (excess return of market

portifolio), dan kelebihan keuntungan suatu saham (excess return of stock).

Investasi yang efisien adalah investasi yang memberikan resiko tertentu dengan tingkat keuntungan yang terbesar, atau tingkat keuntungan tertentu dengan resiko terkecil. Jika ada dua usulan investasi yang memberikan tingkat keuntungan yang sama, tetapi mempunyai resiko yang berbeda, maka investor yang rasional akan memilih investasi yang mempunyai resiko yang lebih kecil. Semakin besar betanya semakin besar pula tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi

2.1.5 Portofolio

Arti portofolio adalah sekumpulan surat-surat atau sekumpulan kesempatan investasi. Tandelilin (2001) mengatakan bahwa aspek pokok teori portofolio adalah konsep leader risiko yang terkait pada aktiva yang berada dalam suatu portofolio akan berlainan dengan leader risiko dari aktiva yang berdiri sendiri. Sartono dan Zulaihati (1998) ,dalam tulisannya mengatakan bahwa teori keuangan menyatakan bahwa apabila risiko suatu investasi meningkat, maka pemodal mensyaratkan tingkat keuntungan semakin besar. Untuk menghindari risiko pada suatu investasi antara lain


(38)

xxxvi

dilakukan melalui diversifikasi saham dengan membentuk portofolio. Untuk menganalisis portofolio, diperlukan sejumlah prosedur penghitungan melalui sejumlah data sebagai input tentang struktur portofolio. Salah satu teknik analisis portofolio optimal yang dilakukan oleh Elton dan Gruber (1995), adalah menggunakan indeks tunggal. Analisis atas sekuritas dilakukan dengan membandingkan excess return to beta (ERB) dengan

cut-off rate-nya (Ci) dari masing-masing saham. Saham yang memiliki ERB

lebih besar dari Ci dijadikan kandidat portofolio, dan sebaliknya apabila Ci lebih besar dari ERB tidak diikutkan dalam portofolio.

2.1.5.1 Portofolio Efisien

Pembentukan portofolio yang efisien, perlu dibuat beberapa asumsimengenai perilaku investor dalam membuat keputusan investasi. Asumsi yang wajar adalah investor cenderung menghindari risiko (risk averse). Investor penghindar risiko adalah investor yang jika dihadapkan pada dua investasi dengan pendapatan diharapkan yang sama dan risiko yang berbeda, maka ia akan memilih investasi dengan tingkat risiko yang lebih rendah (Fabozzi, 2001). Jika seorang investor memilki beberapa pilihan portofolio yang efisien, maka portofolio yang paling optimal yang akan dipilihnya. Sharpe, Alexander dan Bailey (1997) mengatakan kunci mengapa investor hanya perlu melihat portofolio terletak dalam teorema efficient set yang menyatakan: Investor akan memilih portofolio yang optimal dari sejumlah portofolio yang (1)


(39)

xxxvii

menawarkan ekspektasi return maksimum untuk berbagai tingkat risiko, (2) menawarkan risiko yang minimum untuk berbagai tingkat ekspektasi return. Sejumlah portofolio yang memenuhi dua kondisi ini disebut efficient set atau efficient frontier.

Portofolio yang efisien adalah portofolio yang memberikan return ekspektasi terbesar dengan risiko tertentu, atau memberikan risiko yang terkecil dengan return ekspektasi tertentu. Portofolio yang efisien dapat ditentukan dengan memilih tingkat return ekspektasi tertentu dan kemudian meminimumkan risikonya atau menentukan tingkat risiko yang tertentu dan kemudian memaksimumkan return ekspektasinya (Tandelilin, 2001). Investor dapat memilih kombinasi dari aktiva-aktiva untuk membentuk portofolionya. Seluruh set yang memberikan kemungkinan portofolio yang dapat dibentuk dari kombinasi aktivaaktiva yang tersedia disebut dengan opportunity set atau attainable set. Semua titik di attainable set menyediakan semua kemungkinan portofolio baik yang efisien maupun yang tidak efisien yang dapat dipilih oleh investor. Kumpulan (set) dari portofolio yang efisien inilah yang disebut dengan efficient set atau effisien frontier (Jogiyanto,2003) Fabozzi (1999) menggambarkan portofolio efisien dan tidak efisien sebagai berikut:


(40)

xxxviii Gambar 2.1

Portofolio Efisien dan Tidak Efisien Sumber : Fabozzi (1999)

Pada gambar di atas, garis I, II, dan III merupakan serangkaian portofolio yang mungkin dibentuk (attainable set). Portofolio efisien terletak pada titik II hingga III, sedangkan titik I bukan merupakan portofolio efisien karena dengan III tingkat risiko yang sama, portofolio tersebut menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih rendah.

2.1.5.2 Portofolio Optimal

Portofolio optimal dapat ditentukan dengan menggunakan model Markowitz atau dengan model Indeks Tunggal. Untuk menentukan portofolio yang optimal dengan model-model ini, yang pertama kali dibutuhkan adalah menentukan portofolio yang efisien, semua portofolio yang optimal adalah portofolio yang efisien. Investor yang lebih menyukai risiko akan memilih portofolio dengan


(41)

xxxix

return yang tinggi dengan membayar risiko yang juga lebih tinggi dibandingkan dengan investor yang kurang menyukai risiko (Jogiyanto,2003).

Dalam konteks manajemen investasi, Halim (2003) mengatakan bahwa kurva indiferen (indifference curve-IC) merupakan suatu kurva yang menunjukan berbagai kombinasi efek yang memberikan tingkat pengembalian yang sama (indifference) bagi investor. Kemiringan (slope) IC menunjukan tingkat substitusi marginal (marginal rate of substitution) dari tingkat pengembalian dan risiko. Semakin besar kemiringan IC menunjukan bahwa investor semakin hati-hati terhadap risiko. Sebaliknya, semakin kecil kemiringan IC menunjukan bahwa investor semakin berani menghadapi risiko. Kurva portofolio optimal dapat dilihat pada gambar 2.


(42)

xl Gambar 2.2 Portofolio yang Optimal Sumber : Abdul Halim, 2005

Pada gambar 2.2 tampak bahwa portofolio optimal investor A terletak pada titik X yang memberikan kepuasan sebesar IC-A, karena portofolio tersebut menawarkan ER (Expected Return) dan risiko yang sesuai dengan preferensinya. Investor A dikatakan tidak rasional jika memilih portofolio Y, karena portofolio tersebut memberikan ER lebih rendah dengan risiko yang sama, sehingga tidak terletak pada EF (Efficient Frontier) dan memberikan kepuasan sebesar sebesar IC-A1 yang lebih rendah dari IC-A. Investor A juga


(43)

xli

dikatakan tidak rasiona jika memilih portofolio Z, karena portofolio tersebut tidak tersedia di pasar walaupun dapat memberikan ER lebih tinggi dari X dan memberikan kepuasan sebesar ICA2 yang lebih tinggi dari IC-A.

Sedangkan kurva indiferen investor B bersinggungan dengan

efficientfrontier pada titik W. Artinya, portofolio optimal bagi

investor tersebut terletak pada titik W, karena portofolio tersebut menawarkan ER dan risiko yang sesuai dengan preferensinya.

2.1.6 Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal

Terdapat banyak model untuk pengambilan keputusan investasi sekuritas. Ketika memilih investasi sekuritas dalam bentuk saham, obligasi, Reksa Dana, atau indeks pasar, investor selalu mempertimbangkan dua variabel utama, yaitu return dan risiko. Single factor Model adalah suatu cara untuk memprediksi harga atau return saham dengan menggunakan satu faktor sebagai prediktor yang dianggap berpengaruh terhadap suatu sekuritas (Samsul, 2006). Salah satu prosedur penentuan portofolio optimal adalah metode indeks tunggal. Metode indeks tunggal menjelaskan hubungan antara return dari setiap sekuritas individual dengan return pasar. Bawasir dan Sitanggang (1994) mengatakan bahwa metode indeks tunggal dapat digunakan dalam penentuan portofolio optimal dengan cara membandingkan excess return to beta (ERB) dengan cut offrate (Ci).


(44)

xlii

Konsep penghitungannya didasarkan pada model perhitungan Elton dan Gruber (1995) yaitu dengan cara menentukan ranking (urutan) saham-saham yang memiliki ERB tertinggi ke ERB yang lebih rendah. Pemeringkatan bertujuan untuk mengetahui kelebihan return saham terhadap return bebas risiko per unit risiko. Saham-saham yang mempunyai

excess return to beta (ERB) sama dengan atau lebih besar dari cut-off-rate

(Ci) merupakan kandidat dalam pembentukan portofolio. Perhitungan untuk menentukan portofolio optimal akan sangat dimudahkan jika hanya pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah sekuritas dapat dimasukkan ke dalam portofolio optimal tersebut. Adapun dasar penentuan portofolio optimal berdasarkan model indeks tunggal yaitu dengan membandingkan antara Excess Return to Beta (ERB) dengan tingkat pembatas saham tertentu atau Cut-of point (C*).

Jogiyanto (2003) mengatakan bahwa model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Hal ini menyarankan bahwa return-return dari sekuritas mungkin berkorelasi karena adanya reaksi umum (common

response) terhadap perubahan-perubahan nilai pasar.

Model indeks tunggal menggunakan asumsi-asumsi yang merupakan karakteristik model ini sehingga menjadi berbeda dengan model-model lainnya. Asumsi utama dari model indeks tunggal adalah kesalahan residu dari sekuritas ke-i tidak berkovari dengan kesalahan residu sekuritas ke-j atau ei tidak berkovari (berkorelasi) dengan ej untuk semua nilai dari i dan j.


(45)

xliii

Asumsi-asumsi dari model indeks tunggal mempunyai implikasi bahwa sekuritas-sekuritas bergerak bersama-sama bukan karena efek di luar pasar (misalnya efek dari industrial atau perusahaan-perusahaan itu sendiri), melainkan karena mempunyai hubungan yang umum terhadap indeks pasar. Jogiyanto (2003) menambahkan bahwa selain hasil dari model indeks tunggal dapat digunakan sebagai input análisis portofolio, model indeks tunggal dapat juga digunakan secara langsung untuk análisis portofolio. Análisis portofolio menyangkut perhitungan return ekspektasi portofolio dan risiko portofolio.

Untuk portofolio yang di diversifikasikan dengan baik jumlah n yang banyak, risiko tidak sistematik akan hilang dan hanya risiko sistematik yang masih tertinggal. Akibatnya, risiko portofolio yang terdiversifikasi dengan baik hanya terdiri dari unsur risiko sistematik.

2.1.7 Keputusan Investasi

Keputusan investasi tidak semata-mata hanya ditunjukkan dengan adanya proyek-proyek yang didukung oleh kegiatan riset dan pengembangan saja, tetapi juga dengan kemampuan perusahaan dalam mengeksploitasi kesempatan mengambil keuntungan dibandingan dengan perusahaan lain yang setara dalam suatu kelompok industrinya. Jogiyanto (2003) mengatakan secara umum dapat dikatakan bahwa keputusan investasi menggambarkan tentang luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan, namun sangat tergantung pada pilihan


(46)

xliv

expenditure perusahaan untuk kepentingan di masa yang akan datang.

Dengan demikian keputusan investasi bersifat tidak dapat diobservasi, sehingga perlu dipilih suatu proksi yang dapat dihubungkan dengan variabel lain dalam perusahaan, misalnya variabel pertumbuhan, variabel kebijakan dan lain-lain.

Kesimpulannya bahwa adanya pilihan investasi yang dapat menghasilkan keuntungan di masa datang merupakan keputusan bertumbuh bagi perusahaan yang akan menaikkan nilai perusahaan. Keputusan investasi merupakan karakteristik penting berdasar pada pemikiran bahwa harapan pertumbuhan perusahaan dinyatakan kedalam harga saham, sehingga perusahaan bertumbuh akan memiliki nilai pasar lebih tinggi relatif terhadap aset yang dimiliki (asset in place). Proksi berdasarkan harga ini berbentuk rasio sebagai suatu ukuran aset yang dimiliki dengan nilai pasar perusahaan

Tobin’s Q dapat digunakan sebagai alat ukur dalam

mengidentifikasi keputusan investasi suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan akan memiliki kesempatan investasi yang lebih tinggi apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi nilai perusahaan yang dinilai oleh investor dari ekuitas, asset maupun hutang yang dimiliki perusahaan.


(47)

xlv

Perkembangan perdagangan saham di BEI akan meningkatkan minat investor untuk memantau pergerakan harga saham-saham yang aktif diperdagangkan. Penggunaan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai proxy penghitungan return pasar dirasakan memiliki kelemahan, karena IHSG menggunakan pembobotan berdasarkan atas kapitalisasi seluruh saham. Dengan demikian saham-saham kurang aktif akan berpengaruh kecil pada IHSG dan sebaliknya saham-saham berkapitalisasi besar akan sangat kuat mempengaruhinya. Sehingga IHSG kurang mencerminkan pergerakan saham-saham yang aktif atau likuid di pasar sekunder. Oleh karena itu dipandang perlu untuk membuat indeks baru yang mencerminkan pergerakan harga saham yang aktif diperdagangkan dan juga mempengaruhi keadaan pasar. Maka dibentuk indeks baru yang mencerminkan beberapa kriteria pemilihan yang terdiri dari saham-saham dengan likuiditas, kapitalisasi pasar yang tinggi, memiliki frekuensi perdagangan tinggi dan memiliki prospek pertumbuhan serta kondisi keuangan yang cukup baik, yang terdiri dari 45 saham.(Sartono dan Zulaihati, 1998).

Bursa Efek Jakarta terus memantau perkembangan komponen saham yang masuk dalam perhitungan LQ 45. Setiap 6 bulan sekali dilakukan

review pergerakan rangking saham-saham yang digunakan dalam

perhitungan Indeks LQ-45. Untuk menjamin pemilihan saham, Bursa Efek Jakarta memiliki komisi penasehat yang terdiri dari para ahli dari Bapepam, Perguruan Tinggi dan Profesional di bidang pasar modal yang independen.


(48)

xlvi 2.2 Penelitian Terdahulu

Seperti telah dituliskan pada bagian pendahuluan ada beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya mengenai penentuan portofolio. Bawasir dan Sitanggang (1994) menggunakan Cut-off Rate dalam memilih saham untuk membentuk portofolio optimal dengan batas efisiensi C*. Penelitian memfokuskan pada pengujian perbedaan pilihan portofolio antara investor domestik dengan investor asing. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara investor domestik dengan investor asing dalam pemilihan saham pembentuk portofolio optimal. Investor domestik dan investor asing tidak memilih saham dalam batas efisisen C* untuk membentuk portofolio. Rasionalitas investor dilihat dari cara mereka menentukaan portofolio optimal, yang dipengaruhi oleh preferensi investor terhadap return dan risiko.

Hasil penelitian Wahyudi dan Hartini (2000) yang menggunakan model indeks tunggal dengan membentuk indeks pasar sendiri (securities selection) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara beta dengan return saham. Hasil penelitian juga menyatakan bahwa terdapat korelasi positif antara

excessreturn to beta saham dengan return rata-rata saham di masa mendatang.

Sugeng Wahyudi (2005) meneliti aplikasi metode single index model pada penentuan portofolio investasi tahunan pada saham LQ 45 di BEI. Hasil penelitian menunjukan bahwa besarnya koefisien beta antar periode pengamatan selalu tidak stabil. Selain itu juga diketahui bahwa melalui aplikasi metode single index


(49)

xlvii

modelbasis triwulan dapat digunakan sebagai prediksi untuk portofolio tahunan

pada kurun waktu tahun yang sama.

Penelitian Indrawati (2005) juga menggunakan model indeks tunggal untuk membentuk portofolio yang efisien, yaitu portofolio yang terdiri dari saham-saham teraktif yang dibagi dalam dua periode dan mempunyai

ExcessReturn to Beta tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara nilai

beta dengan frekuensi keaktifan saham tidak menunjukkan hubungan searah (negatif). Hal ini berarti nilai beta yang besar tidak selalu menunjukkan frekuensi perdagangan saham tersebut tinggi atau sebaliknya.

Penelitian yang lain juga dilakukan oleh R. Agus Sartono dan Arie Andika Setiawan (2006) meneliti perbandingan antara metode Markowitz dan

MeanAbsolute Deviation dalam menghitung VAR Portofolio Optimal yang

menyimpulkan bahwa ada korelasi positif antara standar deviasi dan return portofolio, baik pada portofolio-portofolio yang dihasilkan metode

Mean-Variance maupun metode Mean-Absolute Deviation. Namun secara statistik,

korelasi ini tidak cukup kuat. Dapat disimpulkan bahwa standar deviasi tidak cukup baik sebagai tolok ukur risiko suatu portofolio.

Nurul Sulistyowati (2012) melakukan analisis data dengan menggunakan metode indeks tunggal untuk menentukan set portofolio yang efisien, dengan membandingkan rata-rata frekuensi perdagangan saham yang bukan menjadi kandidat portofolio optimal.

M. Arenas Parra (2001) meneliti tentang pendekataan fuzzy goal programming untuk pemilihan portofolio dengan hasil penelitiannya yaitu


(50)

xlviii

menggunakan teori fuzzy mengakui tingkat likuid subjektif untuk mengukur dan menyertakan ke dalam kerangka label linguistik dan ekspresi yang memiliki representasi melalui bilangan fuzzy yang digunakan dalam melakukan penelitian. Secara ringkas penelitian-penelitian di atas dapat dilihat pada tabel 2.1 di

bawah ini :

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Hasil

1 Bawasir dan sitanggang (1994)

Memiliki Saham Untuk Portofolio Optimal

Tidak ada perbedaan antara investor domestik dan asing dalam pemilihan portofolio. Investor domestik dan asing tidak menggunakan C* untuk membentuk portofolio

2 Wahyudi dan Hartini (2000)

Analisis korelasi antara kandidat portofolio dan tingkat keuntungan saham: Studi pada PT.Bursa Efek Jakarta

Terdapat hubungan positif antara beta dengan return saham. Hasil penelitian juga menyatakan bahwa terdapat korelasi positif antara

excessreturn to beta saham dengan

return rata-rata saham di masa mendatang.

3 Sugeng wahyudi (2005)

Aplikasi metode single

index pada penentuan

portofolio investasi tahunan pada saham

LQ-45 di Bursa Efek Indonesia

Besarnya koefisien beta antar periode pengamatan selalu tidak stabil. Selain itu juga diketahui bahwa melalui aplikasi metode

single index model basis triwulan

dapat digunakan sebagai prediksi untuk portofolio tahunan pada kurun waktu tahun yang sama.


(51)

xlix

4 Indrawati (2005) Analisis Investasi Portofolio Optimal Pada

Saham

Nilai beta dengan frekuensi keaktifan saham tidak menunjukkan hubungan searah (negatif). Hal ini berarti nilai beta yang besar tidak selalu menunjukkan frekuensi perdagangan saham tersebut tinggi atau sebaliknya.

5 R. Agus Sartono dan Arie Andika Setiawan (2006)

VAR Portofolio Optimal: Perbandingan antara metode Markowitz dan Mean Absolute Deviation

Terdapat korelasi positif antara standar deviasi dan return portofolio, baik pada portofolio-portofolio yang menghasilkan metode Mean-Varianve maupun metode Mean-Absolute Deviation. Namun secara statistik, korelasi iini tidak cukup kuat. Dapat di simpulkan bahwa standar deviasi tidak cukup baik sebagai tolak ukur risiko suatu portofolio.

6 Nurul Sulistyowati (2012)

Analisis Pengaruh Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Untuk Pengambilan Keputusan Investasi

melakukan analisis data dengan menggunakan metode indeks tunggal untuk menentukan set portofolio yang efisien, dengan membandingkan rata-rata frekuensi perdagangan saham yang bukan menjadi kandidat portofolio optimal.

7 M. Arenas Parra A Fuzzy Goal Programming Approach to Portfolio Selection (2001)

Used the fuzzy sets theory because the liquidity admits a high degree of subjective since quantifying the knowledge of an expert.


(52)

l

Perbedaan penelitian sekarang dengan peneliti terdahulu adalah pada penelitian sekarang memilih objek yang diteliti yaitu pada saaham LQ-45 yang terdaftar di bursa efek indonesia pada periode pengamatan dari tahun 2009-2012. 2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis

2.3.1 Kerangka Konseptual

Berdasarkan telaah teori dan hasil penelitian terdahulu maka hubungan antara pengaruh Expected Return Saham, Variance, Excess

Return to Beta, Portofolio Optimal, dan Expected Return Portofolio

terhadap investasi, maka dibangun model penelitian seperti terlihat pada Gambar 2.3 berikut ini:


(53)

li

Untukmengukur likuiditas perusahaan dalam penelitian ini digunakan Expected Return Saham. Expected Return Saham merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Return saham dibedakan menjadi dua yaitu return realisasi dan return ekspektasi. Dalam melakukan investasi investor dihadapkan pada ketidakpastian antara return yanng diperoleh dengan risiko yang dihadapi. Semakin besar return yang diharapkan akan diperoleh dari investasi, semakin besar pula risikonya, sehingga dikatakan bahwa return ekspektasi memiliki hubungan positif dengan risiko.

Return yang tinggi tidak selalu disertai dengan investasi yang berisiko. Return yang diterima oleh investor dibedakan menjadi dua jenis yaitu pendapatan lancra dan keuntungan selisih harga. Jika harga saham sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga saham sebelumnya (Pt-1) maka pemegang saham mengalami capital gain, jika yang terjadi sebaliknya maka pemegang saham akan mengalami capital loss. Menurut Ang (1997), menyatakan bahwa tanpa adanya keuntungan yang dapat dinikmati dari suatu investasi tentunya investor tidak mau berinvestasi jika pada akhirnya tidak ada hasil, setiap investasi baik jangka panjang maupun jangka pendek mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan.

Berdasarkan uraian yang dijelakan diatas, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebaga berikut:

H1 : Terdapat pengaruh expected return saham terhadap investasi pada perusahaan LQ 45


(54)

lii

Resiko adalah dimana kondisi yang dialami perusahaan, institusi, dan individu dalam keputusan investasi yaitu baik kerugian maupun keuntungan dalam suatu periode akuntansi. Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko. Semakin besar aset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi maka semakin besar pula risiko yang timbul dari investasi tersebut. Berdasarkan uraian yang dijelakan diatas, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebaga berikut:

H2: Terdapat pengaruh expected return saham terhadap investasi pada perusahaan LQ 45

2.3.4 Pengaruh Excess Return To Beta Terhadap Investasi Pada Perusahaan LQ-45

Excess return to Beta berarti mengukur kelebihan dana relative terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasi yang diukur dengan beta. ERB ini menunjukkan hubungan antara dua factor penentu investasi, yaitu return dan investasi. ERB yang rendah akan dimasukkan ke dalam portofolio optimal. Analisis portofolio dapat digunakan untuk menetukan return optimal pada risiko yang minimal, salah satu metode analisis yang banyak digunakan adalah SIM model ini merupakan bentuk penyederhanaan, analisi dilakukan dengan menghitung keofisien beta yang mencerminkan tingkat risiko dan tingkat return masing-masing saham yang diamati, dengan diketahuinya tingkat return saham dan keofisien beta, kita dapat menentukan excess return to beta yang mencerminkan tingkat


(55)

liii

keuntungan yang sangat mungkin dicapai oleh para investor dalam melakukan investasi.

Berdasarkan uraian yang dijelakan diatas, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebaga berikut:

H3: Terdapat pengaruh excess return to beta terhadap investasi pada perusahaan LQ-45

2.3.5 Pengaruh Portofolio Optimal Terhadap Investasi Pada Perusahaan LQ-45

Portofolio Optimal yaitu portofolio yang dapat memberikan keuntungan yang maksimal dengan risiko yang seminimal mungkin. Selain hasil yang diharapkan, investasi juga mengandung risiko yaitu kemungkinan keuntungan yang dihasilkan menyimpang dari keuntungan yang diharapkan. Untuk meminimalkan risiko, investor perlu melakukan portofolio optimal agar risiko dapat disebarkan. Lingkup bahasan utama dalam teori portofolio adalah bagaimana cara terbaik dalam pemilihan portofolio dari banyak aset yang dimiliki, untuk memaksimalkan return yang diharapkan dengan tingkat risiko tertentu yang siap untuk ditanggung oleh investor pada saat melakukan investasi. Tentu saja portofolio yang pilih oleh investor adalah portofolio yang memang sesuai dengan preferensi investor tersebut terhadap return dan juga risiko yanng siap mereka tanggung.


(56)

liv

Berdasarkan uraian yang dijelakan diatas, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebaga berikut:

H4: Terdapat pengaruh portofolio optimal terhadap investasi pada perusahaan LQ-45

2.3.5 Pengaruh Expected Return Portofolio, Variance, Excess Return To Beta dan Portofolio Optimal Terhadap Investasi

Menurut beberapa kesimpulan sementara yang telah disebutkan sebelumnya tentang hubungan pengaruh expeted return portofolio, variance, excess return to beta, portofolio optimal, dan expected return portofolio terhadap investasi maka peneliti mengasumsi bahwa secara simultan

expeted return portofolio, variance, excess return to beta, portofolio optimal, dan expected return portofolio berpengaruh terhadap inveestasi pada

perusahaan LQ 45.

H6: Terdapat pengaruh expected return saham, variance, excess return to beta dan portofolio optimal terhadap investasi pada perusahaan LQ-45


(57)

lvi BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis data

Penelitian ini menggunakan data sekunder perusahaan yang go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain.

3.2. Metode Pengumpulan Data

Data yang dipakai adalah data saham kategori LQ-45 beserta laporan keuangannya. Data yang dikumpulkan dengan melakukan nonparticipant

observation yaitu dengan mencatat data yang tercantum dalam Bursa Efek

Indonesia tahun 2011-2014, serta beberapa literatur yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek yang menjadi pusat penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 45 saham perusahaan yang tercatat dalam perhitungan indeks LQ-45 periode 2011-2014yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

3.3.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini sampel diambil secara purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang berdasarkan pertimbangan subyektif penelitian


(58)

lvii

yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Sampel yang diambil untuk penelitian ini adalah perusahaan yang tercatat dalam perhitungan indeks LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak 23 perusahaan. Adapun kriteria sampel yang termasuk dalam kategori penelitian ini adalah:

1. Perusahaan harus sudah listing pada awal periode pengamatan (2011) dan tidak delisting hingga akhir periode pengamatan (2014) 2. Perusahaan harus tergabung dalam indeks LQ-45 selama 4 (empat)

tahun berturut-turut (konstan) mulai periode 2011-2014.

3. Perusahaan harus menerbitkan laporan keuangan yang mencantumkan nilai-nilai variable independen dan dependen yang akan diteliti.

4. Tahun buku pelaporan keuangan adalah 31 Desember setelah diaudit.

Tabel 3.1

Daftar Perusahaan Dalam Indeks LQ-45

No Kode Populasi Kriteria Sampel

1 2 3 4

1. AALI Astra Agro Lestari Tbk. √ √ √ √ 1

2. ADRO Adaro Ebergu Tbk. √ √ √ √ 2

3. ANTM Aneja Tambang (Persero) Tbk.

X X √ √

4. ASII Astra Internasional Tbk. √ √ √ √ 3

5. BBCA Bank Central Asia Tbk. √ √ √ √ 4

6. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

√ √ √ √ 5

7. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

√ √ √ √ 6

8. BDMN Bank Danamon Tbk. √ √ √ √ 7


(59)

lviii

10. BLTA Berlian Laju Tanker Tbk. X X √ √

11. BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. √ √ √ √ 8

12. BNBR Bakrie & Brothers Tbk. X X √ √

13. BAPT Barito Pacific Tbk. X X √ √

14. BTEL Bakrie Telecom Tbk. X X √ √

15. BUMI Bumi Resources Tbk. √ √ √ √ 9

16. DEWA Darma Henwa Tbk. X X √ √

17. ELSA Elnusa Tbk. X X √ √

18. ELTY Bakrieland Development Tbk.

X X √ √

19. ENRG Energi Mega Persada Tbk. X X √ √

20. GGRM Gudang Garam Tbk. √ √ √ √ 10

21. INCO Intenational Nickel Indonesia Tbk.

√ √ √ √ 11

22. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.

√ √ √ √ 12

23. INDY Indika Energy Tbk. X X √ √

24. INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.

X X √ √

25. INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

√ √ √ √ 13

26. ISAT Indosat Tbk. X X √ √

27. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.

√ √ √ √ 14

28. JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk. √ √ √ √ 15

29. KLBF Kalbe Farma Tbk. √ √ √ √ 16

30. LPKR Lippo Karaawaci √ √ √ X

31. LSIP London Sumatera Plantation Tbk.

√ √ √ √ 17

32. MEDC Medco Energi International Tbk.

X X √ √

33. MIRA Mitra Rajasa Tbk. X X √ √

34. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

√ √ √ √ 18

35. PNBN Bank Pan Indonesia Tbk. X X √ √

36. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.

√ √ √ √ 19

37. SGRO Sampoerna Agro Tbk. X X √ √

38. SMCB Holcim Indonesia Tbk. √ X √ √

39. SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk. √ √ √ X

40. TINS Timah (Persero) Tbk. X X √ √

41. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

√ √ √ √ 20

42. TRUB Truba Alam Manunggal Engineering Tbk.


(60)

lix 43. UNSP Bakrie Sumatera Plantation

Tbk.

X X √ √

44. UNTR United Tractors Tbk. √ √ √ √ 21

45. UNVR Unilever Indonesia Tbk. √ √ √ √ 22

3.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian dibedakan menjadi dua yaitu variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas). Sebagai variabel dependen dalam penelitian ini adalah investasi. Sedangkan variabel independen meliputi , expected return saham, variance, excess return to beta, portofolio

optimal, expected return portofolio.

3.4.1. Variabel Independen

3.4.1.1. Expected Return Saham

Realized Return (Rt) adalah prosentase perubahan harga

penutupan saham A pada bulan ke t dikurangi harga penutupan saham A pada bulan ke t-1 kemudian hasilnya dibagi dengan harga penutupan saham A pada bulan ke t-1

Ri = Pt – Pt-1 Pt-1 Keterangan:

Ri = return realisasi saham i

Pt = closing price saham i pada hari ke t Pt-1 = closing price saham i pada hari ke t-1

Sedangkan Tingkat keuntungan yang diharapkan atau


(61)

lx

tertimbang realized return saham i. Dihitung dengan program Excel menggunakan rumus Average atau menggunakan rumus:

E(Ri) = Rf + βi (E(Rm) – Rf) Keterangan :

E(Ri) = Return ekspektasi suatu aktiva atau sekuritas ke-i Rf = Return bebas resiko untuk sekuritas ke-i

βi = Resiko sistematis sekuritas ke-i E(Rm) = Return ekspektasi pasar saham ke i 3.4.1.2. Risiko Individu (Variance Return)

Standar Deviasi (SD) digunakan untuk mengukur risiko dari realized return, yang dapat dihitung dengan program Excel menggunakan rumus STDEV.

n SD = Σ [Xi – E(Xi)]2

i= 1 n – 1

Notasi :

SD= standard deviation Xi = nilai ke-i

E(Xi)= nilai ekspektasi n = jumlah dari observasi

3.4.1.3. Excess Return to Beta (ERB)

Excess Return to Beta (ERB) digunakan untuk mengukur return premium saham relatif terhadap satu unit risiko yang tidak

dapat didiversifikasikan yang diukur dengan Beta. ERB menunjukkan hubungan antara return dan risiko yang merupakan faktor penentu investasi. Menurut Jogiyanto (2003), ERB merupakan kelebihan pengembalian berupa selisih antara pengembalian yang


(62)

lxi

diperkirakan atas sebuah aset dengan tingkat pengembalian bebas risiko.Rumus yang digunakan:

ERB = E (Ri) – Rbr βi Keterangan:

ERB: Excess Return to Beta (kelebihan pengembalian) sekuritas ke-i E(Ri): Pengembalian yang diperkirakan (expected return) berdasarkan

model indeks tunggal untuk sekuritas ke- i Rbr : Tingkat pengembalian bebas risiko (Rf)

βi : Resiko sistematis sekuritas ke-i

3.4.1.4. Portofolio Optimal

Jogiyanto (2003) mengatakan bahwa ketentuan yang berlaku untuk masuk dalam portofolio adalah:

E(Rpi) = αi + βi .E(Rm). Keterangan :

E(Rpi) = Returnportofolio optimal sekuritas ke-i

αi = Resiko individu (standard deviation) sekuritas ke-i βi = Resiko sistematis sekuritas ke-i

E(Rm) = Return ekspektasi pasar saham ke i

3.4.2. Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Investasi. Investasi pada dasarnya merupakan penempatan sejumlah dana


(63)

lxii

pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan mendatang, dengan tujuan untuk mengurangi kerugian / risiko yang dilakukan oleh investor dalam berbagai jenis investasi sehingga return yang diterima oleh investor, adalah tingkat keuntungan yang didapat investor atas investasi saham yang dilakukan.

Tobin’s Q dapat digunakan sebagai alat ukur dalam mengidentifikasi

keputusan investasi suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan akan memiliki kesempatan investasi yang lebih tinggi apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi nilai perusahaan yang dinilai oleh investor dari ekuitas, asset maupun hutang yang dimiliki perusahaan. Formulasi dari Tobin’s Q adalah sebagai berikut :

Tobin’s Q =

MVS + D TA Keterangan :

- MVS adalah Market value of all outstanding stock

- Dadalah debt = (AVCL – AVCA) + AVLTD dimana AVCL (Accounting value of the firm's Current Liabilities), AVCA (Accounting value of the firm's Current Assets) dan AVLTD (Accounting value of the firm's Long Term debt)

- TA adalah Total Assets

Tabel 3.2.

Ringkasan Definisi Operasional dan Variabel Penelitian


(64)

lxiii 1 E (Ri) (Expected Return Saham) Rata-rata tertimbang

realizedreturn saham i E(Ri) = Rf + βi (E(Rm) – Rf) Rasio

2 Var (σ2)

Seberapa besar nilai tiap-tiap item

menyimpang dari rata-ratanya Rasio 3 ERB (Excess Return to Beta) Merupakan kelebihan pengembalian yang diperkirakan dengan tingkat pengembalian bebas risiko ERB = βi

E (Ri) – Rbr

Rasio

4

Kriteria Portofolio Optim

Saham yang memiliki

ERB lebih besar dari Ci E(Rpi) = αi + βi .E(Rm). Rasio

6 Keputusan Investasi

penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan

harapan untuk memperoleh keuntungan

di masa yang akan mendatang.

Tobin’ s Q =

MVS + D TA

Rasio


(65)

lxiv

Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan analisis statistic yang menggunakan regresi linear berganda dan menggunakan SPSS 19. Tahapan yang dilakukan dalam analisis data penelitian ini adalah:

3.5.1. Uji Asumsi Klasik

Penggunaan analisis regresi berganda mensyaratkan dilakukannya pengujian asumsi klasik untuk memperoleh hasil Best Linear Unbiased

Estimator (BLUE) dengan menggunakan metode Ordinary Least Square

(OLS) atau pangkat kuadrat terkecil biasa. Model regresi dikatakan BLUE jika memenuhi semua asumsi klasik. Berikut ini penjelasan mengenai uji asumsi klasik yang akan dilakukan.

3.5.1.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2005:110). Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Jadi, uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya. Pengujian normalitas dapat menggunakan grafik P-P Plot dan uji Kolmogrov-Smirnov. Grafik P-P Plot dilihat apabila titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, sedangkan dasar pengambilan keputusan uji


(66)

lxv

signifikan > 0,05, maka distribusi data normal. Sebaliknya, bila nilai signifikan < 0,05, maka distribusi data tidak normal.

3.5.1.2. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena ada observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu atau times series, karena “gangguan” pada seorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya(Ghozali, 2005:95).

Mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, digunakan uji Durbin-Watson (uji DW). Tabel Durbin Waston tersebut memuat dua nilai batas, yaitu batas atas (�) dan batas bawah (�), untuk berbagai nilai n dan k (jumlah variabel bebas).

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi:

1. 0<dW <��, berarti ditolak karena tidak ada autokorelasi positif (+)


(1)

xciii

LAMPIRAN

Lampiran 1: Daftar Perusahaan Yang Termasuk Kriteria

No

Kode

Populasi

1

AALI

Astra Agro Lestari Tbk.

2

ADRO

Adaro Ebergu Tbk.

3

ASII

Astra Internasional Tbk.

4

BBCA

Bank Central Asia Tbk.

5

BBNI

Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

6

BBRI

Bank Rakyat Idonesia (Persero) Tbk.

7

BDMN Bank Danamon Tbk.

8

BMRI

Bank Mandiri (Persero) Tbk.

9

BUMI

Bumi Resource Tbk.

10

GGRM Gudang Garam Tbk.

11

INCO

Internasional Nickel Indonesia Tbk.

12

INDF

Indofood Sukses Makmur Tbk.

13

INTP

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

14

ITMG

Indo Tambangraya Megah Tbk.

15

JSMR

Jasa Marga (Persero) Tbk.

16

KLBF

Kalbe farma Tbk.

17

LSIP

London Sumatera Plantation

18

PGAS

Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

19

PTBA

Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.

20

TLKM

Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

21

UNTR

United Tractors Tbk.


(2)

xciv

Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Expectied Return 92 -19.22 12.14 -0.61 3.74 Variance Return 92 .00 3.11 0.15 0.33 Expectid Return to Beta 92 -167.69 18.55 -1.90 17.89 Portofolio Optimal 92 .00 3.35 0.16 0.35 Keputusan Investasi 92 .16 6.72 1.61 1.15 Valid N (listwise) 92

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 92

Normal Parametersa Mean .0000000 Std. Deviation 1.13680073 Most Extreme Differences Absolute .158

Positive .158

Negative -.117

Kolmogorov-Smirnov Z 1.515

Asymp. Sig. (2-tailed) .020

a. Test distribution is Normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 84

Normal Parametersa Mean .0000000 Std. Deviation .67215434 Most Extreme Differences Absolute .059

Positive .055

Negative -.059

Kolmogorov-Smirnov Z .538

Asymp. Sig. (2-tailed) .935


(3)

xcv

Regression

Variables Entered/Removedb Model Variables Entered

Variables

Removed Method 1 PO.Ln, ER.Ln,

ERB.Ln, Alpha.Lna

. Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Inves.Ln

Model Summaryb Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .190a .036 -.013 .68873 .920

a. Predictors: (Constant), PO.Ln, ER.Ln, ERB.Ln, Alpha.Ln b. Dependent Variable: Inves.Ln

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1.399 4 .350 .737 .569a

Residual 37.474 79 .474

Total 38.873 83

a. Predictors: (Constant), PO.Ln, ER.Ln, ERB.Ln, Alpha.Ln b. Dependent Variable: Inves.Ln

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) .671 .378 1.773 .080

ER.Ln .021 .054 .058 .397 .693 .576 1.736 Alpha.Ln .221 .383 .320 .579 .564 .040 25.051 ERB.Ln .007 .044 .025 .151 .880 .456 2.194 PO.Ln -.088 .382 -.132 -.230 .819 .037 26.868 a. Dependent Variable: Inves.Ln


(4)

xcvi

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .188a .035 .000 .68464 1.925

a. Predictors: (Constant), ERB.Ln, Alpha.Ln, ER.Ln b. Dependent Variable: Inves.Ln

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1.374 3 .458 .977 .408a

Residual 37.499 80 .469

Total 38.873 83

a. Predictors: (Constant), ERB.Ln, Alpha.Ln, ER.Ln b. Dependent Variable: Inves.Ln

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) .689 .368 1.870 .065

ER.Ln .025 .051 .068 .494 .623 .636 1.572 Alpha.Ln .136 .090 .196 2.508 .035 .711 1.406 ERB.Ln .010 .042 .037 .237 .814 .506 1.978 a. Dependent Variable: Inves.Ln


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Analisis Pembentukan Portofolio Saham Optimal Menggunakan Single Index Model Pada Saham-Saham Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 85 142

Analisis Pengaruh Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Terhadap Pengambilan Keputusan Investasi (Studi Kasus Saham Lq-45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014

1 27 99

Pengaruh Modal Kerja Dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Tingkat Pengembalian Investasi (ROI) Pada Perusahaan Sub Sektor Transportasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014

0 12 1

Pembentukan Portofolio Optimal Dengan Model Indeks Tunggal Pada Saham Jakarta Islamic Index Periode 2012-2014

5 19 84

Analisis Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2012–2014)

2 2 15

Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal

0 1 16

18. BMAS PT Bank Maspion Indonesia, Tbk - Analisis Pembentukan Portofolio Saham Optimal Menggunakan Single Index Model Pada Saham-Saham Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 65

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi - Analisis Pembentukan Portofolio Saham Optimal Menggunakan Single Index Model Pada Saham-Saham Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Pembentukan Portofolio Saham Optimal Menggunakan Single Index Model Pada Saham-Saham Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Analisis Pembentukan Portofolio Saham Optimal Menggunakan Single Index Model Pada Saham-Saham Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 0 11