Koleksi Sampel Pengambilan Data 1. Menentukan Stasiun Pengamatan

22 3.3. Pengambilan Data 3.3.1. Menentukan Stasiun Pengamatan Stasiun pengamatan di Pulau Pari, DKI Jakarta, ditentukan dengan survey pendahuluan dan mendapatkan informasi dari nelayan tentang keberadaan kerang di ekosistem lamun. Setelah mendapatkan informasi dan data awal, penentuan dan pengambilan biota dilakukan di Pulau Tengah, Kongsi, dan Burung dengan masing-masing Pulau terdiri dari 3 stasiun dan 3 kali pengulangan. Stasiun pengambilan sampel di ekosistem mangrove Manko, Okinawa, Jepang, dilakukan dengan survey awal. Stasiun pengambilan sampel terdiri dari 3 transek dengan panjang transek 100 m. Transek ditarik dari pinggir daratan kearah dalam mangrove. Lokasi sampling di ekosistem mangrove dan lamun dipilih secara acak di wilayah ekosistem lamun karena tujuan dari analisis sumber makanan dengan isotop stabil adalah untuk mengetahui komposisi isotop stabil dan dari informasi isotop stabil dapat diketahui asal mula sumber makanan.

3.3.2. Koleksi Sampel

Koleksi sampel di ekosistem lamun Pulau Pari di lakukan dengan menarik garis 3 transek dari bibir pantai ke arah lepas pantai dengan setiap transek sepanjang 300 m.Kemudian setiap transek diletakkan kuadrat ukuran 1x1 m dengan jarak kuadrat 50 m. Setelah transek dan kuadrat dibentuk, kemudian kuadrat di acakuntuk mengkoleksi sampel. Pengambilan sampel pada surut rendah low tide. Sampel biota yang masuk ke dalam kuadrat kemudian dikoleksi semuanya. Sampel yang dikoleksi adalah spesiesChlamydinae spp., sedangkan potensi sumber makanannya adalah organisme yang berada di sekitar biota seperti tumbuhan lamun, makrolaga dan spons. Sampel kerang dan potensi sumber makanan diambil dengan menggunakan tangan dan snorkel, kemudian dimasukkan kedalam plastik contoh dan kemudian disimpan kedalam cool box yang telah di isi dengan dry ice atau es batu dan selanjutnya dibawa ke laboratorium.Sampel kerang yang diambil dengan ukuran panjang dan lebar cangkang yang lebih dari 5 cm. Sampel kerang dibagi dua, pertama sampel kerang untuk identifikasi dan kedua sampel kerang untuk analisis isotop stabil. Identifikasi sampel kerang menggunakan Dijkstra 2011.Semua sampel dibawa ke Laboratorium Prolink dan Teknologi Hasil Perikanan THP Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB Bogor untuk identifikasi dan preparasi analisis isotop stabil. 23 Stasiun pengambilan sampel di ekosistem mangrove Manko, Okinawa, Jepang, dilakukan dengan survey awal. Stasiun pengambilan sampel terdiri dari 3 transek dengan panjang transek 100 m. Transek ditarik dari pinggir daratan kearah dalam mangrove. Setiap transek terdiri dari 5 kuadrat ukuran 50x50 cm. Setelah semua transek dan kuadrat terbentuk, kemudian dipilih secara acak. Sampel biota yang masuk ke dalam kuadrat kemudian dikoleksi semuanya. Waktu pengambilan sampel dilakukan pada surut rendah low tide. Sampel biota yang dikoleksi di fokuskan pada makrozoobentos kelas gastropoda seperti unidentifiedcerithidea, Cassidulae mustelina, Peroniverruculata, unidentifiedgrapsidae, dan unidentifieduca, sedangkan potensi sumber makanannya adalah tumbuhan mangrove dan sedimen.Untuk sampel daun mangrove yang masih hidup diambil secara acak yang didalam dan dekat kuadrat untuk mengurangi bias Bouillon et al. 2004, dengan menggunakan gunting. Sampel sedimen permukaan yang berada didalam kuadrat diambil dengan kedalaman 1-2 cmdiambil dengan menggunakan sekop. Semua sampel yang dikoleksi di ekosistem mangrove dan lamun tidak ada pengulangan dalam 1 kuadrat karena jumlah yang dibutuhkan untuk analisis isotop stabil 1 mg dari setiap spesies.Tubuh dari makrozoobentos di ukurkarena untuk mengetahui umur dan dari perbedaan umur makrozoobentos berbeda pula sumber makanannya Lopes et al. 2009. Sampel makrozoobentos, tumbuhan mangrove, dan sedimen diambil dengan menggunakan tangan. Sampel dimasukkan kedalam plastik contoh dan kemudian disimpan kedalam cool box yang ditambahkan dengan dry ice atau es batu dan selanjutnya dibawa ke laboratorium. Setalah sampai laboratorium, sampel makrozoobentos dibagi dua, pertama sampel makrozoobentos untuk identifikasi dan kedua sampel makrozoobentos untuk analisis isotop stabil. Identifikasi makrozoobentos menggunakan buku petunjuk Okutani 2000 dan Sakai 1976.Semua sampel dibawa ke Laboratorium Ekologi dan Sistematik, Fakultas Sains, Universitas Ryukyus, Jepang untuk identifikasi dan preparasi analisis isotop stabil. Setelah sampai dilaboratorium, semua sampel di Pulau Pari dan Manko disimpan didalam lemari pendingin dengan suhu lebih dari -18 o C sampai preparasi contoh kerang selesai. Penyimpanan didalam lemari pendingin dengan suhu lebih dari -18 o C karena tidak mempengaruhi nilai isotop δ 13 C dan δ 15 N selama kurang dari 1 bulan Kaehler dan Pakhomov 2001; Carabel et al. 2006. 24 3.4. Preparasi Isotop Stabil 3.4.1. Preparasi Makrozoobentos