Analisis Isotop Stabil Analisis Data

25 2007; Jaschinski et al. 2008. Setelah dicuci, semua sampel dipotong menjadi kecil. Sampel disimpan didalam lemari pendingin sampai dilakukan pengeringan dan analisis isotop stabil. Metode yang digunakan dalam preparasi adalah metode dari Carabel et al. 2006 yang telah di modifikasi. Semua sampel dikeringkan dengan menggunakan freeze dry untuk menghilangkan uap air selama 24 jam. Kemudian ditumbuk dengan mortar dan pastle sampai menjadi serbuk. Setelah menjadi serbuk, sampel dimasukkan dan dibungkus kedalam tin capsule Santis 5 x 9 mm dengan pengulangan tiga kali. Berat sampel jaringan tubuh makrozoobentos, daun mangrove, daun lamun, makroalga, dan spons ditimbang dengan timbangan analitik sebanyak 0,8 sampai dengan 1 mg, sedangkan berat sampel sedimen 1,8 sampai dengan 2,5 mg.

3.5. Analisis Isotop Stabil

S ampel di analisis δ 13 C dan δ 15 N menggunakan alat spektrometer masa Delta V Advantage, IRMS yang terhubung dengan elemen-elemen analisis NA- 2500, CE Instruments dengan persentasi koreksi 0.15 ‰ yang dilakukan di Departemen Kimia Analis, Fakultas Sains, Universitas Ryukyus, Jepang. Nilai rasio isotop stabil menggunakan standar konvensional VPDB batu gamping untuk karbon dan N 2 atmosfer untuk nitrogen Hoefs 2009 dengan rumus: δ 13 C or δ 15 N = R sample R standard – 1 1000 ‰……………1 dimana R sample adalah elemen 13 C atau 15 N, sedangkan R standard adalah rasio 12 C atau 14 N berdasarkan PDB. Standar karbon δ 13 C menggunakan Pee Dee Belemnite PDB, sedangkan nitrogen δ 15 N menggunakan standar N 2 gas atmosfir. Untuk menghitung sumber makanan yang di asimilasi hewan rasio δ 13 C atau δ 15 N, digunakan rumus DeNiro dan Epstein 1978, 1981: ∆ Animal-Diet ……………2 dimana ∆ adalah nilai asimilasi dari δ 13 C atau δ 15 N. 26

3.6. Analisis Data

Untuk mengetahui nilai rata- rata dari δ 13 C dan δ 15 N setiap sampel maka digunakan statistic descriptive. Selain itu, digunakan uji normalitas data dari masing-masing nilai δ 13 C dan δ 15 N setiap sampel menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov . Untuk membedakan nilai δ 13 C dan δ 15 N dari makrozoobentos dan sumber makanan digunakan ANOVA dan uji Tukey α = 0.05. Pengolahan data dengan menggunakan softwareyang relevan. 27

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian 4.1.1. Lokasi Penelitian di Pulau Pari Perairan Pulau Pari terletak di bagian paling selatan dari Pulau-Pulau di kePulauan Seribu, sekitar 40 km sebelah Barat laut Kota Jakarta. Daerah Pulau Pari meliputi luas sekitar 15 km 2 dengan terdiri dari Pulau-Pulau kecil yaitu Pulau Kongsi, Pulau Tengah, Pulau Burung, Pulau Tikus, dan Pulau Pari. Selain memiliki Pulau-Pulau kecil, Pulau Pari memiliki delapan goba besar dan kecil lagoon, kloran atau pintu keluar masuk air di pinggiran terumbu yang menghubungkan perairan didalam terumbu dengan perairan diluarnya, dan daerah pinggiran terumbu tubir yang melingkar reef edge. Salinitas perairan Pulau Pari bervariasi yaitu antara 27 sampai dengan 34 ‰ dengan rerata total dari semua lokasi adalah 31,6 ‰. Salinitas di Pulau Pari dipengaruhi oleh pasang surut yang setiap harinya dengan nilai rata-rata pasang tertinggi 1,20 m dan pasang terendah 0,18 m Kiswara 1992. Keanekaragaman biota dan tumbuhan Pulau Pari diantaranya adalah gastropoda, bivalvia, spons, makroalga, mangrove, dan lamun. Kelas bivalvia merupakan kelas yang terdistribusi luas di Pulau Pari Cappenberg dan Panggabean 2005. Kerang yang dikoleksi dalam penilitian ini merupakan jenis dari Chlamydinae spp. dan ditemukan di goba-goba dengan rerata kedalaman 83 cm Lampiran 13 dengan tipe substrat berlumpur. Tipe substrat di Pulau Pari terdiri dari substrat pasir kasar, halus, berlumpur Kiswara 2010, dan pecahan karang rubble. Vegetasi lamun di Pulau Pari terdiri dari Enhalus acoroides, Halophila ovalis, Thalassia hemprichii dan Cymodocea rotundata yang tumbuh di substrat lumpur, pasir, dan terumbu Kiswara 1992. Potensi sumber makanan yang berada di sekitarChlamydinae spp. di Pulau Pari yang dikoleksi dalam penelitian ini adalah tumbuhan lamun, spons, dan makroalga. Tumbuhan lamun Enhalus acoroides, spons, dan makrolaga yang ditemukan dalam penilitian ini memiliki substrat berlumpur. 4.1.2. Lokasi Penelitian di Ekosistem Mangrove Manko Okinawa 26 o 11’ N, 127 o 40’ E merupakan Pulau semi tropis yang lokasinya berada di selatan Jepang. Ekosistem mangrove di Mankomerupakan bagian dari Okinawa yang terletak di barat daya yang memiliki karakteristik