29
4.2. Isotop Karbon dan Nitrogen Sumber Makanan
Produsen primer di ekosistem lamun Pulau Pari memiliki rerata nilai isotop karbon dan nitrogen bervariasi
Tabel 2. Nilai rerata karbon δ
13
C dalam penelitian ini dari daun lamun E. acoroides adalah -5,56 ‰, sedangkan untuk
nitrogennya δ
15
N 2,41 ‰. Nilai rerata isotop karbon dari C. rasemosa adalah - 17,11 ‰, sedangkan untuk nitrogennya 3,31 ‰. Nilai rerata isotop karbon dari
spons -19,82 ‰, sedangkan untuk nitrogennya 3,97 ‰. Tabel 2 Rerata nilai
SD δ
15
N dan δ
13
C ‰ potensi sumber makanandi ekosistem lamun Pulau Pari.
Biota δ
13
C δ
15
N Rerata
Kisaran Rerata
Kisaran
Haliclona spp. -19,82
-19,71 sd -19,90 3,97
3,9 sd 4,0 C. rasemosa
-17,11 -16,27 sd -17,70
3,31 3,1 sd 3,5
E. acoroides -5,56
-5,39 sd -5,70 2,41
2,3 sd 2,5 Hasil isotop karbon dan nitrogen dari Haliclona spp., C. rasemosa, dan E.
acoroides masuk kedalam kisaran dari penelitian sebelumnya Tabel 3. Hasil nilai rerata karbon dari spesies daun lamun E. acoroides dari penelitian ini
memiliki kemiripan dengan hasil yang ditunjukkan oleh McMillan et al. 1980 yaitu -5,8 ‰ dan Vonk et al. 2008 di kePulauan Spermonde, Sulsel, yaitu -7,1
‰. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Loneragan et al. 1997, nilai isotop karbon lebih rendah di Australia yaitu -10 ‰ sampai dengan -9 ‰ dan
Yamamuro et al. 2004 di Thailand yaitu -10,51 ‰ sampai dengan -8,06 ‰. Nilai karbon pada daun lamun memiliki kisaran pada penelitian sebelumnya oleh
McMillan et al. 1980 dan Hemminga dan Mateo 1996 yaitu berkisar antara - 23,8 sampai dengan -4,9 ‰. Nilai isotop karbon yang berbeda-beda mungkin
dikarenakan adanya pengaruh dari faktor fisik seperti turbiditas Kiswara et al. 2005, habitat McMillan et al. 1980, cahaya dan temperatur. Menurut Griceet al.
1996 cahaya mempengaruhi nilai δ
13
C yang ada di lamun, hal ini dikarenakan meningkatnya
13
C dari sumber C eksternal dan meningkatnya penggunaan kembali recycling dari CO
2
. Nilai karbon yang ada di daun merupakan gambaran dari sumber karbon, cahaya matahari, dan temperatur Hemminga
dan Mateo 1996.
30 Tabel 3 Nilai kisaran
δ
13
C dan δ
15
N potensi sumber makanan di ekosistem lamun.
Biot a
δ
13
C δ
15
N
E. acor oides - 23,8 s d - 4,9
a
1 s d 4
b
Haliclona spp.
- 24 s d - 21
c
4 s d 12
c
C. rasemosa
- 10,3 s d 34,8
d
2 s d 4
e
Ket: a = McMillan et al. 1980 dan Hemminga dan Mateo 1996
b = Yamamuro et al. 2004 dan Vonk et al. 2008 c = Thurber 2005
d = Adin dan Riera 2003; Alfaro et al. 2006; Kang et al. 2008 e = Kang et al. 2008
Nilai isotop nitrogen dari daun lamun dalam penelitian ini masuk kedalam kisaran dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Yamamuro et al. 2004, yaitu
dengan rerata 1,28 sampai dengan 2,93 ‰ dan Vonk et al. 2008 yang nilai nitrogennya 3,4 ‰. Hal ini menunjukkan bahwa, nilai isotop nitrogen dari daun
lamun di Pulau Pari memiliki kemiripan. Selain itu, faktor fisik seperti kandungan nutrien di perairan mungkin memiliki kondisi yang sama dengan lokasi penelitian
ini. Menurut Griceet al. 1996, masukkan dari antropogenik dapat mendekati nilai nitrogen yang ada di lamun.
Nilai isotop karbon dari makroalga seperti Caluerparasemosa tergolong kedalam tumbuhan kelompok C
4
. Menurut Lobban dan Harrison 1997 dan Michener dan Kaufman 2007, sebagian besar dari makroalga tergolong
kedalam tumbuhan yang memiliki siklus C
4
dan sedikit tergolong C
3
. Isotop karbon dan nitrogen dari alga hijau seperti C. rasemosa, masuk kedalam kisaran
dengan makroalga di penelitian sebelumnya Adin dan Riera 2003; Alfaro et al. 2006; Kang et al. 2008 yaitu antara -10,3‰ sampai dengan 34,8 ‰ untuk
karbon. Jenis alga hijau memiliki nilai isotop karbon antara -10,3‰ sampai dengan 18,3 ‰ dan nitrogen 2,8 ‰ sampai dengan 4,2 ‰ Kang et al. 2008.
Hasil yang berbeda ditunjukan dari makroalga jenis Sargassum spp. dan epifit daun lamun yang memiliki nilai isotop karbonyang lebih kaya yaitu -13,6 ‰ dan -
12,90 ‰, sedangkan nilai isotop nitrogen memiliki kemiripan yaitu 3,10 ‰Vonk et al. 2008.Biota spons Haliclona spp. memiliki nilai isotop karbon dan nitrogen
yang masuk kedalam kisaran penelitian sebelumnya, yaitu -21 dan -24 ‰ untuk karbon dan 4 sampai dengan 12 ‰ untuk nitrogen Thurber 2005.
Hasil uji normalitas pada datakarbon dan nitrogen dari sampel potensi sumber makanan di ekosistem lamun Pulau Pari memiliki nilai yang terdistribusi
normal Kolmogorov-Smirnov; α=5 yang ditunjukan pada Lampiran 3. Nilai
antara karbon δ
13
C dan nitrogen δ
15
N dari sampel potensi sumber makanan memiliki perbedaan yang nyata ANOVA; p0.05, dapat dilihat pada Lampiran 4.
31 Rerata nilai karbon isotop stabil daun mangrove K. candel memiliki nilai -
29,81 ‰ dan sedimen nilai rerata karbon -24,23 ‰, sedangkan hasil rerata dari nilai nitrogen isotop stabil daun mangrove 11,0 ‰dan dari sedimen 7,2 ‰ Tabel
4. Tabel 4
Rerata nilai SD δ
15
N dan δ
13
C ‰ potensi sumber makanandi ekosistem mangrove Manko.
Biota δ
13
C δ
15
N Rerata
Kisaran Rerata
Kisaran
K. candel
- 29,81
-27,83 sd -31,80 11
8,6 sd 15,2 Sedimen mangrove
- 24,23
-21,39 sd -25,94 7,2
6,8 sd 7,6 Nilai isotop karbon dan nitrogen dari potensi sumber makanan di ekosistem
mangrove Manko bervariasi. Nilai isotop karbon dari produsen K. candel masuk kedalam rerata nilai karbon daun mangrove didunia yaitu -35 ‰ sampai dengan -
22 ‰ Bouillon et al. 2008dan masuk kedalam kisaran dari penelitian sebelumnya Tabel 5. Nilai isotop karbon menunjukkan bahwa tumbuhan
mangrove termasuk kedalam kelompok C
3
didarat. Hasil dari nilai isotop karbon dalam penelitian ini memiliki kemiripan dari hasil penelitian yang dilakukan pada
spesies yang sama K. candel di Taiwan yaitu -28,3 ‰ Hsieh et al. 2002 dan di pantai Ohura, Pulau Okinawa yaitu -27,5 ‰ Doi et al. 2009. Pada spesies yang
berbeda, nilai isotop karbon K. candel memiliki kemiripan dengan Avicennia marina -28,8 ‰, dan Rhizophora mucronata -27,5‰ Lopes et al. 2009, dan
Avicennia marina -27,8 ‰ Nerot et al. 2009. Tabel 5 Nilai kisaran
δ
13
C dan δ
15
N potensi sumber makanan di ekosistem mangrove.
Biot a
δ
13
C δ
15
N
K. candel - 35 s d - 22
a
5 s d 11
b
Sedim en m angrov e - 25 s d - 23
c
1 s d 15
d
Ket: a = Bouillon et al. 2008
b = Doi et al. 2009 c = Hsieh et al. 2002
d = Bouillon et al. 2004 dan Lopes et al. 2009
Jenis daun mangrove K. candel memiliki rerata nilai isotop nitrogen 11 ‰. Nilai isotop nitrogen daun mangrove K. candel lebih kaya dari K. candel yang
ditemukan di Ohura yang memiliki nilai 5,8 ‰ Doi et al. 2009 dan lebih kaya dari jenis Avicennia marina dan Rhizopora mucronata yaitu berkisar dari 0
sampai dengan 9 ‰ Bouillon et al. 2002, 2004; Nerot et al. 2009; Lopes et al. 2009. Hal ini mungkin dikarenakan nitrogen yang ada di makhluk hidup
sebagian besar berasal atmosfir kemudian masuk ke dalam produsen primer
32 seperti tumbuhan dalam bentuk N
2
yang sebagian besar berasal dari reduksi oleh mikroorganisme Marshall et al. 2007. Selain itu, perbedaan nilai nitrogen
dari spesies tumbuhan yang berbeda-beda bervariasi karena dipengaruhi olehlingkungan seperti umur tumbuhan Werry dan Lee 2005, kondisi tanah,
pengkayaan nutrien, dan fisiologi tumbuhan Marshall et al. 2007. Sedimen yang ada di mangrove Manko memiliki nilai isotop karbon dan
nitrogen yaitu -24,23 ‰ dan 7,2 ‰, secara berurutan Tabel 4. Nilai karbon di sedimen Manko area memiliki kemiripan dengan sedimen di Taiwan yang
ditumbuhi jenis mangrove yang sama, yaitu berkisar antara -25,3 ‰ sampai dengan -25,5 ‰ Hsieh et al. 2002 dan dengan sedimen di Ohura yaitu -23,9 ‰,
sedangkan nilai isotop nitrogen yaitu 4,4 ‰ Doi et al. 2009. Nilai isotop karbon di K. candel yang lebih rendah dari sedimen, hal ini menunjukkan bahwa nilai
karbon daun mangrove tidak memberikan kontribusi yang besar terhadap sedimen melalui detritus dan kerapatan kanopi. Nilai isotop karbon pada
mangrove dan lamun yang hidup memiliki nilai yang sama dengan dekomposisi mangrove dan lamun Zieman et al. 1984. Kerapatan kanopi dari individu
mangrove dapat mempengaruhi kontribusi carbon dan nitrogen di
sedimenLopes et al. 2009. Selain itu, diduga bahwa sumber utama karbon dan nitrogen berasal dari bakteri dan mikrofitobenthos autochtonous Pape et al.
2008. Nitrogen di sedimen lebih tinggi dari penelitian Bouillon et al. 2004 yaitu
rata-ratanya 1,4 ‰ sampai dengan 4,0 ‰ dan dari penelitian Doi et al. 2009 nilai nitrogennya 4,4 ‰. Hasil dari penelitian Lopes et al. 2009,
menunjukkannilai isotop nitrogen yang lebih rendah yaitu 8,7 ‰ sampai dengan 15,8 ‰. Tingginya nilai nitrogen di sedimen diduga sumber nitrogen berasal
cyanobacteria dan liken lichens yang memfiksasi nitrogen Evans 2007 atau masukkan nitrogen dari sungai. Selain itu, diduga ada pengaruh dari suhu
lingkungan karena iklim pada lokasi penelitian masuk kedalam musim panas. Sumber karbon dan nitrogen di daerah estuarimangrove, rasio isotop
bervariasi dikarenakan ada percampuran antara organik terlarut dari daratan seperti plankton, serasah tumbuhan darat, dan dari laut seperti plankton laut,
alga, serasah tumbuhan laut. Menurut Wada et al. 1991, variasi isotop dikarenakan adanya sumber yang berasal dari organik terlarut dari darat seperti
fitoplankton dan tumbuhan lamun. Selain itu, menurut Bouillon et al. 2000, 2002,
33 2004, masukkan dari organik seperti serasah daun mangrove memberikan
kontribusi terhadap adanya percampuran karbon dan nitrogen yang tinggi. Hasil uji normalitas pada datakarbon dan nitrogen dari daun mangrove dan
sedimen di ekositem mangrove Manko memiliki nilai yang terdistribusi normal Kolmogorov-Smirnov;
α=5 yang ditunjukan pada lampiran 6.Nilai antara isotop karbon dan nitrogen dari potensi sumber makanan memiliki perbedaan
yang nyata ANOVA; p0.05, dapat dilihat pada lampiran 9.
4.2. Isotop Karbon dan Nitrogen Makrozoobentos