87.41 Pengaruh Limbah Kulit Samak terhadap Kurva Retensi Air Regosol Dramaga dan Podsolik Jasinga
                                                                                19 Gambar  9  menunjukkan  perubahan  kurva  retensi  air  akibat  pemberian
limbah kulit halus pada tanah bertekstur klei yang dibuat tanpa persamaan model Genucthen a dan dengan persamaan model Genucthen b. Aplikasi limbah kulit
samak  halus  pada  tanah  bertekstur  klei  dosis  0,  0.5,  1,  5,  10  dan  25 memiliki hubungan yang nyata terhadap kadar air pada pF 1, pF 2, pF 2.54 dan pF
4.2.
Seperti halnya pada tanah bertekstur pasir, pada tanah bertekstur klei terjadi pergeseran  kurva  retensi  air  ke  arah  kiri  dengan  semakin  meningkatnya  dosis
pemberian  limbah  kulit  halus.    Selang  pergeseran  yang  terjadi  pada  tanah  klei lebih  lebar  dibandingkan  dengan  selang  pergeseran  pada  tanah  pasir,  hal  ini
menunjukkan  bahwa  pemberian  limbah  kulit  samak  halus  lebih  berpengaruh terhadap tanah bertekstur klei dibandingkan dengan pada tanah bertekstur pasir.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Daya  serap  limbah  kulit  samak  bertekstur  halus  terhadap  air  lebih  tinggi
dibandingkan dengan limbah kulit samak bertekstur kasar. 2.
Semakin  lama  interval  waktu  perendaman  limbah  kulit  samak  di  dalam  air maka air yang diserap limbah kulit samak bertekstur halus semakin meningkat.
3. Perlakuan  pemanasan  terhadap  limbah  kulit  samak  dapat  meningkatkan  kadar
air yang diserap. 4.
Pemberian limbah kulit samak kedalam tanah menyebabkan bergesernya kurva retensi air ke arah kiri daya retensi air menurun.
5. Selang  pergeseran  kurva  retensi  akibat  penambahan  limbah  kulit  samak  halus
lebih lebar pada tanah klei dibandingkan dengan tanah pasir.
Saran
1. Sebaiknya  waktu  inkubasi  antara  limbah  kulit  samak  halus  dengan  tanah
selama  lebih  dari  30  hari,  agar  antara  limbah  kulit  samak  halus  dengan  tanah homogen.
2. Sebaiknya  gunakan  bahan  water  absorbent  lain  seperti  kompos  dan  bahan
water absorbent yang sudah dikomersilkan sebagai pembanding dengan limbah
kulit samak halus.
3. Sebaiknya  sebelum  limbah  kulit  samak  halus  dimanfaatkan  dan  diaplikasikan
ke  dalam  tanah  dilakukan  analisis  kimia  yang  terkandung  dalam  limbah  kulit samak halus.
4. Perlu  adanya  penelitian  lebih  lanjut  dalam  pemanfaatan  limbah  kulit  samak
yang diaplikasikan langsung di dalam pot dengan menggunakan tanaman.
                                            
                