1.01 70.20 Pengaruh Limbah Kulit Samak terhadap Kurva Retensi Air Regosol Dramaga dan Podsolik Jasinga

18 a b Gambar 8 Perubahan Kurva Retensi Air pada Tanah Bertekstur Pasir a Tanpa Persamaan Model Genucthen dan b Dengan Persamaan Model Genucthen a b Gambar 9. Perubahan Kurva Retensi Air pada Tanah Bertekstur Klei a Tanpa Persamaan Model Genucthen dan b Dengan Persamaan Model Genucthen 19 Gambar 9 menunjukkan perubahan kurva retensi air akibat pemberian limbah kulit halus pada tanah bertekstur klei yang dibuat tanpa persamaan model Genucthen a dan dengan persamaan model Genucthen b. Aplikasi limbah kulit samak halus pada tanah bertekstur klei dosis 0, 0.5, 1, 5, 10 dan 25 memiliki hubungan yang nyata terhadap kadar air pada pF 1, pF 2, pF 2.54 dan pF 4.2. Seperti halnya pada tanah bertekstur pasir, pada tanah bertekstur klei terjadi pergeseran kurva retensi air ke arah kiri dengan semakin meningkatnya dosis pemberian limbah kulit halus. Selang pergeseran yang terjadi pada tanah klei lebih lebar dibandingkan dengan selang pergeseran pada tanah pasir, hal ini menunjukkan bahwa pemberian limbah kulit samak halus lebih berpengaruh terhadap tanah bertekstur klei dibandingkan dengan pada tanah bertekstur pasir. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Daya serap limbah kulit samak bertekstur halus terhadap air lebih tinggi dibandingkan dengan limbah kulit samak bertekstur kasar. 2. Semakin lama interval waktu perendaman limbah kulit samak di dalam air maka air yang diserap limbah kulit samak bertekstur halus semakin meningkat. 3. Perlakuan pemanasan terhadap limbah kulit samak dapat meningkatkan kadar air yang diserap. 4. Pemberian limbah kulit samak kedalam tanah menyebabkan bergesernya kurva retensi air ke arah kiri daya retensi air menurun. 5. Selang pergeseran kurva retensi akibat penambahan limbah kulit samak halus lebih lebar pada tanah klei dibandingkan dengan tanah pasir. Saran 1. Sebaiknya waktu inkubasi antara limbah kulit samak halus dengan tanah selama lebih dari 30 hari, agar antara limbah kulit samak halus dengan tanah homogen. 2. Sebaiknya gunakan bahan water absorbent lain seperti kompos dan bahan water absorbent yang sudah dikomersilkan sebagai pembanding dengan limbah kulit samak halus. 3. Sebaiknya sebelum limbah kulit samak halus dimanfaatkan dan diaplikasikan ke dalam tanah dilakukan analisis kimia yang terkandung dalam limbah kulit samak halus. 4. Perlu adanya penelitian lebih lanjut dalam pemanfaatan limbah kulit samak yang diaplikasikan langsung di dalam pot dengan menggunakan tanaman.