Bakteri Vibrio harveyi Co infection of Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) and Vibrio harveyi in Pacific White Shrimp (Litopenaeus vannamei)

2.2 Bakteri Vibrio harveyi

Vibrio harveyi tergolong dalam divisi Bacteria, klas Shyzomycetes, ordo Eubacteria, famili Vibrionaceae dan genus Vibrio. Bakteri Vibrio memiliki karakteristik Gram negatif, sel tunggal, berbentuk batang pendek yang bengkok koma atau lurus, bersifat motile, ukuran sel 1-4 mikron, berpendar dan mempunyai flagella di salah satu kutubnya Kreig dan Peter 1984. Sifat biokimia Vibrio ini yaitu oksidase positif, fermentatif terhadap glukosa, DNA genomnya mengandung 51 mol guanin dan sitosin Logan 1994, tidak membentuk gas pada produksi asam dari glukosa dan dapat menggunakan sukrosa sebagai sumber energi. Bakteri V. harveyi menghasilkan lysine dekarboksilase, nitrat reduktase dan sitokrom oksidase serta enzim amilase, chitinase dan lipase Lavilla-Pitogo et al. 1990. Protease, phospolipase, haemolysin atau eksotoksin merupakan faktor patogenitas penting V. harveyi Zhang dan Austin 2000. V. harveyi akan terlihat berpendar jika diamati di ruang gelap dan pendarannya dapat bertahan 2-3 hari pada media Thiosulphate Citrate Bile-Salt Sucrose TCBS. Kemampuan berpendar merupakan hasil aktivitas enzim luciferase yang dapat berfungsi sebagai katalisator dalam proses oksidasi reduksi. Proses oksidasi melibatkan flavin mononukleotida dan aldehid alifatik rantai panjang sebagai substratnya. Senyawa-senyawa tersebut masing-masing diubah menjadi flavin mononukelotida dan asam lemak disertai dengan pelepasan emisi cahaya dengan panjang gelombang 490 nm Lavilla-Pitogo et al. 1990. Pada umumnya V. harveyi bersifat patogen oportunistik, yaitu organisme yang dalam keadaan normal ada di lingkungan pemeliharaan dan bersifat saprofitik serta berkembang patogenik jika kondisi lingkungan dan inangnya memburuk. Bakteri ini tumbuh secara optimal pada suhu 30 Habitat utama bakteri V. harveyi adalah air laut di daerah tropis, sedimen pantai, dan saluran pencernaan organisme laut. Bakteri Vibrio merupakan patogen yang menyebabkan penyakit vibriosis Egidius 1987. Vibriosis yang disebabkan C, salinitas antara 20- 30 ppt dengan pH 7,0 dan bersifat anaerobik fakultatif yaitu bakteri yang dapat hidup baik dengan atau tanpa adanya oksigen Kreig dan Peter 1984. oleh V. harveyi adalah penyakit bakterial paling utama pada budidaya udang penaeid. Penyakit vibriosis pada budidaya udang terjadi pada stadia larva sampai dewasa. Penyakit vibriosis yang disebabkan bakteri berpendar bersifat akut dan ganas. Udang windu stadia dewasa yang terserang bakteri Vibrio menyebabkan bercak coklat pada karapasnya. Udang yang terserang bakteri Vibrio sering ditemukan berenang di pinggir tanggul, dengan tanda-tanda kulit rusak dan berwarna coklat, nekrosis, organ limfoid berwarna hitam, bagian ekor dan kaki renangnya berwarna kemerahan, insang berwarna coklat, otot atau daging berwarna kecoklatan, ususnya kosong dan gerakannya lemah serta menyentak Rukyani 1993. Pada uji tantang 3 strain V. harveyi terhadap Penaeus monodon dan P. vannamei menunjukkan gejala lesi pada kutikula, terutama di apendik dan uropod atau kipas ekor Intaraprasong et al. 2009. Pada stadia larva, infeksi V. harveyi menyebabkan penyakit kunang- kunang, bercak merah pada dasar bak pemeliharaan, perubahan warna tubuh menjadi coklat kehitaman dan terjadi penyusutan hepatopankreas Roza et al. 1997. Pada dosis tinggi 10 7 cfuudang semua udang mati dalam 12 jam setelah diinjeksi V. harveyi, sedangkan lethal doses 50 LD 50 salah satu strain V. harveyi 10 2 cfuudang Intaraprasong et al. 2009. Sedangkan pada udang vaname, virulensi V. harveyi tidak setinggi ketika menginfeksi udang windu. Pada udang vaname yang terinfeksi V. harveyi, tingkah laku udang tidak berenang menyentak seperti pada udang windu. Pada infeksi V. harveyi 10 5 cfuml, menyebabkan udang windu mengalami moulting 43 sedangkan pada udang vaname moulting hanya 10 Intaraprasong et al. 2009. Bahkan V. harveyi strain BB120 tidak menimbulkan kematian ketika diinfeksi 10 6 Beberapa penelitian telah menunjukkan adanya ko-infeksi atau infeksi bersama beberapa patogen pada udang vaname. Ko-infeksi tersebut bisa disebabkan oleh 2 atau lebih patogen viral dan patogen bakterial. Dilaporkan hasil penelitian yang dilakukan pada 2006 di Taiwan bahwa 75 udang sampel yang dikoleksi dari tambak yang terserang infeksi berat white spot syndrome virus cfuudang Phuoc et al. 2009.

2.3 Ko-infeksi Patogen pada Udang Vaname

Dokumen yang terkait

Co-infection of Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) and Vibrio harveyi in Pacific White Shrimp (Litopenaeus vannamei)

0 6 116

Pemberian prebiotik, probiotik, dan sinbiotik untuk pengendalian ko-infeksi bakteri Vibrio harveyi dan IMNV (Infectious Myonecrosis Virus) pada udang vaname Litopenaeus vanname

0 3 77

Kinerja Imunitas Udang Vaname Litopenaeus Vannamei Dalam Teknologi Bioflok dan Probiotik Terhadap Koinfeksi Infectious Myonecrosis Virus dan Vibrio harveyi

0 4 77

Synbiotic Application for Pacific White Shrimp Litopenaeus vannamei: Resistance to Infectious Myonecrosis Virus and Growth

2 15 126

Developmentof Real Time Rt-Pcr And Molecular Characterization For Detection of Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) on Whiteleg Shrimp (Litopenaeus vannamei)

0 3 137

The frequency effect of synbiotic supplementation diet to control the co-infection disease of Infectious Myonecrosis Virus and Vibrio harveyi

0 5 63

Sinbiotik untuk pencegahan infeksi IMNV (Infectious Myonecrosis Virus) pada udang vaname Litopenaeus vannamei

0 3 5

Developmentof Real Time Rt Pcr And Molecular Characterization For Detection of Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) on Whiteleg Shrimp (Litopenaeus vannamei)

0 4 75

Synbiotic Application for Pacific White Shrimp Litopenaeus vannamei Resistance to Infectious Myonecrosis Virus and Growth

1 10 69

INSIDENSI INFECTIOUS MYONECROSIS VIRUS (IMNV) PADA UDANG PUTIH (Litopenaeus vannamei) DI TELUK LAMPUNG INCIDENCE OF INFECTIOUS MYONECROSIS VIRUS (IMNV) OF WHITE LEG SHRIMP (Litopenaeus vannamei) IN LAMPUNG BAY

0 0 6