yaitu jaringan otot dan organ limfoid. Pengambilan sampel untuk pengujian histopatologi dilakukan pada hari ke- 0, 2, 4, 6, 8, dan 10 pasca infeksi. Kemudian
dibandingkan infeksi virus pada infeksi tunggal IMNV dengan ko-infeksi IMNV dan V. harveyi. Konfirmasi IMNV dilakukan dengan analisis PCR menggunakan
kit komersial Nugen-IMNV hari ke-2 dan 10 setelah infeksi. Tabel 3. Pengamatan gejala klinis dan histopatologi.
No Parameter
Pengamatan Waktu Pengamatan
hari Sampel
1 Gejala Klinis
0, 2, 4, 6, 8, 10 Udang uji
2 Histopatologi
0, 2, 4, 6, 8, 10 Otot dan limfoid
3.5 Pengukuran Parameter 3.5.1 Penghitungan Bakteri
Vibrio
Penghitungan bakteri Vibrio dilakukan dengan metode hitungan cawan menggunakan media spesifik TCBS agar. Penghitungan Vibrio dilakukan pada
Percobaan 2. Vibrio hijau berpendar diamati minimal 8 jam setelah kultivasi. Pada penelitian ini pengamatan dilakukan antara 16-20 jam setelah kultivasi. Untuk
sampel dari tubuh udang, sampel hepatopankreas digerus dalam tube ependorf dan ditambahkan phosphat buffer saline PBS steril hingga 1 ml. Selanjutnya
dilakukan pengenceran bertingkat sampai 4. Untuk sampel air pemeliharaan, sebanyak 1 ml air pemeliharaan dimasukkan ke dalam tube ependorf. Selanjutnya
dilakukan pengenceran bertingkat seperti dilakukan pada sampel tubuh udang hepatopankreas. Inokulasi bakteri juga dilakukan pada pengenceran pertama dan
ke-3 atau ke-4. Inokulasi dilakukan dengan mengambil 0.1 ml sampel dari pengenceran tersebut dan disebar pada media TCBS.
3.5.2 Histopatologi
Pengamatan parameter histopatologi dilakukan pada otot skeletal dan limfoid udang uji. Histopatologi dilakukan pada Percobaan 2. Sampel udang
dengan atau tanpa gejala klinis diperoleh dari setiap perlakuan. Organ sampel yang diambil, difiksasi dengan larutan fiksatif davidson. Organ yang telah
difiksasi minimal 24 jam dipotong sebesar 3-5 mm dan 1x1 cm, kemudian jaringan tersebut dimasukkan dalam etanol bertingkat. Proses selanjutnya jaringan
dimasukkan dalam xylene lalu paraffin untuk dilakukan proses blocking. Jaringan
dipotong dengan mikrotom rotary dengan ketebalan 3 – 5 µm dan diletakkan pada gelas objek. Setelah proses tersebut, dilakukan pewarnaan dengan menggunakan
haematoxylin-eosin. Preparat diamati di bawah mikroskop untuk mengamati
perubahan jaringan yang mungkin terjadi. Histopatologi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan organ akibat infeksi IMNV.
3.5.3 Gejala Klinis Penyakit IMN
Pengamatan gejala klinis dilakukan pada Percobaan 2. Pengamatan gejala klinis dari sampel meliputi beberapa stadia. Gejala-gejala klinis tersebut diamati
untuk menentukan waktu awal udang menampakkan gejala klinis IMNV dan melihat perkembangan stadia gejala klinis tersebut. Pengamatan harian dilakukan
secara visual pada udang uji. Parameter gejala klinis ditentukan berdasarkan modifikasi dari
pengelompokan gejala klinis menurut Costa et al. 2009. Tingkat gejala klinis dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Parameter pengamatan gejala klinis symptom Penyakit IMN.
Level Stadia Gejala Klinis
Symptom Simbol
Tingkat Infeksi
1 Terinfeksi tanpa symptom
+ Ringan
2 Sedikit warna put ih lebam di
dalam jaringan di beberapa segmen abdomen
++ Menengah
3 Sebagian besar jaringan
abdomen berwarna putih lebam +++
Berat 4
Bagian abdomen dari arah ekor berwarna merah jaringan mati
++++ Berat
3.5.4 Mortalitas Udang
Mortalitas udang diukur pada Percobaan 1 dan 2. Perhitungan mortalitas udang menggunakan persamaan sebagai berikut:
100 x
No Nt
MR =
Keterangan : MR
= Mortalitas udang uji Nt
= Jumlah udang mati pada waktu t No
= Jumlah udang pada awal pemeliharaan
3.6 Analisis Data