Ekosistem Hutan dan Kesejahteraan Manusia Adaptasi Berbasis Ekosistem Hutan

model GCMs. Yusuf dan Fransisco 2009 menilai singkapan dari intensitas terjadinya bencana iklim yang telah terjadi. Kepekaan S merupakan tingkat dimana sebuah sistem akan dipengaruhi oleh perubahan iklim atau ekosistem. Nilai 1 menunjukkan sistem peka dan nilai 0 apabila tidak peka. Kemampuan adaptasi AC merupakan kemampuan sistem untuk merespon dampak dari perubahan iklim. Kepekaan dan kemampuan adaptasi dikarakterisasikan atas lima aspek kehidupan, yaitu alam, fisikteknologi, SDM, sosial dan ekonomi Thow Mark 2008; Yusuf Fransisco 2009.

2.5 Ekosistem Hutan dan Kesejahteraan Manusia

Ekosistem merupakan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya Dwidjoseputro 1991; Marten 2001; Alcamo et al. 2003; Indriyanto 2005. Hutan adalah suatu ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannnya yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan UU RI No. 41 Tahun 1999. Ekosistem hutan menyediakan jasa yang sangat penting bagi kehidupan manusia antara lain jasa penyediaan, jasa pengaturan, jasa pendukung, jasa kultural, serta jasa non material lainnya Alcamo et al. 2003. Permintaan terhadap jasa ekosistem semakin meningkat dengan bertambahnya populasi manusia. Dalam mengelola hutan tidak jarang manusia menyebabkan kerusakan ekosistem hutan melalui berbagai kegiatan yang mengubah struktur, komposisi, serta keutuhan dan integritas hutan. Akibatnya, manfaat hutan menjadi berkurang sehingga kesejahteraan masyarakat akan menurun. Kesejahteraan manusia merupakan konsep multi dimensi atau multi pilihan Alcamo et al. 2003. Pilihan tersebut antara lain materi dasar untuk hidup lebih baik, kebebasan, kesehatan, hubungan sosial, dan kenyamanan. Kesejahteraan manusia dipengaruhi tidak hanya oleh kesenjangan antara ketersediaan dan permintaan jasa ekosistem, tapi juga oleh bertambahnya kerentanan individu, masyarakat dan negara. Ekosistem yang produktif beserta segala jasanya dapat menyediakan sumberdaya untuk manusia dan pilihan-pilihan yang ada, serta dapat dimanfaatkan untuk melawan bencana alam atau pergolakan sosial yang mungkin terjadi Alcamo et al. 2003.

2.6 Adaptasi Berbasis Ekosistem Hutan

Dampak perubahan iklim terhadap kondisi hidrologis dalam suatu DAS berpengaruh penting dalam sektor kehidupan, tidak terkecuali sektor kehutanan. Berkurangnya ketersediaan air akan berpengaruh pada ekosistem hutan dan kegiatan yang berdasarkan hutan. Begitu juga sebaliknya, deforestasi dan degradasi hutan berpengaruh pada tata air. Oleh karena itu, dalam menghadapi perubahan iklim diperlukan usaha mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Mitigasi merupakan campur tangan manusia untuk mengurangi sumber sources atau mendukung pengurangan sinks gas-gas rumah kaca. Sedangkan adaptasi mempunyai arti tindakan penyesuaian sistem alam dan sosial sebagai respon terhadap dampak perubahan iklim dan variabilitasnya IPCC 2001. Kegiatan adaptasi diharapkan dapat mengurangi kerentanan dan juga dampak perubahan iklim terhadap sistem ekologis dan manusia. Usaha yang paling efektif dan efisien untuk adaptasi adalah meningkatkan ketangguhan sistem alami melalui konservasi dan pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan. Memelihara dan melindungi kesehatan alam, terutama hutan akan membantu mengurangi dampak negatif terhadap manusia dan mendukung upaya- upaya pembangunan berkelanjutan. Strategi adaptasi berbasis ekosistem hutan memberikan manfaat ganda bagi manusia dan alam, termasuk diantaranya melindungi dari bencana alam yang ekstrim, mengurangi korban jiwa dan menurunkan kerugian ekonomi akibat perubahan iklim. Strategi adaptasi berbasis ekosistem hutan harus dibangun dari kearifan lokal yang sudah ada mengenai pengelolaan hutan dan memberdayakan anggota komunitas lokal untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan kondisi lokal. Adaptasi ekosistem hutan terhadap perubahan iklim dapat dilakukan berdasarkan dua kategori Locatelli et al. 2008, yaitu: a membantu ekosistem hutan bertahan terhadap gangguan iklim seperti memperbaiki manajemen kebakaran untuk mengurangi resiko kebakaran yang tidak terkendali, atau mengontrol spesies invasif; b membantu hutan untuk berevolusi dengan baik pada kondisi atau tatanan baru sesuai dengan iklim yang terjadi.

2.7 Analytical Hierarchy Process AHP