Analytical Hierarchy Process AHP

2.7 Analytical Hierarchy Process AHP

AHP dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty, pada tahun 1970-an untuk mengorganisasikan informasi dan pertimbangan dalam memilih alternatif yang paling disukai. Dengan teknik AHP suatu persoalan dipecahkan dalam suatu kerangka berpikir yang terorganisir sehingga memungkinkan dapat diekspresikan untuk mengambil keputusan yang efektif atas persoalan tersebut Saaty 1993. Ada tiga prinsip dasar AHP yaitu penyusunan hirarki masalah, penetapan prioritas serta konsistensi logis. Saaty 1993 menyatakan bahwa pembobotan dalam pembuatan keputusan multi kriteria dapat efektif dengan struktur hirarki dan pairwise comparison. Struktur hirarki memberikan beberapa keuntungan, antara lain: a mewakili suatu sistem yang dapat menerangkan bagaimana prioritas pada level yang lebih tinggi dapat mempengaruhi prioritas pada level di bawahnya; b memberikan informasi rinci mengenai struktur dan fungsi dari sistem pada level yang lebih rendah dan memberikan gambaran pada level yang lebih tinggi; c sistem akan menjadi lebih efisien jika disusun dalam bentuk hirarki dibandingkan dalam bentuk lain; d bersifat stabil dan fleksibel dalam arti penambahan elemen pada struktur yang telah tersusun baik tidak akan mengganggu penampilannya. Pairwise comparison merupakan metode perbandingan berpasangan yang melibatkan perbandingan satu-satu dari setiap indikator Mendoza et al. 1999. Metode ini memungkinkan pengguna untuk memberikan nilai bobot relatif dari multi kriteria secara intuisif. Metode ini merupakan metode yang lebih baik dibandingkan metode rating dan rangking, karena: a metode ini mengukur ordinal dan kardinal pada kepentingan indikator yang berbeda; b respon dari pakar lebih spesifik karena disadari pentingnya indikator dalam hubungannya dengan semua indikator; c dapat dianalis untuk kekonsistensinya sehingga membuat analisis lebih nyata dan akurat. Secara umum tahapan AHP adalah sebagai berikut: a perumusan masalah; b penyusunan hirarki masalah; c pembangunan matrik perbandingan; d penghitungan bobot prioritas; e penghitungan tingkat konsistensi. Identifikasi masalah setidaknya harus dapat merumuskan: 1 tujuansasaran yang ingin dicapai dalam pengambilan keputusan; 2 kriteriasub kriteria yang dapat digunakan untuk menjelaskan dan mencapai tujuan; 3 allternatif-alternatif solusi terhadap permasalahan yang dihadapi.

2.8 Sistem Informasi Geografi