digunakan untuk menjelaskan dan mencapai tujuan; 3 allternatif-alternatif solusi terhadap permasalahan yang dihadapi.
2.8 Sistem Informasi Geografi
Sistem Informasi Geografi SIG mulai dikenal pada awal tahun 1980-an. SIG merupakan suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat
lunak, data geografis dan sumber daya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk mengumpulkan, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui,
mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa, dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis Puntodewo et al. 2003. SIG sangat
berguna untuk berbagai kalangan dalam menjelaskan kejadian, merencanakan strategi, dan memprediksi apa yang akan terjadi
.
Wibowo 2004 menyatakan bahwa SIG mempunyai tiga kemampuan utama yaitu: 1 pemetaan; 2 manajemen basis data; 3 analisa spasial. Kemampuan
pemetaan merupakan kemampuan SIG untuk membuat, merubah dan menyajikan peta. Dengan kemampuan ini pengguna dapat menyajikan informasi dalam bentuk
peta. Kemampuan basis data adalah kemampuan untuk mengelola data tabular yaitu data yang mendeskripsikan obyek-obyek dalam peta. SIG mempunyai
kelebihan untuk mengintegrasikan peta dan data tabular atribut. Kemampuan analisis spasial merupakan kelebihan SIG dibanding sistem informasi lain.
Kemampuan ini memungkinkan pengguna untuk melakukan berbagai analisis secara spasial. Kemampuan SIG dalam melakukan analisis spasial diklasifikasikan
menjadi lima fungsi yaitu: fungsi pengukuran, query spasial dan klasifikasi, fungsi tumpang tindih overlay. fungsi ketetanggaan neighbourhood, fungsi
jaring network serta analisis tiga dimensi.
3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian mengambil studi kasus masyarakat di sekitar DAS Ciliwung. Alasan mengambil lokasi di DAS Ciliwung adalah: a perubahan iklim sangat
berpengaruh pada kondisi hidrologis, terutama debit atau limpasan air di DAS Ciliwung; b berdasarkan beberapa literatur, daerah di DAS Ciliwung dan
sekitranya telah terjadi tanda-tanda perubahan iklim; c DAS Ciliwung dalam kondisi kritis, yang disebabkan oleh beberapa faktor, terutama penggunaan lahan
dan perubahan iklim. Dalam penelitian ini mencoba untuk mengetahui besarnya degradasi DAS Ciliwung yang disebabkan karena perubahan iklim; d belum ada
informasi tentang kerentanan masyarakat di DAS Ciliwung. Selama ini penelitian hanya fokus pada kondisi ekologis di DAS Ciliwung.
Pengambilan lokasi ditentukan dengan metode purposive sampling. Pertama lokasi dipilih secara strata atau tipologi DAS hulu, tengah dan hilir. Kemudian
setiap strata dipilih minimal dua lokasi yang dianggap mewakili kondisi ekologis pada setiap strata. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah: a DAS
Ciliwung Hilir Bukit Duri, Kec. Tebet, Jakarta Selatan; Cawang, Kec. Kramat Jati, Jakarta Timur; b DAS Ciliwung Tengah Tugu, Kec. Cimanggis, Depok;
Babakan Pasar, Kec. Bogor Tengah, Bogor; Katulampa, Kec. Bogor Timur, Bogor; dan c DAS Ciliwung Hulu Tugu Utara, Kec. Cisarua, Bogor; Tugu
Selatan, Kec. Cisarua, Bogor. Lokasi penelitian tersaji pada Gambar 3. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan selama enam bulan dan dibagi
menjadi empat tahap, yaitu tahap persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, penyelesaian. Tahap persiapan dilaksanakan sampai Juli 2009. Pengumpulan data
dilaksanakan pada Juli-September 2009. Pengolahan data dilaksanakan September-November 2009. Dan tahap penyelesaian dilaksanakan November-
Desember 2009.
Gambar 3 Lokasi penelitian DAS Ciliwung.
3.2 Alat dan Bahan