Produktivitas Rerumputan HASIL DAN PEMBAHASAN

kesamaan tersebut, menggambarkan tingkat kesamaan komposisi spesies dan struktur dari dua komunitas,atau tegakan, atau unit sampling yang dibandingkan.

4.5 Produktivitas Rerumputan

Nilai produktivitas rerumputan di setiap lokasi dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.5. Nilai Produktivitas Rerumputan di Lokasi Penelitian Lokasi Total Berat Kering g Biomassa gm 2 I 3231,6 538,6 II 2777,5 462,91 III 1681,8 280,3 Tabel 4.5 memperlihatkan bahwa total berat kering rerumputan yang tertinggi pada ketiga lokasi penelitian terdapat di lokasi I dengan jumlah 3231,6 g dan terendah di lokasi III 1681,8 g. Berat biomassa rerumputan yang tertinggi di ketiga lokasi penelitian terdapat pada lokasi I dengan berat sekitar 538,6 gm 2 . Total biomassa tumbuhan secara umum dalam suatu ekosistem sangat bervariasi tergantung pada struktur dan komposisi jenis tumbuhannnya. Struktur dan komposisi rerumputan pada lokasi I memiliki jumlah individu dan spesies yang lebih banyak dibandingkan dengan kedua lokasi lainnya. Ini menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah individu rerumputan yang ditemukan pada pada suatu area, maka berat basah dan biomassa rerumputan akan semakin banyak pula. Gardner et al., 1991, menyatakan bahwa berat kering tumbuhan yang berupa biomassa total merupakan manifestasi dari proses-proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh tumbuhan. Berat kering dapat menunjukkan produktivitas tanaman karena 90 hasil fotosintesis terdapat dalam bentuk berat kering. Biomassa tumbuhan meliputi hasil fotosintesis, serapan unsur hara, dan air. Menurut Hafis 1994 dalam Hasanbari dan Purwanta 1996, penurunan produksi biomassa rumput berhubungan erat dengan berkurangnya berat serasah, kandungan bahan organik tanah, dan bertambahnya kepadatan tanah penurunan kadar air tanah. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan penelitian, kadar air tanah yang tertinggi ditemukan di lokasi I sebesar 37,174 , lokasi II sebesar 35,685 dan kadar air tanah terendah terdapat pada lokasi III sebesar 29,870 Lampiran 6. Keadaaan ini menunjukkan bahwa semakin banyak air maka biomassa rerumputan juga semakin besar. Kadar air yang lebih besar akan menghasilkan pertumbuhan dan berat kering yang lebih besar. Rasyid et al., 2010, menyatakan bahwa air diperlukan oleh tanaman untuk transpirasi dalam proses asimilasi untuk pembentukan karbohidrat serta pengangkutan hasil-hasil fotosintesis ke seluruh jaringan tanaman. Sebagian besar air yang diperlukan oleh tanaman berasal dari tanah yang disebut dengan air tanah. Gardner et al., 1991, menyatakan ketersediaan air akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Pertumbuhan suatu tumbuhan dapat diukur melalui berat kering dan laju pertumbuhan relatifnya. Selanjutnya Jumin 2002, menyatakan pada prinsipnya semua jenis tanaman memerlukan air bagi kelangsungan hidupnya. Air yang terdapat pada jaringan tanaman secara fungsional berperan sebagai pelarut pada proses fisiologis dan merupakan alat yang dapat membawa zat hara serta gas dari luar ke dalam jaringan tanaman. Kebutuhan air tanaman dinyatakan sebagai jumlah satuan air yang diserap per satuan berat kering tanaman yang dibentuk, atau banyaknya air yang diperlukan untuk menghasilkan satu satuan berat kering tanaman. Berat biomassa di lokasi penelitian tidak didukung dari hasil analisis kimia tanah pada lokasi penelitian, tetapi sejalan dengan kemampuan adaptasi rerumputan yang dapat tumbuh pada lahan-lahan marginal dengan kandungan unsur hara tanaman yang sedikit. Hasil analisa kimia tanah dapat dilihat pada tabel 4.5.1 berikut. Tabel 4.5.1. Hasil Analisa Kimia Tanah di Lokasi Penelitian Unsur Hara Lokasi I II III Carbon 3,53 3,07 1,29 Nitrogen 0,13 0,14 0,12 Posfor 17 ppm 17 ppm 15 ppm Kalium 0,51 me100 0,50 me100 0,26 me100 Calsium 1,21 me100 1,43 me100 1,20 me100 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5.1 menunjukkan bahwa hasil analisa kimia tanah pada ketiga lokasi bervariasi, namun jumlah karbon, fosfor dan kalium tertinggi diantara ketiga lokasi terdapat pada lokasi I. Nitrogen pada ketiga lokasi penelitian tergolong rendah dan calsium pada ketiga lokasi tergolong sangat rendah. Fauzi 2008, menyatakan bahwa ketersediaan unsur hara bagi tanaman, peningkatan aktivitas mikroorganisme dan reaksi-reaksi kimia lainnya di dalam tanah sangat dipengaruhi oleh reaksi tanah, yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Unsur hara tanaman merupakan penentu produktivitas tanah dan merupakan sumber makanan organisme dalam tanah melalui reaksi-reaksi kimia. Tidak lengkapnya unsur hara makro dan mikro dapat mengakibatkan hambatan bagi pertumbuhan perkembangan tanaman dan produktivitasnya. Mcnaughton Wolf 1990, menyatakan bahwa zat hara tanah dapat secara langsung membatasi produktivitas primer biomassa pada beberapa ekosistem. Suryani 2007, menyatakan bahwa bahan organik memiliki peran penting dalam menentukan kemampuan tanah untuk mendukung tanaman, sehingga jika kadar bahan organik tanah menurun, kemampuan tanah dalam mendukung produktivitas tanaman juga menurun. Nilai Korelasi yang diperoleh antar parameter unsur hara tanaman dengan biomassa rerumputan dapat dilihat pada Tabel 4.5.2 berikut. Tabel 4.5.2. Analisis Korelasi Pearson antara Biomassa dengan Bahan Organik Tanah, Kadar Air Tanah, dan Intensitas Cahaya Korelasi Pearson R Carbon Nitrogen Fosfor Kalium Calsium Kadar Air Tanah Intensitas Cahaya Biomassa .996 .688 .959 .968 .270 .996 -.999 Nilai+ =Arah korelasi Searah Nilai - =Arah korelai Berlawanan Hasil nilai korelasi yang diperoleh antara parameter bahan organik tanah, kadar air tanah, dan intensitas cahaya dengan biomassa rerumputan menunjukkan bahan organik tanah dan kadar air tanah berkorelasi positif dengan biomassa Universitas Sumatera Utara rerumputan, sedangkan intensitas cahaya dengan biomassa rerumputan berkorelasi negatif. Nilai positif menunjukkan hubungan yang searah antara biomassa dengan bahan organik tanah dan kadar air tanah, artinya semakin tinggi nilai suatu faktor bahan organik tanah dan kadar air tanah maka semakin tinggi pula produktivitas rerumputan, sedangkan nilai negatif menunjukkan hubungan yang berbanding terbalik antara biomassa dengan intensitas cahaya, artinya semakin tinggi nilai intensitas cahaya tanaman maka semakin rendah produktivitas rerumputan. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN