BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Jenis Rerumputan
di Lokasi Penelitian
Penelitian di Kawasan Danau Toba Desa Togu Domu Nauli Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun, menemukan 21 jenis rumput seperti terlihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 4.1. Jenis-Jenis Rumput Yang Terdapat Pada Lokasi Penelitian
No Famili
Spesies Lokasi
I II
III 1
2 3
4 5
6 7
8 9
Cyperaceae Cyperus cyperoides
Cyperus iria Cyperus pumilus
Cyperus rotundus Fimbristylis ovata
Fimbristylis tomentosa Kyllinga brervifollius
Kyllinga monocephala Scleria lacustris
- 28
28 83
54 24
- 37
198 52
- -
61 33
37 23
- 87
- -
- -
- -
-
16 -
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
Poaceae Botriochloa glabra
Sorghum nitidium Digitaria violascens
Echinochloa colonum Echinochloa sp.
Eleusine indica Eragrostis sp.
Imperata cylindrica Leersia hexandra
Saccioplepsis indica Setaria geniculata
Themeda gigantea 828
447 32
47 129
- -
2388 1109
207 82
- -
109 -
- -
- -
986 2015
378 -
98 -
34 -
- -
10 28
1025 729
- -
59
Jumlah Individu 5721
3879 1901
Jumlah Jenis 16
11 7
Keterangan: Lokasi I ketinggian
: 1000 mdpl Lokasi II ketinggian
: 1100 mdpl
Lokasi III ketinggian : 1200 mdpl
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa di kawasan Danau Toba Desa Togu Domu Nauli terdapat dua famili rumput yang terdiri dari 21 jenis. Pada lokasi I terdapat 16 jenis
dengan jumlah individu 5.721, pada lokasi II terdapat 11 jenis dengan jumlah individu 3.879, sedangkan pada lokasi III terdapat 7 jenis dengan jumlah individu
sebanyak 1.901. Jumlah individu jenis famili Poaceae yang ditemukan pada ketiga lokasi penelitian sebanyak 10.740, sedangkan jumlah individu dari famili Cyperaceae
sebanyak 765 individu. Perbedaan jumlah jenis dari dua famili tersebut dan jumlah individu diduga akibat perbedaan respon terhadap faktor lingkungan alam sebagai
penyusun habitat yang beragam seperti iklim, penetrasi cahaya, kadar air tanah, pH tanah dan temperatur. Suin 2003, menyatakan bahwa penyebaran suatu organisme
juga tergantung pada tanggapannya terhadap faktor lingkungan. Organisme yang dapat hidup pada selang faktor lingkungan yang lebar akan cenderung tersebar luas
pula di permukaan bumi ini, sebaliknya jenis organisme yang dapat hidup pada selang faktor lingkungan yang sempit penyebarannya sangat terbatas.
Dari tiga lokasi, jumlah jenis dan jumlah individu terendah ditemukan di lokasi III. Rendahnya jumlah jenis dan jumlah individu rerumputan di lokasi III tidak
terlepas dengan faktor abiotik lingkungannya. Hasil pengukuran faktor fisik dilapangan diperoleh bahwa suhu udara dan intensitas cahaya pada lokasi III lebih
tinggi dari pada lokasi lainnya. Kondisi ini mengakibatkan kelembaban di lokasi III semakin rendah. Selanjutnya, kadar air tanah di lokasi III juga lebih rendah dari lokasi
lainnya. Hal ini diduga akibat jumlah individu di lokasi III lebih sedikit bila
dibandingkan dengan jumlah individu di lokasi lainnya. Mcnaughton Wolf 1990, menyatakan bahwa iklim, intensitas cahaya, ketersediaan air, dan temperatur
merupakan variabel-variabel yang berhubungan dengan sifat-sifat umum rumput. Jumlah jenis dan jumlah individu yang paling banyak ditemukan dari ketiga
lokasi penelitian adalah dari famili Poaceae yaitu Imperata cylindrica dan Leersia hexandra. Dari ketiga famili rerumputan, Poaceae merupakan famili yang paling
banyak ditemukan di permukaan bumi dibandingkan dengan famili Cyperaceae dan Juncaceae. Famili Poaceae merupakan salah satu tumbuhan pionir yang dapat
berkembang baik secara vegetatif maupun generatif pada lokasi terbuka, sehingga memiliki kisaran toleransi yang luas dan memiliki sifat tumbuhan kosmopolit. Hal ini
sesuai dengan Aththorick 2005, yang menyatakan bahwa suku Poaceae memiliki
Universitas Sumatera Utara
jumlah jenis dan jumlah total individu tertinggi karena semua anggota suku ini merupakan tumbuhan bawah, mudah dipencarkan karena memiliki alat
perkembangbiakan yang ringan serta persyaratan hidupnya yang sederhana sehingga mudah hidup pada berbagai tipe habitat.
Pada ketiga lokasi terdapat 3 jenis rumput dari kelompok Poaceae yang selalu ditemukan yaitu, Imperata cylindrica, Leersia hexandra, dan Sorghum nitidium. Hal
ini menunjukkan bahwa ketiga jenis ini memiliki kemampuan adapatasi yang besar dan penyebaran yang luas. Imperata cylindrica merupakan rumput yang sangat luas
penyebarannya. Rumput ini mempunyai kemampuan berkembang biak dengan cepat melalui biji maupun rhizom. Tumbuhan ini mampu tumbuh pada tempat yang kering,
tempat yang subur atau tandus sekalipun dan dapat tumbuh dengan baik pada lahan yang terbuka dengan intensitas cahaya yang tinggi. Steenis 1975, menyatakan,
Imperata cylindrica kebanyakan tumbuh pada daerah kering dengan intensitas cahaya yang tinggi. Jenis ini dapat ditemukan pada ketinggian 1- 2700 m dari permukaan laut.
Rumput ini sukar diberantas karena terdapat banyak tunas pada rhizomnya yang menyebar di bawah permukaan tanah.
Leersia hexandra merupakan salah satu jenis rumput yang mempunyai tingkat penyebaran yang luas. Spesies ini mampu beradaptasi terhadap lingkungan tempat
tumbuhnya dan dapat memperbanyak diri dengan biji dan rhizom, sehingga dapat mendominasi pada suatu lokasi. Syarif 2009, menyatakan Leersia hexandra
dinamakan pepadian, memiliki bulir seperti bulir padi dengan ukuran lebih kecil. Rumput ini tumbuh pada daerah-daerah kering dan ditemukan sampai pada ketinggian
1750 m dari permukaan laut. Sorghum nitidium merupakan jenis yang memiliki penyebaran yang luas. Tumbuhan ini mampu berkembang biak secara vegetatif dan
generatif serta memiliki biji yang mudah diterbangkan oleh angin sehingga memudahkan pemencaran. Sastrapradja Afriastini 1981, menyatakan bahwa
Sorghum nitidium dapat ditemukan pada ketinggian 5 sampai 1400 m dari permukaan laut.
Jenis rerumputan yang ditemukan pada setiap lokasi penelitian berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena perbedaan kemampuan adaptasi dari setiap jenis
rerumputan terhadap lingkungan di masing-masing lokasi penelitian. Jenis rumput
Universitas Sumatera Utara
yang terdapat di lokasi I dan II adalah Cyperus rotundus, Fimbristylis ovata, Fimbristylis tomentosa, Scleria lacustris, dan Saccioplepis indica. Hal ini
menunjukkan bahwa kelima jenis ini hanya mampu beradaptasi pada lingkungan di lokasi I dan II. Menurut Steenis 1975, Cyperus rotundus dapat tumbuh di
bermacam-macam keadaan tanah dan ditemukan pada ketinggian 1-1000 m. Genus Fimbristylis dapat tumbuh di bermacam-macam keadaan tanah yang kering pada
ketinggian 1-1000 m. Sastrapradja Afriastini 1981, menyatakan bahwa Saccioplepis indica merupakan rumput yang tidak saja tumbuh di tempat basah seperti
rawa atau parit, akan tetapi dapat tumbuh dengan subur di tempat yang kering. Jenis rumput yang terdapat di lokasi I dan III adalah Kylingga monocepala.
Menurut Steenis 1975, Kylingga monocepala dapat ditemukan pada ketinggian 1- 1200 m. Kylingga monocepala tidak ditemukan di lokasi II dikarenakan Kylingga
monocepala tidak dapat beradaptasi dengan keadaan abiotik di lokasi II. Jenis rumput yang terdapat di lokasi II dan III adalah Themeda gigantea. Jenis rumput ini tumbuh
tegak dan memiliki ukuran yang lebih tinggi dari jenis rumput lainnya. Dari 16 jenis yang ditemukan di lokasi I, tujuh jenis diantaranya adalah
Botriochloa glabra, Setaria geniculata, Cyperus iria, Cyperus pumilus, Digitaria violascens, Echinochloa colonum, dan Echinochloa sp. Sastrapradja Afriastini
1981, menyatakan bahwa Botriochloa glabra mampu berkembang biak secara vegetatif dan generatif. Tumbuhan ini memiliki masa perbungaan sepanjang tahun dan
perbanyakannya dapat melalui rimpang dan bulirnya. Rimpangnya sangat tahan terhadap keadaan yang kurang menguntungkan karena tahan terhadap kekeringan.
Umumnya ditemukan pada ketinggian 1-900 m, namun pada lokasi penelitian rumput ini ditemukan sampai pada ketinggian 1000 m. Rumput Setaria geniculata mampu
tumbuh mulai dari pantai sampai tempat yang berbatu-batu pada ketinggian 1000 m. Cyperus merupakan jenis rumput teki-tekian dan sangat mudah ditemukan. Menurut
Steenis 1975, Cyperus dapat ditemukan di bermacam-macam keadaan tanah. Umumnya ditemukan pada ketinggian 1-1000 m. Menurut Steenis 1975, Digitaria
dapat ditemukan pada segala macam keadaan tempat dan ditemukan pada ketinggian 1-1800 m, tetapi pada lokasi penelitian rumput ini hanya ditemukan sampai pada
ketinggian 1000 m.
Universitas Sumatera Utara
Jenis rumput yang hanya terdapat di lokasi II adalah Kyllinga brervifollius dan Cyperus cyperoides. Kedua spesies ini hanya mampu tumbuh dan beradaptasi di
ketinggian 1100. Jenis rumput yang hanya terdapat di lokasi III adalah Eleusine indica dan Eragrostis sp. Steenis 1975, menyatakan bahwa Eleusine indica dapat
ditemukan di tempat terbuka dengan intensitas cahaya yang tinggi dan terdapat juga di tanah-tanah keras. Lokasi III merupakan lokasi terbuka dengan intensitas cahaya
matahari yang tinggi. Sehingga hal ini mungkin yang menyebabkan jenis ini hanya terdapat di lokasi III. Eragrostis sp. dapat tumbuh subur di tanah yang kering,
tumbuhnya berkelompok dalam jumlah banyak, akan tetapi lebih umum dijumpai tumbuh bercampur dengan jenis rumput lain.
4.2 Nilai KR, FR dan INP