Di Laboratorium a Identifikasi Tumbuhan

c Kadar Air Tanah Penentuan kadar air tanah dilakukan dengan pengambilan sampel tanah pada masing-masing lokasi penelitian dengan menggunakan bor tanah sampai kedalaman 20 cm secara diagonal, dihomogenkan, diambil 100 g sampel tanah, dan dibawa ke laboratorium untuk di oven. d Pengambilan Sampel Tanah Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan menggunakan bor tanah sampai kedalaman 20 cm dengan sistem diagonal pada masing-masing lokasi penelitian, sampel tanah yang diambil di homogenkan, diambil sebanyak 100 g untuk dianalisis di laboratorium, dan ditentukan pH tanah, kadar karbon C organik, nitrogen N, kalsium Ca, kalium K, Fosfor P Mukhlis, 2007.

3.5.2 Di Laboratorium a Identifikasi Tumbuhan

Spesimen yang berasal dari lapangan dikeringkan dengan menggunakan oven yang selanjutnya diidentifikasi dengan menggunakan buku-buku acuan antara lain : 1 Plant Classification Benson , 1957. 2 Rumput Pegunungan Sastrapradja Afriastini, 1981. 3 Flora Van Steenis, 1987. 4 Weeds of Rice in Indonesia Soerjani, Kostermans dan Tjitrosoepomo, 1987. 5 Tumbuhan Monokotil Sudarnadi, 1995. 6 Prosea, Plant Resources of South-East Asia 4 Volkenburg dan Bunyapraphatsara, 2002. b Pengukuran Biomassa Spesimen-spesimen rerumputan dari lapangan dibawa ke dalam laboratorium. pengukuran biomassa rerumputan dilakukan dengan mengeringkan spesimen didalam oven pada suhu 80 ºC selama 2 x 24 jam sampai suhu konstan. Ditimbang berat keringnya dan dicatat Hariah dan Rahayu, 2007. Universitas Sumatera Utara c Pengukuran Kadar Air Tanah Tanah dari lapangan dibawa ke dalam laboratorium. Pengukuran kadar air tanah dilakukan dengan mengeringkan tanah didalam oven pada suhu 105 ºC selama 24 jam sampai suhu konstan. Ditimbang dan dicatat berat keringnya Wirosoedarmo, 2005. d Analisis Tanah Sampel tanah yang dibawa dari lapangan dikeringkan di ruangan terbuka yang tidak langsung terkena sinar matahari. Pengeringan di ruangan terbuka dapat dilakukan dengan menempatkan sampel tanah pada wadah yang permukaannya luas. Wadah dilapisi dengan plastik agar tidak terkontaminasi. Sampel tanah ditabur secara merata agar lebih cepat kering dan temperatur udara tidak lebih dari 35 C. Dianalisis unsur hara karbon, nitrogen, kalsium, kalium, fosfor pada tanah di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Proses dan perhitungan analisiss tanah mengacu pada Mukhlis, 2007. e Proses Analisis Tanah Penetapan C-organik dengan Metode Walkley Black Sampel tanah kering ditimbang 0,5 g, sampel tanah kering dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 cc, ditambahkan 5 ml K 2 Cr 2 O 7 1 N dan secara perlahan-lahan ditambahkan 10 ml H 2 SO 4 pekat, yang digoncang selama 3-4 menit, didiamkan selama 30 menit. Ditambahkan 100 ml aquadest dan 5 ml H 3 PO 4 85, NaF 4 2,5, ditambahkan 5 tetes diphenilamine, digoncang sehingga terbentuk larutan berwarna biru tua kehijauan. Dititrasi dengan FeNH 4 2 SO 4 2 0,5 N hingga larutan berubah warna menjadi hijau terang. Penetapan Nitrogen N dengan Metode Kjeldhal Pengukur kandungan nitrogen pada tanah ada beberapa tahap, yaitu destruksi, destilasi dan titrasi. Pada tahapan destruksi dimulai dengan menimbang 2 g sampel tanah dan ditempatkan pada tabung digester. Ditambahkan 2 g katalis campuran sebanyak sampel tanah dan ditambahkan 10 ml H 2 O, ditambahkan 10 ml campuran H 2 SO 4 - asam salisilat dan dibiarkan selama 24 jam. Didestruksi dengan menggunakan alat Digestor Kjeldhaltherm pada suhu rendah dan dinaikkan secara bertahap hingga larutan menjadi jernih temperatur 200 ºC, setelah larutan jernih suhu dinaikkan Universitas Sumatera Utara dan dilanjutkan selama 30 menit. Didinginkan dan diencerkan dengan menambahkan 15 ml H 2 O. Pada tahapan destilasi, ditempatkan tabung destruksi pada alat destilasi, ditambahkan 25 ml H 3 BO 3 4 yang ditempatkan pada erlenmeyer 250 cc dan ditambahkan 3 tetes indikator campuran, yang ditempatkan sebagai penampung hasil destilasi. Ditambahkan 25 ml NaOH 40 ke tabung destilasi dan langsung didestilasi. Amoniak hasil destilasi ditampung pada erlenmeyer yang berisi H 3 BO 3 , destilasi dihentikan jika larutan pada erlenmeyer menjadi berwarna hijau dan volumenya mencapai ± 75 ml. Pada tahapan titrasi, dipindahkan erlenmeyer hasil destilasi dan dititrasi dengan HCl 0,02 N. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna dari hijau menjadi merah. Penetapan Fosfor dengan Metode Bray II Ditimbang 2 g contoh tanah dan ditempatkan pada gelas erlenmeyer 250 cc. Ditambahkan larutan Bray II sebanyak 20 ml dan digoncang pada shaker selama 30 menit. Disaring dengan kertas saring Whatman nomor 42. Dipipet filtrat sebanyak 5 ml dan ditempatkan pada tabung reaksi. Ditambahkan pereaksi fosfat B sebanyak 10 ml dan dibiarkan selama 5 menit. Diukur transmitan pada spectronic dengan panjang gelombang 660 nm. Disaat bersamaan dipipet juga masing-masing 5 ml larutan standar P 0 - 0,5 - 1,0 - 2,0 - 3,0 - 4,0 dan 5,0 ppm P ke tabung reaksi, ditambahkan 10 ml pereaksi fosfat B. Diukur transmitan standar pada spectronic dengan panjang gelombang 660 nm. Penetapan Kalium Tukar Tanah Ditampung hasil perkolasi perkolat dari penetapan kapasitas tukar kation pada erlenmeyer. Diukur absorben perkolat pada Flamephotometer atau Atomic Absorption Spectrophotometer AAS. Diukur larutan standar K dengan konsentrasi 0 - 10 - 20 - 30 dan 40 ppm K pada Flamephotometer atau Atomic Absorption Spectrophotometer AAS. Universitas Sumatera Utara

3.6 Analisis Data a Analisis Vegetasi Rerumputan