Oksigen Terlarut Kualitas Air

ke tambak. Efek peredaman ini dipengaruhi oleh kerapatan dan lusan dari populasi mangove. Proses yang terjadi kemungkinan sama sebagaimana peredaman masuknya cahaya karena adanya makrofita Boyd, 1990.

2.2.2.3. Oksigen Terlarut

Oksigen terlarut dalam air tambak berasal dari dua sumber utama yaitu dari proses difusi gas O 2 dari udara bebas saat ada perbedaan tekanan parsial di udara dan masuk kedalam air, dan bersumber dari fotosintesa Boyd, 1990. Difusi gas ini dalam air dipengaruhi oleh suhu dan salinitas, difusi akan menurun sejalan dengan meningkatnya salinitas dan suhu air. Sedangkan pengaruh fotosintesa pada keberadaan oksigen dalam air tergantung pada kemelimpahan phytoplankton dan kekeruhan. Plankton akan berpengaruh pada produksi dan konsumsi oksigen sedangkan kekeruhan lebih berpengaruh pada benyaknya produksi oksigen. Oksigen terlarut tidak saja digunakan untuk pernafasan biota dalam air tetapi juga untuk proses biologis lainnya. Jika oksigen terlarut dalam keadaan minim dapat menyebebkan stres dan meningkatkan peluang infeksi penyakit. Ketika kelarutan oksigen rendah sedangkan konsentrasi CO 2 tinggi kemampuan ikan, udang, kepiting dan sejenisnya dalam mengambil oksigen akan terganggu ISU, 1992. Bila konstrasi oksigen terlarut 3 mgl, maka nafsu makan kultivan akan berkurang dan tidak dapat berkembang dengan baik Buwono, 1993. Pada saat kadar oksigen terlarut sebesar 2,1 mgl pada suhu 30 o C udang maupun kepiting menunjukan gejala tidak normal dengan berenang di permukaan. Sedangkan pada kadar 3 mgl dalam jangka panjang dapat mempengaruhi pertumbuhan udang Purnomo, 1988. William 2003 DO untuk kehidupan kepiting di tambak yang paling baik mencapai 5 mgl. Menurut Ramelan 1994 kepiting bisa tumbuh dan berkembang dengan baik ditambak dengan kadar oksigen terlarut tidak kurang dari 4 mgl, kepiting akan mengalami stress bila kadar oksigen terlarut dalam tambak 3 mgl. Hasil penelitian Wahyuni dan W. Ismail 1997 kepiting bakau membutuhkan oksigen terlarut dalam perairan sekurang-kurangnya 3 mgl. Kebutuhan oksigen pada ikan mempunyai dua kepentingan yaitu ; kebutuhan oksigen bagi spesies tertentu dan kebutuhan konsumtif yang tergantung pada metabolisme Ghufron dan H. Kordi, 2000. Penurunan kadar oksigen terlarut dalam air dapat menghambat aktivitas biota perairan. Oksigen diperlukan untuk pembakaran dalam tubuh. Kebutuhan akan oksigen antara spesies tidak sama. Hal ini disebabkan adanya perbedaan struktur molekul sel darah ikan yang mempunyai hubungan antara tekanan parsial oksigen dalam air dengan keseluruhan oksigen dalam sel darah Effendi, 2003. Keberadaan oksigen di perairan sangat penting terkait dengan berbagai proses kimia biologi perairan. Oksigen diperlukan dalam proses oksidasi berbagai senyawa kimia dan respirasi berbagai organisme perairan Dahuri, et al. 2004. Berbagai hal yang dapat mengurangi oksigen terlarut adalah peningkatan limbah organik yang masuk perairan, kematian fitoplankton secara massal dan tiba- tiba, pertumbuhan tumbuhan air yang berlebihan khususnya fitoplankton dan tumbuhan dalam air, terjadinya strafikasi suhu dan kemungkinan pembalikan ISU, 1992.

2.2.2.4. Salinitas

Dokumen yang terkait

MENUJU BUDIDAYA KEPITING BAKAU (Scylla sp.) BERKELANJUTAN (STUDI KASUS DI LINGKUNGAN TAMBAK MANGUNHARJO - TUGU, SEMARANG) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

MENUJU BUDIDAYA KEPITING BAKAU (Scylla sp.) BERKELANJUTAN (STUDI KASUS DI LINGKUNGAN TAMBAK MANGUNHARJO - TUGU, SEMARANG) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

MENUJU BUDIDAYA KEPITING BAKAU (Scylla sp.) BERKELANJUTAN (STUDI KASUS DI LINGKUNGAN TAMBAK MANGUNHARJO - TUGU, SEMARANG) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

MENUJU BUDIDAYA KEPITING BAKAU (Scylla sp.) BERKELANJUTAN (STUDI KASUS DI LINGKUNGAN TAMBAK MANGUNHARJO - TUGU, SEMARANG) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

MENUJU BUDIDAYA KEPITING BAKAU (Scylla sp.) BERKELANJUTAN (STUDI KASUS DI LINGKUNGAN TAMBAK MANGUNHARJO - TUGU, SEMARANG) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

MENUJU BUDIDAYA KEPITING BAKAU (Scylla sp.) BERKELANJUTAN (STUDI KASUS DI LINGKUNGAN TAMBAK MANGUNHARJO - TUGU, SEMARANG) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

MENUJU BUDIDAYA KEPITING BAKAU (Scylla sp.) BERKELANJUTAN (STUDI KASUS DI LINGKUNGAN TAMBAK MANGUNHARJO - TUGU, SEMARANG) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

MENUJU BUDIDAYA KEPITING BAKAU (Scylla sp.) BERKELANJUTAN (STUDI KASUS DI LINGKUNGAN TAMBAK MANGUNHARJO - TUGU, SEMARANG) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

MENUJU BUDIDAYA KEPITING BAKAU (Scylla sp.) BERKELANJUTAN (STUDI KASUS DI LINGKUNGAN TAMBAK MANGUNHARJO - TUGU, SEMARANG) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

MENUJU BUDIDAYA KEPITING BAKAU (Scylla sp.) BERKELANJUTAN (STUDI KASUS DI LINGKUNGAN TAMBAK MANGUNHARJO - TUGU, SEMARANG) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1