Morfologi Biologi Kepiting 1. Klasifikasi

Keenan, et al. 1998, dalam penelitiannya telah menemukan Paramamosain masuk dalam genus Scylla. Kepiting lumpur jenis Scylla paramomasain banyak ditemukan di perairan payau dan laut Jawa Tengah – Indonesia, Hongkong, dan Mekong Delta.

2.1.2. Morfologi

Kepiting bakau Scylla sp merupakan salah satu jenis dari Crustaceae dari famili Portunidae yang mempunyai nilai protein tinggi dan dapat dimakan, Scylla serrata merupakan salah satu spesies yang mempunyai ukuran paling besar dalam genus Scylla Hill, 1992 dalam Kuntiyo et al 1994. Secara umum morfologis kepiting bakau dapat dikenali dengan ciri sebagai berikut : 1. Seluruh tubuhnya tertutup oleh cangkang 2. Terdapat 6 buah duri diantara sepasang mata, dan 9 duri disamping kiri dan kanan mata 3. Mempunyai sepasang capit, pada kepiting jantan dewasa Cheliped kaki yang bercapit dapat mencapai ukuran 2 kali panjang karapas. 4. Mempunyai 3 pasang kaki jalan 5. Mempunyai sepasang kaki renang dengan bentuk pipih. 6. Kepiting jantan mempunyai abdoment yang berbentuk agak lancip menyerupai segi tiga sama kaki, sedangkan pada kepiting betina dewasa agak membundar dan melebar. 7. Scylla serrata dapat dibedakan dengan jenis lainnya, karena mempunyai ukuran paling besar sehingga di Philipina jenis ini disebut sebagai kepiting raja Fortest, 1999, disamping itu Scylla serrata mempunyai pertumbuhan yang paling cepat dibanding ketiga spesies lainnya. 8. Panjang karapas ± 23 dari lebarnya, permukaan karapas sedikit licin kecuali pada lekuk yang berganula halus didaerah brancial. 9. Pada dahi terdapat 4 buah gigi tumpul tidak termasuk duri ruang mata sebelah dalam yang berukuran hampir sama. 10. Merus dilengkapi dengan tiga buah duri pada anterior dan 2 buah duri pada tepi posterior. 11. Karpus dilengkapi dengan sebuah duri kokoh pada sudut sebelah dalam, sedangkan propudus dengan 3 buah duri atau bentol, satu diantaranya terletak bersisian dengan persendian karpus dan 2 lainnya terletak bersisian dengan persendian dactillus. Moosa, et al. 1995, menegaskan bahwa ketiga spesies tersebut jika dilihat secara sepintas tidak tampak perbedaannya, namun jika diamati lebih teliti akan tampak dengan jelas perbedaannya. 1. Scylla serrata, memiliki warna relatif sama dengan warna lumpur, yaitu coklat kehitam-hitaman pada karapasnya dan putih kekuning- kuningan pada abdomennya. Pada propudus bagian atas tedapat sepasang duri yang runcing dan 1 buah duri pada propudus bagian bawah. Selain itu habitat kepiting bakau spesies ini sebagian besar di hutan-hutan bakau di perairan Indonesia. 2. Scylla transquebarica, memiliki warna hijau tua dengan kombinasi kuning sampai orange pada karapasnya dan putih kekuning-kuningan pada bagian abdomennya. Pada propudus bagian atas terdapat sepasang duri, tetapi tidak runcing dan 1 buah duri yang tumpul pada abdomen bagian bawah. 3. Scylla oceanica, spesies ini lebih didominasi dengan warna cokelat- tua dan ukuran badannya jauh lebih besar dari pada spesies yang lain. Dengan capit yang lebih panjang, maka spesies ini lebih cepat memburu makanan. Namun harga spesies ini lebih rendah dibandingkan dengan spesies lain, sehingga petani tidak suka membudidayakannya. Kepiting ini biasa ditemukan di Perairan Afrika dan Laut Merah. Scylla serrata Scylla transquebarica Scylla oceanica Scylla paramomasain Illustrasi 2. Jenis Kepiting Bakau yang Tergolong dalam Scylla sp Foto; Kenan, 1998

2.1.3. Siklus Hidup

Dokumen yang terkait

MENUJU BUDIDAYA KEPITING BAKAU (Scylla sp.) BERKELANJUTAN (STUDI KASUS DI LINGKUNGAN TAMBAK MANGUNHARJO - TUGU, SEMARANG) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

MENUJU BUDIDAYA KEPITING BAKAU (Scylla sp.) BERKELANJUTAN (STUDI KASUS DI LINGKUNGAN TAMBAK MANGUNHARJO - TUGU, SEMARANG) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

MENUJU BUDIDAYA KEPITING BAKAU (Scylla sp.) BERKELANJUTAN (STUDI KASUS DI LINGKUNGAN TAMBAK MANGUNHARJO - TUGU, SEMARANG) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

MENUJU BUDIDAYA KEPITING BAKAU (Scylla sp.) BERKELANJUTAN (STUDI KASUS DI LINGKUNGAN TAMBAK MANGUNHARJO - TUGU, SEMARANG) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

MENUJU BUDIDAYA KEPITING BAKAU (Scylla sp.) BERKELANJUTAN (STUDI KASUS DI LINGKUNGAN TAMBAK MANGUNHARJO - TUGU, SEMARANG) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

MENUJU BUDIDAYA KEPITING BAKAU (Scylla sp.) BERKELANJUTAN (STUDI KASUS DI LINGKUNGAN TAMBAK MANGUNHARJO - TUGU, SEMARANG) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

MENUJU BUDIDAYA KEPITING BAKAU (Scylla sp.) BERKELANJUTAN (STUDI KASUS DI LINGKUNGAN TAMBAK MANGUNHARJO - TUGU, SEMARANG) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

MENUJU BUDIDAYA KEPITING BAKAU (Scylla sp.) BERKELANJUTAN (STUDI KASUS DI LINGKUNGAN TAMBAK MANGUNHARJO - TUGU, SEMARANG) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

MENUJU BUDIDAYA KEPITING BAKAU (Scylla sp.) BERKELANJUTAN (STUDI KASUS DI LINGKUNGAN TAMBAK MANGUNHARJO - TUGU, SEMARANG) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

MENUJU BUDIDAYA KEPITING BAKAU (Scylla sp.) BERKELANJUTAN (STUDI KASUS DI LINGKUNGAN TAMBAK MANGUNHARJO - TUGU, SEMARANG) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1