124 Kelas VIII SMP
C. Sakramen PenguatanKrisma
Sakramen penguatan adalah sakramen kedewasaan, pemantapan. Dengan me- nerima sakramen ini orang dianggap sudah dewasa dalam iman. Dalam kehidupan
sehari-hari kita dapat melihat bahwa ciri orang yang dewasa antara lain: bertanggung jawab, mampu membedakan yang baik dan jahat, mandiri, mampu mengambil
keputusan dengan bijak, mampu mengendalikan diri, tidak mudah terbawa arus, dan sebagainya.
Sakramen penguatan adalah sakramen yang memberi Roh Kudus supaya mengakarkan kita lebih kuat dalam persekutuan anak-anak Allah, menggabungkan
kita lebih erat dengan Kristus, memperkuat hubungan kita dengan Gereja, membuat kita mengambil bagian yang lebih banyak dalam perutusannya dan membantu kita
supaya memberi kesaksian iman kristen dengan perkataan dan perbuatan. KGK 1316
Doa
Awalilah kegiatan belajarmu dengan berdoa bersama. Allah Bapa yang Mahabaik dan penuh kasih,
kami bersyukur kepada-Mu, karena Putera-Mu menganugerahkan Roh Kudus bagi kami.
Sehingga melalui Roh Kudus Engkau senantiasa akan menyertai kami. Ya, Roh Kudus, hadirlah disini,
penuhilah hati kami dengan roh kasih-Mu. Bimbinglah kami, sehingga dapat memahami makna kehadiran-Mu,
dan juga peran-Mu dalam sakramen krisma, yang akan kami pelajari hari ini.
Engkau kami puji ya Bapa, bersama Putera dan Roh kudus, kini dan sepanjang masa.
Amin.
1. Memahami Makna Sakramen Penguatan
Dalam adat tertentu, untuk memasukkan seseorang dalam kelompok orang yang sudah dewasa, harus dilalui dengan adanya upacara tertentu. Upacara tersebut
merupakan serangkaian acara atau kegiatan yang harus diikuti oleh seseorang, sehingga ketika mereka telah berhasil untuk menyelesaikannya, maka mereka dapat
dimasukkan dalam golongan orang yang sudah dewasa. Salah satu upacara adat tersebut adalah upacara adat yang dilakukan oleh Suku Dani di Irian Jaya.
125 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Cobalah kalian untuk membaca kisahnya berikut ini
1. Untuk memasukkan seseorang dalam kelompok orang yang sudah dewasa, Suku Dani melakukan upacara inisiasi yang berlangsung sampai dengan sembilan hari.
Demikian pula dalam Gereja Katolik. Dalam Gereja Katolik, untuk memasukkan seseorang ke dalam kelompok orang yang sudah dewasa dalam hal iman melalui
suatu upacara inisiasi resmi yang diselenggarakan oleh Gereja dan mengikuti suatu tata upacara yang resmi dan baku dan resmi dari Gereja. Upacara tersebut
disebut dengan Upacara Sakramen Penguatan Sakramen Krisma.
Jadilah Besar
Di kalangan masyarakat Suku Dani di Irian Jaya, dikenal suatu tradisi inisiasi yang selalu dilakukan untuk menandai seseorang yang akan disebut dewasa. Inisiasi
Suku Dani berlangsung selama sembilan hari. Inisiasi diawali dengan menekankan moncong seekor anak babi kecil ke perut anak yang diinisiasi. Tindakan ini menjadi
tanda bahwa mulai saat itu si anak harus melakukan pantang makan makanan tertentu. Anak-anak yang diinisiasi, secara ritual harus pergi mandi supaya lepas
dari ketergantungan terhadap ibu-ibu mereka. Mereka mendapatkan koteka yang pertama dan seutas tali kecil yang digantung di atas anus. Perhiasan-perhiasan
yang lama diganti dengan yang baru. Mereka kemudian diberi makan daging babi dan diberi koteka mereka yang baru dilemaki. Sementara itu, semua orang yang
hadir berteriak, “Jadilah besar”.
Anak-anak yang diinisiasi ditempatkan dalam suatu rumah khusus, terpisah dari orang tua mereka. Lalu semua anak laki-laki yang lain melakukan penyerangan
semu terhadap tempatrumah tersebut. Meskipun takut, anak-anak itu harus menangkal serangan itu, dibantu oleh para pengantar mereka. Mereka ditawari
daging babi, tetapi ketika mereka mau, orang itu tidak mau memberikannya. Mereka menari-nari sepanjang malam dan berjaga sampai keesokan harinya.
Mereka tidak boleh minum sebelum sore hari berikutnya.
Pada hari ketiga sekali lagi mereka mengalami pertempuran semu, dan kali ini dilakukan oleh para pengantar mereka sendiri. Jika mereka hendak beristirahat di
dekat api, mereka diusir. Dua hari berikutnya anak-anak itu harus pergi mengemis daging dengan menyanyi ke desa-desa tetangga. Pada hari ketujuh, mereka harus
memanjat sebatang pohon. Kemudian di bawah pohon itu orang-orang membuat api dengan asap tebal. Mereka seperti dipanggang dan hampir mati lemas, namun
harus kembali dengan selamat. Setelah itu mereka diberi pelajaran memanah untuk menyiapkan mereka mencari nakah. Mereka juga harus pergi mencari kayu
bakar untuk diberikan kepada ibu mereka masing-masing.
Anak perempuan mendapatkan kalung bertali kecil dilehernya. Setiap anak perempuan dihembusi oleh orang tuanya, disertai harapan “semoga kamu hidup
terus”. Dengan demikian, berakhirlah upacara inisiasi.
Romo Yosef Lalu, Pr., Percikan Kisah Anak Manusia, Komkat KWI
126 Kelas VIII SMP
2. Amatilah gambar berikut ini
Sumber: almabhaktiluhur.com
Gambar 8.8 Sakramen penguatan
3. Setelah mengamati gambar tersebut, rumuskanlah beberapa pertanyaan sehu- bungan dengan upacara dalam cerita Suku Dani dan Upacara Sakramen Penguatan
tersebut. 4. Diskusikan dengan temanmu dari pertanyaan yang telah dirangkum bersama
guru.
2. Memahami Makna Sakramen PenguatanKrisma Berdasarkan Ajaran Gereja dan Kitab Suci