Memahami Bimbingan Roh Kudus dalam Peristiwa Sehari- hari

78 Kelas VIII SMP

C. Mengikuti Bimbingan Roh Kudus

Dalam kehidupan sehari-hari, kita dipenuhi oleh berbagai macam tantangan dan godaan. Banyak manusia yang mudah tergoyahkan imannya karena berbagai macam godaan yang menggiurkan itu. Dengan mengetahui beberapa godaan tersebut, kita berharap bisa lebih hati-hati guna melangkah. Mengutamakan untuk mendengar dan melakukan bimbingan Roh Kudus yang menggema dalam hati kita merupakan langkah yang baik. Namun demikian, kita juga perlu waspada dalam mendengarkan inspirasi bisikan dari dalam hati kita. Jangan sampai kita justru lebih mendengar bisikan yang berasal dari si jahat dibandingkan bisikan dari Roh Kudus. Doa Awalilah kegiatan belajar dengan berdoa bersama. Allah Bapa yang Mahakudus, kami bersyukur karena Roh Kudus dicurahkan dalam hati kami. Semoga kehadiran-Nya di dalam hati kami, akan menguatkan kami dalam belajar hari ini. Dialah penolong yang Kau utus dalam nama Yesus Kristus. Dialah Roh Kebenaran yang memimpin kami kepada seluruh kebenaran. Biarlah Dia membimbing kami, untuk selalu mengenal bisikan dan bimbingan-Mu. Demi Kristus Tuhan dan Juru Selamat kami. Amin.

1. Memahami Bimbingan Roh Kudus dalam Peristiwa Sehari- hari

1. Simaklah cerita berikut ini Nia dan Nina Nia dan Nina adalah dua remaja SMP yang bersahabat sejak mereka di SD. Mereka memiliki karakter yang cukup berbeda. Nia anaknya tekun dalam melakukan tugas, sedangkan Nina lebih cenderung menganggap ringan semua persoalan termasuk dalam melaksanakan tugas. Mereka sama-sama duduk di kelas VIII sebuah SMP dan berada di kelas yang sama. Suatu waktu, mereka berdua ingin belajar bersama untuk mempersiapkan diri menghadapi ulangan harian Matematika. Mereka sepakat akan belajar bersama di rumah Nia. Akhirnya pada sore harinya mereka belajar bersama. Nia dengan tekun berlatih soal-soal latihan Matematika, sementara Nina sibuk dengan telepon genggamnya. 79 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Nia berusaha mengingatkan sahabatnya untuk mencoba berlatih mengerjakan soal bersama-sama supaya pada waktu ulangan besok mereka bisa mengerjakan dengan baik. Tetapi Nina tetap saja sibuk dengan telepon genggamnya. Bahkan Nia sempat mengatakan pada Nia: “Hei… Nia, ngapain repot-repot belajar. Aku sudah bilang Agus temen kita yang jago Matematika itu untuk besok memberikan contekan padaku. Jadi, ngapain harus capek-capek belajar?” selanjutnya Nina berkata lagi: “Aku ke sini sebenarnya untuk menghindari omelan mama aja, kan kalau alasannya belajar sama kamu, mama pasti mengijinkan.” “Wah payah kamu Nina” jawab Nia. Selanjutnya Nia menasihati Nina: “Kita harus berusaha dengan lebih giat dan tidak menggantungkan diri dari contekan teman lho Itu namanya tidak jujur” Tapi Nina menjawab: “Ah… biarin aja. Yang penting mamaku tahunya nilaiku bagus. Beres kan..” Nia akhirnya cuma bisa geleng-geleng kepala. Akhirnya esok harinya mereka berdua mengikuti ulangan harian Matematika. Nia berusaha mengerjakan soal ulangan dengan hati-hati supaya mendapatkan hasil yang maksimal, sementara Nina sibuk untuk membuka contekan dari Agus secara sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan oleh guru yang mengawas. Soal Matematika begitu sulitnya, sampai-sampai Nia merasa kesulitan mengerjakan. Ketika melihat Nina yang telah selesai mengerjakan soal dan kertas contekannya diberikan kepadanya, Nia sempat ragu-ragu. “Apakah aku mau ikutan nyontek supaya cepat selesai seperti Nina?” gumam Nia dalam hati, tetapi dalam hati Nia timbul suara yang mengatakan “Jangan Nia. Itu tidak baik. Kamu harus berbuat jujur.” Nia menjadi gelisah, khawatir, takut dan perasaan tak menentu campur aduk dalam hati dan pikirannya. Akhirnya Nia memutuskan untuk membuang kertas contekan itu dan berusaha untuk mengerjakan sendiri soal ulangannya. Setelah mereka selesai dan hasil ulangan dibagikan, ternyata nilai Nina lebih tinggi dibandingkan dengan nilai Nia. Maka Nina berkata pada Nia: “Makanya Nia, ikutan caraku dong. Gak usah belajar capek-capek tapi hasilnya bagus.” Nia menjawab: “Nilaiku memang tidak sebesar nilaimu Nina, tapi aku bersyukur atas hasil usahaku sendiri. Aku bersyukur bahwa aku masih tetap berusaha untuk jujur pada diriku sendiri dan pada orang tuaku.” Akhirnya mereka berdua pergi ke kantin untuk makan bersama. Mereka berbeda prinsip tetapi tetap bisa bersahabat. Oleh: Atrik 2. Setelah membaca cerita tadi, rumuskan beberapa pertanyaan sehubungan cerita, terutama pertanyaan menyangkut berbagai godaan dan karya Roh Kudus dalam diri kita. 3. Berdasarkan pertanyaan yang telah dirumuskan, carilah jawabannya dengan cara berdialog atau tanya jawab di antara teman. 80 Kelas VIII SMP

2. Menggali Pengalaman Tokoh dalam Kitab Suci yang Menerima Bimbingan Roh Kudus