Memahami Ciri Perkumpulan yang Disebut sebagai PaguyubanKomunio

85 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

A. Gereja sebagai Paguyuban

Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menjumpai banyak kelompok atau perkumpulan. Namun demikian tidak semua bentuk kelompok atau perkumpulan dapat disebut sebagai komunio paguyuban. Suatu kelompok atau perkumpulan akan dikatakan sebuah komunio, jika dalam kelompok atau perkumpulan tersebut, komunikasi dan interaksi berlangsung terus-menerus. Masing-masing saling memperhatikan satu sama lain, saling memiliki, saling memberi, saling mendukung, saling menasihati, saling mengingatkan, saling mengembangkan, saling melayani, dan saling berusaha agar kebersamaan tersebut terus-menerus terjaga keutuhannya demi kebahagiaan bersama. Pada bagian ini, kalian akan mempelajari bahwa Gereja adalah suatu perkumpulan yang disebut sebagai komunio. Apa saja yang ada dalam gereja sebagai komunio? Inilah yang akan kalian pelajari pada subbab ini. Doa Sebelum memulai kegiatan belajar kalian, berdoalah terlebih dahulu untuk memohon berkat dan rahmat dari-Nya. Bapa yang Mahabaik, puji dan syukur kami haturkan ke hadirat-Mu, karena Engkau tak pernah lelah menghimpun kami untuk mendengarkan irman-Mu. Bapa, hari ini kami akan belajar tentang Gereja sebagai paguyuban. Dampingilah kami, agar semakin menyadari akan kehadiran kami sebagai anggota paguyuban Gereja. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

1. Memahami Ciri Perkumpulan yang Disebut sebagai PaguyubanKomunio

Gereja merupakan suatu komunio atau paguyuban, yang di dalamnya memiliki berbagai aktivitas atau ciri-ciri kehidupan sebagai suatu persekutuan. Berbagai hal dapat dilakukan untuk dapat mengungkapkan pemahaman kita akan Gereja sebagai suatu paguyuban. Salah satu hal yang dapat kita lihat misalnya pengungkapan makna dari Gereja melalui sebuah lagu yang berjudul “Gereja bagai Bahtera”. 86 Kelas VIII SMP 1. Untuk memahami makna gereja, nyanyikanlah lagu berikut ini Gereja Bagai Bahtera Gereja bagai bahtera di laut yang seram, mengarahkan haluannya ke pantai seberang. Mengamuklah samudera dan badai menderu, gelombang jaman menghempas dan sulit ditempuh. Penumpang pun bertanyalah, selagi berjerih, Berapa lagi jauhnya labuan abadi, Tuhan tolonglah, Tuhan tolonglah Tanpa Dikau semua binasa kelak. Ya Tuhan tolonglah. Gereja bagai bahtera diatur awaknya, Setiap orang bekerja menurut tugasnya. Semua satu padulah, setia bertekun, Demi tujuan tunggalnya yang harus ditempuh. Roh Allah yang menyatukan, membina membentuk, Di dalam kasih dan iman, dan harap yang teguh. Tuhan tolonglah, Tuhan tolonglah Tanpa Dikau semua binasa kelak. Ya Tuhan tolonglah Sumber: Puji Syukur No. 612 2. Berdasarkan lagu “Gereja bagai Bahtera” tersebut, rumuskan beberapa pertanyaan yang dapat membantu kalian semakin mengenal Gereja sebagai suatu paguyuban. 3. Dari pertanyaan yang telah kalian buat, secara berpasangan bahas dan temukan jawaban dari pertanyaan kalian tadi. Setelah selesai, presentasikan jawaban kalian kepada teman kelompok yang lainnya. Suatu kelompok atau perkumpulan akan dikatakan sebuah komunio, jika dalam kelompok atau perkumpulan tersebut memiliki ciri-ciri khusus sebagai sebuah paguyuban. Untuk lebih memahami tentang makna dari sebuah persekutuan, bacalah dan pahamilah kisah berikut ini. 87 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Lingkungan St. Christophorus Bojong Gede Di sebuah lingkungan kecil yang terletak agak jauh dari Paroki di kota Depok, ada satu lingkungan yang diberi nama lingkungan St. Christophorus. Lingkungan ini merupakan sebuah lingkungan yang cukup hidup sebagai sebuah kelompok persekutuan. Dinamika dan pekerjaan dari warga lingkungan ini cukup beraneka ragam, ada yang menjadi supir, tambal ban, pedagang, guru, pegawai swasta, berwira- usaha dan juga ibu rumah tangga. Kehidupan warga lingkungan ini tergolong sangat rukun. Kehidupan doa di lingkungan ini cukup teratur, setiap bulan pasti ada kegiatan doa bersama yang dilaksanakan secara bergiliran dari rumah ke rumah. Suatu waktu, ada salah satu warga lingkungan yang mengalami kondisi ekonomi yang cukup memprihatinkan. Rumah sudah hampir roboh dan keluarga tidak mampu untuk memperbaiki. Kondisi rumah itu sangat membahayakan bagi penghuninya. Akhirnya pengurus lingkungan bersama warga b e r e m b u k untuk membantu keluarga ini. Dari mulai mencari donatur, mencari bahan bangunan yang masih layak untuk dipergunakan. Warga umat lingkungan bahu membahu menyumbangkan tenaga, pikiran dan juga materi untuk membantu keluarga yang membutuhkan ini. Dari anak-anak, remaja sampai dengan orang dewasa semua ikut berperan serta bahu membahu membantu memperbaiki rumah keluarga ini. Anak-anak membantu mengangkat ma- terial dari jalan menuju rumah, ibu-ibu memasak untuk makan siang warga yang bekerja bakti. Apa yang dilakukan oleh seluruh warga Lingkungan St. Christophorus ini mendapatkan simpati dari warga sekitar yang bukan Katolik. Akhirnya ada satu rumah ibu haji yang menyediakan rumahnya sebagai tempat untuk memasak dan makan bersama semua warga yang Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 6.1 Kegiatan doa bersama Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 6.2 Warga bergotong royong memperbaiki rumah yang rusak Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 6.4 Menyantap makan siang bersama Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 6.3 Membantu mem- bawa material dari jalan 88 Kelas VIII SMP ikut bergotong royong. Akhirnya warga dapat bergotong-royong memperbaiki rumah keluarga tersebut. Lingkungan ini, ternyata sudah tiga kali mengadakan kegiatan gotong royong seperti ini, jadi sudah ada 3 keluarga yang rumahnya dibangun atau diperbaiki oleh warga lingkungan secara bergotong-royong. Tuhan sungguh berkarya dalam persekutuan di Lingkungan St. Christophorus ini. Semoga apa yang telah dilakukan oleh warga dapat memupuk rasa kebersamaan sebagai sebuah paguyuban. dikisahkan oleh: Loren Atrik 4. Pahami cerita tersebut dengan bantuan pertanyaan berikut: a. Bagaimana kesanmu terhadap kehidupan kelompok orang tersebut? b. Menurutmu apa yang menyemangati hidup dalam lingkungan St. Christophorus?

2. Mendalami Gereja sebagai Sebuah PersekutuanPaguyuban Umat Allah