Berdasarkan standar yang ditetapkan menurut SK Peraturan Direktur Jenderal RLPS No : P.04V.SET2009, KRS yang baik mempunyai skor kurang dari 50
50, 50-120 kategori sedang, 120 kategori jelek. Dari perbandingan di atas menunjukkan bahwa selama Tahun 2016, kondisi debit air sungai dan debit mata
air masih baik di bawah baku mutu. Hal ini berarti pengelolaan hutan yang dilakukan oleh Perum Perhutani KPH Ciamis pengaruh negatifnya relatif kecil. Hal
ini dikarenakan pengelolaan hutan yang dilakukan direncanakan dengan sebaik- baiknya, baik dari pemanenan sampai dengan kegiatan pemeliharaan hutannya.
SPL Sungai dan mata air yang terdapat di KPH Ciamis pada tahun 2016 memiliki skor yang baik, dikarenakan sungai dan mata air di KPH Ciamis meskipun musim
kemarau masih tetap mengalir airnya mengalir sepanjang tahun.
a. Padatan Tersuspensi Total Suspension SolidTSS
Padatan tersuspensi merupakan partikel-partikel tanah yang larut dalam air. Pengukuran padatan tersuspensi untuk mengetahui tingkat kekeruhan dan erosi
tanah yang timbul akibat pengelolaan hutan. Hasil pemantauan padatan
tersuspensi pada tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Hasil Pemantauan Padatan Tersuspensi Total Suspension SolidTSS
Sumber data : Laporan Tahunan Bidang Lingkungan Tahun 2016 Berdasarkan PP no 82 tahun 2001, standar padatan tersuspensi TSS yang
masih baik adalah 50 mgliter, sedang adalah 50-400 mgliter, dan jelek 400 mgliter. Hasil analisa selama tahun 2016 menunjukkan bahwa semua sungai
masuk ke dalam kriteria skor sedang sebesar 66,7 sampai dengan 100 mglt. Tingginya nilai padatan tersuspensi tersebut dikarenakan curah hujan pada
tahun 2016 tinggi dan terjadi terus menerus selain itu pada daerah tangkapan air terdapat lokasi garapan, perambahan oleh SPP sehingga akibat kejadian
mgltr Skor
1 2
3 4
5 1
Ciamis Cireong
66,7 Sedang
2 Banjar Utara
Cijambe 100,00
Sedang 3
Banjar Selatan Citalahab 66,7
Sedang 4
Banjar Selatan Cikawasen 66,7
Sedang 5
Pangandaran Ciputrapinggan
100,0 Sedang
6 Pangandaran
Citonjong 100,0
Sedang 7
Cijulang Cijulang
66,7 Sedang
8 Cijulang
Cigugur 100,0
Sedang 9
Ciamis Cibuluh
83,3 Sedang
10 Ciamis Sungai Ciawitali
66,7 Sedang
11 Banjar Utara Sungai Cicapar
100,0 Sedang
12 Banjar Selatan Sungai Citalahab 66,7
Sedang
TSS maksimum mgltr BKPH
No Lokasi sungai
tersebut, tanah lebih mudah terbawa oleh aliran sungai. Hal ini mengakibatkan nilai padatan tersuspensinya tergolong Sedang. Dan juga lahan pada daerah
aliran sungainya relatif terbuka dengan kegiatan pengolahan tanah yang intensif. Sedangkan untuk SPL Mata Air semuanya sudah baik. Hal tersebut dapat dilihat
pada tabel.
Tabel. Padatan Tersuspensi TSS Mata Air
Sumber data : Laporan Tahunan Bidang Lingkungan Tahun 2016
b. Sedimentasi
Sedimen merupakan hasil proses erosi yang umumnya mengendap di bagian bawah bukit, di daerah genangan banjir, di saluran air, sungai dan waduk.
Sedangkan sedimentasi merupakan proses pengendapan yang terjadi setelah terjadinya erosi. Hasil pengamatan sedimentasi yang terjadi di KPH Ciamis pada
tahun 2016 tersaji dalam grafik berikut ini.
Grafik. Laju Sedimentasi SPL Sungai
Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal RLPS No : P.04V.SET2009, standar laju sedimentasi yang tergolong kriteria baik adalah 2 mmtahun,
berkisar 2-5 mmtahun masuk kriteria sedang dan 5 mmtahun termasuk kriteria buruk.
mgltr Skor
1 Ciamis
Panyaweuyan Baik
2 Banjar Utara
Ranca Herang Baik
3 Banjar Selatan Legok Gendot
Baik 4
Banjar Selatan Citumang Baik
5 Pangandaran
Cibetok Baik
No BKPH
Lokasi sungai TSS Maksimum mgltr
Gambar. Pemantauan Sungai Cibuluh BKPH Ciamis
Hasil pemantauan pada tahun 2016 menunjukkan lokasi dengan tingkat sedimentasi tertinggi terjadi di lokasi sungai Ciputrapingga SPL 5 BKPH
Pangandaran sebesar 2,376 mmth dengan skor sedang. Sedangkan untuk sedimentasi terendah terjadi pada Sungai Cijambe SPL 2 sebesar 0,064 mmthn.
Berdasarkan data yang diperoleh terdapat beberapa lokasi tanaman muda dan kegiatan pengolahan tanah intensif yang mendorong terjadinya erosi, sehingga
terbawa masuk ke sungai. Selain itu kondisi daerah aliran sungai tersebut sebagian besar wilayahnya melalui area pemukiman dan kebun masyarakat yang
digarap secara intensif. Secara umum, untuk rata-rata laju sedimentasi selama tahun 2016 tersaji dalam tabel berikut :
Tabel. Laju Sedimentasi SPL Sungai
Sumber data : Laporan Tahunan Bidang Lingkungan Tahun 2016 Tabel. laju Sedimentasi SPL Mata Air
Sumber data : Laporan Tahunan Bidang Lingkungan Tahun 2016 Hasil analisa SPL Mata Air menunjukkan bahwa dari 5 lokasi SPL Mata Air,
semuanya mempunyai skor baik. Hal ini bisa menjadi indikator bahwa pengelolaan hutan yang dilakukan Perum
Perhutani KPH Ciamis dapat memberikan pengaruh terhadap kondisi lingkungan yang ada. Pengelolaan yang sudah dilakukan oleh Perhutani KPH Ciamis seperti
penanaman dan pemeliharaan sedikit banyak dapat mempengaruhi kualitas air.
2. Aspek Erosi Lahan