DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
1. Model Problem Based Learning PBL
Model Problem Based Learning PBL merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada
siswa, menghadapkan siswa pada masalah dunia nyata real world untuk memulai pembelajaran, membuat mereka mahir dalam memecahkan
masalah, memiliki strategi belajar sendiri dan kecakapan berpartisipasi dalam tim. Adapun langkah-langkah yang dimaksud adalah 1 Orientasi
siswa kepada masalah, 2 Mengorganisasikan siswa untuk belajar; 3 Membimbing penyelidikan individual dan kelompok; 4 Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya; 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
2. Kemampuan Perspektif Global
Kemampuan perspektif
global adalah
kemampuan siswa
memandang dunia dengan menekankan pada saling keterkaitan antarbudaya, umat manusia dan kondisi planet bumi. Indikatornya terdiri
dari: 1 memahami masalah global; 2 memahami keadaan Sumber Daya Alam; 3 mengenal budaya antar daerah; 4 mengetahui perubahan yang
diharapkan dalam pembangunan ekonomi; 5 menentukan sikap dalam menjaga kelestarian lingkungan.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dibuat dari variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi
operasional dan selanjutnya ditentukan indikator-indikator yang akan diukur. Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau
pernyataan. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan instrument, kemudian dikembangkan melalui beberapa tahap, yaitu tahap
pembuatan instrumen, tahap penyaringan dan tahap uji coba instrumen untuk digunakan dalam meneliti kemampuan perspektif global. Instrumen penelitian
dalam pengumpulan data dengan menggunakan beberapa instrumen yaitu tes, angket dan observasi.
DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
1. Instrumen Tes Kemampuan Perspektif Global
Instrumen ini digunakan untuk mengukur kemampuan perspektif global siswa. Instrumen ini disajikan dalam bentuk tes non objektif berupa
uraian bebas. Setelah kisi-kisi yang mencakup variable, indikator yang diukur dan skor penilaian selesai disusun, selanjutnya akan disusun soal
serta kunci jawaban untuk masing-masing soal. Adapun pedoman penskoran yang digunakan untuk mengukur kemampuan perspektif global
dalam soal uraian bebas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Kemampuan Perspektif Global
Aspek Skor
Kriteria Jawaban
No. Soal
Memahami masalah global
Jika salah menginterpretasikan atau salah sama sekali 1, 2, 3
1 Jika dapat menginterpretasikan sebagian dengan
benar tanpa alasan 2
Jika dapat menginterpretasikan yang benar dan memberikan alasan
3 Jika menginterpretasikan masalah global dengan
lengkap Memahami
keadaan Sumber Daya Alam
Jika salah menginterpretasikan atau salah sama sekali 4, 5
1 Jika dapat menginterpretasikan sebagian dengan
benar tanpa alasan 2
Jika dapat menginterpretasikan yang benar dan memberikan alasan
3 Jika menginterpretasikan masalah global dengan
lengkap Mengenal
budaya antar daerah
Jika salah menginterpretasikan atau salah sama sekali 8, 9, 10,
11 1
Jika dapat menginterpretasikan sebagian dengan benar tanpa alasan
2 Jika dapat menginterpretasikan yang benar dan
memberikan alasan 3
Jika menginterpretasikan masalah global dengan lengkap
Mengetahui perubahan yang
diharapkan dalam
pembangunan ekonomi
Jika salah menginterpretasikan atau salah sama sekali 6, 7
1 Jika dapat menginterpretasikan sebagian dengan
benar tanpa alasan 2
Jika dapat menginterpretasikan yang benar dan memberikan alasan
3 Jika menginterpretasikan masalah global dengan
lengkap
DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Lanjutan Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Kemampuan Perspektif Global
Aspek Skor
Kriteria Jawaban
No. Soal
Menentukan sikap
dalam menjaga
kelestarian lingkungan
Jika salah menginterpretasikan atau salah sama sekali 12, 13, 14,
15 1
Jika dapat menginterpretasikan sebagian dengan benar tanpa alasan
2 Jika dapat menginterpretasikan yang benar dan
memberikan alasan 3
Jika menginterpretasikan masalah global dengan lengkap
Setelah data dari uji coba terkumpul, kemudian dilakukan penganalisisan data untuk mengetahui tingkat validitas dan realibilitas
butir soal, yang dimaksudkan untuk mengetahui baik atau tidak instrumen yang akan digunakan. Adapun langkah-langkah selanjutnya yang
dilakukan dalam menganalisis instrumen tersebut sebagai berikut di bawah ini.
a. Analisis Validitas Butir Soal
Validitas adalah tingkat ketepatan dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat
ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur Sugiyono,
2004: 137. Dengan demikian, instrumen yang valid merupakan instrumen yang benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak di
ukur. Untuk menentukan validitas butir soal digunakan rumus
koefisien korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson dan perhitungannya dibantu dengan program SPSS ver.
20 for windows. Berikut adalah tabel interpretasi besarnya koefisiensi korelasi.
DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3 Kriteria Validitas Item Instrumen
Sugiono, 2013
Berikut adalah hasil validitas butir soal dari uji coba intrumen tes kemampuan perspektif global siswa.
Tabel 3.4 Analisis Validitas Butir Soal Kemampuan Perspektif Global
No. Soal
Koefisien r
xy
r
tabel
Validiitas Item Kesimpulan
1 0.590
0,329 Valid
Dipakai 2
0.513 0,329
Valid Dipakai
3 0.496
0,329 Valid
Dipakai 4
0.038 0,329
Tidak valid Diperbaiki
5 0.330
0,329 Valid
Dipakai 6
0.780 0,329
Valid Dipakai
7 -0.114
0,329 Tidak valid
Diperbaiki 8
0.617 0,329
Valid Dipakai
9 0.769
0,329 Valid
Dipakai 10
0.817 0,329
Valid Dipakai
11 0.862
0,329 Valid
Dipakai 12
0.863 0,329
Valid Dipakai
13 0.862
0,329 Valid
Dipakai 14
0,817 0,329
Valid Dipakai
15 0,220
0,329 Tidak Valid
Diperbaiki Sumber: Perhitungan dengan menggunakan Program SPSS ver. 20
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,000-0,199 Sangat Rendah
0,200-0,399 Rendah
0,400-0,599 Sedang
0,400-0,799 Kuat
0,800-1,000 Sangat Kuat
DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
b. Analisis Reliabilitas Tes
Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam hal ini tes dapat digunakan lebih dari satu kali, paling
tidak oleh responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten. Dengan kata lain, reliabilitas instrumen mencirikan tingkat
konsistensi. Jadi, pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengukur ketetapan siswa dalam menjawab tes tersebut. Semakin tinggi
reliabilitas suatu tes, semakin baik tes tersebut. Reliabilitas instrumen dalam penelitian ini juga dihitung dengan menggunakan program
SPSS versi 20. Berikut adalah tabel yang menunjukkan interpretasi besarnya koefisien korelasi untuk menenentukan tingkat reliabilitas
suatu instrumen.
Tabel 3.5 Klasifikasi Reliabilitas Tes Koefisien Korelasi
Interpretasi
0,000 – 0,200
Derajat reliabilitas sangat Rendah 0,200
– 0,400 Derajat reliabilitas rendah
0,400 – 0,600
Derajat reliabilitas sedang 0,600
– 0,800 Derajat reliabilitas tinggi
0,800 – 1,00
Derajat reliabilitas sangat tinggi Sumber: Sugiyono, 2009
Setelah menginput data hasil uji coba soal pada program SPSS
versi 20, didapatkan r
hitung
atau rata-rata hitung dari semua soal sebesar 0,854. Jika dilihat pada tabel interpretasi, instrumen sudah
memenuhi kriteria reliabilitas “sangat tinggi”. Artinya derajat ketetapan reliabilitas tes tersebut akan memberikan hasil yang relatif
sama jika diteskan kembali kepada subjek yang sama pada waktu yang berbeda. Dengan kata lain instrumen yang telah disusun untuk
penelitian ini memenuhi syarat.
c. Analisis Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berada pada kelompok atas dengan
DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
siswa yang berada pada kelompok bawah. Untuk menghitung daya pembeda dilakukan dengan program microsoft execl, sedangkan
rumus yang digunakan merujuk pada Arikunto 2001 sebagai berikut.
Keterangan: J
: Jumlah peserta tes J
A
: Banyaknya siswa kelompok atas J
B
: Banyaknya siswa kelompok bawah
B
A
: Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
B
B
: Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
P
A
= : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal
dengan benar P
A
= : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal
dengan benar Kriteria daya pembeda butir soal yang digunakan diuraikan
pada tabel 3.7 berikut ini.
Tabel 3.6 Kriteria Daya Pembeda Butir Soal
Daya Pembeda DP Interpretasi
0,70 DP 1,00
Sangat Baik 0,40 DP
0,70 Baik
0,20 DP 0,40
Cukup 0,00 DP
0,20 Jelek
DP 0,00
Sangat Jelek DP =
DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan hasil perhitungan, daya pembeda untuk setiap soal disajikan dalam Tabel 3.7 berikut ini.
Tabel 3.7 Hasil Analisis Daya Pembeda Uji Coba Tes Kemampuan Perspektif Global
No. Soal
Daya Pembeda Interpretasi
1 0.23
Cukup 2
0.37 Cukup
3 0.27
Cukup 4
0.70 Baik
5 0.70
Baik 6
0.37 Cukup
7 0.10
Jelek 8
0.20 Cukup
9 0.37
Cukup 10
0.30 Cukup
11 0.37
Cukup 12
0.30 Cukup
13 0.37
Cukup 14
0.30 Cukup
15 0.30
Cukup
Bedasarkan tabel 3.7 di atas, hasil analisis daya pembeda soal dengan interpretasi baik, sebanyak dua soal, interpretasi cukup
sebanyak dua belas soal, dan interpretasi jelek sebanyak satu soal dan diperbaiki sehingga tetap digunakan di dalam intrumen tes.
d. Analisis Tingkat Kesukaran
Analisis tingkat kesukaran ini bertujuan untuk mengetahui sukar atau mudahnya soal yang digunakan. Perhitungan tingkat
kesukaran dilakukan dengan bantuan Program Microsoft Excel,
DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
sedangkan untuk mengetahui tingkat kesukaran suatu soal digunakan rumus yang mengacu pada ketentuan yang diajukan oleh Arikunto
2001 sebagai berikut.
Keterangan: IK
: Indeks Kemudahan B
: Banyaknya siswa yang menjawab dengan benar JS
: Jumlah seluruh siswa peserta tes Adapun klasifikasi indeks kemudahan menurut Arikunto
2001 ditunjukkan pada Tabel 3.8 berikut ini.
Tabel 3.8 Analisis Tingkat Kesukaran Indeks Kesukaran IK
Interpretasi
0,07 IK 1,00
Soal Mudah 0,30 IK
0,70 Soal Sedang
0,00 IK 0,30
Soal Sukar
Berdasarkan hasil perhitungan, indeks kesukaran untuk setiap soal disajikan dalam Tabel 3.9 berikut ini.
Tabel 3.9 Hasil Analisis Indeks Kesukaran Butir Soal No.
Soal Indeks Kesukaran
Interpretasi
1 0.84
Mudah 2
0.62 Sedang
3 0.66
Sedang 4
0.72 Mudah
5 0.73
Mudah 6
0.74 Mudah
7 0.94
Mudah IK =
DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Lanjutan Tabel 3.9 Hasil Analisis Indeks Kesukaran Butir Soal No.
Soal Indeks Kesukaran
Interpretasi
8 0.36
Sedang 9
0.74 Mudah
10 0.29
Sukar 11
0.73 Mudah
12 0.26
Sukar 13
0.73 Mudah
14 0.29
Sukar 15
0.82 Mudah
2. Lembar Angket
Lembar angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran IPS dengan menggunakan model Problem Based Learning
PBL. Skala yang digunakan pada angket ini yakni skala likert. Derajat penilaian terbagi kedalam lima kategori yang tersusun secara bertingkat,
mulai dari dari SS Sangat Setuju, S Setuju, R Ragu-ragu, TS Tidak Setuju, STS Sangat Tidak Setuju. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Tabel 3.10 Kriteria Penilaian Angket Respon Siswa
Alternatif Jawaban Bobot Penilaian
Pernyataan positif Pernyataan
Negatif
Sangat Setuju SS 5
1 Setuju S
4 2
Ragu-ragu R 3
3 Tidak Setuju TS
2 4
Sangat Tidak Setuju STS 1
5
3. Pedoman Observasi
Pedoman observasi yang dimaksudkan untuk melihat kemampuan perspektif global dari setiap pertemuan dan untuk melihat keefektifan
DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
penggunaan model Problem Based Learning pada proses pembelajaran di kelas. Berikut pedoman penskoran hasil observasi.
Tabel 3.11 Pedoman Penskoran Hasil Observasi Aspek
Skor Kriteria
Jawaban
Memahami masalah global
1 Tidak baik, jika semua anggota
kelompok tidak memahami kasus- kasus atau isu-isu global yang
dikemukakan
2 Cukup baik, jika 20 dari
anggota kelompok memahami kasus-kasus atau isu-isu global
yang dikemukakan
3 Baik, jika 50 dari anggota
kelompok memahami kasus-kasus atau
isu-isu global
yang dikemukakan
4 Sangat baik, jika 50 dari
anggota kelompok memahami kasus-kasus atau isu-isu global
yang dikemukakan
Memahami keadaan
Sumber Daya Alam
1 Tidak baik, jika semua anggota
kelompok tidak
mengetahui masalah penipisan SDA
2 Cukup baik, jika 20 dari
anggota kelompok mengetahui masalah penipisan SDA
3 Baik, jika 50 dari anggota
kelompok mengetahui masalah penipisan SDA
4 Sangat baik, jika 50 dari
anggota kelompok mengetahui masalah penipisan SDA
Mengenal Budaya Antar Daerah
1 Tidak baik, jika semua anggota
kelompok tidak mengenal budaya antar daerah
2 Cukup baik, jika 20 dari
anggota kelompok
mengenal budaya antar daerah
3 Baik, jika 50 dari anggota
kelompok mengenal budaya antar daerah
4 Sangat baik, jika 50 dari
anggota kelompok
mengenal budaya antar daerah
DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Lanjutan Tabel 3.11 Pedoman Penskoran Hasil Observasi
Mengenal Budaya Antar Daerah
1 Tidak baik, jika semua anggota
kelompok tidak mengenal budaya antar daerah
2 Cukup baik, jika 20 dari
anggota kelompok
mengenal budaya antar daerah
3 Baik, jika 50 dari anggota
kelompok mengenal budaya antar daerah
4 Sangat baik, jika 50 dari
anggota kelompok
mengenal budaya antar daerah
Mengetahui perubahan yang
diharapkan dalam pembangunan
ekonomi 1
Tidak baik, jika semua anggota kelompok
tidak mengetahui
kasus-kasus atau isu-isu yang dikemukakan
2 Cukup baik, jika 20 dari
anggota kelompok mengetahui kasus-kasus atau isu-isu yang
dikemukakan
3 Baik, jika 50 dari anggota
kelompok mengetahui
kasus- kasus
atau isu-isu
yang dikemukakan
4 Sangat baik, jika 50 dari
anggota kelompok mengetahui kasus-kasus atau isu-isu yang
dikemukakan
Menentukan sikap dalam menjaga
kelestarian lingkungan
1 Tidak baik, jika semua anggota
kelompok tidak dapat menentukan sikap dalam menjaga kelestarian
lingkungan
2 Cukup baik, jika 20 dari
anggota kelompok
dapat menentukan sikap dalam menjaga
kelestarian lingkungan 3
Baik, jika 50 dari anggota kelompok
dapat menentukan
sikap dalam menjaga kelestarian lingkungan
4 Sangat baik, jika 50 dari
anggota kelompok
dapat menentukan sikap dalam menjaga
kelestarian lingkungan
DITA DESTIANA, 2015 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN PERSPEKTIF GLOBAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian