78
artinya muatan muatan yang diatur dalam raperda PDRD dievaluasi terlebih dahulu sebelum ditetapkan menjadi Perda, sehingga begitu ditetapkan menjadi Perda,
muatan muatan yang diatur dalam Perda PDRD sudah sesuai dengan ketentuan UU No.28 Tahun 2009, kepentingan umum dan peraturan perundang undangan yang
lebih tinggi. Berbeda dengan mekanisme pengawasan regulasi PDRD berdasarkan
Undang Undang PDRD sebelumnya yang bersifat represif, artinya muatan muatan yang diatur dalam perda dievaluasi setelah ditetapkan, sehingga banyak Perda
PDRD yang sudah ditetapkan dibatalkan, karena tidak sesuai dengan ketentuan UU No.34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas UU No.18 Tahun 1997 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, bertentangan dengan peraturan pelaksanaan UU No.34 tahun 2000, tidak sesuai dengan kepentingan umum dan bertentangan
dengan peraturan perundang undangan yang lebih tinggi..
B. Hasil Evaluasi Perda KabKota
Hasil evaluasi raperda PDRD KabKota yang dijadikan sample disini adalah hasil evaluasi raperda PDRD KabKota Tahun 2012 untuk wilayah Provinsi Sulawesi
Selatan dan Sulawesi Tengah, sebagaimana dalam Tabel berikut : Tabel XI
Tabel Evaluasi Raperda PDRD KabKota Provinsi Sulsel dan Sulteng
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa pembuatan Surat Keputusan Gubernur untuk masing masing Provinsi adalah bervariasi. Ada yang menetapkan 1
satu Surat Keputusan Gubernur untuk beberapa raperda seperti Provinsi Sulawesi Tengah dan ada juga yang menetapkan 1 satu Surat Keputusan Gubernur untuk
masing masing raperda seperti Provinsi Sulawesi Selatan. No.
Provinsi Jumlah
Keputusan Gubernur
Jumlah Raperda
Direvisi Ditolak
1 Sulawesi
Selatan 78
78 77
1
2
Sulawesi Tengah
8 43
43 -
79
Dari tabel tersebut juga dapat diketahui bahwa selama Tahun 2012 hanya ada 1 satu raperda PDRD yang ditolak karena nomenklatur jenis pungutannya tidak
sesuai dengan nomenklatur yang ditetapkan dalam UU No.28 Tahun 2009. Sedangkan yang lainnya direvisi, artinyara raperda tersebut harus diperbaiki terlebih
dahulu oleh DPRD KabKota bersama dengan BupatiWalikota sesuai dengan hasil evaluasi yang dilakukan oleh Gubernur berkoordinasi dengan Menteri Keuangan,
baru ditetapkan menjadi Perda PDRD. Dengan berlakunya UU No.28 Tahun 2009, belum ada Perda PDRD KabKota yang
sudah ditetapkan dibatalkan. Hal ini karena mekanisme pengawasan terkait regulasi PDRD berdasarkan UU No.28 Tahun 2009 bersifat preventif dan korektif artinya
muatan muatan yang diatur dalam raperda dievaluasi terlebih dahulu sebelum ditetapkan menjadi Perda, sehingga begitu ditetapkan menjadi Perda, muatan
muatan yang diatur dalam Perda PDRD sudah sesuai dengan ketentuan UU No.28 Tahun 2009, kepentingan umum dan peraturan perundang undangan yang lebih
tinggi. Berbeda dengan mekanisme pengawasan regulasi PDRD berdasarkan Undang
Undang PDRD sebelumnya yang bersifat represif, artinya muatan muatan yang diatur dalam perda dievaluasi setelah ditetapkan, sehingga banyak Perda PDRD
yang sudah ditetapkan dibatalkan, karena tidak sesuai dengan ketentuan UU No.34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas UU No.18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah, bertentangan dengan peraturan pelaksanaan UU No.34 tahun 2000, tidak sesuai dengan kepentingan umum dan bertentangan dengan peraturan
perundang undangan yang lebih tinggi..
C. Hasil Evaluasi Perda PDRD oleh Institusi Lain