Indeks Keamanan Manusia Indonesia mendapatkan pengaruh hanya dari source atau dari satu elemen, komponen atau
subsistem, seperti β . Dalam gambar di atas, dapat diketahui outer dependence antarelemen, komponen atau variabel, dan juga inner dependence loop yang
dimiliki oleh β , β dan
β .
G. Teknik
Pengumpulan Data
Penyusunan ndeks Keamanan Manusia ndonesia KM , sebagaimana penyusunan indeks‐indeks lainnya, tentunya sangat bergantung pada
ketersediaan data dan kualitasnya. KM akan menggunakan data‐data sekunder yang tersedia, seperti: Data Potensi Desa PODES dari Badan Pusat Statistik
BPS ; Data nformasi Bencana ndonesia DB dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPT ; Survei Sosial Ekonomi Nasional SUSENAS
dari BPS; ndeks Pembangunan Manusia PM dari BPS; ndeks Demokrasi ndonesia D dari Bappenas; ndeks Perumahan Rakyat PR dari BPS; ndeks
Ketahanan Pangan dari BPS; Tingkat Pengangguran Terbuka dari BPS. Dengan menggunakan pendekatan analisa ANP, Expert Judgement atau
pertimbangan ahli juga harus menjadi bagian dalam teknis pengumpulan data ini. al ini diperlukan untuk memahami permasalahan yang ada secara
mendalam agar kerangka model yang dikembangkan sebisa mungkin mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Para pakar yang akan dilibatkan
tentunya harus melalui pertimbangan personal identification yang menguasai isu‐isu dimensi, variabel, dan indikator KM. Pembobotan oleh para ahli
terhadap indikator adalah metode outranking yang menawarkan cara fleksibel dan sederhana kepada pembuat keputusan untuk menganalisa isu‐isu
multikriteria yang diangkat dalam KM. Setelah melalui berbagai tahapan konstruksi KM
, Tim Ahli juga mempertimbangkan untuk menggunakan Forum Group Discussion FGD . Metode
pengumpulan data ini dinilai sangat dibutuhkan sebagai bagian dalam teknis pengumpulan data primer KM. Selain itu, pentingnya diadakan FGD di daerah
juga didasarkan pada hasil FGD Tim Ahli dan Bappenas di Bandung tanggal November
. FGD ke daerah tertentu sangat berperan sebagai metode pengumpulan
data yang bersifat kualitatif, dapat menangkap lebih baik kondisi terkini keamanan manusia di daerah secara langsung melalui sumber‐sumber yang
kredibel dan terpercaya, dan bisa mengeksplorasi informasi‐informasi yang sebelumnya tidak dapat dipenuhi oleh data sekunder lainnya. Dengan
menggunakan informasi dan masukan yang diperoleh dari FGD, tim ahli dapat lebih mengeksplorasi dan memodifikasi elemen yang relevan dengan nilai‐nilai
lokal di setiap daerah.
H. Asesmen