Metode Pengumpulan Data Alasan Melakukan Perkawinan Campuran

2. Metode Pengambilan Sampel Metode sampel adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasidengan menggunakan prosedur tertentu agar diperoleh sampel yang mewakili populasi Hadi, 2000. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan non probability sampling.Teknik non probability sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah incidental sampling. Metode incidental berarti tidak semua individu dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dapat dipilih menjadi anggota sampel, hanya individu-individu yang kebetulan dijumpai atau dapat dijumpai saja yang diteliti dan sesuai dengan kriteria penelitian Hadi, 2000. Alasan menggunakan teknik sampling ini adalah mengingat subjek yang akan diteliti sulit untuk ditemukan, dan ada kemungkinan akan mendapat penolakan sehingga peluang tidak semua orang mau menjadi subjek penelitian sangat besar. Teknik pengambilan sampel ini sesuai untuk penelitian mengingat jumlah populasi yang tidak memiliki jumlah data yang jelas dalam arti tidak ada sumber data yang pasti mengenai jumlah populasi penelitian.Besarnya sampel yang dipilih adalah berdasarkan pertimbangan ketepatan dan efisiensi biaya, tenaga, waktu dan kemampuan peneliti.

D. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode skala. Metode skala yang digunakan mengingat data yang ingin diukur berupa konsep psikologis yang dapat Universitas Sumatera Utara diungkapkan secara tidak langsung melaui indikator-indikator perilaku yang diterjemahkan dalam aitem-aitem Azwar, 2004. Skala berisi kumpulan pernyataan yang diajukan kepada responden untuk diisi oleh responden. Alasan digunakannya alat ukur skala didasarkan atas asumsi : 1. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya. 2. Interpretasi subjek terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti adalah sama dengan pemahaman dan interpretasi peneliti. 3. Pernyataan atau tanggapan yang diberikan subjek adalah benar, jujur serta dapat dipercaya Hadi, 2000. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur berupa skala yang aitemnya disusun berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Killman dan Thomas dalam Olson DeFrain, 2006 yang terdiri dari lima gaya resolusi konflik yaitu competitive style, collaborative style, compromise style, accomodating style dan avoidance style. Skala yang digunakan adalah skala dikotomi atau skala Guttman. Pemberian skor pada penelitian ini menggunakan dua alternatif jawaban pada tiap-tiap aitem dikotomi, untuk jawaban ”Ya” pada aitem favorabel mendapat skor 1 satu, sedangkan yang menjawab ”Tidak” mendapat skor 0 nol. Sebaliknya, untuk jawaban ”Ya” pada aitem unfavorabel mendapat skor 0 nol dan jawaban ”Tidak” mendapat skor 1 satu. Skala ini tidak menyediakan pilihan netral atau ragu-ragu karena membutuhkan jawaban yang tegas, oleh karena itu skala ini sebenarnya kurang halus dalam mempresentasikan respon, tetapi adakalanya peneliti membutuhkan jawaban yang tegas Simamora, 2005 Universitas Sumatera Utara Penilaian skala gambaran gaya resolusi konflik pada pasangan perkawinan campuran Tionghoa-Indonesia dapat dilihat dalam tabel di bawah ini : Tabel 1. Cara Penilaian Gambaran Gaya Resolusi Konflik pada Pasangan Perkawinan Campuran Tionghoa – Indonesia Bentuk Pertanyaan Skor 1 Favorable Tidak Ya Unfavorable Ya Tidak Penyusunan skala gaya resolusi konflik dalam penelitian ini didasarkan lima gaya resolusi konflikyang dikemukakan oleh Killman dan Thomas dalam Olson DeFrain, 2006 dengan Blueprint pada Tabel dibawah ini : Tabel 2. Blue PrintDistribusi aitem Skala Gambaran Gaya Resolusi Konflik pada Pasangan Perkawinan Campuran Tionghoa-Indonesia No Komponen Aitem Jumlah Bobot Favorable Unfavorable 1. competitive style 1, 17, 22, 30, 39 4, 10, 19, 37 9 19,15 2. collaborative style 3, 9, 15, 20, 36, 41 7, 23, 32, 43 10 21,28 3. compromise style 2, 16, 25, 31, 47 11, 26, 38, 45 9 19,15 4. accommodating style 5, 18, 29, 35, 42 13, 27, 33, 46 9 19,15 5. avoidance style 8, 14, 21, 28, 34, 44 6, 12, 24, 40 10 21,28 Jumlah 27 20 47 100 Universitas Sumatera Utara Skala dalam penelitian ini akan diproses dengan diuji coba untuk mengetahui kualitas aitem-aitem sebelum digunakan pada penelitian yang sesungguhnya. Aitem-aitem yang kualitasnya kurang baik akan dibuang dan aitem-aitem yang berkualitas baik akan digunakan sebagai alat ukur penelitian yang sesungguhnya. Aitem-aitem yang berkualitas akan ditunjukkan oleh koefisiensi korelasi yang tinggi, yaitu korelasi antara masing-masing aitem dengan aitem total. Selain aitem-aitem tersebut, di dalam alat ukur juga tertera identitas yang harus diisi oleh subjek penelitian. Identitas tersebut terbagi atas identitas pasangan. Identitasnya terdiri dari nama atau inisial, jenis kelamin, usia, etnis atau suku dan lamanya perkawinan. Setelah uji coba selesai, maka selanjutnya peneliti melakukan penomoran kembali terhadap aitem-aitem skala untuk dijadikan sebagai alat pengumpulan data penelitian yang sebenarnya.

E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur