Perumusan Masalah Hipotesa Manfaat Penelitian a. MPV bisa berguna dalam monitoring progresifitas DM tipe2. Dapat membantu klinisi dalam menilai kontrol gula darah dari Kerangka konseptual

3 glikemik. 14 Hiperglikemia kronis akan menimbulkan kontribusi pada disfungsi sel dan hilangnya kapasitas pengeluaran insulin oleh karena efek glukotoksisitas dan kemungkinan dari keletihan sel dan meningkatnya kebutuhan insulin. 15 Siklus ini akan menyebabkan defisiensi insulin yang sangat besar dan beberapa pasien akhirnya membutuhkan insulin untuk mempertahankan nilai A1C yang diharapkan. Penelitian prospektif pada pasien DM di United Kingdom yang dilakukan secara acak dan diikuti selama 9 tahun, hanya 9 pasien dengan diet memiliki nilai A1C 7,0. Pada penelitian yang sama 53 pasien yang mendapatkan terapi dengan sulfonilurea memerlukan insulin setelah 6 tahun. 16 Insulin adalah hipoglikemik agen yang paling efektif untuk pengelolaan terapi dan yang direkomendasikan oleh American Diabetes Association ADA, ditambah dengan pemberian metrformin. Insulin juga diberikan untuk melindungi kerusakan fungsi sel pankreas. 17,18 Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan MPV pada pasien DM tipe2 terkontrol dengan yang tidak terkontrol yang mendapat terapi insulin dan OHO, dan untuk mengetahui dengan pasti hubungan MPV dengan peningkatan HbA1C. MPV termasuk dalam pemeriksaan darah rutin yang murah dan tidak membutuhkan waktu yang lama serta pemeriksaan ini tersedia diseluruh daerah. Di Indonesia belum pernah dilaporkan perbandingan MPV pada pasien DM tipe2 yang terkontrol dan tidak terkontrol dengan terapi insulin dan obat hipoglikemik oral sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini.

1.2. Perumusan Masalah

a. Apakah dijumpai perbedaan antara MPV pada pasien DM tipe 2 yang terkontrol dan yang tidak terkontrol dengan menggunakan insulin dan obat hipoglikemik oral. b. Apakah terdapat hubungan antara peningkatan HbA1C dengan peningkatan MPV. Universitas Sumatera Utara 4

1.3. Hipotesa

a. Dijumpai MPV yang lebih besar pada pasien DM tipe2 yang terkontrol dibandingkan DM tipe2 yang tidak terkontrol. b. Semakin tinggi nilai HbA1C semakin besar ukuran MPV. 1.4. Tujuan Penelitian 1.4.1. Tujuan umum Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara MPV pada pasien DM tipe2 yang terkontrol dan tidak terkontrol.

1.4.2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui hubungan antara MPV dengan kadar HbA1C dan

kadar gula darah. b .Untuk mengetahui faktor-faktor lain yang mempengaruhi MPV pada pasien DM tipe2.

1.5. Manfaat Penelitian a.

Dapat digunakan untuk memprediksi kejadian penyakit akut vaskular pada penderita DM tipe2.

b. MPV bisa berguna dalam monitoring progresifitas DM tipe2.

c. Dapat membantu klinisi dalam menilai kontrol gula darah dari

pemeriksaan MPV yang didapat dari pemeriksaan darah rutin. d. Meringankan biaya pemeriksaan dalam monitoring pengobatan baik bagi pasien maupun asuransi kesehatan. Universitas Sumatera Utara 5

1.6. Kerangka konseptual

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Diabetes Mellitus Tipe2 MPV ↑ DM tipe 2 Terkontrol DM tipe 2 Tidak terkontrol Insulin Insulin OHO OHO - Platelet turnover platelet immatur dan besar - Kompleks prothrombinase - Metabolisme Asam Arachidonat - Ekspresi P-selectin dan CD40L - Prostaglandin I2 ↓dan SintesaTromboksan - Protein glikasi fluiditas membrane trombosit - Hiperlipoproteinemia - β-thromboglobulin dan PF4 - Activation PKC - Anion superoxide - Antioksidan glutatio, Prostasiklin dan NO sintetase - Gangguan Hemostasis Ca2+ Universitas Sumatera Utara 6

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 DIABETES MELLITUS

Menurut American Diabetes Association ADA tahun 2010, Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. 1

2.2 Klasifikasi DM

1 1. Tipe 1 : Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut. Autoimun Idiopatik 2. Tipe 2 : Bervariasi,mulai yang dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang dominan defek sekresi insulin disertai resisten insulin. 3. Tipe lain: Defek genetik fungsi sel beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat atau zat kimia, infeksi, sebab imunologi yang jarang, sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM 4. Diabetes mellitus gestasional

2.3 Diagnosis

Keluhan klasik DM: 1 Keluhan klasik berupa : poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Keluhan lain dapat berupa : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita. Universitas Sumatera Utara